Market Brief Umbi Umbian HS 0704 Final
Market Brief Umbi Umbian HS 0704 Final
HS 0714
LAPORAN
INFORMASI
INTELIJEN
BISNIS
2020
Market Brief
ITPC Osaka
2020
UMBI-UMBIAN
HS 0714
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pasar umbi-umbian khususnya produk HS 0714 di Jepang masih potensial
untuk dikembangkan oleh Indonesia. Hal ini didukung oleh permintaan produk HS
0714 di Jepang yang mengalami peningkatan 15,6% per tahun dalam periode
sepuluh tahun terakhir. Namun, kebutuhan yang terus meningkat tersebut tidak
dibarengi dengan kapasitas produksi di Jepang untuk HS 0714 khususnya produk
ubi jalar dan talas yang cenderung terus menurun tiap tahunnya. Volume produksi
ubi jalar Jepang mencapai 807 ribu ton di tahun 2017, rekor terendah dalam periode
2010-2017, trend produksi ubi jalar Jepang menunjukkan penurunan 1,1% per tahun
dalam delapan tahun terakhir. Sementara itu, produksi talas Jepang pada tahun
2017 mencapai 148,6 ribu ton, dengan rata-rata produksi sebesar 154,6 ribu ton per
tahun dan pertumbuhan -1,9% per tahun.
Berdasarkan jenis produknya, kelompok produk HS 0714 meliputi ubi kayu,
ubi jalar, ubi rambat, talas, yautia, dan kelompok ubi lainnya. Selama ini, impor HS
0714 di Jepang didominasi oleh impor talas dengan pangsa lebih dari 60%,
sementara impor ubi jalar mencapai 22,4%, diikuti oleh ubi rambat dengan pangsa
6,3% dan ubi kayu 2,7%. Saat ini, Indonesia menguasai 21% pangsa pasar impor ubi
jalar di Jepang. Dari total ekspor HS 0714 Indonesia ke Jepang, ubi jalar merupakan
produk dengan nilai ekspor terbesar yaitu mencapai USD 4,8 juta di tahun 2019
dengan trend pertumbuhan 5,9% per tahun selama sepuluh tahun terakhir. Saat ini
Jepang masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar ubi jalar dari Indonesia, namun
pertumbuhan ekspor ubi jalar ke Jepang mengalami penurunan sebesar 0,1% di
tahun 2019, akan tetapi dengan trend jangka panjang ekspor ke seluruh dunia
maupun ke Jepang yang masih menunjukkan kenaikan, Jepang masih menjadi pasar
yang potensial untuk produk ubi jalar asal Indonesia.
Dalam hal impor talas, China saat ini menguasai pasar Jepang dengan
pangsa 99,6%, sementara Indonesia merupakan pemasok terbesar ke-enam (tahun
2019) dengan pangsa sebesar 0,03% dibawah Vietnam, Taipei, Myanmar, dan
Amerika Serikat. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan
pasar ekspor talas mengingat ekspor talas Indonesia ke dunia menunjukkan
pertumbuhan cukup signifikan sebesar 25% di tahun 2019. Saat ini Jepang menjadi
negara terbesar ke-delapan sebagai tujuan ekspor talas Indonesia. Dilihat dari tren
ekspor talas Indonesia ke dunia yang menunjukkan pertumbuhan yang signifikan
sebesar 89,9% dalam lima tahun terakhir dan pertumbuhan impor talas asal
Indonesia di Jepang yang naik 25% di tahun 2019 dengan tren pertumbuhan 15,5%
per tahun selama sepuluh tahun terakhir, hal tersebut menjadikan peluang bagi
Indonesia untuk mengarahkan ekspor talas ke pasar ekspor Jepang mengingat
ekspor talas Indonesia ke Jepang maupun ke dunia masih menunjukkan
pertumbuhan yang positif.
