Anda di halaman 1dari 191

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. Z DENGAN PRILAKU KEKERASAN

DI RUANG KENANGA RSUP DR SITANALA TANGERANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Jiwa

Disusun oleh:

VIESCA SEPTIANATA

NIM : 211030230213

PEMBIMBING

Ns. SRI SUPAMI, S.Kep. S.Pd. M.KeS

JURUSAN PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES WIDYA

DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN PRILAKU KEKERASAN

I. Kasus (Masalah utama )

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang secara fisik maupun psikologis bisa di lakukan secara verbal,

di arahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Amatiria, 2012). Perilaku

kekerasan merupakan suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan

yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain

maupun lingkungan (Elshy Pangden Rabba, Dahrianis, 2014)

Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

lain dan lingkungan yang timbul sebagai kecemasan dan ancaman (Hadiyanto,

2016). Perilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan ditujukan pada diri

sendiri/orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan.

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan

untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki

tujuan khusus, tapi lebih merujuk pada suatu perangkat perasaan-perasaan

tertentu yang biasanya disebut dengan perasaan marah (Depkes RI, 2006,

Berkowitz, 1993 dalam Dermawan dan Rusdi, 2013)


II. Proses terjadinya masalah

A. Faktor PredisposisiFaktor-faktor yang mendukung terjadinya masalah perilaku

kekerasan adalah factor biologis, psikologis dan sosiokultural

1. Faktor Biologis

1. Instinctual Drive Theory ( Teori Dorongan Naluri) Teori ini menyatakan

bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan

dasar yang sangat kuat.

2. Psychosomatic Theory (Teori Psikosomatik) Pengalaman marah adalah

akibat dari respon psikologi terhadap stimulus eksternal, internal

maupun lingkungan. Dalam hal ini sistim limbik berperan sebagai pusat

untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah (Deden dan

Rusdin, 2013)

2. Factor Psikologis

1. Frustation Aggresion Theory (Teory Agresif-Frustasi) Menurut teori ini

perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustasi. Frustasi

terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal atau

menghambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berprilaku

agresif karena perasaan prustasi akan berkurang melalui perilaku

kekerasan.

2. Behavior Theory (Teori Perilaku) Kemarahan adalah proses belajar, hal ini

dapat dicapai apabila tersedia fasilitas/situasi yang

mendukung.Eksistensial Theory ( Teori Eksistensi) Bertingkah laku

adalah kebutuhan dasar manusia, apabila kebutuhan tersebut tidak dapat


terpenuhi melalui berprilaku konstruktif, maka individu akan memenuhi

melalui berprilaku destruktiFaktor Sosiokultural

3. Sosial Environment Theory (Teori Lingkungan Sosial) Lingkungan

sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan

marah. Norma budaya dapat mendukung individu untuk merespon asertif

atau agresif.

4. Sosial Learning Theory (Teori Belajar Sosial) Perilaku kekerasan dapat

dipelajari secara langsung maupun melalui proses sosialisasi(Deden dan

Rusdin, 2013)

B. Faktor Prespitasi

Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu bersifat

unik. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar (serangan fisik, kehilangan,

kematian) amaupun dalam (putus hubungan dengan orang yang berarti,

kehilangan rasa cinta, takut terhadap penyakit fisik). Selain itu 9 lingkungan yang

terlalu rebut, padat, kritikan yang mengaruh pada penghinaan, tindakan

kekerasan dapat memicu perilaku kekerasan(Deden dan Rusdin, 2013)

Beberapa faktor Prespitasi prilaku kekerasan adalah :

1. Ekspresi diri dimana ingin menunjukan eksistensi diri atau symbol

solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,

perkelahian masal dan sebagainya.

2. Ekspesi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi social

ekonomi.

3. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak


membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan

kekerasan dalam menyelesaikan konflik.

4. Ketidaksiapan seorang Tn. Z dalam merawat anaknya dan

ketidakmampuan dirinya sebagai seorang yang dewasa.

5. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan

alkohlisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi

rasa frustasi.

6. Kematiaan anggota keluaraga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,

perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan

keluarga.

C. Jenis – jenis

1. Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain:

2. Menyerang atau Menghindar (Fight or Flight) Pada keadaan ini respon

fisiologis timbul karena kegiatan system syaraf otonom bereaksi terhadap

sekresi ephineprin yang menyebabkan TD meningkat, takikardia, wajah

merah, pupil melebar, mual, sekresi Hcl meningkat, peristaltic gaster

menurun, pengeluaran urin dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan

juga meningkat disertai ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan

dikepal, tubuh menjadi kaku disertai reflek yang cepat

3. Menyatakan secara asertif (assertiveness) Perilaku yang sering

ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan

perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang terbaik

untuk mengekpresikan rasa marah tanpa menyakiti orang lain secara fisik

maupun psikologis. Disamping itu perilaku ini dapat juga untuk


mengembangkan diri klien.

4. Memberontak (acting Out) Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat

konflik perilaku “Acting Out” untuk menarik perhatian orang lain.

5. Perilaku Kekerasan Tindakan kekerasan atau amuk yang ditinjaukan

kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkunga (Deden dan Rusdin,

2013)

D. Fase-fase

Lima fase siklus agresif menurut (Videbeck, 2008) :

FASE DEFINISI TANDA, GEJALA,

PERILAKU

Pemicu Peristiwa terjadi atau Gelisah, ansietas, iritabilitas, berjalan

keadaan di lingkungan mondar-mandir, otot tegang,

memunculkan respons pernapasan cepat, berkeringat, suara

klien, yang sering kali keras, marah.

dalam bentuk kemarahan

atau permusuhan.

Eskalasi Respon klien Wajah pucat atau kemerahan,

memperlihatkan berteriak, bersumpah, agitasi,

peningkatan perilaku yang mengancam, menuntut, mengepalkan

mengindikasikan tangan, gestuali.r

mengancam, menunjukkan sikap


pergerakaan menuju bermusuhan, kehilangan kemampuan

kehilangan kembali. untuk menyelesaikan

masalah atau berpikir jernih.

Krisis Periode krisis emosional Kehilangan kendali fisik dan

dan fisik ketika klien emosional, melemparkan

kehilangan kendali. bendabenda, menggigit,

mencakar, menjerit, memekik,

tidak mampu berkomunikasi

dengan jelas.

Pemulihan Klien memperoleh Merendahkan suara, ketegangan

kembali kendali fisik dan oto berkurang, komunikasi lebih

emosional. jelas dan lebih rasional, relaksasi

fisik.

Pascakrisis Klien berusaha Menyesal, meminta maaf,

memperbaiki hubungan menangis, perilaku menarik diri

dengan orang lain dan

kembali ke tingkat fungsi

sebelum insiden agresi dan

kembali seperti semula.


E. Rentang Respon

Menurut yosep (2010) rentang respon marah dibagi menjadi 5 yaitu

Adaptif Maladaptif

I I I I I

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Rentang Respon Kemarahan (Yosep, 2007)

Keterangan :

1. Asertif yaitu mengungkapkan rasa marah atau tidak setuju tanpa

menyalahkan atau menyakiti orang lain, hal ini dapat menimbulkan

kelegaan pada individu

2. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena

yang tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan.

3. Pasif merupakan perilaku individu yang tidak mampu untuk

mengungkapkan perasaan marah yang sekarang dialami, dilakukan

dengan tujuan menghindari suatu tuntunan nyata.

4. Agresif merupakan hasil dari kemarahan yang sangat tinggi atau

ketakutan

/ panik. Agresif memperlihatkan permusuhan, keras dan mengamuk

dengan ancaman, member kata-kata ancaman tanpa niat melukai.


Umumnya klien dapat mengontrol perilaku untuk tidak melukai orang

lain.

5. Kekerasan sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk. Perilaku

kekerasan ditandai dengan menyentuh orang lain secara menakutkan,

memberi kata-kata ancaman, melukai pada tingkat ringan sampai pada

yang paling berat. Klien tidak mampu mengendalikan diri

F. Mekanisme Koping

Menurut stuart dan laraia (2001), mekanisme koping yang dipakai pada klien

marah untuk melindungi diri antara lain:

1. Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata

masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya

secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan

kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok,

dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa

marah.

2. Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau

keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang

menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan kerjanya,

berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu,

mencumbunya.

3. Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan

masuk kealam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada

orangtuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan
yang diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang

tidak baik dan dikutuk oleh tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan

akhirnya ia dapat melupakannya.

4. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila

diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang

berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seorang

yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut

dengan kasar.

5. Displacement, yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya

bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada

mulanya yang membangkitkan emosi itu. Misalnya anak berusia 4 tahun

marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari Tn. Znya karena

menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang perangan

dengan temennya
III. POHON MASALAH

A. Pohon Masalah

B. Masalah Keperawatan dan data yang perlu di kaji

Menurut Keliat (2010), data yang perlu dikaji pada pasien

dengan prilaku kekerasan yaitu pada data subyektif klien mengancam,

mengumpat dengan kata- kata kotor, mengatakan dendam dan jengkel.

Klien juga menyalahkan dan menuntut. Pada data objektif klien

menunjukkan tanda-tanda mata melotot dan pandangan tajam, tangan

mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, postur tubuh

kaku dan suara keras.(Handayani.etal.,2017)


Data-data yang mendukung analisa data menurut (Keliat, 2010) :

1. Data subjektif : klien mengatakan jengkel dengan orang lain,

mengupkankan rasa permusuhan yang mengancam, klien meras tidak

nyaman, klien merasa tidak berdaya, ingin berkelahi, dendam.

2. Data objektif : tangan dikepal, tubuh kaku, ketegangan otot seperti rahang

terkatup, nada suara tinggi, waspada, pandangan tajam, reflek cepat,

aktivitas motor meningkat, mondar-mandir, merusak secara langsung

benda- benda yang berada dalam, lingkungan, menolak,mukamerah, nafas

pendek

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain bd Perilaku kekerasan

2. Prilaku kekerasan bd harga diri rendah

3. Gangguan harga diri rendah bd berduka disfungsional

4. Isolasi sosial bd harga diri rendah

5. Perubahan persepsi sensori halusinasi bd isolasi sosial

6. Ketidak efektifan regimen terapi bd koping keluarga tidak efektif


Tgl No Dx Perencanaan
Keperawatan
Dx Tu Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
jua
n
17/0 II Perilaku TUM: Klien
1/20 kekerasan dapat meng
22 /RPK ontrol
perilaku
kekerasan 1. Setelah1x24 jam 1. Bina hubungan saling  Bila sudah terbina
klien menunjukkan percaya dengan : hubungan saling
Tuk : tanda-tanda percaya  Beri salam setiap percaya diharapkan
1. Klien dapat kepeda perawat : berinteraksi klien dapat kooperatif,
membina  Wajah cerah,  Perkenalkan sehingga pelaksanaan
hubungan tersenyum nama, nama asuhan keperawatan
saling  Mau berkenalan panggilan dan dapat berjalan dengan
percaya  Ada kontak tujuan perawat baik.
mata berkenalan
 Bersedia  Tanyakan dan
mencritakan panggil nama
perasaan kesukaan klien
 Tunjukkan sikap
empati, jujur dan
menepati janji
setiap kali
interaksi
 Tanyakan
perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien
 Buat kontrak
interaksi yang
jelas
 Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ungkapan
perasaan klien
2. Klien dapat 2. Setelah1x24 jam 2. Bantu klien  Mengetahui kondisi
mengidentifikasi klien menceritakan mengungkapkan klien saat itu dan
penyebab penyebab perilaku perasaan marahnya : mengurangi tekanan
perilaku kekerasan yang  Motivasi klien kemarahan klien.
kekerasan yang dilakukannya : untuk  Mengidentifikasi
dilakukannya. o Menceritakan menceritakan penyebab.
penyebab penyebab rasa
perasaan kesal atau
jengkel/keal jengkelnya
baik dari diri  Dengarkan tanpa
sendiri maupun menyela atau
lingkungannya member penilaian
setiap ungkapan
perasaan klien
3. Klien dapat 3. Setelah1x24 jam 3. Bantu klien  Identifikasi penyebab
Mengidentifikasi klien menceritakan mengungkapkan marah
tanda-tanda tanda-tanda saat tanda-tanda perilaku  Identifikasi perubahan
perilaku terjadi perilaku kekerasaan yang fisik
kekerasan kekerasaan dialaminya :  Menyamakan persepsi
o Tanda fisik :  Motivasi klien bahwa hal tersebut
mata merah, menceritakan terjadi dan ada pada
tangan kondisi fisik klien.
mengepal, (tanda-tanda
ekspresi tegang fisik) saat
dan lain-lain perilaku
o Tanda kekerasan terjadi
emosional :  Motivasi klien
Perasaan marah, menceritakan
jengkel, bicara kondisi emosinya
kasar (tanda-tanda
o Tanda social : emosional) saat
bermusuhan terjadi perilaku
yang dialami kekerasan
saat terjadi  Motivasi klien
perilaku menceritakan
kekerasaan kondisi hubungan
dengan orang lain
(tanda-tanda
social) saat terjadi
perilaku
kekerasan

4. Klien dapat 4. Setelah1x24 jam 4. Diskusikan dengan  Identifikasi cara klien


mengidentifikasi klien menjelaskan : klien perilaku dalam mengungkapkan
jenis perilaku o Jenis-jenis kekerasan yang perilaku kekerasan.
kekerasan yang ekspresi dilakukannya selama  Mempermudah
pernah kemarahan yang ini : perawat
dilakukannya selama ini telah  Motivasi klien mengidentifikasi
dilakukannya menceritakan perilaku kekerasan
o Perasaan saat jenis-jenis yang bisa dilakukan
melakukan kekerasan yang saat marah.
kekerasan
o Efektivitas cara selama ini pernah  Memberikan wawasan
yang dipakai dilakukannya yang baru bagi klien
dalam  Motivasi klien terhadap tindakan yang
menyelesaikan menceritakan maladaptive.
masalah perasaan klien  Bantu klien dalam
setelah tindak mengidentifikasi
kekerasan kerugian dari cara yang
tersebut terjadi dilakukan.
 Diskusikan
apakah dengan
tindak kekerasan
yang
dilakukannya
masalah yang
dialami teratasi
5. Klien dapat 5. Setelah1x24 jam 5. Diskusikan dengan  Menyamakan persepsi
mengidentifikasi klien menjelaskan klien negative dalam merspons
akibat perilaku akibat tindak (kerugian) cara yang perilaku yang salah.
kekerasan kekerasan yang dilakukan pada :  Membantu klien
dilakukannya :  Diri sendiri mencari cara yang
o Diri sendiri :  Orang terbaik.
luka dijauhi lain/keluarga
teman, dll  Lingkungan
o Orang
lain/keluarga :
luka,
tersinggung
ketakutan, dll
o Lingkungan :
barang atau
benda rusak dll
6. klien dapat 6. Setelah 1x24 jam 6. Diskusikan dengan  Identifikasi
mengidentifikasi klien : klien : pengetahuan dan
cara konstruktif o Menjelaskan  Apakah klien keinginan klien untuk
dalam cara-cara sehat mau mempelajari melakukan cara yang
mengungkapkan mengungkapka cara baru sehat.
kemarahan n marah mengungkapkan  Sebagai motivasi untuk
marah yang sehat melakukan perilaku
 Jelaskan berbagai yang sehat.
alternative pilihan  Di dapatkannya cara
untuk lain yang sehat yang
mengungkapkan akan membantu klien
marah selain untuk mencari cara
perilaku yang adaptif dalam
kekerasan yang mengekspresikan
diketahui klien. marahnya.
 Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah :
 Cara fisik : nafas
dalam, pukul
bantal atau kasur,
olah raga
 Verbal :
mengungkapakan
bahwa dirinya
sedang kesal
kepada orang lain
 Social : latihan
asertif dengan
orang lain
 Spiritual :
sembahyang/doa,
zikir, meditasi,
dsb sesuai
keyakinan
agamanya
masing-masing
7. Klien dapat 7. Setelah1x24 jam 7.1. Diskusikan cara  Cara yang cocok akan
mendemonstrasik klien memperagakan yang mungkin membuat klien
an cara cara mengontrol dipilih dan nyaman.
mengontrol perilaku kekerasan : dianjurkan klien  Praktek langsung lebih
perilaku o Fisik : tarik memilih cara yang tepat untuk mengetahui
kekerasan nafas dalam, mungkin untuk manfaat cara yang
memukul mengungkapkan dilakukan.
bantal/kasur kemarahan  Identifikasi adanya
o Verbal: 7.2. Latih klien keuntungan dan
mengungkapka mempergunakan kekurangan
n perasaan cara yang dipilih  Membangkitkan
kesal/jengkel  Peragakan cara motivasi dan minat
pada orang lain melaksanakan klien.
tanpa menyakiti cara yang dipilih
o Spiritual :  Jelaskan manfaat
zikir/doa, cara tersebut
meditasi sesuai  Anjurkan klien
agamanya menirukan
peragaan yang
sudah dilakukan
 Beri pengertian
pada klien,
perbaiki cara
yang masih
belum sempurna
7.3. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih
saat marah/jengkel
8. Klien mendapat 8. Setelah1x24 jam 8.1. Diskusikan  Kejelasan waktu,
dukungan keluarga : pentingnya peran tempat dan topic akan
keluarga untuk o Menjelaskan serta keluarga membantu keluarga
mengontrol cara merawat sebagai pendukung untuk kooperatif.
perilaku klien dengan klien untuk  Perlu dilakukan secara
kekerasan perilaku mengatasi perilaku bertahap
kekerasan kekerasan
o Mengungkapkan 8.2. Diskusikan potensi  Memudahkan
rasa puas dalam keluarga untuk pemahaman dan
merawat klien membantu klien penerimaan.
mengatasi perilaku  Memberikan wawasan
kekerasan kepada keluarga dalam
8.3. Jelaskan pengertian, menggali kemampuan
penyebab, akibat yang ada.
dan cara merawat  Memberikan cara
klien perilaku perawatan yang tepat
kekerasan yang dan mencegah cara
dapat dilaksanakan yang salah atau kurang
oleh keluarga tepat.
8.4. Peragakan cara  Membiasakan keluarga
merawat klien agar terlatih dalam
(menangani perilaku pelaksanaan dirumah.
kekerasan)
8.5. Beri kesempatan
keluaraga untuk
memperagakan
ulang
8.6. Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
8.7. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
9. Klien 9.1. Setelah 1x24 jam 9.1. Jelaskan manfaat  Kejelasan akan
menggunakan klien menjelaskan menggunakan obat membantu klien dan
obat sesuai : secara teratur dan keluarga untuk
program yang o Manfaat minum kerugian jika tidak melaksanakan
telahditetapkan obat menggunakan obat tidanakan yang benar.
o Kerugian tidak 9.2. Jelaskan kepada  Dengan tahu manfaat
minum obat klien : dan kerugian keluarga
o Nama obat  Jenis obat (nama, dan klien akan lebih
o Bentuk dan warna, dan perhatian.
warna obat bentuk obat)
o Dosis yang  Dosis yang tepat  Kejelasan ajan
diberikan untuk klien membantu pelaksanaan
kepadanya  Waktu pemakaian tindakan yang benar.
o Waktu  Cara pemakaian  Waktu yang tepat
pemakaian  Efek yang akan didasari pada kerja dan
o Cara pemakaian dirasakan klien efektifitas dan
o Efek yang 9.3. Anjurkan klien : penggunaan obat.
dirasakan  Minta dan  Efek obat yang
9.2. Setelah1x24 jam menggunakan diketahui lebih awal
klien meggunakan obat tepat waktu memudahkan
obat sesuai  Lapor ke penanganan akibat efek
program perawat/dokter tersebut.
jika mengalami  Membangkitkan minat
efek yang tidak dan motivasi
biasa
 Beri pujian
terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan
obat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Z

DENGAN PRILAKU KEKERASAN

DI RUANG KENANGA RSUP DR SITANALA TANGERANG

Tn. Z 40Th tahun, belum menikah, pendidikan sarjana teknik, alasan masuk RS

karena berkelahi dengan temannya merasa dihina karena tidak bekerja. Klien tinggal

dengan orang tua, yang merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara, dengan kakak

pertama laki-laki dan adik perempuan. Klien sudah tidak bekerja lagi saat sakit, untuk

kebutuhan sehari-hari keluarga mengandalkan keuangan dari kepala rumah tangga yang

masih bekerja yaitu ayah.

