PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PROGRAM PELATIHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DOSEN PENGAMPU
Muhammad Adib, SKM,M.Kes
DISUSUN OLEH :
Ayu Septiani (201121008)
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah, rahmat
dan karunianya serta kelapangan berpikir dan waktu, sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah Pemberdayaan Masyarakat yang membahas tentang “Program
Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat”. Kami juga menyadari bahwa materi dan teknik yang
kami sampaikan dalam makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik.
Atas kritik dan sarannya kami mengucapkan terimakasih. Akhir kata pengantar kami
mengucapkan terima kasih karena telah berkenan membaca makalah ini. Semoga
memberikan manfaat kepada kita semua.
Kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pemberdayaan masyarakat..............................................................................................2
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pentingnya pemberdayaan masyarakat juga didasarkan pada pemikiran
communitybased resource manegement (pengelolaan sumberdaya lokal), yang
merupakan suatu sosok manajemen pembangunan yang mencoba menjawab tantangan
pembangunan, yaitu kemiskinan, memburuknya lingkungan hidup, dan kurangnya
partisipasi masyrakat di dalam proses pembangunan yang menyangkut diri mereka.
Pemikiran tersebut merupakan mekanisme perencanaan peoplecenterd development
(pembangunan yang berorientasi pada manusia) yang menekankan pada teknologi
social learning (pembelajaran sosial) dan strategi perumusan progam yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengaktualisasikan diri mereka
(empowerment).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pemberdayaan Masyarakat
2. Program Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat
3. Pemberdayaan Masyarakat di Berbagai Bidang
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan Pemberdayaan Masyarakat serta
tujuan dan maanfaatnya.
2. Mengetahui tentang Program Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat
3. Mengetahui apa saja Pemberdayaan Masyarakat yang dapat dilakukan di berbagai
bidang
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemberdayaan masyarakat
1. Pengertian pemberdayaan masyarakat
Empoverment, yang dalam bahasa Indonesia berarti pemberdayaan adalah
sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran
masyarakat dan kebudayaan barat, utamanya Eropa. Konsep empowerment mulai
nampak di sekitar dekade 70-an, dan kemudian berkembang terus sepanjang
dekade 8o-an hingga saat ini (Pranarka dan Moeljarto dalam Prijono dan Pranarka,
1996: 44). Pemberdayaaan atau empowement merupakan sebuah konsep yang
fokusnya adalah hal kektusaan (power). Pemberdayaan apapun asumsinya adalah
menerima adanya kekuasaan sebagai faktor, dan membuat yang tidak berkuasa
menjadi memiliki kekuasaan, yaitu yang powerless dlberi power melalui
empowerment sehingga menjadi powerfull (Pranarka dalam Prijono dan Pranarka,
1996 : 261262). Berikut ini terdapat beberapa pengertian pemberdayaan
masyarakat menurut para ahli, terdiri atas:
Robinson (1994)
Menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial;
suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
bertindak.
Payne (1997)
Menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk
membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil
keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien
tersebut, termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan
tindakan. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui
kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui
usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, ketrampilan serta sumber
lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa tergantung pada pertolongan dari
hubungan eksternal.
2
2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Mardikanto “2014:202”, terdapat enam tujuan pemberdayaan masyarakat
yaitu:
a) Perbaikan Kelembagaan “Better Institution”
Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang dilakukan, diharapkan akan
memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemintraan
usaha.
b) Perbaikan Usaha “Better Business”
Perbaikan pendidikan “semangat belajar”, perbaikan aksesibisnislitas, kegiatan
dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang
dilakukan.
c) Perbaikan Pendapatan “Better Income”
Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat
memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga
dan masyarakat.
d) Perbaikan Lingkungan “Better Environment”
Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan “fisik dan
sosial” karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan
atau pendapatan yang terbatas.
e) Perbaikan Kehidupan “Better Living”
Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat
memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.
f) Perbaikan Masyarakat “Better Community”
Kehidupan yang lebih baik yang didukung oleh lingkungan “fisik dan sosial”
yang lebih baik, diharapkan akan terwujud ke kehidupan masyarakat yang
lebih baik pula.
