Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pertanyaan
Berapakah nilai PDB Negara Hipotetik jika dihitung dengan tiga pendekatan yang
berbeda dan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam menggunakan tiap
pendekatan tersebut ?
Jawab:
Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan suatu negara.
a. Pendekatan Produksi (Production Approach)
Dengan menjumlahkan nilai produksi tiap-tiap sektor ekonomi atau dengan
menjumlahkan secara keseluruhan nilai tambah (value added) dari semua kegiatan
ekonomi yang dihasilkan perusahaan.
Y = NTB1 + NTB2 + NTB3 + …. + NTBn
Y=r+w+i+p
Karena negara hipotetik merupakan negara kecil maka tidak bisa menggunakan
perhitungan pendekatan pengeluaran. Pendekatan ini dilakukan dengan cara
menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh para penerima pendapatan
seperti rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, rumah tangga negara, dan
masyarakat luar negeri.
Hubungan antara perubahan investasi dengan perubahan pendapatan nasional ekuilibir
ium yang diakibatkan oleh perunbahan investasi dapat diterangkan oleh konsep angka
pengganda. Perumusan daripada angka pengganda in+estasi adalah sebesar ∆l
yang akanmengakibatkan Pendapatan Nasional mengalami perubahan dari Y menjadi
Y +∆Y. Jadi perubahan PDB adaah koefisien Multilpier dikali dengan Rp40 T.
Sedangkan perubahan konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan, jadi jika pendapatan
meningkat maka konsumsi akan meningkat. Jika investasi meningkat
mengindikasikan komsumsi masyarakat yang menurun karena tingginya laju tabungan
yang berdampak terhadap investasi.
Melalui grafik dijelaskan bahwa tingkat harga yang lebih rendah menurunkan
permintaan uang. Untuk membeli sejumlah barang dengan kuantitas yang sama
daripada sebelumnya, pelaku ekonomi membutuhkan lebih sedikit uang. Di pasar
keuangan, penurunan permintaan uang akan mendong harga uang turun. Dan, dalam
ekonomi, harga dari sebuah uang adalah suku bunga. Jadi, tingkat harga yang lebih
rendah akan menurunkan suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah menurunkan
biaya investasi modal, mendorong bisnis untuk meningkatkan investasi mereka.Tidak
hanya itu. Suku bunga rendah juga mendorong rumah tangga untuk mengajukan
pinjaman baru. Untuk beberapa item seperti rumah dan mobil, rumah tangga membeli
tidak secara tunai melainkan dibiayai melalui pinjaman. Oleh karena itu, ketika suku
bunga rendah, rumah tangga juga akan cenderung meningkatkan belanja beberapa
barang. Efek sebaliknya juga berlaku ketika tingkat harga naik. Itu mendorong suku
bunga naik dan melemahkan investasi bisnis dan konsumsi rumah tangga.
Jawab:
Dalam teori Keynes yang menyatakan bahwa suku bunga akan bergerak untuk
menyeimbangkan jumlah uang beredar dan jumlah permintaan uang.
Dalam grafik diatas dijelaskan bahwa Jika suku bunga berada di atas keseimbangan
(seperti pada r1) jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat (M0) lebih sedikit
dan kelebihan uang ini menurunkan suku bunga. Sebaliknya, jika suku bunga berada
di bawah keseimbangan seperti pada r2, jumlah uang yang ingin dipegang oleh
masyarakat (M0) lebih besar sehingga kekurangan uang ini akan menaikkan suku
bunga.
Dapat dijelaskan bahwa jika BI mengubah jumlah uang yang beredar, misalnya
dengan mencetak lebih banyak uang, ekuilibrium supply dan demand terhadap uang
akan berubah Bertambahnya jumlah uang beredar menggeser kurva supply dari MS1
ke MS2, sehingga titik equilibrium ikut bergeser dari A ke B. Akibatnya, nilai uang
turun dari ½ ke ¼, dan tingkat harga equilibrium naik dari 2 ke 4. Dengan kata lain,
meningkatnya jumlah uang beredar mendorong terjadinya kenaikan harga yang
menyebabkan nilai uang menjadi turun. Hal inilah yang menjadi dasar hiperinflasi
yang telah dipaparkan di atas.
Namun, dalam jangka pendek jumlah uang beredar tidak berpengaruh signifikan
dengan pola hubungan yang positif. dapat dilihat bahwa jumlah uang beredar yang
selalu meningkat selama periode tertentu sementara laju inflasi bersifat fluktuatif.
Kecenderungan meningkatnya jumlah uang beredar ini lebih dikarenakan kebijakan
BI untuk menggairahkan sektor riil dalam menopang laju pembangunan dan tingginya
tingkat investasi dari investor luar negeri sehingga berdampak pada semakin
bertambahnya uang beredar itu sendiri. Sesuai dengan teori Keynes yang menyatakan
bahwa perputaran uang tidak konstan dan berubah-ubah. Apabila masyarakat lebih
banyak memegang uang (JUB meningkat), maka masyarakat cenderung untuk
meningkatkan transaksinya dan menuntut penawaran output yang lebih besar. Namun
karena keterbatasan output dalam jangka pendek, maka kenaikan permintaan hanya
akan memicu kenaikan harga. Dengan kata lain, penambahan JUB dalam
perekonomian dapat meningkatkan inflasi.