BELAJAR
1
COVID-19
MASA
PENGEN
ALAN
LINGKU
NGAN
SEKOLA
H (MPLS)
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
MADIYA
Email : smpmuhkaloran@gmail.com, website :
smpmuhammadiyah6kaloran.sch.id
H6
KALORA KATA PENGANTAR
N
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
TAHUN telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan
PELAJAR panduan pelaksanaan MPLS di Tengah Pandemi
SWT membalas kebaikan semua pihak yang membantu dalam penyusunan hingga
terselesaikannya panduan ini.
Kami menyadari bahwa panduan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran, masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pembaca
dan pengguna panduan ini. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam
panduan ini, maka akan dilakukan perbaikan atau penyempurnaan lebih lanjut
demi semakin baik dan sempurnanya panduan ini.
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia telah mengalami
banyak perubahan, mulai dari paradigma, kurikulum, pelaksanaan
pembelajaran termasuk penyelenggaraan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang
kini dikenal dengan nama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah
bagi Peserta Didik baru menyatakan bahwa pengenalan lingkungan sekolah
dimaksudkan untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pelaksanaan pengenalan lingkungan
sekolah bagi peserta didik perlu dilakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan
kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan.
Sesuai dengan Permendikbud No.18 Tahun 2016 bahwa
penyelenggaraan MPLS di sekolah wajib melakukan kegiatan yang
bermanfaat, bersifat edukatif, kreatif dan menyenangkan. Kegiatan MPLS
dilarang mengarah pada perploncoan atau tindakan kekerasan lainnya
(bersifat humanis). Konsep MPLS yang humanis, dinamis, menyenangkan,
edukatif, dan bermakna sangat penting untuk dilakukan mengingat Indonesia
tengah mengalami Pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 secara tidak langsung telah mengubah paradigma
pendidikan Indonesia. Salah satu yang dapat diamati adalah adanya
pergeseran dari pembelajaran konvensional secara tatap muka ke arah
5
BAB III
MATERI MPLS
A. Belajar Efektif
Belajar yang efektif adalah proses belajar mengajar yang berhasil
guna, dan proses pembelajaran itu mampu memberikan pemahaman,
kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu / kualitas yang lebih baik serta
dapat memberikan perubahan perilaku dan dapat diaplikasikan atau diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga hasil dari pembelajaran itu akan dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. Dan untuk mencapai belajar
yang efektif tentu saja dalam proses belajarnya harus dilakukan dengan baik
dan benar. Berikut ini adalah tips-tips belajar yang baik dan benar :
1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih
menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri
sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang
dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak
berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman
yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar.
Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang
belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang
sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas
atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di
mana pun kita berada. Namun catatan tersebut jangan dijadikan media
mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.
3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik.
Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana
pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita
7
tersebut kepada orang tua. Selain itu, kalian juga dapat belajar dari teman
yang berprestasi.
18. Jangan Suka Mencontek Teman
Kalau mencontek, kamu bisa bodoh karena tidak berpikir sendiri. Lagipula
belum tentu, teman yang kamu contek itu menjawab pertanyaan dengan
benar. Belum lagi kalau ketahuan guru dan teman lain, malu kan? Kalau
kamu rajin belajar, pasti bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar
sehingga ulangan dapat nilai baik.
19. Niat Dengan Sungguh-Sungguh
Kalau belajar tidak sungguh-sungguh ataupun tidak niat, yang ada malah
pikiran kita melayang kemana-mana. Entah itu tentang makanan, games,
lawan jenis, dll. Oleh sebab itu, belajar yang baik dimulai dengan niat
yang sungguh-sungguh.
20. Lokasi dan Situasi Yang Kondusif
Jikalau kita belajar, tidak mungkin kalau kita lakukan di tengah jalan raya?
Ataupun ketika kita sedang makan. Cara yang paling efektif untuk belajar
adalah mencari tempat yang nyaman dan tidak terlalu banyak gangguan
agar kita bisa lebih konsentrasi.
21. Hindari Sikap Tidak Jujur
Sekarang ini banyak siswa membuat catatan untuk mencontek saat ada
ulangan atau ujian. Dengan belajar dengan jadwal yang teratur seorang
murid akan selalu siap jika ada ulangan dadakan dan tidak perlu
mencontek.
