Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

GLAUKOMA

DI SUSUN OLEH

NAMA : YUDITH HALAMURUY

TINGKAT : 2A

NIM : P071203200040

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


1.Definisi Glaukoma
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti
hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita
glaukoma. Glaukomaadalah sekelompok gangguan gangguan
yangbmelibatkan beberapa perubahan ataugejala patologis
yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO)
dengansegalah akibatnya. (Indriana dan N Istiqomah; 2004).
Glaukoma adaah suatu penyakit yang ditandai dengan
adanya peningkatantekanan intraokuler, penggaungan, dan
degenerasi saraf oftik serta defak lapang pandang yang khas.
(Tamsuri A; 2010)Glaukoma merupakan kelainan mata yang
mempunyai gejala peningkatantekanan intra okuler (TIO),
dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan
pupil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik,
penyempitanlapang pandang dan penurunan tajam
pengelihatan. (Martinelli; 1991 dan SunaryoJoko Waluyo;
2009)
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di
dalam bola matameningkat,sehingga terjadi kerusakan pada
saraf optikus dan menyebabkan penurunanfungsi penglihatan
(Dwindra M; 2009)

B.Etiologi
1..Penyebab adanya peningkatan tekanan intraokuli adalah
perubahan anatomisebagai bentuk gangguan mata atau
sistemik lainnya, trauma mata, dan predisposisifaktor genetik.
Glaukoma sering muncul sebagai manifestasi penyakit atau
proses patologik dari sistem tubuh lainnya. Adapun faktor
resiko timbulnya glaukoma Jika terjadi peningkatan tekanan
intraokuli lebih dari 23 mmHg, diperlukan evaluasi lebih
lanjut.Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan
menyebabkan terhambatannyaaliran darah menuju serabut
saraf optik dan ke retina.
Apabila terjadi peningkatan tekanan intraokular,akan timbul
penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor :
a.Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan
deganerasi berkas serabutsaraf pada papil saraf optik
b. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik
menekan papil saraf optik yangmerupakan tempat dengan
daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil
saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga
terjadi penggaungan pada papil saraf optik
c. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari
kelainan ini masih belum jelas
d. Kelainan lapang pandang pada glaukoma

C. Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya
produksi humoraqueus oleh badan siliari dan mengalirkannya
keluar. Besarnya aliran keluar humoraquelus melalui sudut
bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal
Schlemmdan keadaan tekanan episklera. Tekanan intraokular
dianggap normal bila kurang dari20 mmHg pada pemeriksaan
dengan tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan
tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg, diperlukan evaluasi
lebih lanjut.Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi
akan menyebabkan terhambatannyaaliran darah menuju
serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia ini akan
menimbulkankerusakan fungsi secara bertahap. Apabila
terjadi peningkatan tekanan intraokula, akan timbul
penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor :
a.Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan
deganerasi berkas serabutsaraf pada papil saraf optik.opti
b.Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik
menekan papil saraf optik yangmerupakan tempat dengan
daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil
saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga
terjadi penggaungan pada papil saraf optik
c.Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari
kelainan ini Masi sedikit kurang jelas

D. Manifestasi klinis
1.Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi,
telinga).
2.Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu.
3.Mual, muntah, berkeringat.
4.Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar.
5.Visus menurun.
6.Edema kornea.
7.bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada
glaukoma sudut terbuka).
8.Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya
E. Pemeriksaan penunjang
1.Pemeriksaan tajam pengelihatan.
a.Tonometri
Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata.
Dikenalempat cara tonometri, untuk mengetahui tekanan intra
ocular yaitu :
– Palpasi atau digital dengan jari telunjuk
– Indentasi dengan tonometer schiotz
– Aplanasi dengan tonometer aplanasi goldmann
– Nonkontak pneumotonometri
Tonomerti Palpasi atau Digital Cara ini adalah yang paling
mudah, tetapi juga yang paling tidakcermat, sebab cara
mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpatdigunakan
dalam keadaan terpaksa dan tidak ada alat lain. Caranya
adalahdengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata
sambil pendertia disuruhmelihat kebawah. Mata tidak boleh
ditutup, sebab menutup matamengakibatkan tarsus kelopak
mata yang keras pindah ke depan bola mata,hingga apa yang
kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan
perasaan keras. Dilakukan dengan palpasi : dimana satu jari
menahan, jarilainnya menekan secara bergantian. Tinggi
rendahnya tekanan dicatat sebagai berikut :
N : normal
N + 1 : agak tinggi
N + 2 : untuk tekanan yang lebih tinggi
N_ 1 : lebih rendah dari normal
N_ 2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya
b.Gonioskopi
Arteri osklerosis, pemakaian kartikosteroid jangka panjang,
miopia tinggi dan progresif dan lain-lain dan berdasarkan
anatomis dibagi menjadi 2 yaitu :
a.Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut terbuka merupakan sebagian besar dari
glaukoma (90-95%), yang meliputi kedua mata. Timbulnya
kejadian dan kelainan berkembang disebut sudut terbuka
karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan
trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahandegeneratif
jaringan trabekular, saluran schleem, dan saluran yg
berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala
awal biasanyatidak ada, kelainan diagnose dengan
peningkatan TIO dan sudut ruanganterior normal.
Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyerimata
yang timbul.
b.Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit), disebut sudut
tertutup karenaruang anterior secara otomatis menyempit
sehingga iris terdorong kedepan, menempel ke jaringan
trabekuler dan menghambat humor aqueosmengalir ke saluran
schlemm. Pargerakan iris ke depan dapat karena peningkatan
tekanan vitreus, penambahan cairan diruang posterior
ataulensa yang mengeras karena usia tua. Gejalah yang timbul
dari penutupanyang tiba-tiba dan meningkatnya TIO, dapat
nyeri mata yang berat, penglihatan kabur. Penempelan iris
memyebabkan dilatasi pupil, tidaksegera ditangni akan terjadi
kebutaan dan nyeri yang hebat.
2.Glaukoma sekunder Glaukoma sekunder adalah glaukoma
yang terjadi akibat penyakit mata lainyang menyebabkan
penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di
dalammata. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu
aktivitas struktur yangterlibat dalam sirkulasi dan atau
reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadiakibat:
-Perubahan lensa, dislokasi lensa , terlepasnya kapsul lensa
pada katarak
-Perubahan uvea, uveitis, neovaskularisasi iris, melanoma dari
jaringan uvea
-Trauma, robeknya kornea/limbus diserai prolaps iris
3.Glaukoma kongenitalGlaukoma Kongenital ditemukan pada
saat kelahiran atau segera setelahkelahiran, biasanya
disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di
dalammata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan
bola mata meningkat terusdan menyebabkan pembesaran mata
bayi, bagian depan mata berair, berkabut

