Anda di halaman 1dari 10

[VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018] ISSN : 2460-9684

PERBANDINGAN KEJADIAN PENDARAHAN SALURAN CERNA ANTARA


PENGGUNAAN ANTIPLATELET TUNGGAL DAN GANDA PADA PASIEN
STROKE ISKEMIK AKUT
Diterima: 09-03-2018 ◦ Disetujui: 18-10-2018
http://dx.doi.org/10.21460/bikdw.v3i2.105

Ni Putu Gita Yanti1, Rizaldy Taslim Pinzon2


1FakultasFarmasi Universitas Sanata Dharma
2Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana

Korespondensi: gitaynt@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Terapi antiplatelet merupakan terapi yang efektif untuk


kejadian stroke iskemik akut, tetapi antiplatelet mempunyai efek samping
perdarahan saluran cerna yang dapat meningkatkan angka kematian.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perbedaan pengunaan
antiplatelet tunggal dan ganda pada pasien stroke iskemik akut terhadap kejadian
pendarahan saluran cerna di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta selama periode
2015-2017.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
rancangan nested case control dan menggunakan data retrospektif. Data dianalisis
dengan analisis deskriptif, analisis bivariat, dan analisis multivariat. Analisis
bivariat menggunakan uji Chi-square apabila data yang diperoleh memenuhi
syarat atau uji Fisher apabila data yang diperoleh tidak memenuhi syarat serta
analisis multivariat jika nilai p<0,05.
Hasil: Pasien dengan pendarahan saluran cerna yang diresepkan
antiplatelet ganda sebanyak 44 orang (27%) dan tunggal sebanyak 35 orang
(22,2%). Hasil perbandingan kejadian pendarahan saluran cerna antara
antiplatelet tunggal dan antiplatelet ganda tidak berbeda bermakna yaitu dengan
nilai p>0,05.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian menunjukkan tidak terdapat
perbedaan dalam penggunaan antiplatelet tunggal dan ganda terhadap kejadian
pendarahan saluran cerna pada pasien stroke iskemik akut di Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta.

Kata Kunci: stroke iskemik akut, antiplatelet, pendarahan saluran cerna

89 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

THE COMPARISON OF GASTROINTESTINAL BLEEDING EVENT


BETWEEN SINGLE AND DUAL ANTIPLATELET ACUTE ISCHEMIC
STROKE PATIENT
Received: 09-03-2018 ◦ Accepted: 18-10-2018
http://dx.doi.org/10.21460/bikdw.v3i2.105

Ni Putu Gita Yanti1, Rizaldy Taslim Pinzon2


1Pharmacy
Faculty, Sanata Dharma University
2Medical Faculty, Duta Wacana Christian University

Corespondence: gitaynt@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Antiplatelet therapy is an effective therapy for the occurrence


of acute ischemic stroke, but antiplatelet has a side effect of gastrointestinal bleeding
that can increase mortality.
Aims: This study was intended to measure differences between single and
dual antiplatelet drug in acute ischemic stroke patients for gastrointestinal bleeding
at Bethesda Hospital Yogyakarta during 2015 - 2017 period.
Methods: This was an observational analytic study using nested case control
and retrospective data. Data analysis were descriptive, bivariate analysis, and
multivariat analysis. Bivariate analysis use Chi-square test if the data obtained
qualified or Fisher's exact test if the data obtained are not eligible, with multivariate
analysis if the p value <0,05.
Results: Among 158 patients with first acute ischemic stroke, 79 patients with
gastrointestinal bleeding event and 79 patients is not gastrointestinal bleeding.
Patients with gastrointestinal bleeding prescribed dual antiplatelet is 44 people
(27%) and prescribed single antiplatelet is 35 (22.2%). The result of comparison of
gastrointestinal bleeding incidence between single and dual antiplatelet was not
significantly different that the p value> 0.05.
Conclusion: The result showed no difference in the use of single and dual
antiplatelet with gastrointestinal bleeding event in acute ischemic stroke patient at
Bethesda Hospital Yogyakarta.