Kontak mata tajam, ekspresi wajah tegang dan jalan mundar mandiri, klien lebih

banyak diam. Klien selalu curiga dengan orang yang melihatnya dan mudah tersinggung..

Klien mandi sehari 2 kali pagi dan sore sendiri, penampilan rapih, BAB dan BAK

mandiri. Klien mengatakan pernah di rawat di RS pada tahun 2015 lalu. kemudian selama

rawat jalan klien pernah memukul orang lain beberapa kali di jalan. Klien mengatakan

saat rawat jalan klien rutin minum obat tetapi masih ada keinginan untuk memukul

orang. Klien mengatakan ingin kembali bekerja, tetapi keluarganya tidak

memperbolehkan klien untuk keluar rumah dan mengkuti kegiatan di lingkungan sekitar.

Klien mengatakan ke gereja satu minggu sekali, namun kadang-kadang tidak ke gereja

karena malas dan mengantuk.

Informasi dari keluarga didapatkan data bahwa klien sejak dikeluarkan dari

pekerjaannya sering marah-marah, merasa tidak dihargai, dan tidak pernah keluar rumah.

Klien juga pernah beberapa kali memukul orang lain di jalan secara tiba-tiba.klien mudah
tersinggung, kadang curiga dengan keluarga,keluarga tidak ada yang mengalami

gangguan jiwa, Diagnosa medis Skizofrenia paranoid. Terapi medis : Seradol 5 mg : 3 x

1 tablet, CPZ 100 mg : 2 x 1 tablet, Heximer 2 mg : 3 x 1 tablet


FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PROGRAM

STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM A

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

RUANG RAWAT : Kenanga

TANGGAL DIRAWAT : 10 Januari 2022

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial (L/P) :Z

Tanggal Pengkajian : 11 Januri 2022

Umur : 40th

RM No. : 45678360

Sumber informasi : Status pasien, Pasien dan Keluarga

II. ALASAN MASUK

Berkelahi dengan teman nya karena merasa dihina karena tidak bekerja. Kontak

mata tajam, ekspresi wajah tegang, berjalan mondar mandir. Klien selalu curiga

dengan orang yang mlihatnya dan mudah tersinggung. Keluarga mengatakan

semenjak di keluarkan dari pekerjaannya sering marah-marah, merasa tidak di

hargai dan tidak pernah keluar rumah.klien juga pernah tiba-tiba memukul orang

lain di jalan secara tiba-tiba. Klien mudah tersinggung, kadang-kadang curiga

dengan keluarga.
III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

√ Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya?

Berhasil √ Kurang berhasil Tidak berhasil

3. Aniaya fisik pelaku/usia korban/usia saksi/usia

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam

keluarga

Tindakan kriminal √

Jelaskan No. 1,2,3 : klien pernah di rawat di Rumah sakit jiwa pada tahun

2015 yang lalu, selama rawat jalan klien pernah

memeukul orang di jalan beberapa kali, klien

mengatakan selama rawat jalan klien minum obat

tetapi masih ada keinginan untuk memukul orang lain

Masalah keperawatan :

1. Prilaku kekerasan

2. Regimen terapi in efektif


2. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?

YA √ Tidak

Masalah keperawatan : Tidaka ada masalah

3. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan

Semenjak di berhentikan bekerja klien sering marah-marah dan merasa tidak

dihargai

Masalah keperawatan :

1. Prilaku kekerasan

2. Harga diri rendah

IV. FISIK

1. Tanda Vital : TD : 135/80 mmHg N :90x/m S :36.5⁰C P : 20x/m

2. Ukur : TB : 170 Cm BB : 80Kg



3. Keluhan Fisik : YA TIDAK

Masalah keperawatan : Tidak ada


V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Jelaskan :

Klien tinggal dengan kedua orang tua nya, klien merupakan anak

ke 2 dari 3 bersaudara, klien mempunyai 1 orang kakak laki-laki

dan 1 orang kakak perempuan. Mereka tinggal dalam satu rumah.

Selama sakit klien jarang berkomunikasi dengan keluarga nya,

pengambilan keputusan dalam keluarga klien adalah ayah klien.

Masalah Keperawatan : Tidak ada

2. Konsep diri

a. Gambaran diri

Klien menyukai seluruh anggota tubuh nya

b. Identitas
Sebelum di rawat klien merupakan seorang sarjana tekhnik yang bekerja

di slaah satu perusahaan swasta, setelah klien di berhentikan dari pekerjaan

nya,klien merasa tidak ada orang yang menghargai nya karena klien tidak

bekerja. Klien seorang laki-laki berusia 40th dan belum menikah

c. Peran

Klien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, klien beluim menikah.

Selama sakit klien tidak bekerja

d. Idela diri

Klien mengatakan ingein bekerja tetapi keluarga tidak memperbolehkan

nya, klien ingin keluar rumah mengikuti kegiatan di lingkungan tapi tidak

suka jika ada teman yang menghina nya, klien mengatakan ingin cepat

sembuh dan pulang kerumah

e. Harga diri

Klien mengatakan ia merasa di hina dengan teman nya karna tidak bekerja,

klien mengatakan merasa tidak di hargai karna tidak bekerja, klien

mengatakan kesal karna keluarga nya tidak mengijinkan nya keluar rumah

dan mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar

Masalah keperawatan :

1. Harga diri rendah

2. Koping keluarga tidak efektif

3. Hubungan sosial

a. Orang yange berarti : saat ini tidak ada orang yang berarti bagi klien dalam

keluarga nya. Semenjak sakit klien kadang curiga dengan keluarga nya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok


Klien mengatakan keluarga nya tidak memperbolehkan klien keluar rumah

dan mengikuti kegiatan di lingkungan nya

Keluarga mengatakan semenjak sakit klien lebih banyak diam dan tidak

pernah keluar rumah

c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain :

klien merasa tidak di hargai dan mudah tersinggung dengan orang lain.

Klien pernah beberapa kali memukul orang yang lewat depan rumah nya

keluarga mengatakan klien lebih banyak diam dan mudah curiga terhadap

orang lain

Masalah keperawatan :

1. Prilaku kekerasan

2. Harga diri rendah

3. Isolasi sosial

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : klien beragama kristen

b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan ke gereja satu minggu sekali,

namun kadang-kadang tidak ke gereja karena malas dan mengantuk

Masalah keperawatan : Tidak ada

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapih Penggunaan pakaian √ Cara berpakaian

tidak sesuai seperti biasa

Jelaskan : klien berpenampilan rapih, cara berpakaian seperti biasa


Maalah keperawatan : Tidak ada

2. Pembicaraan

Cepat √ Keras Gagap Inkoheren

Apatis lambat Membisu √ Tidak mampu

Memulai pembicarran

Jelaskan : Nada bicara klien keras. Klien tidak mampu memulai pembicaraan

Masalah keperawatan : Prilaku kekerasan

3. Aktifitas motorik

Lesu √ Tegang gelisah agitasi

TIK Grimaser Tremor Komplusif

Masalah keprawatan : Resiko prilaku kekerasan

4. Alam perasaan

√ Sedih ketakutan putus asa khawatir gembira

jelaskan : klien mengatakan sedih karana tidak bisa bekerja lagi

masalah keperawatan : Harga diri rendah

5. Afek

Datar √ Tumpul labil Tidak sesuai

Jelaskan : klien hanya bereaksi bila ada stimulus yang kuat

Masalah keperawatan : Tidak ada

6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

√ Kontak mata Defensif Curiga

Penjelasan : selama wawancara kontak mata klien kurang dan tidak mau menatap

lawan bicara
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Pengrabaan Pengecapan

Penghidu

Jelaskan : tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada

8. Proses fikir

Sirkumtansial Tangensia Kehilangan asosiasi

Flight of idea √ Blocking Pengulangan pembicraan

Penjelasan : pembicaraan berhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal. Kemudian

dilanjutkan kembali

Masalah keperawatan : tidak ada

9. Isi fikir

√ Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi Ide yang terkait Fikiran magis

Penjelasan : klien selalu berfikir bahwa orang-orang merendahkan nya karna

tidak bekerja, jadi setiap ada yang melihat nya klien selalu emosi

Masalah keperawatan :

1. Resiko prilaku kekerasan

2. Harga diri rendah


10. Tingkat kesadaran

Bingung sedasi √ Stupor

waktu Tempat Orang

Penjelasan : klien berjalan mondar mandir, klien meremas-remas tangan nya

Masalah keperawatan : tidak ada

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka Gangguan daya inget jangka

panjang pendek

Gangguan daya ingat saat ini Komfabulsai

Penjelasan :

Masalah keperawatan : tidak ada

12. Tingkat konsentrasi berhitung

Mudah beralih √ Tidak mampu Tidak mampu berhitung

sederhana

Penjelasan : pasien tidak mampu berkonsentrasi

Masalah keperawatan : tidak ada

13. Kemampuan penilaian

√ Gangguan ringan Gangguan bermakna

Penjelasan : klien dapat mengambil keputusan ketika di berikan pilihan mandi

dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi

Masalah keperawatan : tidak ada


14. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang diderita √ Menyalahkan hal-hal

diluardarinya

Penjelasan : klien menyalahkan keluarga dan atasan nya dahulu. Klien

mengatakan mereka yang menyebabkan kondisi klien menjadi seperti ini

Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

√ Bantuan minimal Bantuan total

Penjelasan : klien mampu makan dan minum secara mandiri, klien makan

3x/hari sesuai menu dan laukyang disediakan di rumah sakit. Klien

menyukai semua jenis makanan dan tidak ada pantangan makan

Masalah keperawatan : tidak ada

2. BAB / BAK

√ Bantuan minimal Bantuan total

Penjelasan : klien mampu BAB dan BAK secara mandiri di WC, klien mampu

membersihkan diri dan pakaian nya secara mandiri

Masalah keperawatan : Tidak ada

3. Mandi

√ Bantuan minimal Bantuan total


Penjelasan : klien mandi 2x sehari secra mandiri, klien dapat menggosok gigi,

memotong kuku, menyukur jenggot. Tidak tercium bau tidak sedap dari badan

klien

Masalah keperawatan : tidak ada

4. Berpakaian / berhias

√ Bantuan minimal Bantuan total

Penjelasan : klien menegnakan pakaian yang bersih dan sesuai, kadang-kadang

jlien tidak mengenakan alas kaki, klien mengganti oakaian nya setiap

habismandi. Penampilan klien rapi

Masalah keperawatan : tidak ada

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang : klien biasanya tidur siang selama 2 jam, dari

pukul 13.00 sampai 15.00

√ Tidur malam Klien biasanya tidur malam selama 9 jam mulai

dari pukul 21.00 sampai pukul 06.00

√ Kegiatan sebelum / sesudah tidur Tidak ada kegiatan sebelum dan

sesudh tidur

Masalah keperawatan : tidak ada

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal √ Bantuan total

Penjelasan : klien membutuhkan bantuan orang lain untuk memberikan obat ,

karna klien suka luoa minum obat. Klien mendapat therapi Terapi
medis : Seradol 5 mg : 3 x 1 tablet, CPZ 100 mg : 2 x 1 tablet,

Heximer 2 mg : 3 x 1 tablet.

7. Pemeliharaan kesehatan

Perawatan lanjutan √ Ya Tidak

Perawatan pendukung √ Ya Tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makan Ya Tidak


Menjaga kerapihan rumah Ya √ Tidak

Mencuci pakaian Ya √ Tidak

Pengaturan keuangan Ya √ Tidak

9. Kegiatan di dalam rumah

Belanja √ Ya Tidak

Transportasi √ Ya Tidak

Lain - lain √ Ya Tidak

Penjelasan : klien tidak pernah berinteraksi dengan lingkunganluar

Masalah keperawatan : isolasi sosial


VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Mal adaptif

Berbicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah √ Reaksi lambat / berlebih

Tekhnik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktifitas konstruktif Manghindar

Olahraga Mencederai diri sendiri

Lain nya Lain nya

Penjelasan : mekanisme kopoing klien., ketika klien ada masalah klien sering

memberikan respon berlebihan atau dengan memaki – maki, ata

mencederai orang lain

Masalah keperawatan : Perilaku kekerasa


XI. MASALAH PSIKOSIS DAN LINGKUNGAN

√ Masalah dengan dukungan kelompok : klien selalu curiga dan merasa tidak

di hargai di dalam keluarga nya

√ Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien merasa orang – orang di

lingkungan nya tidak menghargai klien. Klien jadi tidak mau keluar rumah

dan mengurung diri

√ Masalah dengan pendidikan : tidak ada masalah dengan pendidikan klien

√ Masalah dengan pekerjaan : klien merasa marah dan kecewa karena di

keluarkan dari pekerjaan nya

√ Masalah denagn perumahan : tidak ada masalah dengan perumahan klien

Masalah dengan pelayanan kesehatan : tidak ada masalah denagn pelayanan

kesehatan

Masalah keperawatann :

1. Isolasi sosial

2. Harga diri rendah

3. Prilaku kekerasan

4. Koping keluarga tidak efektif

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Penyakit jiwa √ Sistem pendukung

√ Faktor prespitasi √ Penyakit fisik

√ Koping Obat-obatan
Masalah keperawatan :

1. Koping keluarga inefektif

2. Regimen therapi in efektif

ANALISA DATA

DATA MASALAH

DS :

- Klien mengatakan merasa dihina semenjak Prilaku kekerasan

di kelurkan dari pekerjaan nya

- Keluarga mengatakan semenjak di

keluarkan dari pekerjaan nya klien sering

marah-marah, merasa tidak di hargai dan

sering curiga dengan keluarga nya

- Keluarga mengatakan klien pernah

beberapa kali memukul orang yang lewat

depan rumah nya

DO :

- Kontak mata tajam

- Ekspresi wajah tegang

- Berjalan mondar mandir


DS : Harga diri rendah

Klien mengatakan merasa tidak di hargai karena

tidak bekerja

DO :

Klien mudah tersinggung

Klien sering menyendiri

Klien sering curiga dengan keluarga nya

Klien tidak pernah keluar rumah

DS : Isolasi sosial

Keluarga mengatakan semenjak sakit klien lebih

banyak diam dan tidak pernah keluar rumah

Keluarga mengatakan klien mudah curiga dan

tersinggung dengan orang lain

DO :

Klien lebih banyak diam dan menyendiri


DS : Regimen therapi in efektif

- Klien mengatakan pernah di rawat di RS

dengan penyakit yang seperti ini pada tahun

2015

- Klien mengatakan selama rawat jalan klien

minum obat tetapi masih ada keinginan

memukul orang

DO :

- Di buku MR pasien tercatat riwayat

pengobatan klien

DS : Koping keluarga tidak efektif

- Klien mengatakan ingin kembali bekerja

tetapi keluarga tidak mengijinkan klien

keluar rumah dan mengikuti kegiatan di

lingkungan sekitar

DO :

- keluarga tampak kebingungan tentang cara

merawat klien
XI. ASPEK MEDIK

Diagnosa Medik : Skizofrenia paranoid

Therapi medik :

- Seradol 3 x 5mg

- CPZ 2 x 100mg

- Heximer 3x 2mg

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Prilaku kekrasan

2. Harga diri rendah

3. Isolasi sosial

4. Regimen therapi in efektif

5. Koping keluarga tidak efektif


XIII. POHON MASALAH

RESIKO MENCIDERAI
DIRI SENDIRI DAN
ORANG LAIN

akibat

PRILAKU
KEKERASAN core problem

ISOLASI
SOSIAL
REGIMEN
THERAPI IN HARGA DIRI
EFEKTIF RENDAH
penyebab

KOPING
KELUARGA IN
EFEKTIF

XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Prilaku kekerasan

2. Harga diri rendah

3. Isolasi sosial

4. regimen therapi in efektif

5. Koping keluarga inefektif


RENCANA KEPERAWATA

Nama Klien: Tn.Z Ruangan : Kenanga

No. RM : 45678360 DX Medis : Schizofrenia

Tgl No Dx Keperawatan Perencanaan


Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
17/0 I Perilaku TUM: Klien dapat
1/20 kekerasan /RPK meng ontrol
22 perilaku kekerasan