3. Proses Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Sumodiningrat, pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan
sampai target masyarakat mampu untuk mandiri (Sulistiyani, 2004: 82-83). Dilihat
dari pendapat tersebut, berarti pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar,
hingga masyarakat mencapai status mandiri. Meskipun demikian, dalam rangka
untuk menjaga kemandirian, maka tetap dilakukan pemeliharaan semangat,
kondisi, dan kemampuan secara terus menerus agar tidak mengalami kemunduran
3
lagi. Sehingga, proses pendampingan senantiasa dibutuhkan meskipun proses
pemberdayaan (pemandirian) dianggap selesai.
Menurut Sumodiningrat yang dikutip oleh Anwar (2007: 79), menyebutkan
bahwa:
“Unsur-unsur pokok yang harus ada dalam pemberdayaan masyarakat adalah:
(1) strategi dasar pemberdayaan masyarakat yang merupakan acuan dari seluruh
upaya pemberdayaan masyarakat, (2) kerangka makro pemberdayaan masyarakat
yang memuat berbagai besaran sebagai sasaran yang harus dicapai, (3) sumber
anggaran pembangunan sebagai perkiraan sumber-sumber pembiayaan
pembangunan, (4) kerangka dan perangkat kebijaksanaan pemberdayaan
masyarakat, (5) program-program pemberdayaan masyarakat yang secara konsisten
diarahkan pada pengembangan kapasitas masyarakat, dan (6) indikator
keberhasilan program yang memuat perangkat pencatatan sebagai dasar
pemantauan evaluasi program dan penyempurnaan program.”
Berdasarkan pendapat Sumodiningrat diatas, keenam unsur pokok tersebut
diatas harus ada agar pemberdayaan dapat berjalan dengan baik sesuai yang
diharapkan. Adapun tahapan langkah pemberdayaan masyarakat melalui
pendidikan luar sekolah diungkapkan oleh Kindervatter.
4. Peranan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan masyarakat menurut Adi (2001 : 32)
yang pada dasarnya merupakan pembangunan sosial (social development), dapat
dilakukan atau diperankan oleh individu, oleh masyarakat atau komunitas, m,aupun
oleh pemerintah. Dalam kaitan di atas, Midgley (1995 : 103-138) mengatakan ada
tiga strategi besar dalam pembangunan sosial, yaitu :
1) Pembangunan sosial melalui individu (social development by individuals),
dimana individuindividu dalam masyarakat secara swadaya membentuk usaha
pelayanan masyarakat guna memberdayakan masyarakat. Pendekatan ini lebih
mengarah pada pendekatan individual atau perusahaan (individuals or
enterprise approach);
2) Pembangunan social melalui komunitas (social development by communites),
dimana kelompok masyarakat secara bersama-sama berupaya
mengembangkan komunitas lokalnya. Pendekatan ini lebih dikenal dengan
nama pendekatan komunitarian (communitarian approach); dan
4
3) Pembangunan sosial melalui pemerintah (social development by
governments), dimana pembangunan sosial dilakukan oleh lembagalembaga di
dalam organisasi pemerintah (governmental agencies).
Dengan demikian, tidak hanya individu dan komuritas yang melakukan
pemberdayaan melainkan juga diperankan oleh pemerintah. Dalam konteks
pembiayaan program, bantuan dari pemerintah merupakan suatu upaya
pembiayaan masyarakat, atau merupakan suatu upaya yang dilakukan
pemerintah dalam memberikan daya (baik itu sumber daya./modal, peluang,
pengetahuan, dan keahlian) kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kemampuan, kapasitas, dan rasa percaya diri mereka, agar mampu mengatasi
masalah kemiskinan yang sedang dihadapi dalam rangka mencapai kehidupan
yang lebih baik.