Keywords: acute ischemic stroke, antiplatelet, gastrointestinal bleeding

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 90


[VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018] ISSN : 2460-9684

Angka kejadian stroke di


PENDAHULUAN
Rumah Sakit Bethesda dari tahun
Stroke merupakan defisit atau 2011-2015 terus mengalami pe-
gangguan fungsi sistem saraf yang ningkatan. Stroke iskemik
terjadi mendadak dan disebabkan merupakan serangan yang paling
oleh gangguan peredaran darah otak. sering dijumpai dibandingkan stroke
Stroke terjadi akibat gangguan hemoragik di RS Bethesda dengan
pembuluh darah di otak. Gangguan proporsi stroke iskemik sebesar 76%.
peredaran darah di otak dapat Stroke dibagi menjadi 2 katagori yaitu
berupa tersumbatnya pembuluh stroke iskemik dan stroke
darah di otak atau pecahnya pendarahaan. Sekitar 85% dari
pembuluh darah diotak. Otak yang semua kejadian stroke adalah stroke
seharusnya mendapat pasokan iskemik, tingginya kejadian stroke
oksigen dan zat makanan menjadi iskemik maka menyebabkan
terganggu. Kekurangan pasokan tingginya juga kejadian stroke
oksigen ke otak akan memunculkan iskemik akut. Salah satu terapi yang
kematian sel saraf.1 digunakan untuk merestorasi aliran
Stroke merupakan salah satu darah otak dengan menghilangkan
penyebab kecacatan nomor satu di sumbatan pada aliran darah
dunia dan penyebab kamatian nomor menggunakan terapi antiplatelet.1,5
tiga di USA setelah kardiovaskuler Terapi antiplatelet efektif
dan kanker. Sekitar duapertiga stroke untuk mengurangi kejadian stroke,
terjadi di negara-negara berkembang namun antiplatelet mempunyai efek
dengan insiden stroke akan samping pendarahan saluran cerna
meningkat seiring bertambahnya dan dapat meningkatkan angka
usia. Di Amerika Serikat terdapat kematian. Pada penelitian dengan
sekitar 795.000 orang yang melibatkan 6.853 pasien stroke
mengalami stroke per tahun, dimana iskemik sebanyak 1,5% menderita
sekitar 610.000 kejadian adalah pendarahan saluran cerna selama
serangan stroke yang pertama kali, masa perawatan. Mortalitas
dan sekitar 6,4 juta penduduk penderita pendarahan saluran cerna
Amerika adalah penderita stroke.2,3 secara bermakna lebih tinggi
Stroke merupakan penyebab dibandingkan dengan penderita yang
kematian utama di Indonesia. tidak mengalami pendarahan saluran
Jumlah penderita stroke di Indonesia cerna.6
pada tahun 2013 berdasarkan Penelitian yang melibatkan
diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) 2500 pasien yang berusia 63 tahun
diperkirakan sebanyak 1.236.825 dan 63% pasien merupakan laki-laki.
juta jiwa (7,0%), sedangkan Penelitian ini menggunakan metode
berdasarkan diagnosis Nakes gejala randomized clinical trial (RCT).
yang diperkirakan sebanyak Mortalitas meningkat pada pasien
2.137.941 juta jiwa (12,1%). yang mendapatkan antiplatelet ganda
Yogyakarta merupakan salah satu yaitu sebesar 77 kematian pada
dari empat provinsi yang prevalensi penggunaan aspirin saja 113
penderita strokenya tinggi dan yang kematian (hazard ratio, 1.52; 95% CI,
menempati urutan pertama ada di 1.14 to 2.04; p = 0.004). Penelitian
Sulawesi Utara (10,8 per mil), menggunakan metode potong lintang
Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka menggunakan data stroke registry
Belitung (9,7 per mil), dan DKI bulan Januari 2011 sampai
Jakarta (9,7 per mil) (Kemenkes RI, Desember 2013 dan studi kasus
2013).4 kontrol yang menggunakan data
pasien rawat inap di RS Bethesda.

