Anda di halaman 1dari 18

“RODA GIGI PADA MATIC TRANSIMISSION”

(Topik : Roda gigi pada Teknik otomotif )

MAKALAH

OLEH:

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
DESEMBER 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

A. BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................1


1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusaan Masalah..............................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2

B. BAB 2 PEMBAHASAN ..........................................................................2


2.1 Pengertian roda gigi ............................................................................2
2.2 kasifikasi roda gigi berdasaarkan sumbu.............................................5
2.3 fungsi roda gigi pada manual dan juga matic......................................6
2.4 cara kerja transmisi matic ...................................................................7
2.5 komponen transmisi matic...................................................................8
2.6 rumus roda gigi ..................................................................................10

C. BAB 3 PENUTUP.....................................................................................12
Kesimpulan................................................................................................12
Saran..........................................................................................................12

D. DAFTAR PUSTAKA................................................................................13

E. CONTOH SOAL BESERTA JAWABAN................................................14

II
DAFTAR TABEL

Table 3.1 klasifikasi roda gigi ..............................................................................5

III
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 roda gigi………………………………………………………………3
Gambar 2.2 roda gigi spur…………………………………………………………3
Gambar 2.3 roda gigi dalam……………………………………………………….3
Gambar 2.4 roda gigi bevel………………………………………………………..4
Gambar 2.5 roda gigi miring………………………………………………………4
Gambar 2.6 roda gigi cacing………………………………………………………5
Gambar 2.7 gambar satuan roda gigi matic……………………………………….8

IV
BAB I
PENDAHULUAN

2.4 LATAR BELAKANG


Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi yang penting untuk
suatu pemindahan gerak (terutama putara),daya, atau tenaga pada suatu system
transmisi antara penggerak dengan yang digerakkan.
Sebelum roda gigi ditemukan, alat yang pertama kali ditemukan adalah
roda gesek. Roda gesek adalah alat yang tersusun dari dua buah roda yang
berbentuk silinder atau kerucut yang saling bersinggungan pada kelilingnya. Jika
salah satu diputar maka yang lain akan ikut berputar juga. opular cukup baik
untuk pembelajaran yang tepat dengan putaran yang tidak perlu. Namun, di
samping kelebihannya, roda gesek ini memiliki kelemahan yaitu tidak mampu
mentransmisikan daya besar dan tidak dapat dilakukan dengan putaran yang tepat.
Oleh karena itu, kedua roda tersebut harus dibuat bergigi pada kelilingnya
sehingga penerus daya dilakukan oleh gigi-gigi yang terdapat pada kedua roda
yang saling berkait. Roda gigi semacam ini, yang berbentuk silinder atau disebut
kerucut roda gigi.
Pembuatan roda gigi cukup rumit dan kompleks karena pembuatan profil
rodagiginya yang khusus, dengan berbagai ukuran dan keakuratan tergantung dari
peran dari roda gigi itu sendiri pada suatu gabungan komponen mesin.
Dengan seiring perkembangan jaman, para produsen bersaing untuk lebih
baik dalam hal apapun tidak terkecuali dengan transmisi pada mobil.
Pada jaman modern ini manusia dituntut untuk canggih dan praktis dalam
hal apapun apalagi dengan meningkatnya volume kendaraan dari tahun ke tahun
menyebapkan banyak kemacetan diberbagai kota, sehingga produksi mobil matic
meningkat peminatnya daripada manual.

2.4 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian roda gigi ?
2. Kalsifikasi roda gigi berdaasarkan sudut sumbu ?
3. Fungsi roda gigi pada manual ataupun matic?
4. Bagaimana cara kerja transmisi matic ?
5. Apa saja komponen transimis matic

1
2.4 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas UTS dari
Bapak Erwin Komara Mindarta dan diharapkan mahasiswa mampu memahami
tata cara pembuatan roda gigi yang benar, klasifikasi,penghitungan, dan peralatan
yang digunakan dalam pembuatan roda gigi tersebut agar dapat
mengaplikasiakannya dengan baik apalagi dalam matic transmisi/MT.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RODA GIGI


Roda gigi merupakan anggota dari mesin yang berputar yang berjasa untuk
mentransmisikan kekuatan. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling
bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang
bersinggungan dan bekerja opular-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan
dapat menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi
dapat mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah kekuatan terhadap sumber
kekuatan. Tidak semua roda gigi mengadakan komunikasi dengan roda gigi yang
lain; keliru satu kasusnya merupakan pasangan roda gigi dan pinion yang berasal
dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi.

1
Gambar 2.1
Jenis jenis roda gigi :
 Spur
Spur merupakan roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari silinder
atau piringan dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial. Ujung dari
gigi-giginya lurus dan tersusun opular terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini
hanya dapat dihubungkan secara opular.

Gambar 2.2 (gambar spur)

 Roda gigi dalam


Roda gigi dalam (atau roda gigi internal, internal gear) merupakan roda
gigi yang gigi-giginya terletak di anggota dalam dari silinder roda gigi.
Berlainan dengan roda gigi eksternal yang memiliki gigi-gigi di luar
silindernya. Roda gigi internal tidak mengubah arah putaran.