Tuk : 2. Setelah1x24 jam 2. Bina hubungan saling  Bila sudah terbina


1. Klien dapat klien menunjukkan percaya dengan : hubungan saling
membina tanda-tanda percaya  Beri salam setiap percaya diharapkan
hubungan saling kepeda perawat : berinteraksi klien dapat kooperatif,
percaya  Wajah cerah,  Perkenalkan sehingga pelaksanaan
tersenyum nama, nama asuhan keperawatan
 Mau berkenalan panggilan dan dapat berjalan dengan
 Ada kontak tujuan perawat baik.
mata berkenalan
 Bersedia  Tanyakan dan
mencritakan panggil nama
perasaan kesukaan klien
 Tunjukkan sikap
empati, jujur dan
menepati janji
setiap kali
interaksi
 Tanyakan
perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien
 Buat kontrak
interaksi yang
jelas
 Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ungkapan
perasaan klien
2. Klien dapat 2. Setelah1x24 jam 3. Bantu klien  Mengetahui kondisi
mengidentifikasi klien menceritakan mengungkapkan klien saat itu dan
penyebab penyebab perilaku perasaan marahnya : mengurangi tekanan
perilaku kekerasan yang  Motivasi klien kemarahan klien.
kekerasan yang dilakukannya : untuk  Mengidentifikasi
dilakukannya. o Menceritakan menceritakan penyebab.
penyebab penyebab rasa
perasaan kesal atau
jengkel/keal jengkelnya
baik dari diri  Dengarkan tanpa
sendiri maupun menyela atau
lingkungannya member penilaian
setiap ungkapan
perasaan klien
3. Klien dapat 4. Setelah1x24 jam 4. Bantu klien  Identifikasi penyebab
Mengidentifikasi klien menceritakan mengungkapkan marah
tanda-tanda tanda-tanda saat tanda-tanda perilaku  Identifikasi perubahan
perilaku terjadi perilaku kekerasaan yang fisik
kekerasan kekerasaan dialaminya :  Menyamakan persepsi
o Tanda fisik :  Motivasi klien bahwa hal tersebut
mata merah, menceritakan terjadi dan ada pada
tangan kondisi fisik klien.
mengepal, (tanda-tanda
ekspresi tegang fisik) saat
dan lain-lain perilaku
o Tanda kekerasan terjadi
emosional :  Motivasi klien
Perasaan marah, menceritakan
jengkel, bicara kondisi emosinya
kasar (tanda-tanda
o Tanda social : emosional) saat
bermusuhan terjadi perilaku
yang dialami kekerasan
saat terjadi  Motivasi klien
perilaku menceritakan
kekerasaan kondisi hubungan
dengan orang lain
(tanda-tanda
social) saat terjadi
perilaku
kekerasan

4. Klien dapat 4. Setelah1x24 jam 5. Diskusikan dengan  Identifikasi cara klien


mengidentifikasi klien menjelaskan : klien perilaku dalam mengungkapkan
jenis perilaku o Jenis-jenis kekerasan yang perilaku kekerasan.
kekerasan yang ekspresi dilakukannya selama  Mempermudah
pernah kemarahan yang ini : perawat
dilakukannya selama ini telah  Motivasi klien mengidentifikasi
dilakukannya menceritakan perilaku kekerasan
o Perasaan saat jenis-jenis yang bisa dilakukan
melakukan kekerasan yang saat marah.
kekerasan
o Efektivitas cara selama ini pernah  Memberikan wawasan
yang dipakai dilakukannya yang baru bagi klien
dalam  Motivasi klien terhadap tindakan yang
menyelesaikan menceritakan maladaptive.
masalah perasaan klien  Bantu klien dalam
setelah tindak mengidentifikasi
kekerasan kerugian dari cara yang
tersebut terjadi dilakukan.
 Diskusikan
apakah dengan
tindak kekerasan
yang
dilakukannya
masalah yang
dialami teratasi
5. Klien dapat 6. Setelah1x24 jam 6. Diskusikan dengan  Menyamakan persepsi
mengidentifikasi klien menjelaskan klien negative dalam merspons
akibat perilaku akibat tindak (kerugian) cara yang perilaku yang salah.
kekerasan kekerasan yang dilakukan pada :  Membantu klien
dilakukannya :  Diri sendiri mencari cara yang
o Diri sendiri :  Orang terbaik.
luka dijauhi lain/keluarga
teman, dll  Lingkungan
o Orang
lain/keluarga :
luka,
tersinggung
ketakutan, dll
o Lingkungan :
barang atau
benda rusak dll
6. klien dapat 6. Setelah 1x24 jam 7. Diskusikan dengan  Identifikasi
mengidentifikasi klien : klien : pengetahuan dan
cara konstruktif o Menjelaskan  Apakah klien keinginan klien untuk
dalam cara-cara sehat mau mempelajari melakukan cara yang
mengungkapkan mengungkapka cara baru sehat.
kemarahan n marah mengungkapkan  Sebagai motivasi untuk
marah yang sehat melakukan perilaku
 Jelaskan berbagai yang sehat.
alternative pilihan  Di dapatkannya cara
untuk lain yang sehat yang
mengungkapkan akan membantu klien
marah selain untuk mencari cara
perilaku yang adaptif dalam
kekerasan yang mengekspresikan
diketahui klien. marahnya.
 Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah :
 Cara fisik : nafas
dalam, pukul
bantal atau kasur,
olah raga
 Verbal :
mengungkapakan
bahwa dirinya
sedang kesal
kepada orang lain
 Social : latihan
asertif dengan
orang lain
 Spiritual :
sembahyang/doa,
zikir, meditasi,
dsb sesuai
keyakinan
agamanya
masing-masing
7. Klien dapat 8. Setelah1x24 jam 7.3. Diskusikan cara  Cara yang cocok akan
mendemonstrasik klien memperagakan yang mungkin membuat klien
an cara cara mengontrol dipilih dan nyaman.
mengontrol perilaku kekerasan : dianjurkan klien  Praktek langsung lebih
perilaku o Fisik : tarik memilih cara yang tepat untuk mengetahui
kekerasan nafas dalam, mungkin untuk manfaat cara yang
memukul mengungkapkan dilakukan.
bantal/kasur kemarahan  Identifikasi adanya
o Verbal: 7.4. Latih klien keuntungan dan
mengungkapka mempergunakan kekurangan
n perasaan cara yang dipilih  Membangkitkan
kesal/jengkel  Peragakan cara motivasi dan minat
pada orang lain melaksanakan klien.
tanpa menyakiti cara yang dipilih
o Spiritual :  Jelaskan manfaat
zikir/doa, cara tersebut
meditasi sesuai  Anjurkan klien
agamanya menirukan
peragaan yang
sudah dilakukan
 Beri pengertian
pada klien,
perbaiki cara
yang masih
belum sempurna
7.3. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih
saat marah/jengkel
8. Klien mendapat 8. Setelah1x24 jam 8.1. Diskusikan  Kejelasan waktu,
dukungan keluarga : pentingnya peran tempat dan topic akan
keluarga untuk o Menjelaskan serta keluarga membantu keluarga
mengontrol cara merawat sebagai pendukung untuk kooperatif.
perilaku klien dengan klien untuk  Perlu dilakukan secara
kekerasan perilaku mengatasi perilaku bertahap
kekerasan kekerasan
o Mengungkapkan 8.6. Diskusikan potensi  Memudahkan
rasa puas dalam keluarga untuk pemahaman dan
merawat klien membantu klien penerimaan.
mengatasi perilaku  Memberikan wawasan
kekerasan kepada keluarga dalam
8.7. Jelaskan pengertian, menggali kemampuan
penyebab, akibat yang ada.
dan cara merawat  Memberikan cara
klien perilaku perawatan yang tepat
kekerasan yang dan mencegah cara
dapat dilaksanakan yang salah atau kurang
oleh keluarga tepat.
8.8. Peragakan cara  Membiasakan keluarga
merawat klien agar terlatih dalam
(menangani perilaku pelaksanaan dirumah.
kekerasan)
8.9. Beri kesempatan
keluaraga untuk
memperagakan
ulang
8.8. Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
8.9. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
9. Klien 9.2. Setelah 1x24 jam 9.3. Jelaskan manfaat  Kejelasan akan
menggunakan klien menjelaskan menggunakan obat membantu klien dan
obat sesuai : secara teratur dan keluarga untuk
program yang o Manfaat minum kerugian jika tidak melaksanakan
telahditetapkan obat menggunakan obat tidanakan yang benar.
o Kerugian tidak 9.4. Jelaskan kepada  Dengan tahu manfaat
minum obat klien : dan kerugian keluarga
o Nama obat  Jenis obat (nama, dan klien akan lebih
o Bentuk dan warna, dan perhatian.
warna obat bentuk obat)
o Dosis yang  Dosis yang tepat  Kejelasan ajan
diberikan untuk klien membantu pelaksanaan
kepadanya  Waktu pemakaian tindakan yang benar.
o Waktu  Cara pemakaian  Waktu yang tepat
pemakaian  Efek yang akan didasari pada kerja dan
o Cara pemakaian dirasakan klien efektifitas dan
o Efek yang 9.4. Anjurkan klien : penggunaan obat.
dirasakan  Minta dan  Efek obat yang
9.2. Setelah1x24 jam menggunakan diketahui lebih awal
klien meggunakan obat tepat waktu memudahkan
obat sesuai  Lapor ke penanganan akibat efek
program perawat/dokter tersebut.
jika mengalami  Membangkitkan minat
efek yang tidak dan motivasi
biasa
 Beri pujian
terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan
obat
Tgl No. Dx Keperawatan Perencanaan
DX Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
27/0 IV Harga diri rendah. TUM: Klien
1/20 memiliki diri yang
22 positif
Tuk : 1. Setelah1x24 jam klien
1. Klien dapat menunjukkan ekspresi 1. Bina hubungan saling  Menunjukkan
membina wajah bersahabat, percaya dengan keramahan dan sikap
hubungan saling menunjukkan rasa menggunakan prinsip bertahan.
percaya dengan senang, ada kontak komunikasi  Agar klien tidak ragu
perawat mata, mau manjabat terapeutik : kepada perawat.
tangan, mau  Sapa klien  Menunjukkan bahwa
menyebutkan nama, dengan ramah perawat ingin kenal
mau menjawab salam, baik verbal dengan klien.
klien mau duduk maupun non  Agar klien percaya
berdampingan dengan verbal kepada perawat.
perawat, mau  Perkenalkan diri  Penerimaan yangs
mengutarakan dengan sopan sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya dapat
masalah yang  Tanyakan nama meningkatkan
dihadapi. lengkap dan nama keyakinan pada
panggilan yang keluarga serta merasa
disukai klien adanya suatu
 Jelaskan tujuan pengakuan.
pertemuan
 jujur dan
menepati janji
 Tunjukkan sikap
empati dan
menerima apa
adanya
 Beri perhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat 2. Setelah1x24 jam 2.1. Diskusikan dengan  Pengertian tentang
mengidentifikas klien menyebutkan : klien tentang : dirinya akan
i aspek positif o Aspek positif dan  Aspek positif memudahkan klien.
dan kemampuan kemampuan yang yang dimiliki
yang dimiliki. dimiliki klien klien, keluarga,
o Aspek positif lingkungan
keluarga  Kemampuan yang  Mengingatkan klien
o Aspek positif dimiliki klien tentang hal positif dan
lingkungan klien nyata akan menambah
2.2.Bersama klien buat percaya diri.
daftar tentang :
 Aspek positif
klien, keluarga,
lingkungan
 Kemampuan yang
dimiliki klien

2.3.Beri pujian yang


realistis, hindarkan
memberi penilaian
negative

3. Klien dapat 3. Setelah1x24 jam klien 3.1. Diskusikan dengan  Meningkatkan percaya
menilai menyebutkan klien kemampuan diri dan menumbuhkan
kemampuan kemampuan yang yang dapat perasaan bahwa ia
yang dimiliki dapat dilaksanakan dilaksanakan tidak selalu gagal dan
untuk tidak berguna.
dilaksanakan 3.2. Diskusikan  Memperkuat kelebihan
kemampuan yang akan membuat klien
dapat dilanjutkan melakukannya.
pelaksanaannya
4. Klien dapat 4. Setelah1x24 jam klien 4.1. Rencanakan bersama  Menambah percaya diri
merencanakan membuat rencana klien aktivitas yang klien bahwa klien
kegiatan sesuai kegiatan harian dapat dilakukan bertanggung jawab
dengan setiap hari sesuai terhadap dirinya.
kemampuan kemampuan klien :
yang dimiliki  Kegiatan mandiri
 Kegiatan dengan  Meningkatkan
bantuan kemampuan klien
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai realitas.
sesuai kondisi klien  Memberikan gambaran
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan sehingga
pelaksanaan klien dapat melakukan.
kegiatan yang dapat
klien lakukan
5. Klien dapat 5. Setelah1x24 jam 5.1. Ajurkan klien untuk
melakukan klien melakukan melaksanakan
kegiatan sesuai kegiatan sesuai kegiatan yang telah
rencana yang jadwal yang dTn. direncanakan
dTn. Zat Zat 5.2. pantau kegiatan
yang dilaksanakan
klien
5.3. Beri pujian atas
usaha yang
dilakukan klien
5.4. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.
6. Klien dapat 6.1.Setelah1x24 jam 6.1. Beri pendidikan  Mempersiapkan
memanfaatkan klien memanfaatkan kesehatan pada keluarga agar dapat
system system pendukung keluarga tentang merawat klien yang
pendukung yang yang ada di keluarga cara merawat klien rendah diri.
ada dengan harga diri  Perhatian keluarga
rendah merupakan dukungan
6.2.Bantu keluarga terhadap klien.
memberikan  Lingkungan terapeutik
dukungan selama akan mendukung klien
klien di rawat dalam meningkatkan
6.3. Bantu keluarga harga dirinya.
menyiapkan
lingkungan di rumah
Tgl No Dx Keperawatan Perencanaan
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
24/0 III Isolasi Sosial TUM: Klien dapat
1/20 berinteraksi dengan
22 orang lain.
Tuk :
1. Klien dapat 1. Setelah 1x24 jam 1.1. Bina hubungan Hubungan saling percaya
membina klien menunjukkan saling percaya merupakan dasar yang
hubungan saling tanda-tanda percaya dengan : kuat bagi klien dalam
percaya kepeda perawat :  Beri salam setiap mengekspresikan
 Wajah cerah, berinteraksi perasaannya.
tersenyum  Perkenalkan  Menunjukkan
 Mau berkenalan nama, nama keramahan dan sikap
 Ada kontak mata panggilan dan bersahabat.
 Bersedia tujuan perawat  Agar kita tidak ragu
mencritakan berkenalan kepada perawat.
perasaan
 Bersedia  Tanyakan dan  Menunjukkan bahwa
mengungkapkan panggil nama perawat ingin kenal
masalahnya kesukaan klien dengan klien.
 Tunjukkan sikap  Agar klien percaya
jujur dan kepada perawat.
menepati janji  Penerimaan yang
setiap kali sesuai dengan keadaan
interaksi yang sebenarnya dapat
 Tanyakan meningkatkan
perasaan klien keyakinan pada klien
dan masalah yang serta merasa adanya
dihadapi klien suatu pengakuan.
 Buat kontrak  Perhatian yang
interaksi yang diberikan dapat
jelas meningkatkan harga
 Dengarkan diri klien.
dengan penuh  Respon mengkritik
perhatian ekspresi atau menyalahkan
perasaan klien dapat menimbulkan
adanya sikap
penolakan.
 Member info tentang
kontrak waktu.
2. Klien dapat 2. Setelah 1x24 jam 2.1. Tanyakan pada klien  Mengidentifikasi
nyebutkan klien menyebutkan tentang : penyebab klien bergaul
penyebab minimal satu  Orang yang atau dekat degan orang
menarik diri penyebab menarik tinggal lain dan penyebab
diri dari : serumah/teman klien tidak dekat
o Diri sendiri sekamar klien dengan orang lain serta
o Orang lain  Orang yang mekanisme koping
o lingkungan paling dekat yang digunakan klien
dengan klien dalam menghadapi
dirumah/diruang masalahnya itu.
perawatan
 Apa yang
membuat klien
dekat dengan
orang tersebut
 Orang yang tidak
dekat dengan
klien
dirumah/diruang  Bila klien sudah
perawatan mengungkapkan
 Apa yang masalahnya, akan
membuat klien mempermudah perawar
tidak dekat melaksanakan asuhan
dengan orang keperawatan.
tersebut  Reinforcement positif
 Upaya yang akan meningkatkan
sudah dilakukan harga diri klien.
agar dekat dengan
orang lain
2.2.Diskusikan dengan
klien penyebab
menarik diri atau
tidak mau bergau
dengan orang lain
2.3.Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
3. Klien mampu 3. Setelah1x24 jam 3.1. Tanyakan pada klien  Tingkat pengetahuan
menyebutkan dengan klien dapat tentang : klien, membantu
keuntungan menyebutkan  Manfaat perawat mengarahkan
berhubungan keuntungan hubungan social klien berhubungan
social dan berhubungan social,  Kerugian menarik dengan orang lain.
kerugian misalnya : diri  Diharapkan klien
menarik diri o Banyak teman 3.2. Diskusikan bersama mampu memilih
o Tidak kesepian klien tentang perilaku yang adaptif
o Bisa diskusi manfaat setelah mengetahui
o Saling menolong berhubungan social keuntungan
Dan kerugian menarik dan kerugian bersosialisasi dan
diri, misalnya: menarik diri kerugian isolasi sosial.
o Sendiri 3.3. Beri pujian terhadap  Reinforcemet positif
o Kesepian kemampuan klien akan meningkatkan
o Tidak bisa diskusi
harga diri klien.
mengungkapkan
perasaannya

