Anda di halaman 1dari 8

Bab 6

1. Pengertian Hadits

➢ Secara Terminologi
Segalau capan Nabi SAW., segala keadaan serta perilaku beliau.
➢ Menurut Muhadditsin
Segala apa yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw.,baik itu hadis marfu’ (yang
disandarkan kepada Nabi), hadis mauquf (yang disandarkan pada sahabat),ataupun hadis maqthu’ (
yang disandarkan pada tabi’in)
➢ Menurut Ushuliyyin
Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw.,selain Al-Qur’an al-karim, baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun takrir Nabi saw. Yang bersangkut-paut dengan hokum syara’.

2. Pengertian Sunnah

➢ Menurut Bahasa
Derivasi dari kata sanna-yasunnu-sunnatan. Kata itu berarti cara,jalan yang ditempuh,
tradisi(adat kebiasaan), atau ketepatan apakah hal itu baik atau tidak, terpuji atau tercela.
➢ Menurut ahli hadis
Segala yang bersumber dari nabi Muhammad saw.,baik berupa perkataan, taqrir, tabiat, budi
pekerti, maupun perjalanan hidupnya baik sebelum beliau diangkat menjadi Rasul saw maupun
sesudahnya.
➢ Menurut Ahli Usul Fikih
Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad saw. Selain Al-Qur’an baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang pantas untuk di jadikan dalil bagi penetapan hokum
syara’ (hokum agama).

3. Pengertian Khabar

➢ Menurut Bahasa
Warta/berita yang disampaikan dari seseorang kepada seseorang.
➢ Menurut Istilah Ahli Hadis
Segala sesuatu yang disandarkan atau berasal dari Nabi saw, atau dari yag selain nabi saw
(sahabat atau tabi’in).
Catatan: periwayat suatu berita disebut khabry atau akhbary

4. Pengertian Atsar

➢ Menurut Bahasa
Bekas atau sisa dari sesuatu, dapat pula diartikan nukilan atau yang di nukilkan.
➢ MenurutMayoritasUlama
Atsar sama dengan hadis (oleh karena itu, Ahli hadis disebut juga Atsary).
➢ Menurut Fuqaha’
Perkataan sahabat, tabi’in, &ulama salaf.
5. Persamaan Hadis, Sunnah, Khabar, Asar

Dari keempat istilah, yaitu hadits, sunnah, khabar dan atsar, menurut jumhur(mayoritas)
ulama hadits dapat dipergunakan untuk maksud yang sama, yaitu bahwa hadits disebut juga
dengan sunnah, khabar dan atsar. Begitu pula halnya sunnah, dapat disebut dengan hadits, khabar
dan atsar. Maka hadits mutawatir dapat juga disebut dengan sunnah mutawatir atau khabar
mutawatir. Begitu juga hadits shahih dapat disebut dengan sunnah shahih, khabar shahih dan astar
shahih. Dari keempat tema tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tema tersebut sangat berguna
sebagai ilmu tambahan bagi masyarakat Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
menentukan kulitas dan kuwantitas Hadits, sunnah, Khabar dan Atsar.

6. Perbedaan Hadis, Sunnah, Khabar, Asar

➢ Hadits → sesuatu yang disandarkan pada perkataan Rosulullah SAW ( jika hadit hanya berdasarkan
perkataan , tap ijika sunnah semuanya ).
➢ Sunnah → segala sesuatu yang bersumber dari Rosulullah SAW baik perkataan ,perbuatan dan
apapun yang didiamkan rosul (apa yang
dilakukanolehsahabatdidepanrosuldanrosuldiamtdkmenegurperbuatansahabatitubenarapasalah).
➢ khabar → sesuatu yang datangnya dari selain nabi (yang dating dari sahabat dan tabi’in).
➢ atsar → segala sesuatu yg diriwayatkan oleh para sahabat berdasarkan perkataan Rasullullah SAW.

7. Perbedaan Antara Al-Qur’an danHadis

A. Dari Segi Bahasa dan Maknanya


• Qur’an :Kalam yang diturunkan dengan Bahasa dan maknanya langsun dari Allah swt.
• Hadits Qudsi :Hadis yang maknanya dari Allah, sedangkan bahasanya dariNabi.
• Hadits Nabawi :Hadis yang Bahasa maupun maknanya dari Nabi.