Halaman
RINGKASAN EKSEKUTIF 2
DAFTAR ISI 4
BAB I. PENDAHULUAN 5
1.1. Tujuan 5
1.2. Metodologi 5
1.3. Batasan Produk 6
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Gambaran Umum Negara 7
1.7. Sistematika Laporan
BAB II. PELUANG
1.4. Output PASAR
Pengkajian 9
5
1.7. Sistematika Laporan
2.1. Trend Produk 9
1.5. Dampak/ Manfaat 5
2.2. Struktur Pasar 11
2.3. Saluran Distribusi 18
2.2.1. Malaysia
2.4. Persepsi terhadap Produk Indonesia 20
BAB III PERSYARATAN PRODUK
2.2.2. Thailand 23
9
3.1. Ketentuan Produk 23
13
3.2. Ketentuan Pemasaran 29
3.1.1. Penyerapan Karet Alam oleh Industri Dalam 16
3.3. Distribusi 30
Negeri
3.4. Informasi Harga 31
3.5. 3.1.2.
Kompetitor
Produk Karet Prioritas Tujuan Ekspor 32
20
BAB IV KESIMPULAN 34
LAMPIRAN 36
1.1 TUJUAN
Jepang merupakan negara produsen dan pengekspor produk HS 0714 ke
berbagai negara di dunia. Berdasarkan data ITC UN Comtrade, negara tujuan utama
ekspor produk HS 0714 adalah Chinese Taipei (29,6%), Amerika Serikat (22,7%),
Hongkong (21,9%), Singapura (16,8%), dan Thailand (6,1%). Dibanding dengan nilai
ekspor HS 0714 ke dunia, nilai impor Jepang dari dunia jauh lebih tinggi. Hal ini
disebabkan karena jumlah produksi dalam negeri Jepang belum dapat mencukupi
jumlah konsumsi domestik Jepang. Total ekspor HS 0714 Jepang pada tahun 2019
sebesar USD 36,9 juta, sementara total impor Jepang untuk HS 0714 mencapai USD
92,5 juta. Lima negara utama pengekspor HS 0714 ke Jepang di tahun 2019 adalah
China, Vietnam, Indonesia, Thailand, dan Chinese Taipei.
Salah satu produk turunan HS 0714, yaitu ubi jalar memiliki keistimewaan di
Jepang dan Korea Selatan. Salah satu umbi-umbian tersebut menjadi komoditas
yang gemar dikonsumsi masyarakat golongan mampu di Jepang dan Korea
Selatan1. Produk HS 0714, seperti ubi jalar (dalam bahasa Jepang: satsumaimo) dan
talas, khususnya talas Jepang (dalam bahasa Jepang: satoimo) sangat banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Jepang. Diperkirakan masyarakat Jepang
mengkonsumsi lebih dari satu juta ton ubi jalar per tahunnya.
Indonesia merupakan salah satu negara utama asal impor produk HS 0714 di
pasar Jepang. Perbedaan nilai ekspor dan impor produk 0714 Jepang dengan dunia
selama sepuluh tahun terakhir yang lebih dari lima puluh persen dan total impor
produk HS 0714 Jepang yang secara umum mengalami peningkatan di tahun 2019
mengindikasikan potensi pasar ekspor produk HS 0714 ke Jepang masih sangat
terbuka.
Analisa intelijen bisnis ini akan menyajikan berbagai informasi penting
mengenai peluang pasar produk HS 0714 di Jepang, perkembangan tren produk
serta persyaratan produk dan teknik yang dapat digunakan sebagai bahan
pendukung dalam mengembangkan ekspor produk HS 0714 di pasar Jepang.
1.2 METODOLOGI
Analisa intelijen bisnis ini menggunakan metode analisa kualitatif dan
deskriptif statistik dengan menggunakan data perdagangan yang diakses melalui
Trademap, statistik ekonomi dari Tradingeconomics, Japan Customs, Ministry of
1
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/10/06/oelzmj382-pengusaha-korsel-sebut-ubi-jalar-
makanan-orang-kaya
Produk yang menjadi cakupan pembahasan dalam analisa ini adalah ubi jalar
(sweet potatoes), talas, dan ubi kayu/singkong. Ubi rambat (Dioscorea spp.) tidak
dibahas secara detail dalam laporan ini karena Indonesia belum banyak
memproduksi produk ini, sebaliknya Indonesia menjadi negara tujuan ekspor
Jepang. Sementara itu, Yautia (Xanthosoma spp.) adalah sejenis talas yang memiliki
sub-famili yang sama dengan talas genus Colocasia spp. yaitu sub-famili Aroideae.
