Anda di halaman 1dari 3

ARGUMENTASI :

Apakah Walikota Batam menjadi


Ex-Officio Kepala BP Batam melanggar Undang Undang ?

Argumentasi I
Berdasarkan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah pada Pasal 76 Ayat (1) huruf h, dinyatakan sebagai berikut :

(1) Kepala daerah dan wakil kepala daerah dilarang:


h. merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya sebagaimana
ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;

Pertanyaannya :
Apakah Kepala BP Batam merupakan Pejabat Negara sebagaimana yang
dimaksud dalam UU No 23 Tahun 2014 Pasal 76 Ayat (1) huruf h tersebut?

Jawaban :
Pengertian Pejabat Negara
Pejabat Negara adalah Pimpinan dan anggota lembaga tertinggi / tinggi
negara sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-undang Dasar 1945 dan
Pejabat Negara yang ditentukan oleh Undang-undang.

Merujuk pada Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara Pasal 122, yang termasuk Pejabat Negara adalah :
1. Presiden dan Wakil Presiden;
2. Ketua, wakil ketua, dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat;
4. Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah;
5. Ketua, wakil ketua, ketua muda dan hakim agung pada Mahkamah
Agung serta ketua, wakil ketua, dan hakim pada semua badan
peradilan kecuali hakim ad hoc;
6. Ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah Konstitusi;
7. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
8. Ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial;
9. Ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi;
10. Menteri dan jabatan setingkat menteri;
11. Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;
12. Gubernur dan wakil gubernur;
13. Bupati/Walikota dan wakil bupati/Wakil Walikota; dan
14. Pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang.
Catatan :
a. Pejabat Setingkat Menteri pada Kabinet Kerja terdiri dari Jaksa
Agung, Panglima TNI, Kepala Kepolisian RI, Sekretaris Kabinet, Kepala
BIN, Kepala BKPM, Kepala Bekraf, Kepala Staf Kepresidenan.
b. Pihak lain di luar tersebut dalam angka 1 s/d 14 dapat disebut sebagai
Pejabat Negara, HANYA apabila ditetapkan dengan UNDANG
UNDANG (bukan dengan PP, Perpres, atau peraturan perundangan
lainnya).

Kesimpulan :
1. Kepala BP Batam BUKAN merupakan Pejabat Negara sebagaimana
dimaksud dalam UU No 23 Tahun 2014 Pasal 76 Ayat (1) huruf h.
2. Walikota menjadi Ex Officio Kepala BP Batam BERMAKNA Walikota
Batam TIDAK merangkap jabatan sebagai Pejabat Negara Lainnya,
sebagaimana dimaksud dalam UU No 23 Tahun 2014 Pasal 76 Ayat (1)
huruf h.

Argumentasi II
Walikota Batam dapat menjabat sebagai Ex-Officio Kepala BP Batam, hal itu
sama sebagaimana yang berlaku dengan :
1. Menko Perekonomian yang menjabat Ketua Dewan Kawasan
Batam (Keppres No. 8 Tahun 2016).
2. Gubernur Kepri yang menjabat sebagai Ketua Dewan Kawasan
periode 2013-2016 (Keppres No. 18 Tahun 2013) dan menjabat
Anggota DK Batam periode 2016 sd sekarang (Keppres No. 8 Tahun
2016).
3. Walikota Batam yg menjabat Wakil Ketua Dewan Kawasan Batam
periode 2013-2016 (Keppres No. 18 Tahun 2013) dan menjabat
Anggota Dewan Kawasan Batam periode 2016 sd sekarang (Keppres
No. 8 Tahun 2016).

Kesimpulan :
Menko Perekonomian maupun Gubernur Kepri Menjabat sebagai Ketua Dewan
Kawasan Batam (yang merupakan atasan Kepala BP Batam) saja
diperbolehkan dan tidak melanggar ketentuan, hal itu berlaku sama
dengan Walikota Batam menjabat Kepala BP Batam maka DAPAT dilakukan
dan TIDAK melanggar Undang Undang.

Argumentasi III
Kepala BP Batam dipilih, dilantik maupun diberhentikan oleh Ketua Dewan
Kawasan Batam (Menko Bid. Perekonomian) berdasarkan Surat Keputusan
Ketua Dewan Kawasan Batam.
Dalam pemilihan dan penetapan menjadi Kepala BP Batam TIDAK ADA
ketentuan yang mengatur mengenai larangan Walikota Batam menjadi
Kepala BP Batam.
Proses pemberhentian dan pengangkatan Kepala BP Batam cukup diatur
dengan Surat Keputusan Menko Perekonomian selaku Ketua Dewan
Kawasan Batam, sebagaimana yang terjadi pada saat pergantian Kepala
BP Batam beserta Anggota sebelumnya, yaitu :
- Dari Mustofa Wijaya kepada Hatanto Reksodipoetro dengan Surat
Keputusan Menko Perekonomian selaku Ketua Dewan Kawasan
Batam No. 43 Tahun 2016.
- Dari Hatanto Reksodipoetro kepada Lukita Dinarsyah Tuwo dengan
Surat Keputusan Menko Perekonomian selaku Ketua Dewan
Kawasan Batam No. 146 Tahun 2017.

Argumentasi IV
Berdasarkan UU Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kota Batam
Pasal 21 Ayat 1 :
(1) Dengan terbentuknya Kota Batam sebagai Daerah Otonom, Pemerintah
Kota Batam dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
daerahnya mengikutsertakan Badan Otorita Batam.

Pertanyaannya :
Apakah apabila Walikota menjabat sebagai Ex Officio Kepala BP Batam, hal
itu melanggar ketentuan UU No. 53 Tahun 1999 tersebut?

Jawaban :
1. Para pihak yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 21 Ayat 1 ini adalah
institusi yaitu Pemerintah Kota Batam dan Badan Otorita Batam, bukan
personal Walikota Batam dan Kepala Otorita Batam;
2. Sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang
KPBPB Batam maka Entitas Badan Otorita Batam hapus/bubar.

Kesimpulan :
Apabila Walikota menjadi Ex Officio Kepala BP Batam maka TIDAK ADA hal
yang dilanggar dalam ketentuan Pasal 21 Ayat 1 Undang Undang Nomor 53
Tahun 1999 tentang Pembentukan Kota Batam.

====================000==================

Anda mungkin juga menyukai