91 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

Penelitian ini melibatkan 1.267 terdiagnosis stroke iskemik akut


pasien stroke iskemik selama 3 serangan pertama yang mengalami
tahun, didapatkan sebesar 4,1% pendarahan saluran cerna (untuk
pasien stroke iskemik mengalami kasus) atau tidak mengalami
pendarahan saluran cerna. pendarahan saluran cerna (untuk
Penggunaan terapi antiplatelet secara kontrol). Pasien yang berusia ≥ 18
bersamaan dengan terapi tahun yang menjalani pengobatan
antikoagulan merupakan faktor rawat inap di Rumah Sakit Bethesda
risiko yang dapat mempengaruhi Yogyakarta selama periode 2014
pendarahan saluran cerna.7,8 hingga 2017 yang memenuhi kriteria
UK Transient Ischemic Attack inklusi yang telah ditetapkan. Subjek
study melaporkan bahwa 3,1% pasien memenuhi kriteria inklusi
yang mendapatkan terapi antiplatelet mendapatkan terapi antiplatelet yaitu
mengalami pendarahan saluran aspirin tunggal atau clopidogrel
cerna. Sebuah penelitian dengan tunggal atau kombinasi aspirin plus
metode randomized, double-blind, clopidogrel. Pasien yang ada pada
placebo controlled melibatkan 5.170 rekam medis terdapat pendarahan
pasien dengan hasil yang saluran cerna. Kriteria ekslusinya
menunjukan penggunaan antiplatelet yaitu pasien dengan data rekam
ganda atau kombinasi aspirin dan medis tidak lengkap.
clopidogrel meningkatkan kejadian Pengambilan data dilakukan
pendarahan dibandingkan dengan dari bulan Oktober sampai November
kelompok yang menggunakan 2017. Teknik pengambilan sampel
aspirin. Hasil yang berbeda-beda secara consecutive sampling yaitu
inilah yang melatarbelakangi pemilihan sampel berdasarkan
penelitian dengan tujuan untuk kriteria yang telah ditentukan.
mengukur perbedaan pengunaan Perhitungan besar sampel minimal
antiplatelet tunggal dan ganda pada software Openepi Sample Size
pasien stroke iskemik akut Calculators dan didapatkan 79
terhadapat kejadian pendarahan sampel minimal untuk setiap
saluran cerna.9 kelompok. Subjek penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi 158
METODE
kelompok yang mengalami
Desain penelitian yang pendarahan saluran cerna 79 orang
digunakan adalah observasional dan kelompok yang tidak mengalami
analitik dengan rancangan Nested pendarahan saluran cerna 79 orang.
Case Control secara retrospektif. Pengambilan data dilakukan
Variabel dalam penelitian ini terbagi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
menjadi tiga yaitu variabel dengan menggunakan sistem
tergantung, bebas, dan pengacau. komputerisasi dan melihat rekam
Variabel bebas yaitu obat antiplatelet medis. Responden yang diambil
aspirin, clopidogrel dan aspirin plus adalah responden yang masuk dalam
clopidogrel. Variabel tergantung yaitu kriteria inklusi yang telah
kejadian pendarahan saluran cerna. ditentukan. Data yang didapat ditulis
Variabel pengacau terkendali yaitu dalam instrumen penelitian dan
komorbiditas, konsumsi obat lain kemudian dilakukan pengolahan
yang dapat meningkatkan serta analisis data menggunakan
pendarahan saluran cerna. Variabel Softwere SPSS (Statistical Package for
pengacau tak terkendali yaitu gaya Social Science) versi 22. Data
hidup. dianalisis dengan analisis univariat,
Subjek penelitiannya adalah bivariat serta multivariat. Analisis
pasien laki-laki atau perempuan yang bivariat menggunakan uji Chi-square