Talas spesies Xanthosoma spp. yang dikenal dengan sebutan talas belitung atau
kimpul, banyak diproduksi di Indonesia. Namun, sampai dengan tahun 2019, Jepang
tercatat mengimpor produk Yautia (HS 0714.50) dari dunia hanya pada tahun 2018
dengan nilai yang cukup kecil.
Ada kemungkinan bahwa impor produk Yautia ini dimasukkan dalam statistik
HS 0714.90, namun karena data yang ada tidak dapat digunakan untuk menganalisa
Yautia secara khusus, sementara itu Indonesia terakhir pernah tercatat mengekspor
produk HS 0714.90 ke Jepang pada tahun 2013 dan produk yang diekspor adalah
produk HS 0714.90.99, maka laporan ini tidak akan membahas secara lebih detail
untuk produk Yautia.
Gambar 2.1 Volume Produksi Ubi Jalar dan Talas di Jepang Tahun 2010-2017
Sumber: Statista.com, 2020 (diolah); tridge.com, 2020 (diolah)
Meskipun ubi jalar terkenal di banyak tempat di dunia, namun negara Jepang
memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Selain merupakan salah satu sayuran Jepang
yang disukai, rasa manis dan gurih dari ubi jalar (satsuma imo) banyak menjadi
bahan utama dalam makanan penutup, seperti manisan ubi jalar yang terkenal di
Jepang yaitu daigaku imo. Di Jepang, ubi jalar sebagian besar digunakan untuk
industri makanan dan juga untuk pakan ternak. Selain dijual dalam bentuk mentah
segar maupun frozen, ubi jalar juga dijual dalam bentuk makanan, beberapa
makanan yang berasal dari ubi jalar dan paling banyak diperjualbelikan di pasar
3 “Taro”, https://www.tridge.com/intelligences/taro/JP
Sementara itu, Jepang tidak memproduksi ubi kayu atau dikenal dengan
sebutan ketela pohon atau singkong, sehingga kebutuhan akan ubi kayu ini
bergantung sepenuhnya pada impor. Ubi kayu, selain sebagai bahan pangan untuk
manusia, juga digunakan untuk makanan hewan, sebagai komponen perekat, bahan
campuran untuk kertas dan tekstil, juga digunakan di bidang farmasi. Ubi kayu juga
10
11
13
14
Total impor talas di Jepang pada tahun 2019 mencapai USD 59,2 juta
dengan pangsa terbesar dikuasai oleh talas asal China dengan pangsa mencapai
99,6%. Indonesia sendiri berada di posisi ke-enam dengan pangsa sebesar 0,03%
dari total impor talas Jepang di tahun 2019, di bawah posisi Vietnam (0,13%), Taipei
(0,12%), Myanmar (0,04%), dan Amerika Serikat (0,04%). Impor talas dari Indonesia
pada tahun 2019 menunjukkan kenaikan sebesar 25%, meskipun pertumbuhan ini
masih lebih kecil dibanding di tahun sebelumnya sebesar 71,4%. Sementara itu,
Vietnam perlu menjadi perhatian karena pada dua tahun terakhir pertumbuhan impor
talas dari negara tersebut menunjukkan kenaikan yang sangat signifikan yaitu
294,7% di tahun 2019 dan 72,7% di tahun 2018. Selain itu, impor talas dari Taipei
dan Amerika Serikat pada tahun 2019 juga menunjukkan peningkatan yang
signifikan masing-masing sebesar 153,6% dan 228,6%.
