Anda di halaman 1dari 2

Nama : Komang Ayu Dewi Parwati

NIM : 2004551046
Kelas : A

TUGAS PENELUSURAN HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL

Penelusuran hukum terhadap UUD 1945 dan UU Perjanjian Internasional tentang pengaturan
status Indonesia apakah Indonesia termasuk kategori negara monistik atau dualistik?

Jawab:

Indonesia tidak konsisten dalam menentukan hubungan hukum internasional dan


hukum nasional, karena dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 tidak mengatur mengenai hal tersebut. Oleh karena itu, mengakibatkan ketidakpastian
dalam menerapkan hukum internasional yakni sulit nya menentukan bahwa hukum
internasional dan hukum nasional adalah satu kesatuan sistem (aliran monisme) atau hukum
nasional dan hukum nasional dan hukum internasional berlaku pada wilayah yang berbeda
(aliran dualisme).

Dalam pemberlakuan hukum internasional pada lingkup hukum nasional, negara


Indonesia menerapkan pendekatan inkorporasi dan pendekatan transformasi. Dimana negara
yang menganut aliran dualisme mengubah hukum internasional ke dalam bentuk hukum
nasional (transformasi) agar kaidah isi hukum internasional yang bersangkutan dapat berlaku
sebagai hukum dalam lingkungan hukum nasional. Sedangkan negara yang menganut aliran
monisme menganggap hukum internasional berlaku pula (terinkorporasi) di lingkungan
hukum nasional, setara dengan hukum nasional dengan mempertahankan sifat hukum
internasional tersebut tanpa mengubahnya sejauh isinya cocok untuk diterapkan pada
hubungan-hubungan hukum nasional.

Perjanjian internasional mendapatkan kekuatan mengikat berdasarkan Pasal 11


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian, ketentuan Pasal
11 UUD 1945 dinilai masih sangat umum dan karena itu melalui ayat (3), pengaturannya
lebih lanjut didelegasikan pada Undang Undang Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian
Internasional. Pasal 9 ayat (1) menyatakan “Pengesahan perjanjian internasional oleh
Pemerintah RI dilakukan sepanjang dipersyaratkan oleh perjanjian internasional tersebut dan
ayat (2) Pengesahan perjanjian internasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
dengan undang-undang atau Keputusan Presiden”. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional maka secara formal
kedudukan hukum internasional dalam sistem perundang-undangan Indonesia berada pada
level Undang-Undang dan Keputusan Presiden. Selanjutnya Pasal 10 Undang- undang
Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional menentukan materi muatan
Perjanjian Internasional yang harus diatur dengan undang- undang. Dualisme atau pluralisme
tampak dalam ketentuan sebagaimana dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000
Tentang Perjanjian Internasional.

Anda mungkin juga menyukai