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 92


[VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018] ISSN : 2460-9684

apabila data yang diperoleh dan obat lain yang mempengaruhi


memenuhi syarat atau uji Fisher pendarahan saluran cerna. Dari
apabila data yang diperoleh tidak 4.211 pasien stroke iskemik selama
memenuhi syarat. Syarat uji Chi- tahun 2014 sampai 2017 didapatkan
Square adalah bila tidak ada sel yang 79 orang yang mengalami
mempunyai nilai expected kurang pendarahan saluran cerna yaitu 1,8
dari lima dengan tabel 2x2 atau 2xK. %. Pada penelitian ini digunakan
Uji komparatif numerik tidak subjek sebanyak 158 pasien stroke
berpasangan menggunakan dua uji iskemik akut dengan jumlah masing-
yaitu uji t tidak berpasangan Uji t masing kelompok yang diresepkan
tidak berpasangan digunakan untuk antiplatelet tunggal sebanyak 72
membandingkan rata-rata usia pasien dan kelompok yang
terhadap pendarahan saluran cerna. diresepkan antiplatelet ganda
Analisis bivariat yang mempunyai sebanyak 86 pasien. Pendarahan
nilai p<0,05 dilakukan analisis saluran cerna yang digunakan yaitu
multivariat dengan regresi logistik. pendarahan saluran cerna yang
terjadi selama masa perawatan di
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumah Sakit. Dosis aspirin yang
Karakteristik subjek penelitian digunakan yaitu 80-100mg dan dosis
dikelompokkan berdasarkan usia, clopidogrel yang digunakan 75mg.
jenis kelamin, obat antiplatelet, Dari kelompok kasus dan kontrol
penurunan kesadaran, faktor resiko, mayoritas mengalami hipertensi.

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian pada kelompok kasus (n=79) dan kontrol
(n=79) di RS Bethesda Yogyakarta
Kasus (n=79) Kontrol (n=79)
Karakteristik
n % n %
Usia >70 tahun 21 13,3 25 15,8
61-70 tahun 29 18,4 26 16,5
51-60 tahun 19 12,0 23 14,6
40-50 tahun 8 5,1 5 3,2
<40 tahun 2 1,3 0 0,0
Jenis Kelamin Laki-laki 49 31,0 39 24,7
Perempuan 30 19,0 40 25,3
Obat Antiplatelet Tunggal 35 22,2 37 23,4
Ganda 44 27,8 42 26,6
Penurunan Ya 65 41,1 18 11,4
Kesadaran Tidak 14 8,9 61 38,6
Komorbid Hipertensi Ya 44 27,8 56 35,4
Tidak 35 22,2 23 14,6
Komorbid DM Ya 17 10,8 20 12,7
Tidak 62 39,2 59 37,3
Komorbid Dislipidemia Ya 21 13,3 30 19,0
Tidak 58 36,7 49 31,0
Penggunaan Ya 12 7,6 8 5,1
bersama NSAID Tidak 67 42,4 71 44,9
Penggunaan bersama Ya Tidak 4 2,5 4 2,5
Kortikosteroid 75 47,5 75 47,5
Penggunaan Ya Tidak 22 13,9 10 6,3
bersama Antikoagulan 57 36,1 69 43,7

93 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

Data pada Tabel 1. Pada pasien stroke iskemik


menunjukan karakteristik subjek akut dengan pendarahan saluran
penelitian pasien stroke iskemik baik cerna terjadi penurunan kesadaran
sebagai kasus maupun kontrol di RS sebanyak 65 orang (41,1%) yang
Bethesda Yogyakarta. tahun. Usia dilihat dari nilai GCS (Glasgow Coma
terbanyak mengalami stroke iskemik Scale) < 15. Penelitian analisis
akut dengan pendarahan saluran bivariat menggunakan 147 pasien
cerna yaitu pada usia 61-70 tahun. stroke iskemik dengan pendarahan
Pendarahan saluran cerna sebagai saluran cerna menyakatakan bahwa
faktor prognosis pada pasien stroke terdapat perbedaan yang signifikan
iskmik periode 2011-2015 adalah antara tingkat kesadaran dengan
pasien stroke iskemik yang luaran klinis pasien pasien stroke
mengalami pendarahan terbanyak iskemik akut yang diukur
pada usia >70 tahun. Penelitian lain menggunakan skor.10
juga menunjukkan hasil yang sama Karakteristik pasien stroke
yaitu distribusi pasien stroke iskemik iskemik akut dengan pendarahan
dengan pendarahan saluran cerna saluran cerna berdasarkan
terbanyak pada usia 61-70 tahun komorbiditas yang paling tinggi
sebanyak 21 orang (35,0%).8,10 adalah hipertensi sebanyak 44 orang
Hasil karakteristik subyek (27,8%). Hipertensi merupakan faktor
penelitian berdasarkan jenis kelamin resiko terbanyak pada pasien stroke
menunjukkan bahwa pasien stroke iskemik akut yang mengalami
iskemik dengan pendarahan saluran pendarahan saluran cerna sebanyak
cerna paling banyak terjadi pada laki- 68 pasien sebesar 78 pasien
laki dibandingkan perempuan yaitu (76,4%).8,12
sebesar 49 orang (31 %). Risk score to Karakteristik pasien stroke
predict gastrointestinal bleeding after iskemik akut dengan pendarahan
acute ischemic stroke, pasien dengan saluran cerna berdasarkan
jenis kelamin laki-laki lebih dominan penggunaan obat lain yang dapat
mengalami pendarahan saluran mempengaruhi pendarahan saluran
cerna yaitu sebesar 62%. Pasien cerna paling tinggi adalah pada
stroke iskemik akut dengan penggunaan bersama antikoagulan
pendarahan saluran cerna yang sebanyak 22 orang (13, 9%).
diresepkan obat antiplatelet ganda Pemberian antiplatelet bersama
sebanyak 44 orang (27,8%) dan antikoagulan meningkatkan kejadian
antiplatelet tunggal sebanyak 35 pendarahan saluran cerna sebesar 2-
orang (22,2%). Pasien stroke yang 3%.13
menerima terapi antiplatelet ganda
yaitu sebanyak 2584 orang (8,2%).9,11