16
Gambar 2.9 Pangsa Pasar dan Pertumbuhan Ekspor Ubi Jalar Berdasarkan
Negara Tujuan
Sumber: Trademap, 2020 (diolah)
Sementara itu, ekspor talas ke Jepang di tahun 2019 tercatat sebesar USD
15 ribu, naik 25% dibanding tahun sebelumnya, namun kenaikan di tahun 2019
masih lebih kecil dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 71,4%. Pangsa
ekspor talas ke Jepang tahun 2019 hanya sebesar 0,43%, naik dari sebelumnya di
tahun 2018 sebesar 0,39% dari total ekspor talas Indonesia ke Jepang. Saat ini
Jepang menjadi negara terbesar ke-delapan sebagai tujuan ekspor talas Indonesia,
dengan lima besar negara tujuan utama ekspor talas Indonesia di tahun 2019 adalah
China dengan pangsa mencapai 74,2% yang naik signifikan dari sebelumnya
17
Selain ubi jalar dan talas, ubi kayu atau singkong juga menjadi salah satu
produk ekspor Indonesia ke Jepang meskipun pangsanya masih kecil. Pada tahun
2019 nilai ekspor ubi kayu Indonesia ke Jepang baru mencapai USD 10 ribu, namun
pertumbuhan ekspor ubi kayu ke dunia menunjukkan kenaikan 87,5% di tahun 2019.
Ubi kayu dapat juga berpeluang untuk masuk ke pasar Jepang mengingat impor ubi
kayu Jepang dari dunia juga menunjukkan kenaikan sebesar 0,3% di tahun 2019.
Dengan kapasitas ekspor ubi kayu Indonesia ke dunia sebesar USD 4,1 juta, dan
nilai impor Jepang dari dunia sebesar USD 2,5 juta, maka terlihat bahwa Indonesia
masih memiliki potensi sebesar USD 2,5 juta untuk mengekspor ubi kayu ke Jepang.
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
3.3. DISTRIBUSI
Sistem distribusi Jepang tergolong cukup rumit, strategi untuk memasuki
pasar Jepang akan bervariasi tergantung pada karakteristik produk, persaingan, dan
lingkungan pasar. Biasanya, konsumen akhir termasuk pengecer, operator layanan
makanan, pengolah makanan, dan produsen membeli bahan baku dari grosir, yang
mendapatkannya dari importir. Sehingga kontak dengan importir Jepang adalah hal
yang direkomendasikan. Menawarkan kekhasan produk juga menjadi hal yang
penting untuk memasuki pasar Jepang. Indonesia memiliki jenis ubi jalar yang khas,
salah satunya adalah ubi cilembu (honey sweet potatoes) yang dapat menjadi
pembeda produk ubi jalar asal Indonesia dari produk asal negara lain.
Sebagian besar produk HS 0714 Jepang diekspor dalam bentuk frozen atau
bentuk lainnya, sehingga perlu melalui perusahaan yang mengadakan pembekuan
produk atau pengolahan lainnya. Produk HS 0714 selain sebagai bahan makanan
bagi manusia, juga digunakan untuk makanan ternak, dan bahan dasar industri, baik
industri makanan maupun industri lainnya, sehingga produk HS 0714 memiliki
beberapa saluran distribusi sebelum sampai ke tangan konsumen.
30
31
33
34
35
No. Telepon/
Nama Institusi Website/ address
email
Toyota Tsusho +81-03-4306-8541 https://www.toyotsu-
Foods shokuryo.com/en/syokuhin/
Corporation
2-3-13, Konan, Minato-ku, Tokyo 108 0075
Cradle Foods Co., +81-0152-73-3175 http://www.cradle-foods.co.jp/
Ltd.
