HINDIA BELANDA
Selama abad ke-18, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (disingkat VOC)
memantapkan dirinya sebagai kekuatan ekonomi dan politik di pulau Jawa. Perusahaan dagang
Belanda ini telah menjadi kekuatan utama didalam perdagangan regional sejak awal 1600-an,
tetapi pada abad ke-18 mulai mengembangkan minat untuk campur tangan dalam politik pribumi
di pulau Jawa demi meningkatkan kekuasaannya pada ekonomi lokal. Namun korupsi,
manajemen yang buruk dan persaingan ketat dari Inggris (East India Company) mengakibatkan
runtuhnya VOC menjelang akhir abad ke-18. Pada tahun 1796, VOC akhirnya bangkrut dan
kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah Belanda. Akibatnya, harta dan milik (aset) VOC di
Nusantara jatuh ke tangan mahkota Belanda pada tahun 1800. Namun, ketika Perancis
menduduki Belanda antara tahun 1806 dan 1815, aset-aset tersebut dipindahkan ke tangan
Inggris. Setelah kekalahan Napoleon di Waterloo diputuskan bahwa sebagian besar wilayah
Nusantara kembali ke tangan Belanda.
Di Eropa sendiri sedang berlangsung perang antara Inggris dengan Perancis. Di Belanda
sendiri terdapat kelompok Gerakan Patriot yang menuntut penggantian Raja williem V.Gerakan
ini mendapat pengaruh dari revolusi Perancis Itu sendiri.Pada saat yang sama,pada tahun 1975
Perancis menyerbu Belanda yang mendapat dukungan dari gerakan ini sehingga membuat Raja
Williem V melarikan diri ke Inggris. Kemudian Perancis berhasil merebut Belanda dan
dibentuklah Republik Bataaf yang dipimpin oleh Louis Bonaparte.Selain itu republik ini harus
berdiri dengan syarat Belanda menjadi bawahan Perancis. Oleh karena itu Belanda berada
dibawah kekuasaan Perancis
Referensi :
https://www.kompasiana.com/farellufiara/5c7a64646ddcae16c9693872/masa-transisi-voc-ke-
hindia-belanda\
https://www.kompasiana.com/budhiman/5c7d188aab12ae0b563312d6/masa-transisi
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/sejarah-penjajahan/item178?