F.klasifikasi glaukoma
1.Glaukoma primer
Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada galukoma
akut yaitutimbul pada mata yang memiliki bakat bawaan
berupa sudut bilik depan yang sempit pada kedua mata. Pada
glukoma kronik yaitu karena keturunan dalam keluarga,
DM,Arteri osklerosis, pemakaian kartikosteroid jangka
panjang, miopia tinggi dan Progresif
a.Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut terbuka merupakan sebagian besar dari
glaukoma (90-95%), yang meliputi kedua mata. Timbulnya
kejadian dan kelainan berkembang disebut sudut terbuka
karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan
trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahandegeneratif
jaringan trabekular, saluran schleem, dan saluran yg
berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala
awal biasanyatidak ada, kelainan diagnose dengan
peningkatan TIO dan sudut ruanganterior normal.
Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyerimata
yang timbul.
b.Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit), disebut sudut
tertutup karenaruang anterior secara otomatis menyempit
sehingga iris terdorong kedepan, menempel ke jaringan
trabekuler dan menghambat humor aqueosmengalir ke saluran
schlemm. Pargerakan iris ke depan dapat karena peningkatan
tekanan vitreus, penambahan cairan diruang posterior
ataulensa yang mengeras karena usia tua. Gejalah yang timbul
dari penutupanyang tiba-tiba dan meningkatnya TIO, dapat
nyeri mata yang berat, penglihatan kabur. Penempelan iris
memyebabkan dilatasi pupil, tidak segera ditangni akan terjadi
kebutaan dan nyeri yang hebat
2.Glaukoma sekunderGlaukoma sekunder adalah glaukoma
yang terjadi akibat penyakit mata lainyang menyebabkan
penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di
dalammata. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu
aktivitas struktur yangterlibat dalam sirkulasi dan atau
reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadiakibat:
_Perubahan lensa, dislokasi lensa , terlepasnya kapsul lensa
pada katarak
_Perubahan uvea, uveitis, neovaskularisasi iris, melanoma
dari jaringan uvea
3.Glaukoma kongenitalGlaukoma Kongenital ditemukan pada
saat kelahiran atau segera setelahkelahiran, biasanya
disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di
dalammata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan
bola mata meningkat terusdan menyebabkan pembesaran mata
bayi