4. Klien dapat 4. Setelah1x24 jam klien 4.1. Observasi perilaku  Melatih klien untuk
melaksanakan dapat melaksanakan klien saat bersosialisasi secara
hubungan social hubungan social berhubungan sosial bertahap.
secara bertahap secara bertahap 4.2. Beri motivasi dan
dengan : bantu klien untuk
o Perawat berkenalan/berkomu
o Perawat lain nikasi dengan :
o Klien lain o Perawat lain
o Kelompok o Klien lain
o Kelompok
4.3. Libatkan klien
dengan Terapi
Aktivitas Kelompok
Sosialisasi
4.4. Diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi
4.5. Beri motivasi klien
untuk melakukan
kegiatan sesuai
dengan jadwal yang
telah dTn. Zat
4.6. Beri pujian terhadap
kemampuan klein
memperluas
pergaulannya
melalui aktivitas
yang dilaksanakan
5. Klien mampu 5. Setelah1x24 jam 5.1. Diskusikan dengan  Reinforcement
menjelaskan klien dapat klien tentang diharapkan dapat
perasaannya menjelaskan perasaannya meningkatkan rasa
setelah perasaannya setelah berhubungan social percaya diri klien
berhubungan berhubungan social dengan : sehingga ingin
sosial dengan :  Orang lain mengulangi perbuatan
o Orang lain  Kelompok yang serupa.
o Kelompok 5.2.Beri pujian terhadap  Menyadarkan klien
kemampuan klien bahwa bersosialisasi
mengungkapkan itu lebih baik daripada
perasaannya isolasi sosial.
6. Klien dapat 6.1. Setelah 1x24 jam 6.1. Diskusikan  Dukungan keluarga
dukungam keluarga dapat pentingnya peran berpengaruh terhadap
keluarga dalam menjelaskan tentang serta keluarga perubahan perilaku
memperluas : sebagai pendukung klien.
hubungan sosial o Pengertian untuk mengatasi  Agar keluarga
menarik diri perilaku menarik diri mengenali prilaku
o Tanda dan gejala 6.2. Diskusikan potensi isolasi sosial sehingga
menarik diri keluarga untuk dapat mengantisipasi
membantu klien jika ada kluerga yang
o Penyebab dan mengatasi perilaku mengalami hal yang
akibat menarik menarik diri serupa.
diri 6.3. Jelaskan pada  Mempersiapkan
o Cara merawat keluarga tentang : kluerga untuk merawat
klien menarik diri  Pengertian klien.
6.2. Setelah1x24 jam menarik diri  Memberikan dukungan
keluarga dapat  Tanda dan gejala moral bagi klien dan
mempraktekan cara menarik diri keluarga.
merawat klien  Penyebab dan  Memotivasi keluarga
menarik diri akibat menarik untuk melakukan yang
diri terbaik bagi klien.
 Cara merawat  Reinforcement positif
klien menarik diri diharapkan dapat
6.4. Latih keluarga cara menambah motivasi
merawat klien keluarga.
menarik diri  Memberikan dukungan
6.5. Tanyakan perasaan moral bagi klien dan
keluarga setelah meningkatkan percaya
dan harga diri klien.
mencoba cara yang
dilakukan
6.6. Beri motivasi
keluaraga agar
membantu klien
untuk bersosialisasi
6.7. Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien di
rumah sakit
7. Klien dapat 7.1. Setelah1x24 jam 7.1. Diskusikan dengan
memanfaatkan klien menyebutkan : klien tentang
obat dengan  Manfaat minum manfaat dan
baik obat kerugian tidak
 Kerugian tidak minum obat, warna,
munum obat dosis, cara, efek
 Nama, warna, terapi dan efek
dosis, efek terapi samping penggunaan
dan efek samping obat.
obat 7.2. Pantau klien saat
7.2. Setelah1x24 jam penggunaan obat.
klien 7.3. Beri pujian jika klien
mendemonstrasikan menggunakan obat
penggunaan obat dengan benar.
dengan benar 7.4. Diskusikan akibat
7.3. Setelah1x24 jam berhenti minum obat
klien menyebutkan tanpa konsultasi
akibat berhenti dengan dokter.
minum obat tanpa 7.5. Ajurkan klien untuk
konsultasi dokter. konsultasi kepada
dokter/perawat jika
terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
 Bersedia  Tanyakan dan  Menunjukkan bahwa

mengungkapkan panggil nama perawat ingin kenal

masalahnya kesukaan klien dengan klien.

 Tunjukkan sikap  Agar klien percaya

jujur dan kepada perawat.

menepati janji  Penerimaan yang

setiap kali sesuai dengan keadaan

interaksi yang sebenarnya dapat

 Tanyakan meningkatkan

perasaan klien keyakinan pada klien

dan masalah yang serta merasa adanya

dihadapi klien suatu pengakuan.

 Buat kontrak  Perhatian yang

interaksi yang diberikan dapat


jelas meningkatkan harga

 Dengarkan diri klien.

dengan penuh  Respon mengkritik

perhatian ekspresi atau menyalahkan

perasaan klien dapat menimbulkan


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP I RPK

Pertemuan Ke 1

Hari/Tanggal : Senin, 11 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :

- Klien mengatakan merasa dihina semenjak di kelurkan dari pekerjaan nya

- Keluarga mengatakan semenjak di keluarkan dari pekerjaan nya klien sering

marah-marah, merasa tidak di hargai dan sering curiga dengan keluarga nya

- Keluarga mengatakan klien pernah beberapa kali memukul orang yang lewat

depan rumah nya

DO :

- Kontak mata tajam

- Ekspresi wajah tegang

- Berjalan mondar mandir

2. Diagnosa keperawatan : prilaku kekerasan

3. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan

b. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan

c. Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan

d. Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya

e. Klien dapat menyebutkan cara mencegah/mengendalikan perilaku

kekerasannya

4. Tindakan keperawatan

a. Membina hubungan saling percaya

b. Mendiskusikan penyebab perilaku kekerasan

c. Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan

d. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

e. Mendiskusikan akibat perilaku kekerasan

f. Melatih mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik : tarik nafas dalam

g. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan

1. Orientasi

a. Salam teraupetik
“Selamat pagi Pak, saya perawat yang akan merawat Bapak. Nama Saya

Viesca septianata, senang dipanggil Viesca. Nama Bapak siapa? Senang

dipanggil apa?”

b. Evaluasi / validasi

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Masih ada perasaan kesal atau marah?”

c. Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan marah

yang bapak rasakan?”

Waktu : “Berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?”

Tempat : “Di mana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang

taman?”

2. Fase kerja

“Apa yang menyababkan bapak Z marah?”

“Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus penyebabnya apa? Samakah

dengan yang sekarang?”

“Lalu saat penyebab marah itu ada, apa yang Bapak rasakan? Apakah Bapak

merasa sangat kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang

kerkatup rapat dan ingin mengamuk?”

“Setelah itu apa yang Bapak lakukan?”


“Apakah dengan cara itu marah/kesal Bapak dapat terselesaikan?” “Ya tentu

tidak, apa kerugian yang Bapak alami?”

“Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik?”

“Maukah Bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa

menimbulkan kerugian?”

“Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, bagaimana kalau kita

belajar 1 cara dahulu?.”

“Begini Pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan maka Bapak

berdiri atau duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu

keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan.”

“Ayo Pak coba lakukan apa yang saya praktikkan tadi, Bapak berdiri atau duduk

dengan rileks tarik napas dari hidung, bagus Pak, tahan dan tiup melalui mulut.

Nah lakukan 5 kali Pak. Bagus sekali, Bapak sudah melakukannya”

“Nah Bapak tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi napas dalam, sebaiknya

latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu- waktu rasa marah

itu muncul Bapak sudah terbiasa melakukannya.”

3. Fase terminasi

a. Evaluasi

- Subyektif :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dan melakukan

latihan teknik relaksasi tarik napas dalam tadi? Ya betul dan kelihatannya

Bapak terlihat sudah lebih rileks”

- Obyektif :

“Coba Bapak sebutkan lagi apa yang membuat Bapak marah, lalu apa yang

Bapak rasakan dan apa yang akan Bapak lakukan untuk meredakan rasa

marah”

b. Rencana tindak lanjut

“Coba tunjukkan pada saya cara teknik relaksasi napas dalam yang benar.

Wah bagus, Bapak masih ingat semua” “Bagaimana kalau kegiatan ini rutin

dilakukan 5 kali dalam sehari dan ditulis dalam jadwal kegiatan harian Bapak”

c. Kontrak

- Topik : ”Bagaimana kalau kita bertemu besok untuk membicarakan tentang

cara yang kedua yaitu dengan teknik memukul bantal.. Apa BaTn. Z

bersedia?”

- Waktu : ”Jam berapa kita bertemu? Bagaimana kalau besok?

Bagaimana kalau jam 10:00?”

- Tempat : ”Dimana tempatnya” ”Baiklah, sampai jumpa.”


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SP I RPK

Hari/Tanggal : Senin, 11 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

Implementasi Evaluasi

Data Subjektif : S:

1. Klien mengatakan merasa dihina


Klien mengatakan sudah berusaha untuk
semenjak di kelurkan dari pekerjaan
mengontrol marah dengan teknik relaksasi
nya
napas dalam

2. Keluarga mengatakan semenjak di


O:
keluarkan dari pekerjaan nya klien
1. Klien tampak lebih rileks
sering marah-marah, merasa tidak di

hargai dan sering curiga dengan 2. Klien tampak kooperatif

keluarga nya A : Perilaku Kekerasan

3. Keluarga mengatakan klien pernah - Membina hubungan saling percaya


beberapa kali memukul orang yang
- Mendiskusikan penyebab perilaku
lewat depan rumah nya
kekerasan

- Mendiskusikan tanda dan gejala


Data Objektif :
perilaku kekerasan
1. Kontak mata tajam

- Mendiskusikan perilaku kekerasan


2. Ekspresi wajah tegang
yang biasa dilakukan
3. Berjalan mondar mandir
Diagnosa : - Mendiskusikan akibat perilaku

kekerasan
Perilaku Kekerasan

Tindakan Keperawatan : - Melatih mencegah perilaku

kekerasan dengan cara fisik : tarik


- Membina hubungan saling percaya
nafas dalam
- Mendiskusikan penyebab
Menganjurkan pasien memasukkan dalam
perilakukekerasan

- Mendiskusikan tanda dan jadwal kegiatan harian

gejalaperilaku kekerasan
P:
- Mendiskusikan perilaku
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
kekerasanyang biasa dilakukan
harian pasien mencegah perilaku
- Mendiskusikan akibat
kekerasan secara fisik : tarik nafas
perilakukekerasan
dalam
- Melatih mencegah perilaku

kekerasandengan cara fisik : tarik - Melatih pasien mengontrol perilaku

nafas dalam kekerasan dengan cara fisik II

- Menganjurkan pasien - Menganjurkan pasien memasukkan


memasukkandalam jadwal ke dalam jadwal kegiatan harian
kegiatan harian

Rencana Tindak Lanjut

(PlanningPerawat) : Perawat,

Lanjutkan SP II Resiko Perilaku Kekerasan:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian ( Viesca septianata )


pasien mencegah perilaku kekerasan
secara fisik : tarik nafas dalam

- Melatih pasien mengontrol perilaku

kekerasan dengan cara fisik II

- Menganjurkan pasien memasukkan

ke dalam jadwal kegiatan harian


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP II RPK

Pertemuan Ke 2

Hari/Tanggal : Selasa, 12 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :

- Klien mengatakan sudah berusaha untuk mengontrol marah dengan teknik

relaksasi napas dalam

DO :

- Klien tampak lebih tenang

- Klien kooperatif

2. Diagnosa keperawatan : prilaku kekerasan

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat mengidentifikasi cara kontruktif dalam mengungkapkan

kemarahan

b. Klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan


4. tindakan keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien mencegah perilaku kekerasan

secara fisik : tarik nafas dalam

b. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik II

c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi pelkasanaan

1. Orientasi

a. salam teraupetik

“Selamat pagi Pak, masih ingat dengan saya?”

b. Evaluasi / validasi

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Adakah hal yang menyebabkan bapak

marah? Bapak masih ingatkan pembicaraan kita sebelumnya ”

c. Kontrak

Topik : “Sesuai perjanjian kita kemarin, sekarang kita akan belajar cara

mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang

kedua ya Pak”

Waktu : “Berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?”

Tempat : “Di mana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang

tamu?”

Tujuan : “Supaya Tn. Z dapat mengendalikan emosi dan tidak melakukan

kekerasan”
3. Fase kerja

“Jadi selain cara tarik napas dalam, kita akan latihan cara mengontrol kemarahan

fisik yang ke dua ini”

“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, tegang,

mudah tersinggung, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul bantal”.

“Sekarang mari kita latihan memukul bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau

nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan

kemarahan tersebut dengan memukul bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul

bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. ”Kekesalan lampiaskan ke

bantal.”

“Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Tapi

setelah itu jangan lupa untuk merapikan tempat tidurnya kembali”

4. Fase terminasi

a. Evaluasi

Subyektif : “Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dan

melakukan latihan teknik memukul bantal dalam tadi?” Obyektif : “Coba

Bapak sebutkan lagi apa yang akan Bapak lakukan untuk meredakan rasa

marah”

b. Rencana Tindak Lanjut:

“Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan

belajar bicara yang baik”

c. Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau kita bertemu besok untuk membicarakan tentang


cara yang kedua yaitu dengan teknik memukul bantal.. Apa BaTn. Z

bersedia?”

Waktu : “Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih

cara yang ketiga yaitu dengan verbal?

Tempat : ”Dimana tempatnya” ”Baiklah, sampai jumpa.”

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SP II RPK

Hari/Tanggal : Selasa, 12 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

Implementasi Evaluasi

Data Subjektif : S:

- Klien mengatakan sudah berusaha untuk


Klien mengatakan sudah berusaha untuk
mengontrol marah dengan teknik
mengontrol marah dengan teknik relaksasi
relaksasi napas dalam
napas dalam dan memukul bantal

O:
Data Objektif :
- Klien tampak lebih rileks
- Klien tampak lebih rileks dan kooperatif

Diagnosa : - Klien tampak kooperatif

Perilaku Kekerasan

Tindakan Keperawatan :
A : Perilaku Kekerasan (+)

- Mengevaluasi jadwal kegiatan


- Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien mencegah perilaku harian pasien mencegah perilaku

kekerasan secara fisik : tarik nafas kekerasan secara fisik : tarik nafas
dalam
dalam
- Melatih pasien mengontrol
- Melatih pasien mengontrol
perilaku
perilaku kekerasan dengan cara
- kekerasan dengan cara
fisik II
fisik II
- Menganjurkan pasien
- Menganjurkan pasien
memasukkan ke dalam jadwal
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian
kegiatan harian
P:

Rencana Tindak Lanjut - Mengevaluasi jadwal kegiatan

(PlanningPerawat) : harian pasien

Lanjutkan SP III Resiko Perilaku Kekerasan:


- Melatih cara mengontrol
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
perilaku kekerasan dengan cara
harian pasien
verbal
- Melatih cara mengontrol
- Menganjurkan untuk
perilaku kekerasan dengan cara
memasukan ke jadwal kegiatan
verbal
harian
- Menganjurkan memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian - Anjurkan pasien

- Anjurkan pasien memasukkan memasukkan


dalam jadwal kegiatan harian

dalam jadwalkegiatan harian


Perawat,

( Viesca septianata )

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP III RPK

Pertemuan Ke 3

Hari/Tanggal : rabu, 13 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :

- Klien mengatakan sudah berusaha untuk mengontrol marah dengan teknik

relaksasi napas dalam dan memukul bantal

DO :

- Klien lebih tenang dan kooperatif

2. Diagnosa keperawatan : prilaku kekerasan


3. Tujuan khusus

a. Klien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal

b. Klien dapat melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak

dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik

4. tindakan keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien mencegah perilaku kekerasan

secara fisik : tarik nafas dalam

b. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal

c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi pelakasanaan

1. Orientasi

a. salam teraupetik

“Selamat pagi Pak, masih ingat dengan saya?”

d. Evaluasi / validasi

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Sudah dilakukan latihan tarik napas

dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan

secara teratur?”

“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”

“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya

mandiri: kalau diingatkan perawat baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau

diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan
Kontrak”

e. Kontrak

Topik : “Sesuai perjanjian kita kemarin, bagaimana kalau sekarang kita

latihan cara bicara untuk mencegah marah. Apakah Bapak bersedia?”

Waktu : “Berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?”

Tempat : “Di mana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang

tamu?”

2. Fase kerja

“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau

marah sudah dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal,

dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah.

Ada tiga caranya pak:

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta

tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab

marahnya karena merasa tidak dihargai dan mudah tersinggung. Sekarang

bapak coba ketika berbicara meminta sesuatu dengan baik dan

menggunakan kata tolong. Seperti “bu tolong saya bantu mengambil barang

itu” atau “bu bisa saya bantu membersihkan tanaman” Nanti bisa dicoba di

sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan.

Bagus pak.”
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin

melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena

sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”

3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang

membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena

perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”

3. Fase terminasi

a. Evaluasi

Subyektif : “Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincangtentang

cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?”

Obyektif : “Coba Bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yangtelah

kita pelajari ” “Bagus sekali, sekarang mari kita masukkandalam jadwal.

Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yangbaik? Bisa kita buat

jadwalnya?” “Coba masukkan dalam jadwallatihan sehari-hari, misalnya

meminta obat, uang, dll. Bagus nantidicoba ya Pak!”

b. Rencana Tindak Lanjut:

“Nah bapak sudah mengikuti latihan hari ini dengan baik, karna

waktunya sudah selesai jadi kita janjian bertemu lagi besok ya pak”

c. Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau kita bertemu besok untuk membicarakan cara lain

untuk mengatasi rasa marah BaTn. Zaitu dengan cara spiritual yaitu

ibadah. Apa Bapak bersedia?”