B. Dari Segi Periwayatan


• Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja sebab dapat mengurangi
kemukjizatannya
• Hadis boleh diriwayatkan maknanya saja. Yang terpenting dalam hadis adalah penyampaian
maksudnya.

C. Dari Segi Kemukjizatan


• Al-Qur’an baik lafal maupun maknanya merupakan mukjizat
• Hadis bukan merupakan mukjizat.

D. Dari Segi Nilai Membacanya


• Al-Qur’an diperintah untuk dibaca, baik pada waktu shalat (wajib membaca surat Al-fatihah)
maupun diluar shalat sebagai ibadah, baik orang yang membaca nya itu mengerti maksudnya
maupun tidak.
• Hadis dilarang dibaca ketika Shalat dan membacanya tidak bernilai ibadah
Bab 7

1. Sanad
➢ Segi Bahasa
Yang menjadi sandaran, tempat bersandar, yang dapat dipegang atau dipercaya
➢ Dalam istilah ilmu hadis
Rangkaian urutan orang orang yang menjadi sandaran atau jala yang menghubungkan satu
hadis atau sunnah sampai pada Nabi saw
➢ Menurut ahli hadis
Jalan yang menyampaikan kepada matan hadis
➢ Dalam Istilah lain
Mata rantai para periwayat hadis yang menghubungkan sampai ke matan hadis

Isnad → menerangkan rangkaian ururtan sanad atau hadis

Musnid → Orang yang menerangkan sanad suatu hadis

Musnad → Hadis yang diterangkan dengan menebutkan sanadnya


sehingga sampai pada Nabi saw

2. Matan
➢ Segi Bahasa
Punggung jalan, tanah gersang atau tandus, membelah, mengeluarkan, mengikat.
➢ Istilah Ilmu hadis
Perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi saw. Yang disebut sesudah habis
disebutkan sanadnya
3. Rawi
➢ Orang yang memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang lain atau membukukannya ke
dalam suatu kitab hadis

Rawi pertama adalah para sahabat

Rawi terakhir adalah orang yang membukukannya

4. Syarat Rawi
➢ Adil
Istiqamatuddin – melaksanakan kewajiban kewajiban dan menjauhi perbuatan perbuatan
haram yang mengakibatka pelakunya fasik
Al Muru’ah – Melaksanakan adab dan akhlak terpuji dan meninggalkan perbuatan yang
menyebaban orang lain mencelanya
➢ Muslim
➢ Balig
➢ Berakal
➢ Tidak pernah melakukan dosa besar
➢ Tidak sering melakukan dosa kecil
➢ Dabit
1. Dabit dalam arti kuat hafalan serta daya ingatnya dan bukan pelupa yang serin disebut
dengan istilah dlabit al-shadri
2. Dabit dalam arti memelihara kitab hadis dari gurunya sebaik baiknya, sehingga tidak
mungkin ada perunahan yang disebut dabit-alkitabah
5. Rijalul Hadis
➢ Para rawi disebut rialul hadis
➢ Ilmu rijalul hadis
”Ilmu yang membahas para rawi hadis, baik dari kalangan Sahabat maupun Tabi’in dan
orang orang sesudah mereka”

Al-muktsiruna fil hadis (bendaharawan hadis)


a. Abu Hurairah, meriwayatkan 5.374 hadis.
b. Abdullah bin Umar, meriwayatkan 2.630 hadis.
c. Anas bin Malik, meriwayatkan 2.286 hadis.
d. Aisyah Ummul Mukminin, meriwayatkan 2.210 hadis.
e. Abdullah bin Abbas, meriwayatkan 1.660 hadis.
f. Jabir bin Abdullah, meriwayatkan hadis 1.540 hadis.
g. Abu Sa’id Al-Khudri, meriwayatkan 1.170 hadis