Tabel 2. Faktor Risiko yang mempengaruhi pendarahan saluran cerna di RS


Bethesda Yogyakarta
Kasus Kontrol
Karakteristik OR IK 95% p
n % n %
Jenis Kelamin
 Ya 49 31,0 39 24,7 1,675 0,889-
0,109
 Tidak 30 19,0 40 25,3 3,156
Obat Antiplatelet
 Tunggal 35 22,2 37 23,4 0,903 0,483-
0,749
 Ganda 44 27,8 42 26,6 1,689

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 94


[VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018] ISSN : 2460-9684

Kasus Kontrol
Karakteristik OR IK 95% p
n % n %
Penurunan Kesadaran
 Ya 65 41,1 18 11,4 15,73 7,206-
<0,001
 Tidak 14 8,9 61 38,6 4 34,356
Komorbid Hipertensi
 Ya 44 27,8 56 35,4 0,516 0,267-
0,048
 Tidak 35 22,2 23 14,6 0,997
Komorbid DM
 Ya 17 10,8 20 12,7 0,809 0,387-
0,573
 Tidak 62 39,2 59 37,3 1,692
Komorbid Dislipidemia
 Ya 21 13,3 30 19,0 0,591 0,301-
0,126
 Tidak 58 36,7 49 31,0 1,161
Penggunaan bersama NSAID
 Ya 12 7,6 8 5,1 1,590 0,612-
0,339
 Tidak 67 42,4 71 44,9 4,130
Penggunaan bersama Kortikosteroid
 Ya 4 2,5 4 2,5 1,000 0,241-
1,000*
 Tidak 75 47,5 75 47,5 4,147
Penggunaan bersama Antikoagulan
 Ya 22 13,9 10 6,3 2,663 1,166-
0,018
 Tidak 57 36,1 69 43,7 6,081
*Uji Fisher

Pengaruh dari usia, jenis OR=0,903 (IK 95% 0,483-1,689).


kelamin, obat antiplatelet, Penelitian dengan melibatkan 5.170
penurunan kesadaran, komorbiditas pasien melaporkan bahwa 3,1%
serta penggunaan bersama obat lain pasien yang mendapatkan terapi
yang mempengaruhi pendarahan antiplatelet mengalami pendarahan
saluran cerna dapat dilihat di tabel 2. saluran cerna pendarahan pada
Pendarahan saluran cerna ini terjadi pasien yang menggunakan kombinasi
karena permeabilitas gastrointestinal aspirin dan clopidogrel sebanyak 7
meningkat serta disfungsi barrier (0,3%) pasien dan pada kelompok
gastrointestinal yang memicu yang menggunakan aspirin sebanyak
terjadinya stress ulcer disebabkan 8 (0,3%) orang. Kesimpulan dari
oleh Corticotrophin Releasing penelitian ini adalah penggunaan
Hormone (CRH) pada hipotalamus antiplatelet ganda atau kombinasi
yang meningkat ketika terjadinya aspirin dan clopidogrel tidak
infark serebral.14 meningkatkan kejadian pendarahan
Hasil analisis bivariat bahwa dibandingakan dengan kelompok
jenis kelamin, usia, dan obat yang menggunakan aspirin tunggal.9
antiplatelet (tunggal dan ganda) Pada penelitian ini menunjuk-
mempunyai nilai p>0,05 yang berarti kan bahwa pemakaian antiplatelet
tidak memiliki hubungan yang ganda tidak meningkat-kan kejadian
bermakna antara kedua variabel. perdarahan saluran cerna dibanding
Penelitian ini menunjukkan bahwa antiplatelet tunggal pada pasien
penggunaan antiplatelet ganda stroke iskemik akut di RS Bethesda
(kombinasi asirpin plus clopidogrel) Yogyakarta. Penyebabnya ke-
dibandingkan dengan antiplatelet mungkinan karena peneliti hanya
tunggal (aspirin) memiliki nilai menggunakan subyek dari data