Waktu : “Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih

cara yang ketiga yaitu dengan verbal?

Tempat : ”Dimana tempatnya” ”Baiklah, sampai jumpa….

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SP III RPK

Hari/Tanggal : Rabu, 13 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

Implementasi Evaluasi

Data Subjektif : S:

- Klien mengatakan sudah berusaha untuk


Klien mengatakan sudah berusaha untuk
mengontrol marah dengan teknik relaksasi
mengontrol marah dengan tidak berkata kasar,
napas dalam dan memukul bantal
menolak dengan baik dan meminta tolong jika

butuh sesuatu

Data Objektif :
O:
- Klien tampak lebih rilek
- Klien tampak lebih rileks
- Klien lebih kooperatif
Diagnosa : - Klien tampak kooperatif

Perilaku Kekerasan

Tindakan Keperawatan :
A : Perilaku Kekerasan (+)

- Mengevaluasi jadwal kegiatan


- Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien mencegah perilaku
harian pasien mencegah perilaku
kekerasan secara fisik : tarik nafas
kekerasan secara fisik : tarik nafas
dalam
dalam
- Melatih pasien mengontrol
- Melatih pasien mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara
perilaku kekerasan dengan cara
verbal

- Menganjurkan pasien verbal

memasukkan kedalam jadwal - Menganjurkan pasien

kegiatan harian memasukkan ke dalam jadwal

kegiatan harian

Rencana Tindak Lanjut P:

(PlanningPerawat) :
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
Lanjutkan SP IV Resiko Perilaku Kekerasan:
harian pasien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
- Melatih cara mengontrol
harian pasien
perilaku kekerasan dengan cara
- Melatih cara mengontrol

perilaku kekerasan dengan cara spiritual

spiritual

- Menganjurkan memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian


- Menganjurkan untuk

memasukan ke jadwal kegiatan

harian

- Anjurkan pasien memasukkan

dalam jadwalkegiatan harian

Perawat,

( Viesca septianata )

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP IV RPK

Pertemuan Ke 4

Hari/Tanggal : kamis , 14 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

B. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien
DS :

- Klien mengatakan sudah berusaha untuk mengontrol marah dengan tidak

berkata kasar, menolak dengan baik dan meminta tolong jika butuh sesuatu

DO :

- Klien lebih rileks

- Klien kooperatif

2. Diagnosa keperawatan : prilaku kekerasan

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan

kemarahan

b. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

4. tindakan keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual

c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi pelakasanaan

1. Orientasi

a. salam teraupetik
“Selamat pagi Pak, masih ingat dengan saya?”

b. Evaluasi / validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana pak, latihan apa yang sudah

dilakukan? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?

Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”

c. Kontrak

“Baiklah bapak sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihanlatihan

cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”

Waktu : “Kita akan latihan selama 15-20 menit”

Tempat : “Mau di mana? Di sini saja?”

4. Fase kerja

“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan? Bagus. Baik, yang mana

mau dicoba?

“Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam.

Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, bapak

bisa melakukan ibadah bapak atau membaca kitab”.

“Bapak bisa melakukan ibadah secara teratur tiap minggunya untuk meredakan

kemarahan.”

5. Fase terminasi

a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan setelah kita pelajari semuanya”

Obyektif : “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari?

Bagus”. “Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak.

(sesuai kesepakatan pasien)

“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak

merasa marah” “Setelah ini coba bapak lakukan jadwal ibadah sesuai jadwal

yang telah kita buat tadi”

b. Rencana Tindak Lanjut:

“Bagus sekali bapak sekarang masukan kedalam jadwal kegiatanharian.”

c. Kontrak

Topik : “Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat

mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat. Setuju

pak?”

Waktu : “bapak mau jam berapa? Baik jam 10:00 ya pak ? Berapa lama bapak

mau berbincang-bincang?’’

Tempat : “bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimanakalau

di ruang tamu? Baiklah besok saya akan kesini jam 10:00 sampai

jumpa besok Tn. Z. saya permisi

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SP IV RPK

Hari/Tanggal : Kamis, 14 Januari 2022


Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

Implementasi Evaluasi

Data Subjektif : S:

- Klien mengatakan sudah berusaha untuk


- Klien mengatakan mulai sering
mengontrol marah dengan tidak berkata
melakukan latihan bicara yang
kasar, menolak dengan baik dan meminta
baik untuk mencegah perilaku
tolong jika butuh sesuatu
kekerasan

- Klien mengatakan mau untuk


Data Objektif :
belajar lagi mencegah perilaku
- Klien tampak lebih tenang
kekerasan dengan beribadah
- Klien kooperatif
- Klien mengatakan setelah
Diagnosa :
latihan cara mencegah
Perilaku Kekerasan
kekerasan dengan ibadah
Tindakan Keperawatan :
hatinya lebih tenang
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian O:
pasien
- Klien tampak kooperatif dan lebih
- Melatih cara mengontrol perilaku
tenang
kekerasan dengan cara spiritual

- Menganjurkan memasukkan - Klien sudah memasukan latihan ke

dalam jadwal kegiatan harian dalam jadwal

Rencana Tindak Lanjut A : Perilaku Kekerasan (+)


(PlanningPerawat) :
Lanjutkan SP V Perilaku Kekerasan: - Klien mampu mengontrol perilaku

- Mengevaluasi jadwal kegiatan kekerasan secara spiritual


harian pasien
- Klien mampu mencegah perilaku
- Melatih klien mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara beribadah
kekerasan dengan cara minum obat
sesuai keyakinan dan memasukkan
Menganjurkan pasien memasukkan
kedalam jadwal kegiatan hariannya
dalam jadwal kegiatan harian .

P:

- Klien mampu mengontrol perilaku

kekerasan secara spiritual

- Klien mampu mencegah perilaku

kekerasan dengan cara beribadah

sesuai keyakinan dan memasukkan

kedalam jadwal kegiatan hariannya

Perawat,

( Viesca septianata )
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP V RPK

Pertemuan Ke 5

Hari/Tanggal : Jumat , 15 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :

- Klien mengatakan mulai sering melakukan latihan bicara yang baik untuk

mencegah perilaku kekerasan

- Klien mengatakan mau untuk belajar lagi mencegah perilaku kekerasan dengan

beribadah

- Klien mengatakan setelah latihan cara mencegah kekerasan dengan ibadah

hatinya lebih tenang

DO :

- Klien tampak tenang dan lebih kooperatif

4. Diagnosa keperawatan : prilaku kekerasan

5. Tujuan khusus

d. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan

kemarahan

b. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan


4. tindakan keperawatan

d. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

e. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat

f. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi pelakasanaan

1. Orientasi

a. salam teraupetik

“Selamat pagi Pak, masih ingat dengan saya?”

e. Evaluasi / validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana pak, latihan apa yang sudah

dilakukan? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?

Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”

f. Kontrak

“Baiklah bapak sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihanlatihan

cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”

Waktu : “Kita akan latihan selama 15-20 menit”

Tempat : “Mau di mana? Di ruang tamu ya?”

2. Fase kerja

“Bapak sudah dapat obat dari dokter?”


“Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa

Bapak minum? Bagus!”

“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar

pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks, danyang merah jambu ini

namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus

bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam1 siang, dan jam 7 malam”.

“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu

mengatasinya bapak bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”.

“Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan janganberaktivitas

dulu”

“Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah

benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja

harus diminum. Baca juga apakah nama obatnyasudah benar? Di sini minta obatnya

pada suster kemudian cek lagi apakahbenar obatnya!”

“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya

pak, karena dapat terjadi kekambuhan.”

“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak.”

B. Fase terminasi

a. Evaluasi

Subyektif : “Bagaimana perasaan setelah kita berbincang tentang cara minum obat

yang benar”

Obyektif : “Coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang Bapak minum, Bagaimana
cara minum obat yang benar?”

b. Rencana Tindak Lanjut:

Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang

kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan

semua dengan teratur ya pak”.

c. Kontrak

Topik : Baik pak besok saya kembali lagi untuk mengecek jadwal harian yang bapak

lakukan

Waktu : “bapak mau jam berapa? Baik jam 10:00 ya pak ? Berapa lama bapak mau

berbincang-bincang?’’

Tempat : “bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimanakalau di ruang

tamu? Baiklah besok saya akan kesini jam 10:00 sampai jumpa besok Tn.

Z. saya permisi…..
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SP V RPK

Hari/Tanggal : Jumat, 15 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

Implementasi Evaluasi

Data Subjektif : S:

- Klien mengatakan mulai sering - Klien mengatakan mulai sering

melakukan latihan bicara yang melakukan latihan bicara yang

baik untuk mencegah perilaku baik untuk mencegah perilaku

kekerasan kekerasan

- Klien mengatakan mau untuk - Klien mengatakan mau untuk

belajar lagi mencegah perilaku belajar lagi mencegah perilaku

kekerasan dengan beribadah kekerasan denganberi badah dan

- Klien mengatakan setelah meminum obat

latihan cara mencegah - Klien mengatakan setelah

kekerasan dengan ibadah latihan cara mencegah

hatinya lebih tenang kekerasan dengan ibadah

Data Objektif : hatinya lebih tenang

- Kontak mata tajam O:

- Ekspresi wajah tegang - Klien tampak kooperatif dan lebih

tenang
- Berjalan mondar mandir - Klien sudah memasukan latihan ke

dalam jadwal

A : Perilaku Kekerasan (+)


Diagnosa :

Perilaku Kekerasan
- Klien mampu mengontrol

Tindakan Keperawatan : perilaku kekerasan dengan meminum

obat
- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harianpasien - Klien mampu mencegah

- Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara

perilakukekerasan dengan cara minum obat teratur dan

minum obat memasukkan kedalam jadwal

- Menganjurkan memasukkan kegiatan hariannya

P:
dalamjadwal kegiatan harian

Rencana Tindak Lanjut - Mendiskusikan masalah yang


(PlanningPerawat) : dirasakan keluarga dalam merawat pasien
Lanjutkan SP1 Keluarga Perilaku
- Menjelaskan peran serta keluarga
Kekerasan:
dalam merawat pasien
- Mendiskusikan masalah yang
- Menjelaskan cara-cara merawat
dirasakan keluarga dalam merawat

pasien perilaku kekerasan

- Menjelaskan peran serta keluarga

dalam merawat pasien Perawat,


- Menjelaskan cara-cara merawat
perilaku kekerasan ( Viesca septianata )
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP I RPK KELUARGA

Pertemuan Ke 6

Hari/Tanggal : senin , 18 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :

- Keluarga mengatakan semenjank di keluarkan sari pekerjaan nya, klien sering

marah-marah, merasa tidak di hargai dan sering curiga ke keluarga

- Keluarga mengatakan klien beberapa kali memukul orang yang lewat di depan

rumah

DO :

- Keluarga tampak bingung

- Keluarga tampak cemas

2. Diagnosa keperawatan : prilaku kekerasan

3. Tujuan khusus

a. Keluarga dapat menjelaskan perasaannya


b. Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien resiko

perilakukekerasan

c. Keluarga dapat mendemonstrasikan cara perawata klien

resiko perilaku kekerasan

d. Keluarga mengerti dan menyebutkan kembali

pengertian, tanda dangejala dan proses terjadinya resiko

perilaku kekerasan

4. tindakan keperawatan

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien

2. Menjelaskan pengertian resiko perilaku kekerasan, tanda dan gejala, dan

proses terjadinya resiko perilaku kekerasan

3. Menjelaskan cara merawat klien dengan resiko perilaku kekerasan

B. Strategi pelakasanaan

1. Orientasi

a. salam teraupetik

“Selamat pagi Bapak, perkenalkan nama saya Maghda. Saya perawat yang

akan merawat Tn. Z. Nama bapak siapa, senang dipanggil apa?”

b. Evaluasi / validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini?”

c. Topik

“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang bapak hadapi,

apakah bapak bersedia?”


Waktu : “Kita akan latihan selama 15-20 menit”

Tempat : “Mau di mana? Di sini saja?”

2. Fase kerja

“Bapak, apa masalah yang bapak hadapi/ dalam merawat Tn. Z? Apa yang bapak

lakukan? Baik pak, saya akan coba jelaskan tentang marah Tn. Z dan hal-hal yang

perlu diperhatikan.”

“Pak, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan

benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.”

1`“Yang menyebabkan Tn. Z menjadi marah dan ngamuk adalah kalua dia merasa

direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Tn. Z apa penyebabnya pak?”

“Kalau nanti wajah Tn. Z tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu

artinya Tn. Z sedang marah dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya

dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau berbicara

kasar. Kalau Tn. Z sedang marah apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasanya

dia lakukan?”

“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya bapak tetap tenang, bicara lembut tapi tegas,

jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar Tn. Z seperti

gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari Tn. Z”

“Bila Tn. Z masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah

sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta

bantuan orang lain saat mengikat Tn. Z ya pak, lakukan dengan tidak menyakiti

Tn. Z dan dijelaskan alasan mengikat yaitu agar Tn. Z tidak mencederai diri

sendiri, orang lain dan lingkungan”


“Nah bapak, bapak sudah lihatkan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-

tanda kemarahan itu muncul. Bapak bisa bantu Tn. Z dengan cara

mengingatkan jadwal latihan cara mengontrol marah yang sudah dTn. Zat yaitu

secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”

“Kalau Tn. Z bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa beri pujian ya

pak”

3. Fase terminasi

a. Evaluasi

Subyektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang tentang cara

merawat Tn. Z”

Obyektif : “Coba bapak sebutkan lagi cara merawat Tn. Z?”

b. Rencana Tindak Lanjut:

“Setelah ini coba bapak ingatkan jadwal yang telah dTn. Zat untuk Tn. Z ya pak”

c. Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau kita ketemu besok untuk latihan cara-cara yang

telah kita bicarakan tadi langsung kepada Tn. Z”

Waktu : “bapak mau jam berapa? Baik jam 10:00 ya pak ? Berapa lama bapak

mau berbincang-bincang?’’

Tempat : “bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di

ruang tamu?
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SP 1 RPK KELUARGA

Hari/Tanggal : senin, 18 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

Implementasi Evaluasi

Data Subjektif : S:

DS :
- Keluarga klien mengatakan

- Keluarga mengatakan semenjank di sudah paham cara merawat klien

keluarkan sari pekerjaan nya, klien - Keluarga klien mengatakan

sering marah-marah, merasa tidak di sudah mengertiperasaan klien

hargai dan sering curiga ke keluarga O :

- Keluarga mengatakan klien - Keluarga tampak kooperatif dan

beberapa kali memukul orang yang lebih tenang

lewat di depan rumah - Keluarga klien mengatakan

sudah mengertiperasaan klien


DO :
A : Perilaku Kekerasan (+)
- Keluarga tampak bingung
- Mendiskusikan masalah yang
- Keluarga tampak cemas
dirasakan keluarga dalam
Data Objektif : merawat klien
- Keluarga tampak bingung - Menjelaskan pengertian resiko

perilaku kekerasan, tanda dan


- Keluarga tampak cemas
gejala, dan proses terjadinya

resiko perilaku kekerasan


Diagnosa :
- Menjelaskan cara merawat klien

Perilaku Kekerasan dengan resiko perilaku


Tindakan Keperawatan : kekerasan

- Mendiskusikan masalah yang P:

dirasakan keluarga dalam - Melatih keluarga

merawat klien mempraktekkan cara merawat

- Menjelaskan pengertian resiko klien dengan perilaku kekerasan

perilaku kekerasan, tanda dan


- Melatih keluarga melakukan cara
gejala, dan proses terjadinya
merawat langsung kepada
resiko perilaku kekerasan
klien resiko prilaku kekerasan
- Menjelaskan cara

merawat klien dengan

resiko prilaku kekerasan


Perawat,
Rencana Tindak Lanjut

(PlanningPerawat) :

Lanjutkan SP II Keluarga Perilaku ( Viesca septianata )

Kekerasan:

- Melatih keluarga mempraktekkan

cara merawat klien dengan perilaku


kekerasan

- Melatih keluarga melakukan cara

- merawat langsung kepada klien

resiko perilaku kekerasan


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP II RPK KELUARGA

Pertemuan Ke 7

Hari/Tanggal : Selasa , 19 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

B. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :

- Keluarga klien mengatakan sudah paham cara merawat klien

- Keluarga klien mengatakan sudah mengerti perasaan klien

DO :

- Keluarga tampak kooperatif dan lebih tenang

- Keluarga klien mengatakan sudah mengertiperasaan klien

2. Diagnosa keperawatan : prilaku kekerasan

3. Tujuan khusus

1. Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat klien resiko perilaku

kekerasan

2. Keluarga mampu melakukan cara merawat langsung klien resiko perilaku

kekerasan
4. tindakan keperawatan

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan resiko perilaku

kekerasan

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien resiko

perilaku kekerasan

B. Strategi pelakasanaan

1. Orientasi

a. salam teraupetik

“Selamat pagi Bapak, perkenalkan nama saya Maghda. Saya perawat yang

akan merawat Tn. Z. Nama bapak siapa, senang dipanggil apa?”

b. Evaluasi / validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Masih ingat diskusi kita kemarin? Ada

yang mau bapak tanyakan?”

c. Topik

“Sesuai dengan perjanjian kita kemarin, hari ini kita akan latihan cara-cara

mengontrol rasa marah Tn. Z”

Waktu : “Kita akan latihan selama 15-20 menit”

Tempat : “Mau di mana? Di sini saja?”

2. Fase kerja

“Nah Tn. Z, coba ceritakan apa saja latihan yang sudah Tn. Z lakukan” “Bagus

sekali. Coba perlihatkan kepada bapak jadwal harian Tn. Z! bagus!”

“Nanti dirumah bapak bisa membatu Tn. Z latihan mengontrol kemarahan Tn.
Z”

“Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya Tn. Z?”

“Masih ingat Tn. Z, pak. Kalau tanda-tanda marah sudah Tn. Z rasakan maka

yang harus dilakukan Tn. Z adalah?”