092-0027 164 Inami, Bihoro-cho, Abashiri-
gun, Hokkaido
Tokio Fukuoka +81-92-431-6167 http://nangoku-f.co.jp/en/c_data.html
Co., Ltd
6-23-1-127 Naka, Hakataku, Fukuoka 812-
0893
Nangoku Fruit +81-92-501-0007 http://www.nangoku-f.co.jp
Co., Ltd. 3-4 Yamatomachi, Kasugashi, Fukuoka
816-0874
N&N Co., Ltd. +81-92-431-6551 6-23-1-126 Naka, Hakataku, Fukuoka 812-
0893
Farmind +81-3-5821-7676 https://www.farmind.co.jp/eng
Corporation
Kanda-Izumicho Bldg., 7F, 1, Kanda-
Izumicho, Chiyoda-ku, Tokyo 101-0024
Refarm Co., Ltd. +81-2-6403-9885 http://www.refarm-
+81-3-6800-3388 agr.com/en/business/index.html
(Fax)
Toproom Shinagawa 1015, 1-9-7 Kita-
shinagawa, Shinagawa-ku, Tokyo 140-
0001
Kyoto Seika Godo +81-75-315-8212 http://www.kyoka.co.jp/english/group.html
Co., Ltd.
The First Market, Kyoto Central Wholesale
market, Sujakubunkicho-owned land,
Shimogyo-ku, Kyoto 600-8847
Kyoka Foods +81-075-323-6860 http://www.kyoka-sk.co.jp/
Coo., Ltd.
600-8813 130-2 Nakadoujinamicho,
Shimogyo-ku, Kyoti 5F Kyoto Fruit and
Vegetable Center
36
ASOSIASI
Japan Root and +81-3-3588-1040 http://www.disclo-koeki.org/
Tuber Crops +81-3-3588-1225
Development (Fax) Vip Akasaka 303, 5-10-42, Akasaka,
Association Inc. Minato-ku, Tokyo 107-0052, Japan
Japan Specialty +81-3-3584-6845 http://jsapa.or.jp/
Agricultural +81-3-3584-1757
Products (Fax) Sankaido Bld. 3rd Floor, 1-9-13, Akasaka,
Association Minato-ku, Tokyo 107-0052, Japan
Japan Fresh +81-3-5833-5141 http://www.fruits-nisseikyo.or.jp/
Produce Import
and Safety
Association
Japan Association +81-3-3251-3873 http://www.zenseikyou.jp/
for Fruits and
Vegetables
Wholesales
Markets
Japan Federation +81-3-3251-5261
of Fruits and
Vegetables
Stores
Cooperatives
Japan Association +81-3-3251-6221 http://www.zenseikyou.jp/
for Central Fruits
and Vegetables
Markets
Japan Center for +81-3-3251-8310
Vegetables
Supply Demand
Adjustment
Japan Federation +81-3-5492-2557
of Fruits and
Vegetables
Wholesalers
Cooperatives
JETRO Jakarta 021-5200264 https://www.jetro.go.jp/ttpp/
Centre 021-5200261
(Fax) Summitmas 1, Lantai 6, Jl. Jend Sudirman
37
Nama Website
Guidebook for Export to Japan https://www.jetro.go.jp/ext_images/en/reports/mar
(Food Articles) 2011 [Vegetables, ket/pdf/guidebook_food_vegetables_fruits_proces
Fruits, and Processed Products] sed_products.pdf
Jetro’s Handbook for Agricultural https://www.jetro.go.jp/en/reports/regulations/pdf/
and Fishery Products Imports agri2009e_1007p.pdf
Regulation (2009)
Jetro’s Handbook for Consumer https://www.jetro.go.jp/ext_images/en/reports/reg
Products Import Regulations ulations/pdf/cons2010ep.pdf
(2010)
Plant Protection Act Plant Protection Division, Food Safety and
Consumer Affairs Bureau, Ministry of Agriculture,
Forestry and Fisheries
https://www.maff.go.jp/e/index.html
Plant Protection Station
https://pps.go.jp/english/index.html
Japan Plant Quarantine Association
https://www.zenshoku-kyu.or.jp/ (Japanese only)
Food Sanitation Act Policy Planning and Communication Division,
Department of Food Safety, Pharmaceutical and
Food Safety Bureau, Ministry of Health, Labor and
Welfare
https://www.mhlw.go.jp/english/topics/foodsafety/i
ndex.html
Japanese Agricultural Standard Labeling and Standards Division, Food Safety and
Consumer Affairs Bureau, Ministry of Agriculture,
Forestry and Fishery
38
39