95 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

rekam medis pasien rawat inap yang tidak ada pengaruh dari obat NSAID
mengalami pendarahan saluran dan kortikosteroid. NSAID
cerna. Hal ini juga kemungkinan mempunyai hubungan signifikan
disebabkan oleh penggunaan terhadap pendarahan saluran cerna.
antiplatelet jangka pendek (selama NSAID menghambat COX-1 dan
rawat inap saja), seharusnya efek COX-2 dimana dapat menginduksi
samping pendarahan saluran cerna terjadinya ulcer. Penghambatan
pada penggunaan antiplatelet timbul COX-1 dimana COX-1 berfungsi
akibat dari penggunaan jangka sebagai produksi prostagladi.
panjang. Untuk bisa melihat Prostagladin berfungsi sebagai
penggunaan antiplatelet mem- pertahanan mukosa lambung,
pengaruhi pendarahan saluran cerna sehingga menyebabkan terjadinya
seharusnya penggunaan antiplatelet tukak lambung yang memicu
dipantau pada pasien saat keluar terjadinya pendarahan saluran
dari RS atau pada penggunaan di cerna. Pada penelitian ini NSAID
rumah. Penggunaan aspirin jangka tidak mempunyai pengaruh terhadap
panjang secara signifikan pendarahan saluran cerna
mempengaruhi pendarahan saluran kemungkinan karena penggunaan
cerna bagian atas dengan nilai NSAID jangka pendek. Penggunaan
p=0,004.15 NSAID jangka panjang menyebabkan
Hasil penelitian pengaruh iritasi lokal mukasa lambung menjadi
penurunan kesadaran terhadap lebih lama dan hebat. Mekanisme
pendarahan saluran cerna memiliki kortikosteroid mempengaruhi pen-
hubungan yang bermakna dengan darahan saluran cerna karena
nilai p<0,001. Tidak terdapat kortikosteroid menginduksi ulcer dan
hubungan yang signifikan antara pendarahan saluran cerna dimana
GCS score dengan pendarahan salura ulcer terbentuk akibat penghambatan
cerna, nilai p<0,105 OR= 1,45 (IK sintesis prostaglagin pada
95% 0,73-27,3).16 phospholipase A.17,18,19
Hasil analisis pengaruh Hasil analisis bivariat pada
komorbiditas terhadap pendarahan penggunaan bersama Antikoagulan
saluran cerna menghasilkan nilai memiliki hubungan yang bermakna
p>0,05 untuk dislipidemia, diabetes terhadap kejadian pendarahan
mellitus, yang menunjukkan tidak saluran cerna dengan nilai p<0,018.
ada hubungan sedangkan Penggunaan antiplatelet bersama
komorbiditas yang memiliki hubung- antikoagulan meningkatkan kejadian
an dengan pendarahan saluran cerna pendarahan saluran cerna yang
yaitu hipertensi dengan nilai p= 0,048 dapat memperburuk luaran klinis
OR = 0,516 (IK 95% 0,267-0,997). pasien. Obat antikoagulan juga
Faktor resiko hipertensi tidak memiliki efek samping pendarahan
memiliki hubungan yang bermakna saluran cerna. Mekanisme obat
dengan pendarahan saluran cerna, antiplatelet plus antikoagulan
nilai p= 0,600.12 menyebabkan peningkatan pen-
Hasil analisis pengaruh obat darahan yaitu obat antiplatelet yang
lain yang digunakan terhadap membuat ulcer dan erosi pada
pendarahan saluran cerna saluran cerna dan obat antikoagulan
menghasilkan nilai p>0,05 untuk yang memicu pendarahan dari lesi
penggunaan NSAID dan yang ada.13,20
kortikosteroid hal ini menunjukan