“Ya, betul. Bapak berdiri, lalu Tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu

keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan

kemarahan. Ayo coba lagi, Tarik dari hidung, bagus, tahan dan tiup melalui

mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba bapak temani dan bantu Tn. Z menghitung

latihan ini sampai 5 kali”

“Bagus sekali, Tn. Z dan bapak sudah bisa melakukannya dengan baik” “Cara

yang kedua masih ingat Tn. Z, pak?”

“Ya, benar. Kalau ada yang menyebabkan Tn. Z marah dan muncul perasaan

kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam Tn. Z dapat

melakukan pukul Kasur dan bantal”

“Sekarang coba kita latihan memukul Kasur dan bantal. Mana kamar Tn. Z?

Jadi kalua nanti Tn. Z kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan

lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal”

“Nah, coba Tn. Z lakukan sambal didampingi bapak, berikan Tn. Z semangat

ya pak. Bagus sekali Tn. Z melakukannya”

“Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga

caranya Tn. Z, coba praktekkan langsung kepada bapak cara bicara ini:

a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak

menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Nak, bapak perlu uang untuk beli
rokok!’. Coba Tn. Z praktekkan. Bagus Tn. Z

b. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh Tn. Z dan Tn. Z tidak ingin

melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang

ada kerjaan’. Coba Tn. Z praktekkan. Bagus sekali

c. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat

kesal bapak dapat mengatakan: ‘Saya jadi ingin marah karena perkataanmu

itu’. Coba prakrekkan. Bagus Tn. Z”

“Cara berikutnya adalah kalau Tn. Z sedang marah apa yang harus

dilakukan?”

“Baik sekali, Tn. Z coba langsung duduk dan Tarik napas dalam. Jika tidak

reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil

air wudhu kemudian sholat”

“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi bapak untuk

meredakan kemarahan”

“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya Tn. Z, bapak agar pikiran Tn. Z

jadi tenang, tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”

“Tn. Z coba jelaskan berapa macam obatnya?” “Bagus. Jam berapa minum

obat?”

“Bagus. Apa guna obat tersebut?”

“Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?” “Wah bagus

sekali!”

“Kemarin sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang Tn. Z dapatkan, bapak

tolong selama dirumah ingatkan Tn. Z untuk meminumnya secara teratur dan
jangan dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”

3. Fase terminasi

a. Evaluasi

Subyektif : “Baiklah bapak, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan

bapak setelah kita latihan cara-cara mengontrol marah langsung kepada Tn.

Z?”

Obyektif : “Bisa bapak sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”

b. Rencana Tindak Lanjut:

“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Tn. Z melaksanakan jadwal latihan

yang telah dTn. Zat selama dirumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk

Tn. Z bila dapat melakukan dengan benar ya pak”

c. Kontrak

Topik : “Karena Tn. Z sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau

besok kita bertemu lagi membicarakan jadwal aktivitas Tn. Z selama

dirumah nanti”

Waktu : “bapak mau jam berapa? Baik jam 10:00 ya pak ? Berapa lama

bapak mau berbincang-bincang?’’

Tempat : “bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana

kalau di ruang tamu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SP II RPK KELUARGA


Hari/Tanggal : Selasa, 19 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

Implementasi Evaluasi

Data Subjektif : S:

DS :
- Keluarga klien mengatakan sudah

- Keluarga klien paham cara merawat klien

mengatakan sudah
- Keluarga klien mengatakan sudah
paham cara merawat
mengerti perasaan klien
klien
O:

- Keluarga klien - Keluarga tampak kooperatif dan lebih

mengatakan sudah tenang

mengerti perasaan
- Keluarga klien mengatakan sudah
klien
mengertiperasaan klien
DO :
A : Perilaku Kekerasan (+)

- Keluarga tampak bingung


- Melatih keluarga mempraktekkan

- Keluarga tampak cemas cara merawat klien dengan resiko

perilaku kekerasan
Data Objektif :

- Keluarga tampak - Melatih keluarga melakukan cara

kooperatif dan lebih merawat langsung kepada klien


tenang resiko perilaku kekerasan
Keluarga klien
UJIAN SP 2 KELUARGA
mengatakan
P:

Diagnosa :
- Membantu keluarga membuat
Perilaku Kekerasan
jadwal aktivitas dirumah termasuk
Tindakan Keperawatan :
minum obat (discharge planning)

- Melatih keluarga
- Menjelaskan follow up klien
mempraktekkan cara
setelah pulang
merawat klien dengan

resiko perilaku kekerasan


Perawat,
- Melatih keluarga

melakukan cara merawat


( Viesca septianata )
langsung kepada klien

resiko perilaku kekerasan

Rencana Tindak

Lanjut (Planning

Perawat) :

Lanjutkan SP III Keluarga

PerilakuKekerasan:

- Membantu keluarga

membuat jadwal aktivitas

dirumah termasuk minum


obat (discharge planning)

- Menjelaskan follow up

klien

- setelah pulang
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP III RPK KELUARGA

Pertemuan Ke 8

Hari/Tanggal : Rabu , 20 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

C. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :

- Keluarga klien mengatakan sudah paham cara merawat klien

- Keluarga klien mengatakan sudah mengertiperasaan klien

DO :

- Keluarga tampak lebih tenang dan kooperatif

2. Diagnosa keperawatan : prilaku kekerasan

3. Tujuan Khusus

a. Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas dirumah

termasuk minumobat secara mandiri

b. Keluarga mematuhi jadwal yang telah dTn. Zat untuk kesembuhan klien

c. Keluarga mengerti/memahami follow up yang telah

diarahkan padaklien

4. Tindakan Keperawatan:
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah

termasuk minum obat

b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang

5. Strategi Pelaksanan

1. Orientasi

 Salam Terapeutik

“Selamat pagi Bapak, masih ingat dengan saya?”

 Evaluasi/Validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana bapak, selama bapak

membesuk apakah sudah terus berlatih cara merawat Tn. Z? Apakah sudah

dipuji keberhasilannya?”

 Topik

“Karena besok Tn. Z sudah boleh pulang, maka sesuai perjanjian kitakemarin,

nah sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal dirumah?”

 Waktu : “Kita akan latihan selama 15-20 menit”

 Tempat : “Mau di mana? Di sini saja?”

2. Fase Kerja

“Bapak, jadwal yang telah dTn. Zat selama Tn. Z di rumah sakit tolong

dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya. Mari

kita lihat jadwal Tn. Z”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan

oleh Tn. Z selama dirumah. Kalau misalnya Tn. Z menolak minum obat atau
memperhatikan perilaku membahayakan orang lain/diri sendiri. Jika hal ini

terjadi segera dating ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat ya pak”

“Nanti pertugas puskesmas tersebut yang akan memantau perkembangan Tn. Z

selama dirumah”

3. Terminasi

a. Evaluasi

Subyektif :

“Bagaimana bapak apakah sudah paham? Ada yang ingin bapak


tanyakan

Obyektif :

“Coba bapak sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan” (jadwal


kegiatan, tanda dan gejala, follow up ke puskesmas)
b. Rencana Tindak Lanjut

“Jangan lupa ya pak materi yang telah saya ajarkan 3 hari ini, baik cara

merawat Tn. Z maupun mengatur jadwal Tn. Z dirumah nanti

diterapkan ya”

“Baiklah, silahkan menyelesaikan administrasi ya pak” “Saya akan

persiapkan pakaian dan obat Tn. Z”


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SP III RPK KELUARGA

Pertemuan Ke 8

Hari/Tanggal : Rabu , 20 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

IMPLEMENTASI EVALUASI

Data Subjektif : S:

- Keluarga klien mengatakan sudah - Keluarga klien mengatakan sudah

mengerti dengan kondisi klien saat ini paham cara merawat klien

- Keluarga klien mengatakan sudah - Keluarga klien mengatakan sudah

mengerti perasaan klien saat ini mengerti perasaan klien

- Keluarga klien mengatakan sudah O:

mengerti cara merawat klien


- Keluarga klien tampak kooperatif

Data Objektif :
- Keluarga kelien tampak lebih

- Keluarga klien tampak lebih tenang tenang

Diagnosa : A : Resiko Perilaku Kekerasan (+)

Resiko Perilaku Kekerasan - Membantu keluarga membuat

jadwal aktivitas dirumah termasuk


Tindakan Keperawatan :
minum obat (discharge planning)
- Membantu keluarga membuat jadwal - Menjelaskan follow up klien

aktivitas dirumah termasuk minum setelah pulang

obat (discharge planning)


P : Planning

- Menjelaskan follow up klien setelah


- Intervensi dihentikan
pulang
TTD
Rencana Tindak Lanjut (Planning Perawat)
Viesca septianata
- Intervensi dihentikan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP I HDR

Pertemuan Ke 9

Hari/Tanggal : kamis , 21 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

- Klien mengatakan semua orang tidak menghargai nya karna tidak bekerja

- Klien mengatakan dirinya tidak berguna karna tidak dapat membantu orang

tua nya mencari nafkah

- Klien mengatakan semua orang merendahkan nya

- Klien mengatakan malu sampai saat ini belum menikah.

- Klien merasa tidak berguna.

- Keluarga mengatakan smeenjak sakit klien tidak keluar rumah

- Keluarga mengatakan semenjak sakit klien jarang berinteraksi dengan orang

lain

DO :

- Klien tampak sedih

- Klien tampak menyendiri, tingkat konsentrasi rendah

2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

3. Tujuan :

Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.

Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan

1. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki

2. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dTn. Zat

3. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

4. Tindakan Keperawatan :

5. Membina hubungan saling percaya

6. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

7. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan

8. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan pasien

9. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih

10. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien

11. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi
a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi pak, perkenalkan saya suster Viesca septianata, saya biasa

dipanggil Suster viesca, mahasiswi perawat di STIKes Widya Dharma Husada

Tangerang yang bertugas hari ini dari jam 08.00-14.00 WIB”.

”Nama Bakak siapa?”

“bapak lebih senang dipanggil siapa? Oh, Tn. Z. Suster akan menemani Tn. Z

selama 1 minggu, jadi kalau ada yang mengganggu pikiran Tn. Z bilang ke suster

ya, siapa tahu suster bisa bantu

b. Evaluasi/Validasi

“Bagaimana perasaan Tn. Z saat ini? Oh, begitu “Coba ceritakan pada suster,

apa yang dirasakan dirumah, hingga dibawah ke sini”

c. Kontrak

 Topik : “Maukah Tn. Z berkenalan dengan suster sambil bercakap – cakap

dengan kemampuan yang dimiliki serta hobi yang sering dilakukan

dirumah”

 Waktu : “Kita mau berkenalan sambil becakap – cakap berapa lama?,

“Bagaimana kalau 10 menit saja? Dari jam 10.00-10.30 WIB? Apakah Tn.

Z setuju? Oh, baiklah Tn. Z

 Tempat : “Tn. Z lebih suka berkenalan sambil bercakap – cakap dimana?

Oh, ditaman, baiklah”


d. Kerja

“Kegiatan apa saja yang sering Tn. Z lakukan dirumah?” Oh, bagus itu Tn. Z

“Terus kegiatan apalagi yang Tn. Z lakukan?”

“Bagaimana kalau Tn. Z menceritakan kelebihan lain atau kemampuan lain

yang dimiliki?” kemudian apa lagi. “Bagaimana dengan keluarga Tn. Z,

apakah mereka menyenangi apa yang Tn. Z lakukan selama ini, atau apakah

mereka sering mengejek hasil kerja Pak?”

e. Terminasi

a. Evaluasi

 Subjektif : “Bagaimana perasaan Tn. Z selama kita berkenalan sambil

bercakap – cakap? Senang terima kasih”

 Obyektif : “Coba tn. Z ceritakan kembali kemampuan dan

kegiatan yang sering Tn. Z lakukan? Oh, bagus sekali, terus

bagaimana tanggapan keluarga Tn. Z terhadap kemampuan dan

kegiatan yang Tn. Z lakukan?”.Rencana Tindak Lanjut

“Baiklah Tn. Z, nanti Kakak ingat-ingat ya, kemampuan kakak yang lain dan

belum sempat kakak ceritakan kepada saya?” Iya baik, besok bisa kita

bercakap-cakap lagi ya Tn. Z”.

Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau besok kita bicarakan kembali kegiatan atau

kemampuan yang dapat Tn. Z lakukan di rumah dan di sini”


Waktu :“Berapa lama kita akan bercakap –cakap?” “Bagaimana kalau 15

menit, dari jam 11.00-11.15 WIB” “Setuju!” “Sampai bertemu lagi besok ya,

Tn. Z”

Tempat:“Tempatnya mau dimana pak ? ” “Di taman atau ruangan?”Ya, baiklah

jika seperti itu sampai bertemu besok pak. Terimakasih waktunya, suster

permisi Selamat Siang”


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pertemuan Ke 9

Hari/Tanggal : kamis, 21 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

IMPLEMENTASI EVALUASI
Data subyektif : S:

- Klien mengatakan semua


- Klien mengatakan namanya Tn.Z Klien
orang tidak menghargai nya
mengatakan senang berbincang-
karna tidak bekerja
bincang terkait dirinya
- Klien mengatakan dirinya
O:
tidak berguna karna tidak
- Klien mau diajak berbicara dan duduk
dapat membantu orang tua
berdampingan dengan perawat
nya mencari nafkah
- Klien mampu merespon tindakan
- Klien mengatakan semua
perawat
orang merendahkan nya
- Klien mau duduk berdampingan
- Klien mengatakan malu
dengan perawat dan menjawab setiap
sampai saat ini belum
pertanyaan
menikah.
A : Harga Diri Rendah (+)
- Klien merasa tidak
1. Klien mampu mengidentifikasi
berguna.
kemampuan dan aspek positif yang
- Keluarga mengatakan
dimiliki
smeenjak sakit klien
2.Klien mampu memasukkan kedalam
tidak keluar rumah
jadwal kegiatan harian
- Keluarga mengatakan
P:
semenjak sakit klien

jarang berinteraksi 1. Anjurkan klien untuk mengingat nama

dengan orang lain perawat dan menyapa lebih dulu jika

Data obyektif : bertemu dengan perawat di jalan 2.Bina

hubungan saling percaya jika perawat akan


- Klien tampak sedih membantu menemukan jalan keluar atau

membantu dalam
- Klien tampak menyendiri,
memecahkan masalah yang ada.
tingkat konsentrasi rendah,

- Diagnosa Keperawatan :

HDR

Tindakan Keperawatan :

Membina hubungan saling

percaya

1. Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki pasien

2. Membantu pasien menilai


TTD
3. kemampuan pasien yang

masih dapat digunakan


Viesca septianata
4. Membantu pasien memilih

kegiatan yang akan dilatih

sesuai dengan kemampuan

pasien

5. Melatih pasien sesuai

kemampuanyang dipilih

6. Memberikan pujian yang

wajar terhadap keberhasilan

pasien Menganjurkan

pasien memasukkan ke

dalam jadwal kegiatan

harian

Rencana Tindak Lanjut:

Lanjutkan SP2 Harga Diri

Rendah

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

2. Melatih kemampuan ke dua

Menganjurkan pasien

memasukkan

3. ke dalam jadwal kegiatan harian


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP II HDR

Pertemuan Ke 10

Hari/Tanggal : jumat , 22 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif :
- Klien mau berjabat tangan
- Klien mau menjawab salam dan menyebutkannamanya Tn. Z, usia 26 tahun
- Klien mengatakan klien kesal dikeluarkan daripekerjaannya
- Klien mengatakan masih sering marah-marah, dancepat tersinggung
- Klien merasa tidak dihargai

b. Data Obyektif
- Klien mau tersenyum saat disapa
- Klien mau berjabat tangan dengan perawat
- Klien mau diajak berbicara berbagi cerita dan dudukberdampingan dengan perawat
- Ketika diajak berbicara klien menjawab dengan suara pelan

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

b. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan


kemampuanyang dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untukdilaksanakan

d. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengankemampuan yang dimiliki

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dTn. Zat

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

4. Tindakan Keperawatan

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih kemampuan ke dua

3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatanharian

B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Tn. Z”, “Masih ingat saya?” “Bagus, jika masih ingat dengan
saya”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasan Tn. Z sekarang?“ Oh ya bagaimana, apakah ada kemampuan
lain yang belumTn. Z ceritakan kemarin”

c. Kontrak Topik :
“Apakah Tn. Z masih ingat apa yang akan kita bicarakan
sekarang?”. “Ya, bagus”
Waktu :
“Kita akan bercakap – cakap selama 15 menit, atau mungkinTn.
Z ingin bercakap – cakap lebih lama lagi?”
Tempat :
“Kalau tidak salah, kemarin kita sudah sepakat akan bercakap
– cakap di taman benar kan?”
2. Kerja

“Kegiatan apa saja yang sering Tn. Z lakukan dirumah?” “memasak, mencuci
pakaian, bagus itu kak”. “Terus kegiatan apalagi yang Tn. Z lakukan?”. “kalau

tidak salah Tn. Z juga senang menyulam ya?”, wah bagus sekali! “Bagaimana kalau

Tn. Z menceritakan kelebihan lain atau kemampuan lain yang dimiliki?” kemudian

apa lagi. “Bagaimana dengan keluarga Tn. Z, apakah mereka menyenangi apa yang

kakak lakukan selama ini, atau apakah mereka sering mengejek hasil kerja Pak?

3. Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Tn. Z setelah berhasil membuat jadwalkegiatan yang dapat
dilakukan baru”
Evaluasi Obyektif
“Coba Tn. Z bacakan kembali jadwal kegiatan yang telah dTn. Zattadi!”. “Iya,
bagus”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Tn. Z mau kan melaksanakan jadwal kegiatan yang telah Tn. Zbuat tadi!” nah
nanti kegiatan–kegiatan yang telah dilakukan bersama – sama dengan teman –
teman yang lain ya!”