22. Metode Imitasi
Proses belajar bisa berjalan dengan sempurna melalui metode imitasi atau
meniru. Metode ini di realisasikan ketika seorang meniru orang lain atau
gurunya, metode ini sering di gunakan anak kecil untuk melafal kata
bahasa dari orang tuanya, Begitu juga jika ia meniru berbagai
perilaku,etika dan tradisi
23. Trial and Error
11
masalah hidupnya, dia akan memilki kesamaan dan apa saja yang tidak
memiliki kemiripan. Dengan demikian dia akan bisa menarik kesimpulan,
dengan pilihan tersebut. Maka pada kuncinya berilah anak-anak kita
pertanyaan yang menurut dia mudah, dengan demikian anak tersebut akan
selalu belajar dan berpikir.
26. Mulailah Dari yang “Kecil”
Mulailah belajar dari topik yang paling anda kuasai / gampang. Setelah itu
barulah dilanjutkan dengan topik yang lebih “menantang”. Hal ini
dimaksudkan agar kita tidak langsung down dan putus asa jika
mengerjakan soal-soal sulit terlebih dahulu.
27. Sering-seringlah “Practice”
Latihan dan latihan itulah kunci untuk mahir dalam suatu mata pelajaran.
Semakin banyak anda mengerjakan dan memahami soal semakin terbiasa
pula anda dalam mengerjakannya.
28. Fokus
Ketika belajar, kita dituntut untuk serius. Jangan setengah hati. Karena
pikiran kita tidak dapat melakukan / memikirkan beberapa kegiatan / hal
dalam satu waktu.
29. Mohon Bimbingan-NYA
Jangan lupa banyak-banyak berdoa. Karena selain dari nilai religi-nya, hal
tersebut dapat membuat kita lebih fokus ketika belajar dan dapat membuat
pikiran kita lebih tenang.
30. Menggunakan Media dan Sumber-Sumber Yang Relevan
Jika kita hanya menggunakan 1 buku sebagai bahan patokan untuk belajar.
Apapun hasil yang kita dapat belum tentu maksimal. Untuk itulah, cobalah
untuk mencari-cari hal yang terkait kita pelajari dengan menggunakan
Sumber dan Media yang sudah ada. Kita bisa mencarinya dengan
menggunakan Internet, Koran, Buku lain, Majalah, dan lain-lain. Tentu
kita juga tidak mau ilmu yang kita dapat hanya segitu saja karena hanya
mempunyai 1 buku atau sumber yang tidak lengkap. Untuk itulah, Sumber
dan Media hanyalah sebagai pelengkap dalam belajar yang baik dan benar
13
14
B. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang
mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk
watak peserta didik; hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru,
cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bertoleransi, dan berbagai hal
terkait lainnya
1. Tujuan
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu
dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan
karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan
dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud
dalam perilaku sehari-hari.
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
NILAI DESKRIPSI
Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
15
NILAI DESKRIPSI
Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.
Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
16
NILAI DESKRIPSI
dan politik bangsa.
Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.
Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
17
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
pembelajaran
yang dialogis
dan interaktif.
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
menggunakan
referensi,
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
dengan baik.
Melakukan
pembiasaan
memisahkan
jenis sampah
organik dan
anorganik.
Penugasan
pembuatan
kompos dari
sampah
organik.
Penanganan
limbah hasil
praktik
(SMK).
Menyediakan
peralatan
kebersihan.
Membuat
tandon
penyimpanan
air.
Memrogramk
an cinta
bersih
lingkungan.
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
INDIKATOR INDIKATOR
NILAI DESKRIPSI
SEKOLAH KELAS
C. Pendidikan Keluarga
Kata keluarga berasal dari kata “ kawula” dan “warga “. Kawula
artinya “abdi” yakni “hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”. Keluarga
adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang
terikatoleh suatu keturunan, yakni kesatuan antara ayah, ibu dan anak yang
merupakan kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan keluarga. Keluarga
adalah pendidik yang pertama dan utama telah dicetuskan oleh Ki Hajar
Dewantara sejak tahun 1935, sebagai bagian dari Tri Sentra Pendidikan, yaitu:
alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda (Ki Hajar
Dewantara, 1997). Intensitas dukungan keluarga berpengaruh meningkatkan
pencapaian perkembangan anak usia dini (usia 0-6 tahun) (world bank, 2013).
Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua
kepada anak-anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu
dimasyarakat kelak. pendidikan keluarga di sekolah mampu menjadi wadah
untuk mensinergikan peran serta sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam
menumbuh kembangkan karakter dan budaya berprestasi peserta didik
dianggap sebagai program yang paling cocok dalam membangun tiga pilar
32
kemitraan yaitu sekolah, orang tua, dan masyarakat. Herlen, et.all (2001)
menyatakan bahwa kemitraan dan peran aktif orang tua di sekolah
berpengaruh meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka.
Pelibatan keluarga dalam proses pembelajaran di sekolah atau
kegiatan-kegiatan sekolah termasuk MPLS, antara lain:
● Meningkatkan kehadiran peserta didik di satuan Pendidikan
● Mengurangi perilaku disruptif (mengganggu) pada anak
● Sikap dan perilaku anak lebih positif
● Meningkatkan kebiasaan belajar anak
● Meningkatkan prestasi akademik anak
● Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan satuan Pendidikan
● Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak
● Ornag tua merasa turut berhasil
● Meningkatkan kepercayaan diri orang tua
● Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap satuan Pendidikan
● Meningkatkan moral guru
● Mendukung iklim satuan Pendidikan yang lebih baik
● Mendukung kemajuan satuan Pendidikan secara keseluruhan
Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat
digambarkan seperti bagan di bawah ini.
33
34
orang tua, hadir sebagai narasumber dalam kelas inspirasi, membantu proses
belajar peserat didik di rumah dan menyelenggarakan pentas kelas pada akhir
tahun pembelajaran. Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran dan
pengenalan lingkungan sekolah dari rumah adalah dukungan orang tua.
Bentuk dukungan orang tua tersebut, antara lain:
● Beribadah Bersama sesuai agamanya
● Sarapan Bersama sebelum beraktivitas
● Berpamitan sebelum berpergian
● Menyambut anak saat pulang sekolah
● Memberitahu saat anak terlambat pulang
● Menjadi pendengar yang baik bagi anak
● Mendukung anak untuk belajar
● Memberikan rasa aman dan nyaman
35
35
36
menyebar melalui percikan air liur penderita (bantuk dan bersin), menyentuh
tangan atau wajah penderita, menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah
memegang barang yang terkena percikan air liur penderita. Penelitian
pendahuluan menunjukkan bahwa virus dapat tetap hidup pada plastik dan
baja hingga tiga hari, tetapi tidak bertahan hidup di atas karton selama lebih
dari satu hari atau pada tembaga selama lebih dari empat jam.
Obat untuk COVID-19 belum ada, sehingga perawatan difokuskan
pada pengurangan gejala, misalnya memberikan obat pereda demam dan
nyeri, perlakuan mandi dengan air hangat, istirahat yang cukup dan tidak
keluar rumah, dan banyak minum air putih. Pada umumnya penderita COVID-
19 akan pulih dengan sendirinya, perlakuan yang diberikan pada penderita
adalah isolasi, serial foto toraks sesuai indikasi, terapi simptomatik, terapi
cairan, ventilator mekanik (bila gagal napas), dan bila disertai infeksi bakteri,
37
37
7. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan
8. Tidak keluar rumah dalam keadaan sakit
9. Menghindari menyentuh hewan atau unggas liar yang terbukti tertular
virus corona
10. Menghindari makan daging yang tidak dimasak hingga matang
11. Untuk seseorang yang diduga terinfeksi COVID-19, hendaknya tidak
keluar rumah kecuali untuk berobat, tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu, mencegah orang lain menjenguk, menghindari
menggunakan perlengkapan dengan orang lain, memakai masker dan
sarung tangan, dan menerapkan etika batuk serta menggunakan tisu
12. Pasien yang telah sembuh mengisolasi diri selama sepekan dan melakukan
pemantauan kondisi kesehatan secara mandiri
38
Salah satu cara yang dapat bekerja secara efektif mencegah infeksi dan
penularan virus corona adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan
sabun dan air mengalir. Bahkan, sabun lebih efektif untuk digunakan daripada
cairan pembersih tangan atau hand sanitizer, karena sabun dapat
menghilangkan bakteri dan virus yang ada di permukaan kulit. Virus corona
merupakan virus yang memiliki lapisan membran lipid luar atau lapisan lemak
pada bagian luar. Mencuci tangan dengan sabun dan air memiliki kemampuan
untuk melarutkan lapisan lemak ini dan membunuh virusnya.
Berikut ini adalah istilah-istilah yang kerap kali muncul selama
Pandemi Covid-19.
Tabel 2.2 Istilah-Istilah dalam Kasus COVID-19
No Istilah Penjelasan
1 Wabah (outbreak) Tingkat kejadian penyakit yang lebih tinggi dari normal
38
biasanya
7 Orang dalam Orang yang memiliki gejala panas badan atau gangguan
Pemantauan (ODP) saluran pernapasan ringan, dan pernah mengunjungi atau
tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah
39
39
SARS-CoV-2 melalui uji lab. Untuk pasien yang
12 Pasien Negatif
sebelumnya positif dan dinyatakan sembuh, biasanya akan
dinyatakan negatif setelah melakukan dua kali tes
40
menjauhi segala bentuk perkumpulan, menjaga jarak antar
21 Social Distancing
manusia, menghindari berbagai pertemuan yang
melibatkan banyak orang
41
Bentuk perlindungan diri pada tubuh yang memungkinkan
31 Imun
seseorang tidak mudah terserang suatu penyakit tertentu
42
dengan kelompok kecil
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 3
3. Bahasa Indonesia 6
4. Matematika 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
7. Bahasa Inggris 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 3
43
Kesehatan
3. Prakarya 2
4. Bahasa Jawa 2
Ciri Khusus
Al-islam dan Kemuhammadiyahan 1*
Bahasa Arab 1*
PKM 1*
Jumlah Alokasi Waktu per Minggu 43
44
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah),merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik
dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong
peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi,
dan bukan hanya diberi tahu.
45
45
46
F. Bahaya Merokok
Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari
berolahraga, membaca, menulis, mengarang, dan sebagainya.Di antara
sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah satu kebiasaan manusia yang
sangat merugikan bagi kesehatan mereka.Anehnya, kebiasaan yang tidak
baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok.
Merokok sendiri bukanlah hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita,
meskipun yang melakukannya adalah anak yang masih duduk di
bangku sekolah. Hal ini sangat memprihatinkan, karena sebagaimana kita
ketahui bahwa di dalam rokok terdapat banyak zat beracun yang nantinya akan
mengganggu kesehatan tubuh kita.
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok
sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di
masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan
dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun
sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan
merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti
penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah,kanker paru - paru, kanker
46
rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah
tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Pada
kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui
orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk
mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri
dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar
belakang depresi.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari
seconhandsmoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan
perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa disebut juga dengan
perokok pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku
pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah
cengkeh dan bahan – bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek.Selain
47
kretek tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih,
cerutu, rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).
Dari hari ke hari jumlah perokok kian bertamabah. Hal inilah yang
nantinya akan membuat suatu malapetaka yang besar bagi kesehatan tubuh
kita. Saat ini, rokok telah mulai dikonsumsi oleh para remaja bahkan juga
anak-anak. Hal ini memunculkan keprihatinan mengingat bahaya rokok bagi
seseorang. Kenakalan remaja identik juga dengan remaja yang merokok.
Kebanyakan remaja nakal dan remaja yang suka tawuran adalah perokok.
Bahaya rokok terutama adalah bagi kesehatan. Kita tahu bahwa
rokok mengandung banyak sekali racun dan nikotin yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penyakit, kanker paru, impotensi dan
bahkan serangan jantung. Semakin dini seseorang mengkonsumsi rokok
maka semakin banyak racun yang terkumpul di tubuhnya. Hal ini bisa
menghambat pertumbuhan fisik atau menyebabkan serangan penyakit pada
masa dewasa atau masa tuanya. Padahal masa remaja merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang penting.
Selain kesehatan, rokok juga berdampak kurang baik bagi
perkembangan psikologis remaja. Rokok identik dengan pergaulan
47
remaja yang lebih rentan terhadap kenakalan daripada pergaulan
remaja tanpa rokok. Pergaulan remaja dengan rokok cenderung memberi
remaja pemikiran bahwa rokok bisa menjadi pelarian akan tiap
masalah. Remaja kemudian akan merokok ketika mendapat masalah dalam
hidupnya. Di dalam rokok memang mengandung zat yang bisa membuat
perokok merasa lebih baik namun tentunya hal ini juga menyebabkan
kecanduan. Kecanduan akan rokok terbilang sulit untuk diatasi.
Pergaulan remaja dalam lingkungan perokok juga dapat
mengantarkan pada kenakalan remaja yang lebih besar lagi yakni
penggunaan obat terlarang dan pergaulan bebas. Menghisap rokok yang
sebenarnya adalah obat terlarang bisa saja dialami. Dengan demikian,
remaja bisa dengan mudah masuk dalam pengaruh obat terlarang dan
mengalami kecanduan. Selain itu, rokok juga menyebabkan remaja menjadi
48
lebih boros karena harus mengeluarkan uang secara rutin untuk membeli
rokok. Apalagi jika sudah terkena pergaulan remaja yang negatif, bisa-
bisa anak berusaha mengambil harta orang tuanya.
Oleh sebab itu, perkenalkanlah sejak dini mengenai bahaya rokok
bagi remaja Anda. Hal ini setidaknya membuat remaja berpikir dua kali
untuk menjadi kecanduan. Berikan nasihat untuk menghindari pergaulan
dengan remaja perokok lainnya. Rokok memang membuat diri menjadi lebih
enak untuk sementara namun dapat berdampak fatal nantinya.
Merokok dapat dicegah dengan berbagai upaya,seperti : Tetapkan
hati untuk berhenti merokok, pelajari dan tetapkan motivasi tertentu dan
keinginan untuk berhenti., bicara dengan seorang klinisi, bahas cara
pengobatan dan strategi untuk mengatasi keinginan merokok kembali,
maksimalkan kesempatan untuk berhasil.
Tetapkan hari untuk berhenti merokok, jangan berusaha
mengurangi rokok secara bertahap, tetapi berhenti total setelah tanggal yang
telah ditetapkan.
48
49
LAMPI
49
RAN
50
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARAAN MPLS
SMP MUHAMMADIYAH 6 KALORAN
50
51
Lampiran 2
Hari,
No Waktu Agenda Penanggung jawab
Tanggal
1. 07.00 – 07.30 WIB Presensi Wali Kelas
07.30 – 08.00 WIB Ibadah Sholat Dhuha Khumaero, S.Ag.
08.00 – 08.30 WIB Upacara Pembukaan Mariyati
08.30 – 09.10 WIB Pengenalan Wawasan Zaenal Arifin, S.Sos.
Senin, 13 Juli dan Stakeholder Sekolah I
2020 09.10 – 09.25 WIB Istirahat Wali Kelas
09.25 – 10.05 WIB Materi “Belajar Efektif” Indah Widayanu,
S.Pd.
10.05 – 10.45 WIB Materi “Kurikulum Khumaero, S.Ag.
sekolah”
2. 07.00 – 07.30 WIB Presensi Wali Kelas
07.30 – 08.00 WIB Ibadah Sholat Dhuha Khumaero
08.00 – 08.30 WIB Materi “Pendidikan Dyah Ratnawati,
51
Karakter” S.Pd.
Selasa,16 08.30 – 09.10 WIB Istirahat Wali Kelas
Juli 2019 09.10 – 09.25 WIB Materi “Pendidikan Tri Lastriyati
Keluarga”
09.25 – 10.05 WIB Materi “Bahaya Rokok Mariyati
dan Kenakalan Remaja”
10.05 – 10.45 WIB ISHOMA Wali Kelas
3. 07.00 – 07.30 WIB Presensi Wali Kelas
07.30 – 08.00 WIB Ibadah Sholat Dhuha Wali Kelas
08.00 – 08.30 WIB Materi “Pencegahan Eliza Irawati, S.E
Rabu, 17 Juli
Covid-19”
2019
08.30 – 09.10 WIB Istirahat Wali Kelas
09.10 – 09.25 WIB Evaluasi Wali Kelas
10.05 – 10.45 WIB ISHOMA Wali Kelas
52
52