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 96


[VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018] ISSN : 2460-9684

Tabel 3. Hasil analisis multivariat regresi logistik


Karakteristik OR IK 95% Nilai p
Penurunan Kesadaran 20,742 8,305-51,806 <0,001
Komorbid Hipertensi 0,418 0,171-1,025 0,057
Penggunaan Bersama Antikoagulan 1,981 0,639-6,145 0,236

Hasil data analisis bivariat hubungan yang signifikan dengan


yang nilai p<0,005 dilakukan analisis pendarahan saluran cerna yang
multivariat. Hasil analisis multivariat dianalisis menggunakan analisis
menunjukan bahwa penurunan multivariat dengan nilai p=0,236.
kesadaran meningkatkan resiko Penggunaan antiplatelet dengan
pendarahan saluran cerna dengan antikoagulan tidak memiliki hubung-
nilai p<0,001 OR= 20,742 (IK 95% an yang signifikan dengan nilai
0,171-1,025). Hasil ini sama dengan p=0,886.10,12 Keterbatasan dalam
penelitian Ruijun et al. (2014) yang penelitian ini adalah peneliti hanya
menggunakan data dari China melihat kejadian pendarahan saluran
National Stroke Registry menyatakan cerna selama rawat inap saja. Pada
bahwa penurunan kesadaran (yang penggunaan antiplatelet jangka
dilihat dari penurunan GCS sebanyak panjang yang dapat menyebabkan
1 poin) mempengaruhi pendarahan pendarahan saluran cerna, seharus-
saluran cerna pada pasien stroke nya dilakukan pemantauan setelah
iskemik akut dengan nilai p=0,01 pasien keluar dari rumah sakit atau
OR=1,06 (IK 95% 1,01-1,11). saat sudah dirumah untuk melihat
Penurunan kesadaran meningkatkan kejadian pendarahan dengan durasi
resiko pendarahan saluran cerna penggunaan antiplatelet yang lebih
karena hampir semua pasien lama.
pendarahan saluran cerna
KESIMPULAN
mengalami anoreksia dan penurunan
status gizi sehingga akan Tidak ada perbedaan dalam
mempengaruhi kadar protein di penggunaan antiplatelet tunggal dan
dalam darah yang menyebabkan ganda terhadap kejadian pendarahan
tubuh kekurangan asam amino saluran cerna pada pasien stroke
esensial untuk mensintesis berbagai iskemik akut di Rumah Sakit
macam zat dan hormone.21 Bethesda Yogyakarta.
Hasil analsis multivariat (tabel DAFTAR PUSTAKA
3) menunjukan bahwa hipertensi
tidak memiliki hubungan yang 1. Pinzon, R.T., Adnyana, K.S.G.,
signifikan dengan pendarahan Sanyasi, R.D.L.R., Profil
saluran cerna dengan nilai p<0,057 Epidemiologi Stroke: Gambaran
OR=0,418 (IK 95% 0,171-1,025). Tentang Pola Demografi, Faktor
Penelitian yang menggunakan 6,529 Resiko, Gejala Klinik, dan Luaran
pasien stroke iskemik yang Klinis Pasien Stroke. 2016.
mengalami hipertensi dengan 2. Sutrisno, A., Stroke? you must
pendarahan saluran cerna berdasar- know before you get it. 2007.
kan analisis multivariat dinyatakan 3. Goldstein, L.B. et al.,x. Guidelines
bahwa tidak memiliki hubungan yang for primary prevention of stroke: a
signifikan antara hipertensi dengan guideline for healthcare
pendarahan saluran cerna. Pada professionals from the American
penelitian ini juga menunjukan Heart Association. Stroke. 42,
bahwa penggunaan obat bersama 517. 2011.
antikoagulan tidak memiliki 4. Riskesdas. Riset Kesehatan
Dasar: Badan Penelitian dan

97 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana


ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 03 – NOMOR 02 – Oktober 2018]

Pengembangan Kesehatan Gastrointestinal Bleeding in


Kementrian Kesehatan RI. 2013. Patients Receiving Antiplatelet
5. Gofir, A. Manajemen Stroke and Anticoagulant Therapy:
Evidence Based Medicine. 2009. Practical Guidance for Restarting
6. Ng, Y.S., Stein, J., Ning, M.M., Therapy and Avoiding
Schaeffer, R.M. Comparison of Recurrences. Hellenic J Cardiol,
Clinical Characteristics And 55, 499-509. 2014.
Functional Outcomes of Ischemic 14. Liu, Y. Qi, Z., Guo, S., Wang, Z.,
Stroke in Different Vascular Yu, X., Ma, S. Role of
Territories. Stroke, 38:2309- Corticotrophin Releasing
2314. 2007. Hormone in Cerebral Infarction-
7. The SPS3 Investigators. Effects of Related Gastrointestinal Barrier
klopidogrel added to aspirin in Dysfunction. World J Emerg Med,
patient with recent lacunar 2(1), 59–65. 2011.
stroke. New England Journal of 15. Huang, S.E., Strate, L.L., Wendy,
Medicine, 367, 817- 825. 2012. W. Long Term Use of Aspirin and
8. Susanti, M.E., Pinzon, R., the Risk of Gastrointestinal
Sugiyanto. Evaluasi Penggunaan Bleeding. Am J Med, 124(5), 426–
Obat Antiplatelet Terhadap 433. 2011.
Kejadian Pendarahan Saluran 16. Hamidon, BB., and Raymond, AA.
Cerna Beserta Faktor Resikonya The risk factors of
Pada Pasien Stroke. Fakultas gastrointestinal bleeding in acute
Farmasi Universitas Gadjah ischemic stroke. Med J Malaysia,
Mada. 2014. 61(3), 288-291. 2006.
9. Wang, Y., Wang, Y., Zhao, X., Liu, 17. Waranugraha., Y., Suryana, B.P.,
L., Wang, D., Wang, C., et al.. Pratomo, B. Hubungan Pola
Clopidogrel with Aspirin in Acute Penggunaan OAINS dengan
Minor Stroke or Transient Gejala Klinis Gastropati pada
Ischemic Attack. New England Pasien Reumatik. Jurnal
Journal of Medicine, 369, 11–19. Kedokteran Brawijaya, 26(2),
2013. 107-111. 2010.
10. Debora, R.S., Pinzon, R.T., 18. Dowling, P. Corticosteroid
Pramuditas, E.A. Pendarahan & Nonsteroidal Anti-
Saluran Cerna Sebagai Faktor inflammatory Drug Interaction.
Prognosis pada Pasien Stroke NAVC Clinician’s Brief, 89. 2011.
Iskemik Akut. Fakultas 19. Wallace, J.L., and Linda, V.
Kedokteran Universitas Kristen NSAID-induced gastrointestinal
Duta Wacana. 2016. damage and the design of GI-
11. Ruijun, Ji., Shen, H., Pan, Y., et sparing NSAIDs. Current Opinion
al. Risk Score to Predict in Investigational Drugs, 9(11),
Gastrointestinal Bleeding After 1151-1156. 2008.
Acute Ischemic Stroke. BMC 20. Barada, K., et al. Gastrointestinal
Gastroenterology, 14, 130. 2014. Bleeding in the Setting of
12. Ogata, T., Kamouchi, M., Anticoagulation and Antiplatelet
Mutshuo, R., et al. Therapy. J clin Gastroenterol,
Gastrointestinal Bleeding in 43(1), 5. 2009.
Acute Ischemic Stroke: Recent 21. Faridah, V.N., dan Farida.
Trends from the Fukuoka Stroke Penatalaksanaan pendarahan
Registry. Cerebrovascular saluran cerna bagian atas dengan
Disease, 4, 156–164. 2014. nutrisi enteral dini terhadap
13. Pipilish, A., Makrygiannis, S., kadar albumin. Jurnal Gizi Klinik
Chrisanthopoulou, E., et al. Indonesia, 13(4), 188-195). 2017.

Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 98

Anda mungkin juga menyukai