“Bagaimana kalau nanti siang?”


c. Kontrak
Topik : “Baiklah besok kita bertemu lagi, bagaimana kalau kitabercakap
–cakap tentang kegiatan yang dapat dilakukan di rumah”. “Bagaimana menurut
Tn. Z ?”. “Setuju”
Waktu :
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap 15 menit, dari jam11.00-11.15 WIB”
“Bagimana setuju Pak!”
“Sampai bertemu lagi besok ya, Tn. Z”
Tempat :
“Tn. Z ingin bercakap – cakap dimana besok?” Ohh di tamanlagi, baiklah.”
“Sampai bertemu besok pak. Terimakasih waktunya, saya
permisiSelamat Siang”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn. Z RM: 130599 Ruangan:


Kenanga
Tanggal: Jam: 13:00 WIB Pertemuan:10
IMPLEMENTASI EVALUASI
Data subyektif S:
- Klien mengatakan klien kesal 1.Klien mau duduk berdampingan
dikeluarkan dari pekerjaannya dengan perawat dan menjawab setiap
pertanyaan
- Klien mengatakan masih sering
O:
marah-marah, dan cepat
1.Klien mau diajak berbicara dan
tersinggung
duduk berdampingan dengan perawat
- Klien mengatakan merasa tidak
2.Klienmampumerespon tindakan
dihargai
perawat
A : Harga Diri Rendah (+)
Data obyektif
1. Klien mampu mengevaluasi jadwal
- Klien mau tersenyum saat disapa
kegiatan harian
Klien mau berjabat tangan dengan
2. Klien mampu melatih kemampuan
perawat
ke dua
- Klien mau diajak berbicara berbagi
3. Klien mampu memasukkan kegiatan
cerita dan duduk berdampingan
ke dalam jadwal kegiatan harian
dengan perawat
P : Planing pasien
- Ketika diajak berbicara klien
1.Anjurkan klien untuk tingkatkan lagi
menjawab dengan suara
dalam berkomunikasi, yaitu mampu
pelan
memulai berbicara dan tidak canggung
Diagnosis Keperawatan :
Harga Diri Rendah
Tindakan Keperawatan :
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
1. Melatih kemampuan ke dua
2. Menganjurkan pasien
memasukkanke dalam jadwal TTD
kegiatan harian
Rencana Tindak Lanjut (Planing
Perawat) : Viesca
septianata
Evaluasi SP II Harga Diri
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2.Melatih kemampuan ke dua
3.Menganjurkan pasien memasukkan
ke dalam jadwal kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP 1)

ISOLASI SOSIAL

Pertemuan Ke 11

Hari/Tanggal : senin , 25 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Data Subyektif:

- Klien mengatakan malas keluar rumah

- Keluarga mengatakan semenjak sakit klien jarang keluar rumah dan lebih

banyak diam

Data Obyektif :

- selalu menundukan kepala

- pasien hanya diam di kamar

- tidak pernah berintraksi dengan keluarganya

- ekpresi wajah tampak tegang

- Afek tumpul : klien tampak mondar - mandir

2. Diagnosa Keperawatan

Isolasi Sosial : Menarik Diri


3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat nyebutkan penyebab menarik diri

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya dengan :

- Beri salam setiap berinteraksi

- Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan

- Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

- Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi

- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

- Buat kontrak interaksi yang jelas

- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

b. Tanyakan pada klien tentang :

- Orang yang tinggal serumah/teman sekamar klien

- Orang yang paling dekat dengan klien dirumah/diruang perawatan

- Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut

- Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah/diruang perawatan

- Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut

- Upaya yang sudah dilakukan


c. agar dekat dengan orang lain

d. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul

dengan orang lain

e. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

a. Orientasi

1. Salam terapeutik

“Selamat Pagi Pak Z, bagaimana kabar nya? Masih ingat kan dengan saya?

2. Evaluasi validasi

“Bagaimana keadaan dan kabar Bapak sekarang? Bagaimana tidurnya

semalam ?”

3. Kontrak

“pak Z, saya bertugas disini untuk merawat bapak dari hari senin sampai jumat

mulai dari jam 08:00 sampai dengan jam 14:00 apabila dinas pagi, dan juga

dari jam 14:00-20:00 WIB apabila dinas sore, saya harap selama saya

merawat bapak, saya dapat memberikan pelayanan yang terbaik.”

a. Topic :

“Baiklah bapak, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang

perasaan bapak dan kemampuan baTn. Zang bapak miliki? Apakah bapak

bersedia? Tujuannya agar bapak dengan saya dapat saling mengenal

sekaligus bapak dapat mengetahui keuntungan berintraksi dengan orang

lain”
b. Waktu

Kira-kira mau berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana


kalau 15 menit dari jam 08:00 sampai 08:15?”
c. Tempat
Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau kita ngobrol
disini?”
d. Tujuan
“ agar kita saling mengenal, dan bina hubungan saling percaya“

b. Fase Kerja

“Bapak, tadi sudah menyebutkan mana bapak, lalu berapa umur bapak

sekarang?” .“bapak sudah berapa lama dirawat disini?”. “Dengan siapa

bapak tinggal serumah?”. “Siapa yang paling dekat bapak?” . “Apa yang

menyebabkan bapak dekat dengan orang tersebut”“Siapa anggota keluarga

dan teman baTn. Zang tidak dengan bapak?” “Apa yang membuat bapak

tidak dekat dengan orang lain? “Apa saja kegiatan yang bapak lakukan saat

bersama keluarga?.“Bagaimana dengan teman

teman yang lain?” , apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan

ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang menghambat bapak dalam

berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain? Menurut bapak apa

keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah benar, kita mempunyai

teman untuk bercakap-cakap.

Apalagi bapak? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) nah kalau

kerugian kita tidak mempunyai teman apa bapak? Ya apalagi?


(sampai menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya

teman ya.

Kalau begitu ingin bapak belajar berteman dengan orang lain? Nah,, untuk

memulainya skarang bapak latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu.

Begini bapak, untuk berkenalan dengan orang lain dengan kita sebutkan

dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai.

c. Terminasi

1. Evaluasi

“sesuai janji kita tadi, kita sudah mengobrol 15 menit, sekarang sudah

pukul 08:15 WIB, untuk saat ini kita akhiri dulu ya pak. Tadi bapak

sudah bagus sekali mau mendengarkan saya dan menjawab dengan baik.”

a. Subjektif

“bagaimana perasaan bapak setelah kita berkenalan?”

b. Objektif

Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan sesekali melihat perawat.

2. Rencana tindak lanjut

“nah bapak, sekarang sudah 11:15 WIB, pembicaraan kita cukupkan saja

dulu sampai disini ya. Sekarang bapak istrahat dulu. Kalau nanti ada yang

mau diceritakan atau ditanyakan kepada saya, bapak bisa sampaikan saat

kita bertemu lagi.”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik:
“Baiklah bapak bagaiman kalau besok kita berbincang-bincang

tentang pengalaman bapak bercakap-cakap dengan teman teman baru

dan latihan bercakap-cakap dengan topic tertentu. Apakah Tn. Z

bersedia?”

b. Waktu

“Tn. Z mau jam berapa? Bagaimna kalau jam 09:00?”

c. Tempat

“Bapak mau nya dimana kita berbincang-bincang?” bagiamana kalau

di ruang tamu? Baiklah pak besok saya akan kesini jam 09:00. Sampai

jumpa besok bapak.


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama : Tn. Z Ruangan : Kenanga
Tanggal : 25 Januari 2022 Jam : 09:00-09:15
Implemen Evalua
tasi si
Data subjektif: S:
- Klien mengatakan jarang ngobrol
- Klien mengatakan namanya
dengan orang lain karena klien Tn.Y
mengatakan lebih sering sendiri, dan - klien mengatakan
klien juga mengatakan malas untuk senang berbincang-
bergaul keluar rumah. bincang terkait ISOS
- Klien mengatakan ia hanya - klien mengatakan
bicara seperlunya saja dengan hanya berbicara
orang-orang. seperlunya terhadap
- Klien mengatakan semenjak masuk orang yang baru
RS klien hanya berbicara kepada dikenal.
beberapa orang saja dan itu juga
seperlunya saja. O:
Data Obyektif : - Klien mau berkenalan
- selalu menundukan kepala - Klien mau berjabat tangan
- pasien hanya diam di kamar - Klien mau menyebutkan
namanya
- tidak pernah berintraksi
- Klien mau menjawab
dengankeluarganya
pertanyaan perawat
- ekpresi wajah tampak sedih
dan sesekali melihat
- Afek tumpul : klien tampak
perawat
mondar -mandir sambil berbicara
- Klien sering menundukan
sendiri.
kepala
Diagnosa :
Isolasi Sosial
A:
Isolasi Sosial (+)
- klien dapat membina
Tindakan Keperawatan:
hubungan saling percaya
- klien dapat
mengidentifikasi penyebab
isolasi sosial
- klien dapat mendiskusikan
tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang
lain
- klien dapat mendiskusikan
kerugian tidak
berinteraksi dengan orang
lain
1. Membina hubungan saling percaya - klien dapat mengajarkan cara
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial berkenalandengan satu
pasien - pasien memasukkan kegiatan
3. Mendiskusikan dengan pasien tentang latihan berbincang-bincang
keuntungan berinteraksi dengan orang lain dengan orang lain dalam
4. Mendiskusikan dengan pasien kerugian tidak jadwal kegiatan harian
berinteraksi dengan orang lain
5. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan P :
satu orang Lanjutkan Intervensi (Sp II ISOS)
6. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan - Mengevaluasi jadwal
latihan berbincang-bincang dengan orang kegiatan harianpasien
lain dalam jadwal kegiatan harian - Memberikan kesempatan
kepada pasien
Rencana tindak lanjut (planning perawat): mempraktekkan cara
Lanjut SP II ISOS berkenalan dengansatu orang
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien - Membantu pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien memasukkan kegiatan
mempraktekkan cara berkenalan dengan berbincang-bincang dengan
satu orang satu orang ke dalam jadwal
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan kegiatan harian
berbincang-bincang dengan satu orang ke
dalam jadwal kegiatan harian TTD

( Viesca septianata)
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP 2)

Pertemuan Ke 12

Hari/Tanggal : selasa , 26 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Data Subyektif:

 Klien mengatakan namanya Tn.Z

 klien mengatakan senang berbincang-bincang terkait ISOS

 klien mengatakan hanya berbicara seperlunya terhadap orang yang

baru dikenal.

Data Obyektif :

 Klien mau berkenalan

 Klien mau berjabat tangan

 Klien mau menyebutkan Namanya

 Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan sesekali melihat

perawat

 Klien sering menundukan kepala

2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik Diri

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat nyebutkan penyebab menarik diri

c. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan

kerugian menarik diri

d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya dengan :

- Beri salam setiap berinteraksi

- Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan

- Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

- Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi

- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

- Buat kontrak interaksi yang jelas

- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

b. Tanyakan pada klien tentang :

- Orang yang tinggal serumah/teman sekamar klien

- Orang yang paling dekat dengan klien dirumah/diruang perawatan

- Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut

- Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah/diruang perawatan

- Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut


- Upaya yang sudah dilakukan

c. agar dekat dengan orang lain

d. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau

bergaudengan orang lain

e. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

a. Orientasi

1. Salam terapeutik

“Selamat pagi bapak, masih ingat dengan saya?”

2. Evaluasi validasi

“Bagaimana dengan perasaan bapak hari ini? Apakah masih ada

persaan kesepian, bagaimana semnangatnya untuk bercakap-cakap

dengan teman? Apakah bapak sudah mulai berkenalan dengan orang

lain? Bagaimana perasaan bapak setelah mulai berkenalan?

3. Kontrak
a. Topic

“Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan latihan

bagaimana berkenalan dan bercakap-cakap dengan dua orang lain

agar bapak semakin banyak teman. Apakah bapak bersedia?”

b. Waktu

“Berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagimana kalau 15

menit?”
c. Tempat

“Bapak mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di

ruang tamu?”

d. Tujuan

“dapat nyebutkan penyebab menarik diri “

b. Fase Kerja
“ baiklah hari ini saya datang bersama dua orangTn. Z perawat yang juga

dinas di ruangan melati, bapak bisa memulai perkenalan… apakah bapak

masih ingat bagaimana cara berkenalan? (beri pujian jika pasien masih

ingat, jikapsien lupa, bantu pasien memngingat kembali cara berkenalan) nah

silahkanbapak mulai (fasilitasi perkenalan antara klien dengan perawat lain)

wah bagus sekali bapak, selain nama, alamat, hoby, apakah ada yang ingin

bapak ketahui tentang perawat N dan R ? (bantu pasien mnegembangkan

topic pembicraan) wah bagus sekali, nah bapak apa kegiatan yang biasa

bapak lakukan pada jam ini? Bagaimana kalau kita menemani teman baTn.

Zang sedang menyiapkan makan siang di ruang makan sambil menolong

teman bapak bisa bercakap-cakap dengan teman yang lain. Mari pak..

(didampingiklien kalau makan) apa yang ingin bapak bincangkan dengan

teman bapak. Oh.. tetnag cara menyusun piring diatas meja silahkan pak..

(jika pasien diam dapat dibantu oleh perawat) coba bapak tanyakan

bagiaman cara menyusun piring diatas meja kepada teman bapak? Apakah

harus rapi atau tidak? Silahkan pak, apalagi yang ingin bapak bincangkan..

silahkan. Ok! Sekarang piringnya sudah rapi, bagaimana kalau bapak dengan
teman bapak

melakukan menyusun gelas diatas meja bersama.. silahkan bercakap-cakap

bapak.”

c. Terminasi

1. Evaluasi

a. Subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berkenalan dengan

perawat N dan R dan bercakap-cakap dengan teman bapak saat

menyiapkan makan siang di ruang makan? Coba bapak sebutkan

kembali bagaimana caranya berkenalan?”

b. Objektif

Klien mau menyebutkan kembali cara berkenalan.

2. Rencana tindak lanjut

“Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegaiatan baTn. Zaitu jadwal

kegiatan bercakap-cakap ketika membantu teman sedang menyiapkan

makan siang. Mau jam berapa bapak latihan? Oh,,, ketika makan pagi

dan makan siang.”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

“Baiklah bapak bagaimana kalau besok saya akan mendampingi

bapak berkenalan dengan 4 orang lain dan latihan bercakap-cakap

saat melakukan kegiatan harian lain, apakah bapak bersedia?”


b. Waktu
“Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00? Baiklah
bapak besok saya akan kesini jam 10. Samapi jumapa besok bapak”.
c. Tempat
Bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalu
di ruang tamu?
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama : Tn. Z Ruangan : Kenanga
Tanggal : 26 Januari 2022 Jam : 10:00-10:15
Implementasi Evaluasi
Data subjektif: S:
- Klien mengatakan namanya Tn.Z - klien mengatakan senang
- klien mengatakan senang berbincang- berbincang-bincang dengan
bincang terkait ISOS temandan perawat
- klien mengatakan hanya berbicara - klien mengatakan senang
seperlunya terhadap orang yang baru ketika membantu temannya
dikenal. O:
Data objektif: - Klien mau berkenalan
- Klien mau berkenalan dengan 2orang
- Klien mau berjabat tangan - Klien mau berjabat tangan
- Klien mau menyebutkan namanya - Klien mau menyebutkan
- Klien mau menjawab pertanyaan perawat kembalicara berkenalan
dan sesekali melihat perawat - Klien mau membantu
- Klien sering menundukan kepala kegiatantemannya
Diagnosa : A:
Isolasi Sosial Isolasi Sosial (+)
Tindakan Keperawatan: - klien dapat mengevaluasi
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian jadwalkegiatan harian
pasien - klien dapat memberikan
- Memberikan kesempatan kepada pasien kesempatan mempraktekkan
mempraktekkan cara berkenalan dengan cara berkenalan dengan satu
satu orang orang
- Membantu pasien memasukkan kegiatan - klien dapat memasukkan
berbincang-bincang dengan satu orang ke kegiatan berbincang-bincang
dalam jadwal kegiatan harian dengan satu orang ke dalam
jadwal kegiatanharian
P:
Lanjutkan Intervensi (Sp III ISOS)
Rencana tindak lanjut (planning perawat): - Mengevaluasi jadwal kegiatan
Lanjut SP III ISOS harian pasien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian - Memberikan kesempatan kepada
pasien pasien mempraktekkan cara
- Memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan dua orang atau
mempraktekkan cara berkenalan dengan lebih
dua orang atau lebih - Menganjurkan pasien
- Menganjurkan pasien memasukkan ke memasukkan ke dalam jadwal
dalam jadwal kegiatan harian kegiatan harian

TTD

( Viesca septianata
)
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP 3)

Pertemuan Ke 13

Hari/Tanggal : rabu , 27 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data Subyektif :
 klien mengatakan senang berbincang-bincang dengan teman danperawat
 klien mengatakan senang ketika membantu temannyaData
Obyektif :
 Klien mau berkenalan dengan 2 orang
 Klien mau berjabat tangan
 Klien mau menyebutkan kembali cara berkenalan
 Klien mau membantu kegiatan temannya

2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik Diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dankerugian
menarik diri
b. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap

4. Tindakan Keperawatan
a. Tanyakan pada klien tentang :
- Manfaat hubungan social
- Kerugian menarik diri

b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan social dan


kerugian menarik diri
c. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

a. Orientasi

1. Salam terapeutik

“Selamat pagi pak, masih ingat dengan saya?”

2. Evaluasi validasi

“Bagaimana dengan perasaan bapak hari ini? Apakah masih ada

persaan kesepian? Apakah bapak sudah bersemangat bercakap-cakap

dengan orang lain? Apa kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-

cakap? Bagaimana dengan jadwal perkenalan dan bercakap-cakap,

aopakah sudah dilakukan? Bagus bapak. “

3. Kontrak

a. Topic

“Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini saya akan

mendampingi bapak berkenalan atau bercakap-cakap dengan

tukang masak, serta bercakap-cakap dengan teman sekamar saat

melakukan kegiatan harian. Apakah bapak bersedia?”

b. Waktu
“Berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagimana kalau 15
menit?”
c. Tempat

“Bapak mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di


ruang tamu?”
d. Tujuan

“dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap“

b. Fase Kerja

“Baiklah bapak, bagaimana jika kita menuju ruang dapur, disana para juru

masak sedang memasak dan juru masak disana jumlah 5 orang disana.