2.Asuhan Keperawatan glaukoma


1.Pengkajian
a.Identitas klien
1.Nama pasien
2.Umur
3.Suku/bangsa
4.Agama
5.Pedidikan
6.Pekerjaan
7.Alamat
8.Jenis Kelamin
Identitas Penanggung Jawab
1.Nama
2.Umur
3.Suku/Bangsa
4.Agama
5.Pedidikan
Pekerjaan
7.Alamat
9.Jenis Kelamin
8.Hubungan Keluarga
b.Riwayat Kesehatan
– Keluhan utama: Pasien biasanya mengeluh berkurangnya
lapang pandang dan mata menjadi kabur
– Keluhan saat pengkajian : Pasien mengatakan matanya
kabur dan sering menabrak, Gangguan saat membaca
– Riwayat kesehatan dahulu: kaji adanya masalah mata
sebelumnya atau pada saat itu, riwayat penggunaan
antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya dapat
menyebabkan Angle Closume Glaucoma),riwayat trauma
(terutama yang mengenai mata), penyakit lain yang
sedangdiderita (DM, Arterioscierosis, Miopia tinggi).
– Riwayat kesehatan keluarga: kaji apakah ada keluarga
yang mengalami penyakit tersebut.
c.Pemeriksaan fisik
_pemeriksaan kepala
Nyeri kepala yang hebat
_pemeriksaan mata
– Mata merah edema kornea, Mata kabur
— Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan
oftalmoskop untukmengetahui adanya cupping dan atrofi
diskus optikus. Diskus optikusmenjadi lebih luas dan lebih
dalam. Pada glaucoma akut primer, kameraanterior dangkal,
akues humor keruh dan pembuluh darah menjalar keluardari
iris.
– Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut
lapang pandang cepat menurun secara signifikan dan keadaan
kronik akan menurun secara bertahap.
– Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui
adanya inflamasimata, sklera kemerahan, kornea keruh,
dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya.
Sedangkan dengan palpasi untuk memeriksamata yang
mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras dibanding
matayang lain.
– Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan
kronik atau openangle didapat nilai 22-32 mmHg, sedangkan
keadaan akut atau angle Closure ≥ 30 mmHg. Uji dengan
menggunakan gonioskOpi akan didapat sudut normal pada
glaukoma kronik. Pada stadium lanjut, jika telah timbul
goniosinekia (perlengketan pinggir iris pada kornea/trabekula)
maka sudutdapat tertutup. Pada glaukoma akut ketika TIO
meningkat, sudut COAakan tertutup, sedang pada waktu TIO
normal sudutnya sempit. (Indriana N dan Istiqomah; 2004)
Pemeriksaan kesehatan
– Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat akan menurun, klien akan gelisah/sulit
tidur karena nyeri sakit hebat menjalar sampai ke kepala
_pola aktivitas mengalami gangguan karena fungsi
penglihatan menurun
2.Diagnosa keperawatan.

N DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN
1. Gangguan Setelah Minimalisasi
persepsi sensori dilakukan rangsangan
intervensi Observasi
1x24 jam -periksa status
maka persepsi mental, status
DS : sensori sensori, dan
-mendengar suara membaik tingkat
bisikan atau dengan kenyamanan ( mis.
melihat bayangan kriteria hasil : Nyeri, kelelahan )
-verbaliasi
-merasakan melihat Teraupetik
sesuatu melalui bayaangan -diskusikan tingkat
indra perabaan, menurun toleransi terhadap
penciuman, atau -distorsi beban sensori
pengecapan sensori ( mis. Bising ,
menurun terlalu terang )
DO : -batasi stimulus
-distorsi sensori lingkungan
-respon tidak -jadwalkan
sesuai aktivitas harian
-melihat, dan waktu istirahat
mendengar , -kombinasikan
mengecap, prosedur/tindakan
meraba, atau dalam satu waktu,
mencium sesuatu sesuai kebutuhan
Edukasi
-ajarkan cara
meminilisasi
stimulus
( mengatur
pencahayaan
ruangan,
mengburangi
kebisingan ,
membatasi
kunjungan]
Kolaborasi
-kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tinfdakan
-kolaborasi
pemberian obat
yang
mempengaruhi
persepsi stimulus

N DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN
2 Nyeri akut Seetelah Manajemen
DS : dilakukan akut
-Mengeluh nyeri tindakan selama observasi
DO : 1x24 jam maka -Identifikasi
-tampak meringis tingkat nyeri skala nyeri
-bersifat protektif menurun dengan -identifikasi
Waspada posisi kriteria hasil : respons verbal
menghilangi nyeri -kemmampuan dan non verbal
-gelisah menuntaskan -identifikasi
-sulit tidur aktivitas faktor yang
meningkat memperberat
-keluhan nyeri dan
menurn memperingan
-meringis nyeri
menurun
-sikap protektif Teraupetik
menurun -berikan Teknik
-gelisah non
menurun farmokologis
-kesulitan tidur untuk
menurun mengurangi rasa
-pupil dilatasi nyeri
menurun -kontrol
-fokus membaik lingkungan yang
-perilaku memperberat
membaik rasa nyeri
-fasilitas
istirahat dan
tidur
Eduksi
-jelaskan
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri
-jelaskan strategi
meredahkan
nyeri
-anjurkan
monitor secara
mandiri
-ajarkan
menggunakan
non
farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
-kolaborasi
pemberian
analgetic, jika
perlu

3.Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah di
diirencanakan dalam rencana keperawatan ,tindakan
mencakup tindakan mandiri dan tindakaan kolaborasi

4.Evaluasi
Evaluasi perkembangan Kesehatan pasien dapat dilihat
dari hasilnya , tuujuannya untuk mengatasi sejauh mana
tujuan keperawatan dapat di capai
REFERENSI
Ackley,B,J., ladwig, G. B., & Makic . M. B.F ( 2017). Nursing Diagnosis
Hanbok An Evidence – Based guide to planning care 11 th Ed St. louis :
Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai