Anda di halaman 1dari 3

Nama : Achmad Burhanudin

Nim : 102210002

Matkul : filsafat

Tugas review buku bebas (Buku Ekonomi Islam Hukum Bisnis Syariah)

Judul Buku : Ekonomi Islam Hukum Bisnis Syariah

Pengarang : Dr. Nurul Hak, M.A.

Penerbit : Teras

Tahun Terbit : 2011

Ketebalan Buku : 228 halaman

Riview Buku : Achmad Burhanudin


Isi Resensi

Secara keseluruhan buku ini mengulas tentang ekonomi Islam, bank Islam, bunga uang dan bagi
hasil, wakaf uang dan sengketa ekonomi syariah. Semuanya itu masih dalam satu ranah ekonomi
Islam. Pada intinya ekonomi Islam dapat diartikan sebagai suatu sistem dan juga bisa dikatakan
sebagai suatu disiplin ilmu, yang mana keduanya dapat dijadikan sebagai alternatif sekaligus solusi
dari semua permasalahan perekonomian yang ada. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya
bahwa ekonomi Islam sedang berusaha dibumikan ditengah-tengah ekonomi konvensional yang
cenderung bersifat kapitalis dimana ekonomi Islam memandang bahwa kesejahteraan dan
pendistribusian pendapatan harus merata berdasarkan prinsip keadilan.

Hukum bisnis syariah adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan hukum
yang berkaitan dengan praktik bisnis secara syar’i atau sesuai dengan syariah, guna meningkatkan
kesejahteraan dan kemaslahatan manusia. Islam telah mengatur setiap muslim dalam bekerja yang
bukan hanya sekedar untuk meraih kesuksesan di dunia ini, namun juga untuk kesuksesan di akhirat.
Hal tersebut telah diatur dalam Al-Qur’an sebagai sumber hukum bisnis yang merupakan sebuah
sistem hukum yang komprehensif, memadukan prinsip-prinsip bisnis, dan moral sekaligus yang
bertujuan untuk menetapkan perlindungan (himayah) terhadap kemaslahatan manusia dengan
menjamin kebutuhan primer, sekunder, dan kebutuhan tersier. Bukan hanya mencarinya, tetapi
membelanjakan rezeki juga harus sesuai dengan ketentuan dalam agama.

Aktivitas bisnis secara umum berdasarkan fikih keuangan lazim disebut dengan istilah tijarah
(perdagangan atau perniagaan). Dalam bisnis syariah, bentuk aktivitas bisnisnya tidak dibatasi pada
jumlah (kuantitas) kepemilikan harta (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dengan cara
perolehan dan pendayagunaan hartanya berdasarkan tata aturan halal dan haram.

Hal yang menarik dalam buku ini adalah kepiawaian penulis dalam mengunggulkan wakaf uang
sebagai salah satu instrumen ekonomi Islam. Secara eksplisit dapat ditarik maksud penulis bahwa
wakaf uang dapat menjadi solusi dari berbagai masalah kemiskinan ekonomi salah satunya dengan
memberi peran kepada bank syariah untuk mengupayakan dana wakaf. Dapat diilustrasikan jika
semua orang memahami wakaf tunai dan mengimplementasikannya, maka berbagai akses sarana
dan prasarana dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilaksanakan dengan mudah,
seperti biaya pendidikan gratis dan sarana transportasi gratis. Semua itu berkat dana dari wakaf
uang yang dikelola dengan bijak. Mungkin saja bukan?

Namun hal tersebut tampaknya sulit untuk diterapkan mengingat mindset masyarakat tentang
wakaf hanya terbatas pada benda-benda yang tak bergerak saja, seperti tanah dan bangunan.
Padahal dalam Undang-undang No. 41 Tahun 2004 telah dijelaskan bahwa ruang lingkup wakaf tidak
hanya pada benda tidak bergerak saja, tetapi meliputi benda wakaf bergerak, baik berwujud
maupun yang tidak berwujud seperti uang, logam mulia, hak sewa, transportasi dan benda bergerak
lainnya. Namun nampaknya sudah terlanjur tertanam mindset pada masyarakat bahwa wakaf hanya
dapat dilakukan oleh mereka-mereka yang kaya saja, padahal tidak serta merta demikian. Dengan
wakaf uang, berapapun besarnya akan memudahkan siapapun untuk bisa berpartisipasi. Untuk itu,
mungkin perlu dilakukan pendekatan persuasif melalui sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat
dengan memberikan pemahaman tentang wakaf uang secara mendalam.

Dalam kenyataannya, meski perkembangan instrumen-instrumen syariah cukup signifikan, namun


belum ada penunjang hukum untuk menyelesaikan sengketa ekonomi syariah. Dalam berbagai
peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan ekonomi syariah belum ada aturan
khusus yang mengatur tentang hukum formil dan hukum materiil tentang ekonomi syariah.
pengaturan hukum yang dipakai selama ini adalah ketentuan yang termuat dalam kitab-kitab fiqh
dan sebagian kecil dari fatwa-fatwa DSN dan dalam peraturan Bank Indonesia. Hal ini tentu menjadi
tidak balance antara sarana dan pendukung ekonomi Islam.

Dalam bagian lain, penulis juga membahas berbagai pandangan mengenai riba dan bunga bank.
Persoalan riba dalam Islam sudah final keharamannya. Namun, persoalan bunga menjadi sesuatu
yang tak pernah selesai untuk didiskusikan. Penulis mengemukakan tiga pandangan, yaitu
pandangan pragmatis, konservatif dan sosio-ekonomis. Dalam hal ini, sepertinya penulis kurang
mampu mengarahkan pemahaman pembaca mengenai pandangan apa yang dianut oleh Indonesia
selaku negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Jadi, dalam hukum bisnis Islam sangat berbeda dengan hukum ekonomi konvensional. Hukum
ekonomi Islam lebih tertuju ke dalam syariah yaitu mengikuti tata aturan syariah dan lebih
mengedepankan kebahagiaan dunia dan akhirat, sedangkan konvensional hanya mengedepankan
kebahagiaan di dunia saja.

Kelebihan Buku

Gaya bahasa yang mudah dipahami menjadikan buku ini sebagai buku pedoman awal yang tepat
digunakan untuk memudahkan pembaca yang ingin belajar mengenal ekonomi Islam. Dengan
adanya 64 sumber bacaan tentunya menjadikan nilai lebih tersendiri bagi buku ini. Pembaca akan
dibukakan mata dan disadarkan akan khazanah keilmuan ekonomi Islam yang lebih mendalam
dengan membaca buku ini. Buku ini juga disertai dengan gambar yang membuat pembaca tidak
merasa monoton atau bosan saat membacanya.

Kekurangan Buku

Teori-teori yang ada didalamnya tidak dilengkapi dengan deskripsi praktik riilnya. Sehingga pembaca
yang sama sekali belum mengenal tentang ekonomi Islam akan kurang bisa menangkap materi
karena tidak sepenuhnya menyadari dan melihat fakta ekonomi yang ada sekarang.

Sistematika penulisan pun tak luput dari kritikan tajam. Banyak kata yang tidak dapat dibaca sebab
terjadi kesalahan ketik, bukan hanya satu atau dua kata saja, namun terlihat cukup banyak, hal ini
mungkin disebabkan oleh human error. Selain itu, beberapa kata ada yang tidak sesuai dengan
kaidah penulisan EYD, terkadang penulis masih menggunakan kata-kata yang tidak baku dan banyak
penulisan kalimat yang salah sehingga sulit dipahami.

Anda mungkin juga menyukai