Bagaimana jika kita berangkat sekarang?apakah bapak sudah siap?

Bergabung dengan banyak orang? Nah,, bapak sesampainya disana bapak

langsung bersalaman dan memperkenalkan diri seperti yang sudah kita

pelajari, bapak bersikap biasa saja dan yakin bahwa orang-orang disana

senang kedatangan bapak. Baiklah bapak kita berangkat sekarang ya pak.

(selanjutnya perawat mendampingi klien di kegiatan kelompok, sampai

dengan kembali ke rumah). Nah,, pak, sekarang kita latihan bercakap-cakap

dengan teman saat melakukan kegiatan harian, kegiatan apa yang ingin

bapak lakukan? Oh.. merapihkan kamar baiklah dengan siapa bapak ingin

di dampingi? Dengan Nn. N? baiklah pak. Kegiatannya merapihkan tempat

tidur ya pak (perawat mengajak klien N untuk menemani pasien untuk

merapihkan tempat tidur dan menyapu kamar, kemudian memotivasi pasien

dan teman sekamar bercakap-cakap.”

c. Terminasi
1. Evaluasi

a. Subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berkenalan juru masak di

dapur? Kalau setelah merapikan kamar bagaimana bapak? Apa

pengalaman baTn. Zang menyenangkan berada dalam kelompok?

Adakah manfaatnya kita bergabung dengan orang banyak?”

b. Objektif

Klien mau bergabung dengan orang banyak.

2. Rencana tindak lanjut

“Bagaimana selanjunya bapak bisa menambah orang yang bapak kenal.

Atau bapak bisa ikut kegiatan menolong membawakan nasi untuk

dimakan oleh teman –teman bapak. Jadwal bercakap-cakap setiap pagi

saat merapikan tempat tidur kita cantumkan dengan jadwal ya bapak.

Setiap jam berapa bapak akan berlatih? Baiklah pada pagi jam 10:00

dan siang jam 14:00

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

Baiklah bapak bagaimana kalau besok saya akan mendampingi


bapak dalam melakukan berbincang-bincang saat menjemput
pakaian ke laundry. Apakah bapak bersedia?”

b. Waktu
“Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00?

c. Tempat
“Bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau di sini? Baiklah bapak besok saya akan kesini jam 10:00.
Sampai jumpa besok bapak”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama : Tn. Z Ruangan : Kenanga
Tanggal : 27 Januari 2022 Jam : 11:00-11:15
Implementasi Evaluasi
Data subjektif: S:
- klien mengatakan senang berbincang- - klien mengatakan senang
bincang mengikutikegiatan harian
dengan teman dan perawat - klien mengatakan senang
- klien mengatakan senang ketika berkenalandengan 5 0rang
membantu temannya juru masak di dapur
O:
Data objektif: - klien mau melakukan kegiatan
- Klien mau berkenalan dengan 2 orang - Klien mau berkenalan
- Klien mau berjabat tangan dengan juru masakdidapur
- Klien mau menyebutkan kembali cara - Klien mau berbincang-
bincang
berkenalan
- Klien mau bergabung dengan
- Klien mau membantu kegiatan temannya
5 orang

Diagnosa :
A:
Isolasi Sosial
Isoslasi Sosial (+)
- klien dapat mengevaluasi
Tindakan Keperawatan:
jadwal kegiatanharian
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- klien dapat memberikan
2. Memberikan kesempatan kepada pasien
kesempatan
mempraktekkan cara berkenalan dengansatu
mempraktekkan cara
orang
berkenalan dengan satu
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan
orang
berbincang-bincang dengan satu orang ke
- klien dapat memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
kegiatan berbincang-
bincang dengan satu orang
Rencana tindak lanjut (planning perawat): ke dalam jadwal kegiatan
harian

P:
Lanjutkan Intervensi (Sp IV ISOS)
- Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
Lanjut SP IV ISOS - Memberikan kesempatan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien kepada pasien mempraktekkan
2. Memberikan kesempatan kepada pasien cara berkenalan dengan dua
mempraktekkan cara berkenalan dengan orang atau lebih
dua orang atau lebih - Menganjurkan pasien
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke memasukkan ke dalam jadwal
dalamjadwal kegiatan harian kegiatan harian

TTD

( Viesca septianata )
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP 4)

Nama klien : Tn. Z Pertemuan : IV

Ruangan : Kenanga Hari/Tgl : 28 Januari 2022

SP IV p (Isolasi Sosial)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data Subyektif :
 klien mengatakan senang mengikuti kegiatan harian
 klien mengatakan senang berkenalan dengan 5 0rang juru masak
di dapur

Data Obyektif :
 klien mau melakukan kegiatan
 Klien mau berkenalan dengan juru masak didapur
 Klien mau berbincang- bincang
 Klien mau bergabung dengan 5 orang
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik Diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap
b. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan social
c. Klien dapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan social
4. Tindakan Keperawatan
a. Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial
b. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan/berkomunikasi dengan
:
- Perawat lain
- Klien lain
- Kelompok
c. Libatkan klien dengan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
d. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien bersosialisasi
e. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal
yang telah dTn. Zat
f. Beri pujian terhadap kemampuan klein memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN


a. Orientasi
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak, sesuai dengan janji saya kemarin seakarang
saya datang lagi. Bapak masih ingat dengan saya? Coba siapa? Ya
bagus, tujuan saya skarang ini akan mengajarkan cara berkenalan
dengan 2 orang atau lebih teman baTn. Zang ada di ruangan ini”.
2. Evaluasi validasi
- “Bagimana perasaan bapak saat ini”.
- “Apakah bapak sudah hafal cara berkenalan dengan orang lain?
Apakah bapak sudah memperaktikannyadengan pasien lain?
Siapa saja yang sudah bapak ajak berkenalan? Coba sebutkan
namanya? Ya bagus sekali bapak sudah memperaktikannya ya.
Bagimana perasaan bapak setelah berkenalan tersebut?”
3. Kontrak
a. Topic
“Baik sekarang kita akan berlatih lagi berkenalan dengan 2
orang atau lebih ya pak, yaitu teman teman yang ada diruangan
ini”
b. Waktu
“Mau berapa lama berlatihnya pak? Bagaimana kalau 10 menit”
c. Tempat
“Dimana tempatnya? Disini aja ya pak. Tapi nanti kita temui
teman-teman baTn. Zang belum dikenal pak diruangan ini ya
pak”
d. Tujuan
memperluas pergaulan klien melalui aktivitas yang
dilaksanakan
b. Fase Kerja

“Bapak, sudah tau ya tadinya cara nya berkenalan? Ya bagus”. tadi caranya

bagimana ya pak? Yang pertama dilakukan adalah.. (sebutkan) bagus bapak.”

Sekarang kita hampiri teman-teman baTn. Zang sedang duduk disana ya. (bersama-

sama mendekati klien lain yang sedang duduk menonton tv”. Selamat pagi bapak-

bapak, ini bapak R ingin berkenalan dengan bapak-bapak disini”. Baiklah bapak R,

sekarang bapak R bisa berkenalan dengan bapak-bapak disini semuannya seperti

yang sudah kita praktikan. Ya bagus bapak”. Ada lagi yang lain bapak tanyakan

kepada teman –teman bapak. Coba tanyakan tentang keluarganya.” Kalau memang

tidak adalagi yang ingin dibicarakan, bapak bisa sudahi perkenalan ini lalu bapak

bisa buat janji untukbertemu lagi dengan teman-teman semua, misalnya jam 1 siang

nanti”. Baiklah bapak-bapak, karena bapak sudah selesai berkenalan, saya danbapak

akan kembali keruangan bapak. Selamat pagi (bersama-sama pasien meninggalkan

bapak-bapak).” Bagiamana perasaan bapak setelah berkenalan dengan teman-teman

semua. Bapak merasa senang?Iya, bapak jadi mempunayi banyak teman ya.”

c. Terminasi
1. Evaluasi
a. Subjektif
“Bagaimana persaan bapak setelah kita berkenalan dengan teman teman
bapak semua”
b. Objektif

“Coba bapak sebutkan lagi cara berkenalnnya. Ya bagus pak, jadi sekarang
teman bapak sudah berapa? Namanya siapa saja?Ya bagus sekali bapak”.
2. Rencana tindak lanjut

“Mari sekarang kita masukan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa

bapak berkenalan lagi? Bagaimana kalau tiga kalisehari? Baik jadi jam 9 pagi, jam

11 dan jam 16 sore. Jangan lupa diperaktika terus ya pak. Dan pertahankan terus

apa yang sudah bapak lakukan tadi.” Jangan lupa untuk menanyakan topic lain

supaya berkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan hoby, keluarga dan

sebagainnya.”

3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

“Besok pagi kita ketemu lagi ya pak, saya akan menjelaskanmanfaat obat

yang bapak minum selama ini”

b. Waktu

“Mau jam berapa pak? Baik jam 10 pagi waktunya berapa lama? Ya 15

menit”

c. Tempat

“Tempatnya dimana? Baiklah disini saja ya?”


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama : Tn. Z Ruangan : Kenanga
Tanggal : 28 Januari 2022 Jam : 09:00-10:15
Implementasi Evaluasi
Data subjektif: S:
- klien mengatakan senang mengikuti - klien mengatakan senang telah
kegiatan harian berkenalan dengan semua orang
- klien mengatakan senang berkenalan O:
dengan 5 0rang juru masak di dapur - klien mau melakukan kegiatan
Data objektif: hariannya berkenalan
- klien mau melakukan kegiatan - Klien dapat melakukan berkenalan
- Klien mau berkenalan dengan juru dengan banyak orang
masak didapur A:
- Klien mau berbincang- bincang Isoslasi Sosial (+)
- Klien mau bergabung dengan 5 orang - klien dapat mengevaluasi jadwal
Diagnosa : kegiatan harian
Isolasi Sosial - klien dapat memberikankesempatan
Tindakan Keperawatan: mempraktekkan cara berkenalan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian dengan satu orang
pasien - klien dapat memasukkan kegiatan
2. Memberikan kesempatan kepada pasien berbincang-bincang dengan satu
mempraktekkan cara berkenalan dengan orang ke dalam jadwal kegiatan
satu orang harian
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan P :
berbincang-bincang dengan satu orang ke Lanjutkan Intervensi (Sp V ISOS)
dalam jadwal kegiatan harian - Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
Rencana tindak lanjut (planning perawat): - Memberikan kesempatan kepada
Lanjut SP V ISOS pasien mempraktekkan cara
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien berkenalan dengan dua orang atau
lebih
2. Memberikan kesempatan kepada pasien - Menganjurkan pasien memasukkan
mempraktekkan cara berkenalan dengan ke dalam jadwal kegiatan harian
dua orang atau lebih
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke TTD
dalam jadwal kegiatan harian

( Viesca septianata
)
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN (SP 5)

Pertemuan Ke 15

Hari/Tanggal : jumat , 29 Januari 2022

Nama Klien : Tn. Z

Ruangan : Kenanga

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Data Subyektif :

 klien mengatakan senang telah berkenalan dengan semua orangData

Obyektif :

 klien mau melakukan kegiatan hariannya berkenalan

 Klien dapat melakukan berkenalan dengan banyak orang

2. Diagnosa Keperawatan

Isolasi Sosial : Menarik Diri

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. Tindakan Keperawatan

a. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak


minumobat, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping

penggunaan obat.

b. pantau klien saat penggunaan obat.

c. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar.

d. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan

dokter.

e. Ajurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN


a. Orientasi
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi pak, sesuai dengan jani
kemarin, sekarang saya datang lagi”. Bapak
masih ingat kan dengan saya? Coba siapa?
Iya bagus”.
Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara menggunakan atau

minum obat”

2. Evaluasi validasi

“Bagaiaman perasaan bapak saat ini, apakah bapak sudah tidak sedih

lagi? Apakah bapak suka mengobrol dengan teman-teman? Apa yang

bapak bicarakan dengan teman-teman? Apakah jadwal kegaiatannya

sudah dilaksanakan? Coba saya lihat jadwalnya ya. Ya bagus bapak”

bapak masih ingatkan apa yang sudah kita latih? Ya bagus! Coba

peraktikan lagi pak! Ya bagus pak”. Apakah bapak pagi ini sudah

minum obat? Nama obatnya apa saja? Oh.. bapak belum tau ya nama

obatnya”

3. Kontrak
a. Topic

“Baik sekarang kita akan belajar cara menggunakan atau minum

obat dengan benar”

b. Waktu

“Mau berapa lama berlatihnya pak? Bagaimana kalau 15 menit”

c. Tempat

‘Dimana tempatnya? Disini saja ya pak. Tapi nanti kita temui

teman-teman baTn. Zang belum di kenal bapak diruangan ini ya


pak”

d. Tujuan

Memberikan kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

b. Fase Kerja

“Bapak sudah minum obat hari ini? Berapa macam obat yang bapak minum?

Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa saja bapak minum? Bagus! Bapak

sudah tau mana obat yang diminumnya? Oh.. belum ya. Baiklah akan saya

jelaskan ya!”. Bapak apakah ada bedannya setalah minum obat secara

teratur? Apakah perasaan sedih tersebut berkurang atau hilang? Ya, minum

obat sangat penting supaya bapak tidak merasa sedih dan lesu lagi”, obat

yang bapak minum ada 3 macam pak, semuanya harus bapak minum

3x1,diminumnya pagi jam 7, siang jam 1 dan sor jam 5”. Bapak manfaat

obat ini, gunanya adalah untuk menenagkan pikiran, menghilangkan rasa

gelisah, membuat bapak bisa tidur dengan nyaman, membantu

menghilangkan persaan sedih bapak, membantu bapak untuk bersemangat

lagi. Jadi bapak jangan takut untuk minum obat ya pak.. karena dampaknya

yang tadi tidak akan terjadi pada bapak,” bagaimana bapak.. bapak sudah

mengerti belum.. ya bagus sekali bapak sudah mengerti ya”. Menurut bapak,

boleh tidak berhenti minum obat sebelum diizikan dokter? Ya betul pak

tidak boleh. Akibatnya apa pak kalau berhenti minum obat tanpa izin

dokter? Ya betul karena akan mengakibatkan bapak perasaannya tidak

tenang, merasa gelisah, sedih dan sulit tidur ya pak, juga sakitnya akan
kambuh lagi ya pak”bagaiamana bapak, apakah sudah mengerti? Ya bagus

sekali kalau bapak sudah mengerti”.

c. Terminasi

1. Evaluasi

a. Subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang

obat-obat yang bapak minum.”

b. Objektif

Coba bapak sebutkan lagi nama nama obat yang diminumnya..

manfaatnya apa saja.. berapa kali minumnya dalam

sehari..(sebutkan) apa efek samping dari obat tsb.. apa kerugiannya

bila berhenti minum obat.. apa yang harus di lakukan kalau bapak

mau meminum obat.. apa yang harus dilakukan kalau bapak mau

minum obat.. ya bagus pak. Bapak sekarang sudah tau ya tentang

obat0obat yang harus diminumnya.

2. Rencana tindak lanjut

Mari sekarang kita masukan dalam jadwal kegaiatan harian baTn. Za.

Berapa kali dalam sehari minum obatnya pak. Kira-kira jam berapa saja

. coba tulis ya pak, ya jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 5 sore. Bagus

pak, jadi kalau sudah jamnya bapak minum obat, langsung minta

kepada perawatnya ya pak. Jangan sampai nunggu di panggil.


3. Kontrak yang akan datang

a. Topik

“Baiklah bapak sekarang bincang-bincang sudah selesai, bagaimana

kalau besok sekitar jam 11 saya akan datang kesini untuk bincang-

bincang tentang penyebab bapak malu dan tidak mau bergaul dengan

orang lain”.

b. Waktu

“Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?

c. Tempat

“Bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana

kalau di sini? Baiklah bapak besok saya akan kesini jam 10:00.

Samapi jumpa besok bapak”


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Nama : Tn. Z Ruangan : Kenanga
Tanggal : 29 Januri 2022 Jam : 10:00-10:15
Implementasi Evaluasi
Data subjektif: S:
- klien mengatakan senang telah - Klien mengatakan senang cara meminum
berkenalan dengan semua orang obat
Data objektif: - klien mengatakan senang mengikuti
- klien mau melakukan kegiatan kegiatan harian
hariannya berkenalan - klien mengatakan senang ketika
- Klien dapat melakukan membantu temannya
berkenalan dengan banyak orang - klien mengatakan senang telah
Diagnosa : berkenalan dengan teman kelompoknya
Isolasi Sosial dan semua orang
Tindakan Keperawatan: O:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan - klien dapat melakukan cara meminum
harian pasien obat
2. Memberikan kesempatan kepada - klien mau melakukan kegiatan
pasien mempraktekkan cara - Klien mau berkenalan dengan teman
berkenalan dengan satu orang kelompoknya dan semua orang
3. Membantu pasien memasukkan A :
kegiatan berbincang-bincang Isoslasi Sosial (+)
dengan satu orang ke dalam jadwal - klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan
kegiatan harian harian
Rencana tindak lanjut (planning - klien dapat memberikan kesempatan
perawat): mempraktekkan cara berkenalan dengan
Lanjut SP VI ISOS satu orang
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan - klien dapat memasukkan kegiatan
harian pasien berbincang-bincang dengan satu orang ke
2. Memberikan kesempatan kepada dalam jadwal kegiatan harian
pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan dua orang atau P:
lebih Lanjutkan Intervensi (Sp VI ISOS)
3. Menganjurkan pasien memasukkan - Mengevaluasi jadwal
ke dalam jadwal kegiatan harian kegiatan harian pasien
- Memberikan kesempatan
kepada pasien
mempraktekkan cara
berkenalan dengan dua orang
atau lebih
- Menganjurkan pasien
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian

TTD

( Viesca septianata )

Anda mungkin juga menyukai