5
3. Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Tujuan pelatihan merupakan suatu pernyataan yang melukiskan perubahan-
perubahan perilaku atau kemampuan yang diinginkan sebagai hasil dari kegiatan
belajar mengajar. Tujuan pelatihan mungkin saja bisa diklasifikasikan dalam
berbagai cara yang berbeda. Salah satu cara adalah mengklasifikasikan tujuan
pelatihan kepada dua kategori, yaitu:
a) Tujuan Utama Pelatihan
Tujuan utama pelatihan merupakan faktor sentral dan sangat
menentukan dalam suatu sistem pelatihan. Dia akan memberikan
kebermaknaan, kejelasan dan keterpaduan terhadap semua kegiatan belajar
- mengajar dalam pelaksanaan suatu program pelatihan.
b) Tujuan Penunjang Pelatihan
Biasanya tujuan penunjang pelatihan itu merupakan inti dari suatu
pelajaran individual. Bila mana tujuan utamanya adalah pembinaan
kemampuan melakukan wawancara, maka tujuan penunjangnya mungkin
menyangkut kemampuan untuk menggugah, untuk menyiapkan skala
penilaian, untuk menciptakan hubungan, dan sebagainya.
6
c) Pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap
pimpinan atau karyawan, sering kali pula sikap-sikap yang tidak produktif
timbul dari salah pengertian yang disebabkan oleh informasi yang tidak
cukup, dan informasi yang membingungkan.”
4. Tahap-tahap Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
Menurut Procton dan Thornton yang dikutip oleh (Anwar, 2007: 105),
menyatakan bahwa: “Pelatihan keterampilan mencakup kejadian-kejadian
yang berurutan atau proses yang terus menerus dengan kekuatan-kekuatan dan
batasbatas yang dapat ditentukan. Menurutnya, langkah-langkah pelatihan ada
Sembilan, yaitu:
1) menentukan kebutuhan latihan,
2) metode pemberian intruksi,
3) menyiapkan program latihan kerja,
4) rancangan evaluasi latihan,
5) langkah-langkah sebelum pelatihan,
6) intruksi,
7) langkah-langkah sesudah latihan,
8) umpan balik dari hasil latihan, dan
9) evaluasi manajemen.
Dari berbagai sumber, untuk tahap pelaksanaan, langkah-langkah penting bagi
pengorganisasian program pendidikan dan pelatihan sebagai berikut:
1) Penentuan Materi
Dalam penentuan materi perlu diperhatikan relevansi terhadap
kebutuhan pendidikan dan pelatihan, karakteristik dan motivasi calon
peserta, dan prinsip-prinsip belajar yang akan digunakan.
2) Metode Penyampaian Materi
Dalam penyampaian materi harus dipertimbangkan kandungan materi
yang disampaikan. Untuk meningkatkan efektifitas pelatihan dan
pengembangan metoda penyampaian materi sebaiknya bersifat
partisipatif, relevan, repetitif (pengulangan), dan terjadi transfer
pengetahuan.
7
3) Pemilihan Instruktur
Pemilihan seseorang sebagai pelatih (instruktur) harus didasarkan pada
tingkat penguasaan materi, kemampuan dalam memotivasi peserta,
sikap dalam mengajar, dan kemampuan dalam mentransfer ilmu.
4) Mempersiapkan Fasilitas
Pelatihan Semua fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung
berlangsungnya pendidikan dan pelatihan seperti ruangan, alat tulis
kantor, alat peraga, dan konsumsi perlu mendapat perhatian dari aspek
kenyamanan dan kelengkapan fasilitas karena sangat mempengaruhi
keberhasilan program pelatihan dan pengembangan
5) Pelaksanaan Program
Dalam melaksanakan program pelatihan dan pengembangan harus
selalu dijaga agar pelaksanaan kegiatan benar-benar mengikuti rencana
yang ditetapkan baik dari aspek ketepatan waktu maupun aspek
kesiapan penyelenggaraan.