Istilah dalam periwayatan hadis

- Akhrajahusy syaikhani =Hadis yang diriwayatkan 2 orang perawi


- Akhrajahuts tsalatsah = Hadis yang diriwayatkan 3 orang perawi
- Ahrajahul arba’ah (ashab as-sunan) = Hadis yang diriwayatkan 4 orang
perawi
- Akhrajahul khomsah = Ashab As-sunan + Ahmad
- Akhrajahul sittah = Bukhari Muslim + Ashab As-sunan
- Akhrajahul sab’ah = Akhrajahul sittah + Ahmad
- Akhrajahul Jamaah = Hadis yang diriwayatkan oleh leboh dari 7 orang
Bab 8
1. Sunnah Qauliyah
➢ Bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Yang
berisi berbagai tuntunan dan petunjuk syarak, peristiwa peristiwa atau kisah kisah, baik
yang berkenaan dengan aspek akidah, syariah maupun akhlak
➢ Sunnah qauliyah menempati urutan pertama yang berarti kualitasnya lebih tinggi dari
kualitas sunnah fi’liyah maupun taqririyah
2. Sunnah Fi’liyah
➢ Segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi saw.
➢ Sunnah fi’liyah menempati urutan kedua setelah sunnah qauliyah dalam segi kualitas
3. Sunnah Taqririyah
➢ Sunnah yang berupa ketetapan Nabi saw. Terhadap apa yang dating atau dilakukan
para sahabtnya
➢ Dengan kata lain yaitu berupa penetapan Nabi saw. Terhadap perbuatan para sahabat
ang diketahui Nabi saw tidak menegurnya atau melarangnya bahkan Nabi saw
cenderung mendiamkannya
4. Sunnah Hammiyah
➢ Suatu yang dikehendaki Nabi saw tetapi belum dkerjakan
Bab 9

Pembagian hadis bias melali segi kuantitas dan kualitas


1. Dari segi kuantitas
a. Hadis mutawatir
➢ Secara Etimologi
Datang berturut turut dan tidak ada jarak
➢ Secara Terminologi
Hadis yang merupakan tanggapan panca indra ang diriwayatkan oleh sejumlah besar
rawi, yang menurut kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk
berdusta
➢ Terjadi perbedaan pendapat berapa batas minimal jumlah rawinya. Menurut Abu
Gayyib sekurang kurangnya 4 orang tiap tingkatannya. Imam Syafii mengemukakan
paling sedikit 5 orang dan ada pula yang berpendapat 20 bahkan 40.
➢ Dibagi menjadi 2
- Mutawatir lafdzi
Hadis mutawatir yang dirawayatkan oleh rawi yang banyak dan mencapai syarat
syarat mutawatir dengan redaksi dan makna hadis yang sama antara riwayat satu
dan riwayat yang lain
- Mutawatir ma’na
Hadis yang mempunyai tingkat derajat mutawatir namun susunan redaksinya
berbeda antara yang diriwayatkan satu rawi dengan rawi yang lain
b. Hadis Ahad
➢ Hadis yang diriwayatkan oleh satu, dua, tiga orang atau lebih namun tidak mencapai
derajat mutawatir
➢ Dibagi menjadi 3 macam
- Hadis Masyhur
Hadis yang rawinya mencapai tiga orang atau lebih namun belum mencapai derajat
mutawatir
- Hadis Aziz
Hadis yang rawinya mencapai 2 orang pada satu tingakatan
- Hadis Garib
Hadis yang hanya satu perawi pada satu tingkatan. Bisa saat hadis disampaikan
oleh Nabi hanya diterima oleh satu orang saja (Hadis Garib Mutlak) bisa saat
banyak rawi hadis hanya satu rawi saja yang mengambil dari para rawi tersebut
(Hadis Garib Nisbi)
2. Dari segi kualitas
a. Hadis Shahih
➢ “Hadis musnad yang bersambung sanadnya, dan diambil oleh seseorang yang adil dan
dabit dari orang yang adil dan dabit, hingga akhir sanadnya, tanpa ada kejanggalan
dan cacat”
➢ Syarat hadis Shahih

- Hadisnya Musnad
- Sanadnya bersambung
- Seluruh rawinya adil dan dlabit
- Tidak bertentangan dengan hadis lain
- Tidak cacat
➢ Dibagi 2
- Sahih li Zatthi
Hadis yang memenuhi syarat Hadis Sahih
- Sahih li Gairihi
Hadis yang Shahih karena dikuatkan oleh sanad atau keterangan lain
➢ Hukum memakai hadis Shahih adalah wajib
b. Hadis Hasan
➢ “Hadis yang dinukil oleh seseorang yang adil tetapi tidak begitu kuat ingatannya.
Bersambung sanadnya, dan tidak dapat cacat serta kejanggalan pada matannya
➢ Hukum menggunakan Hadis Hasan seperti halny Hadis Shahih
c. Hadis Da’if
➢ “Hadis yang tidak memenuhi syarat diterimanya suatu hadis dikarenakan hlangnya
salah satu syarat dari beberapa syarat yang ada

Anda mungkin juga menyukai