Disusun Oleh :
MARTA NOFI TRIYANI
46114110113
FAKULTAS PSIKOLOGI
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan berbagai bentuk rahmat sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah sederhana ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada
berbagai pihak yang membantu menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Belajar Kognitif”
ini.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam makalah ini, baik
dari segi materi pembahasan sampai tata bahasa yang digunakan. Maka dari itu, saya menerima
saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiknya pada makalah-makalah selanjutnya.
Semoga makalah yang jauh dari kata sempurna ini dapat berguna bagi pembaca dan semoga
menjadi ilmu yang bermanfaat.
Penulis
TEORI BELAJAR KOGNITIF
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang berarti mengetahui. Dalam arti luas
cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Perkembangan
Kognitif adalah pemahaman individu dalam menerima, mempersepsi (memberikan pandangan),
mempelajari, menalar, mengingat, dan berfikir tentang suatu informasi. Teori kognitif lebih
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini mengatakan bahwa belajar
tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, melainkan tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi
saling berhubungan denga seluruh kontek situasi tersebut. Teori ini berpandangan bahwa belajar
merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan
aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks.
Teori belajar kognitif berpandangan bahwa belajar merupakan proses mental aktif untuk
memperoleh, mengingat dan menggunakan pengetahuan. Menurut Piaget, perkembangan kognitif
merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasari atas mekanisme biologi
perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin
komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula m. Piaget membagi tahap
perkembangan menjadi 4 tahap : Tahap sensorimotorik (umur 0-2 tahun); Tahap preoperasional
(umur 2-7 tahun); Tahap operasional konkret (umur 7-12 tahun); Tahap Operasional Formal
(umur 11-18 tahun). Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan
dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan
orang tersebut. Sedangkan Ausubel memiliki prinsip teori bahwa, Proses belajar akan terjadi jika
seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan
baru; Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memamahi
makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami; Siswa lebih
ditekankan unuk berpikir secara deduktif