Anda di halaman 1dari 3

1.

Soekarno 6 Juni 1901 = Peran penting sosok Bung Karno bagi Indonesia sendiri berupa
sosok proklamator kemerdekaan Indonesia dan pencetus dasar negara, yaitu Pancasila.
Sosoknya sendiri dikenal sebagai orator andal yang mampu membangkit semangat para
pendengarnya.

2. Mohammad Hatta

Seperti sosok Bung Karno menjadi seorang proklamator, Mohammad Hatta telah menjadi
salah satu pahlawan daerah Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Mohammad Hatta sendiri memiliki jabatan penting semasa hidupnya, seperti perdana
menteri dalam kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS, hingga menjadi wakil presiden
Indoensia. Meskipun sebagai seorang politisi, Mohammad Hatta juga dijuluki sebagai
'Bapak Koperasi'.

Beliau lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902 dan meninggal di Jakarta pada 14 Maret
1980. Gelar pahlawan nasional untuk Mohammad Hatta ditetapkan oleh Susilo Bambang
Yudhoyono pada 7 November 2012, gelar tersebut turut diberikan kepada mendiang
Soekarno.

3. Soedirman

Di Indonesia punya sosok panglima tentara layaknya panglima tempur dalam film Dilan
1990. Sosok tersebut ialah Soedirman, pria kelahiran Bodas Karangjati, 24 Januari 1916.
Beliau diangkat sebagai panglima besar dan menjadi jenderal pertama dan termuda
Indonesia pada 18 Desember 1948.

Banyak kegiatan militer yang dilakukan olehnya hingga ia menjadi sosok yang dihormati
di Indonesia. Meskipun terkena penyakit tuberkulosis paru-paru, ia pantang menyerah
dan gigih dalam menjaga keamanan Indonesia. Karena penyakitnya tersebut, ia wafat
pada usia 34 tahun, pada tanggal 29 Januari 1950 di Magelang, Jawa Tengah .

4. Pangeran Diponegoro

Bendara Pangeran Harya Dipanegara atau lebih dikenal dengan Diponegoro lahir di
Ngayogyakarta Hadiningrat pada tanggal 11 November 1785. Putra sulung dari Sultan
Hamengkubuwana III ini dikenal karena menjadi pimpinan Perang Diponegoro dalam
kurun waktu tahun 1825-1830.

5.
Perang Diponegoro tercatat sebagai perang dengan korban paling banyak jumlahnya
selama sejarah Indonesia. Pengharagaan atas jasa Diponegoro melalui pemakaian
namanya sebagai nama salah satu universitas negeri di Semarang, yaitu Universitas
Diponegoro (Undip).

6. Imam Bonjol

Nama asli Tuanku Imam Bonjol adalah Muhammad Shahab, lahir di Bonjol, 1 Januari
1772. Ia merupakan seorang ulama dan pemimpin masyarakat setempat.

Imam Bonjol berjuang melawan penjajah dalam Perang Padri di Sumatera Barat.
Awalnya peperangan tersebut akibat pertentangan terkait masalah agama sebelum
berubah menjadi peperangan melawan para penjajah. Perjuangannya tersebut dilakukan
bersama pasukannya kaum padri dari tahun 1803-1838 dan pada tahun 1833 hingga 1838
perang kaum padri dan kaum adat berbalik melawan penjajah .

7. Kartini

Raden Adjeng Kartini alias Kartini merupakan sosok pahlawan nasional yang selalu
disematkan bagi para pejuang wanita Indonesia hingga kini. Sebagian hidupnya, Kartini
menjadi pelopor kebangkitan perempuan pribumi yang memperjuangkan kesetaraan hak
kaumnya. tanggal lahirnya yang jatuh pada 21 April akan ada peringatan Hari Kartini tiap
tahun.

8. Cut Nyak Dhien

Pahlawan nasional wanita yang lahir di Aceh tahun 1848 ini merupakan sosok wanita
tangguh yang berani memimpin pasukan terhadap Belanda saat Perang Aceh.

Penyebab Cut Nyak Dhien ikut berperang untuk menghentikan penjajahan Belanda
karena mendiang suaminya Ibrahim Lamnga yang tewas berjuang melawan Belanda.
Tekad dan semangat Cut Nyak Dhien memperkenalkannya kepada sosok Teuku Umar
yang pada akhirnya menjadi suami kedua darinya. Akhirnya mereka berjuang melawan
Belanda bersama hingga sang suami turut gugur.

9.

Ia akhirnya ditangkap dan diasingkan hingga meninggal di Sumedang, 6 November 1908


dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.
10. Dewi Sartika

Sosok wanita dengan pemikiran cemerlang lainnya ialah Dewi Sartika. Lahir dari keluarga priyayi
Sunda pada tanggal 4 Desember 1884, ia bersikukuh untuk membuka Sekolah Istri atau sekolah
perempuan pertama se-HIndia Belanda.

Semangat Dewi Sartika dibuktikan dengan para perempuan lulusan sekolahnya yang memiliki
kesamaan dalam kemampuan perempuan dengan laki-laki. Berkat jasanya dalam bidang
pendidikan, Dewi Sartika mendapatkan bintang jasa oleh Pemerintah Hindia Belanda. Dan, pada
1 Desember 1966, ia diakui sebagai Pahlawan Nasional. Sayangnya, Ia meninggal pada 11
September 1947 saat masa perang kemerdekaan.

11. Martha Christina Tiahahu

Pahlawan nasional wanita berikutnya ialah Martha yang lahir di Maluku, 4 Januari 1800. Ia
dikenal sebagai wanita gagah berani yang turut meangangkat senjata untuk melawan penjajah
Belanda.

Martha bersama dengan ayahnya membuat kubu pertahanan dalam pertempuran di Desa Ouw
Ullat Jasirah Tenggara, Pulau Saparua. Sayangnya, sang ayah Paulus Tiahahu divonis hukuman
mati gantung, sedangkan Martha diasingkan ke pulau jawa dan wafat pada 2 Januari 1818, saat
dirinya belum genap berusia 18 tahun.

12. Nyi Ageng Serang

Nyi Ageng Serang merupakan putri Pangeran Natapraja, salah satu panglima perang pasukan
Pangeran Mangkubumi. Nama asli beliau ialah Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih, lahir pada
tahun 1752, Serang Purwodadi, Jawa Tengah. Beliau ikut memimpin pasukan untuk menahan
serbuan pasukan Belanda terhadap daerah Serang.

Nyi Ageng Serang sempat bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro untuk melawan
Belanda. Dengan pasukan Nataprajan, ia bertempur di daerah Serang, Purwodadi, Kudus,
Demak, Juwana, Semarang, dan Rembang. Karena usahanya itu, ia diangkat menjadi penasihat
pasukan Diponegoro. Meski usianya sudah bertambah tua, ia tetap memimpin pasukannya
hingga ia wafat di Yogyakarta pada tahun 1838 karena jatuh sakit.

Anda mungkin juga menyukai