8
membangun lembaga yang lebih terarah, produktif, dan terorganisir. Bentuk
program pemberdayaan ini dapat berupa pelatihan, penyelenggaraan kegiatan,
dan peningkatan sarana/prasarana. Dengan adanya program pemberdayaan di
bidang kelembagaan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja lembaga agar
dapat membantu pemerintah desa dalam menjalankan roda pembangunan.
3. Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Ekonomi
Program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi merupakan program
pemerintah untuk meningkatkan perekonomian desa. Program ini mencakup
pemberdayaan UKM, industri rumah tangga, BUMDes, kelompok tani, pasar,
serta penunjang ekonomi masyarakat lainnya. Bentuk program pemberdayaan
ini dapat berupa pelatihan, workshop, pemodalan/permodalan, bantuan alat
produksi, peningkatan sarana/prasarana dan lain-lain. Dengan adanya
pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi ini diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.
4. Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Teknologi
Program pemberdayaan masyarakat di bidang teknologi merupakan program
pemerintah desa dalam mengikuti perkembangan zaman. Selain itu,
penggunaan teknologi juga dapat meningkatkan kinerja agar lebih cepat dan
akurat. Bentuk program pemberdayaan ini dapat berupa pelatihan,
pengembangan teknologi, dan penggunaan teknologi dalam proses kerja dan
kehidupan masyarakat. dengan adanya pemberdayaan masyarakat di bidang
teknologi diharapkan dapat meningkatkan daya saing masyarakat,
memudahkan masyarakat dalam bekerja, serta memudahkan masyarakat untuk
berbagi dan mendapatkan informasi.
5. Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Kesehatan
Program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan salah satu
program pemerintah desa untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan
masyarakat. Bentuk program pemberdayaan ini dapat berupa peningkatan
sarana dan prasarana kesehatan, promosi dan penyuluhan program kesehatan,
dan membangun desa siaga. Dengan adanya program kesehatan ini diharapkan
dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan hidup sehat serta
menyadarkan masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
9
6. Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Pendidikan
Program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan merupakan program
pemerintah desa dalam meningkatkan pendidikan masyarakat agar lebih
berkualitas dan kompeten. Sasaran dari pemberdayaan ini tidak hanya
ditujukan kepada para pelajar saja, namun juga kepada para pengajar maupun
lembaga pendidikan lainnya. Bentuk dari pemberdayaan ini dapat berupa
pelatihan guru, peningkatan sarana dan prasarana, bantuan biaya pendidikan
untuk masyarakat kurang mampu, beasiswa untuk siswa yang berprestasi, dan
lain-lain. Dengan adanya program pemberdayaan masyarakat di bidang
pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan pendidikan masyarakat serta
menciptakan masyarakat yang berkualitas dan kompeten.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Empoverment, yang dalam bahasa Indonesia berarti pemberdayaan adalah sebuah
konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan
kebudayaan barat, utamanya Eropa. Pemberdayaan Masyarakat Menurut
Sumodiningrat, pemberdayaan tidak bersifat selamanya, melainkan sampai target
masyarakat mampu untuk mandiri . Dilihat dari pendapat tersebut, berarti
pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar, hingga masyarakat mencapai status
mandiri.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari
segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan
masukan yang bersifat membangun.
11
DAFTAR PUSTAKA
Rumlus, R., Johny, L., & Michael, M. (2019). Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan
Masyarakat. Kemampuan Koneksi Matematis (Tinjauan Terhadap Pendekatan
Pembelajaran Savi), 53(9), 1689–1699.
Mujianto, A. P. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Desa. Pemberdayaan Masyarakat, I(2),
1–20.
Murcia, J. C., & Sanchez, K. E. (2013). MODUL KKN TEMATIK DESA MEMBANGUN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA. Applied Microbiology and
Biotechnology, 85(1), 2071–2079.
https://aminjaya.desa.id/page/detail/program-pemberdayaan-masyarakat-desa
12