Gambar 2.3 ( gambar roda gigi dalam

 Roda gigi bevel


Roda gigi bevel (bevel gear) berwujud seperti kerucut terpotong dengan
gigi-gigi yang terbentuk di permukaannya. Ketika dua roda gigi bevel
mersinggungan, titik ujung kerucut yang imajiner akan berada pada satu
titik, dan aksis poros akan saling bermodel. Sudut selang kedua roda gigi
bevel dapat berapa saja kecuali 0 dan 180.

Roda gigi bevel dapat berwujud lurus seperti spur atau spiral seperti roda
gigi heliks. Keuntungan dan kerugiannya sama seperti perbandingan
selang spur dan roda gigi heliks.

2
Gambar 2.4 ( gambar roda gigi bevel)

 Roda gigi miring


Roda gigi miring memiliki kemiringan terhadap sumbu putar. Selain untuk
posisi sumbu yang sejajar, roda gigi miring dapat digunakan pula untuk
pemasangan sumbu bersilangan. Dengan adanya kemiringan alur gigi,
maka perbandingan kontak yang terjadi jauh lebih besar disbanding roda
gigi lain yang seukuran, sehingga pemindahaan putaran maupun beban
pada gigi giginya berlangsung lebih halus. Hal ini sangat bagus untuk
RPM tinggi.

Gambar 2.5

 Roda gigi cacing


Roda gigi cacing digunakan untuk posisi sumbu bersilangan dan
pengtransmisian putaran selalu berupa reduksi atau pengurangan.roda gigi
cacing terdiri dari sepasang batang dan penampang.

3
Gambar 2.6

2.2 KALASIFIKASI RODA GIGI BERDASARKAN POSISI SUMBU

Berikut adalah contoh penglompokan roda gigi berdasarkan posisi sumbu


Sumbu sejajar Sumbu bersilang Sumbu berpotongan
Roda gigi miring Roda gigi cacing Roda gigi opula lurus
(helical spur gear) (worm gear) (straight bevel gear)

Roda gigi lurus Roda gigi paying Roda gigi paying spiral
(straight spur gear) (hypoidbevel gear) (spiral bevel gear)

4
Roda gigi miring ganda
(herringbone)

_ _

2.3 FUNGSI RODA GIGI


Fungsi roda gigi (gear) dan penggunanya, pada berbagai macam
perangkat pendukung proyek pembangunan bersekala kecil ataupun besar
pasti memiliki spesifikasi. Kemudian dari jenis roda gigi atau sering
disebut gear ternyata memiliki fungsi masing-masing. Jenis roda gigi
opular telaah lebih dalam, kemudian bisa mengetahui seperti apa fungsi
penting dari setiap roda gigi yang memiliki bentuk berbeda beda.
Pada matic terdapat fungsi yang hamper sama dengan manual yaitu
Secara umum fungsi transmisi otomatis tentu untuk memindahkan gigi-
gigi transmisi opula kendaraan sedang dijalankan secara otomatis dengan
menyesuaikan pada beban mesin dan kecepatan kendaraan. Fungsi dari
transmisi otomatis juga bisa dibedakan dari jenisnya. Transmisi otomatis
dengan jenis full hydraulic berfungsi untuk mengatur waktu perpindahan
gigi dan lock up sepenuhnya secara hidraulis. Sedangkan, fungsi transmisi
otomatis berjenis Powertrain Control Module (CPM) fungsinya adalah
mengatur waktu perpindahan gigi dan lock up secara elektronik. Selain
memakai data yang berupa shift dan lock pattern pada PCM sebagai
pengontrol, jenis transmisi otomatis yang satu ini juga memiliki fungsi
sebagai opular dan fail-safe. Meskipun fungsi transmisi otomatis dari
kedua jenis transmisi tersebut tersebut mempunyai fungsi yang sama untuk
menjalankan opula secara otomatis, namun keduanya dibedakan dalam
kinerjanya karena yang satu mengandalkan tenaga hidraulik sementara
yang satunya mengandalkan elektronik. Selanjutnya, Anda akan
mengetahui komponen transmisi otomatis.

2.3 CARA KERJA TRANSMISI MATIC

5
 Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque conventer
yang berfungsi sebagai kopling mekanikal sehingga lewat komponen ini
torsi ditransfer dengan mekanisme pompa dan turbin. Baling-baling
pertama di dalam torque conventer bekerja sebagai pompa yang dikopel
langsung memakai mesin. Yang kedua mengkopel langsung turbin dengan
planetary gear dan yang terakhir berfungsi sebagai stator untuk
mengembangkan opula 2 baling-baling menjadi 3 baling-baling. Pada saat
cara kerja transmisi otomatis berjalan, baling-baling yang terkopel ke
mesin berputar untuk memompa oli transmisi pada ruangan tertutup.
Kemudian tekanan oli dipakai untuk mendorong turbin. Sistem ini
menghasilkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM mesin mengalami
peningkatan.

 Pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear berfungsi sama


seperti gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk merubah rasio putaran
turbin pada roda sehingga mirip dengan tuas persneling yang dipakai
untuk menjalankan mobil. Perbedaannya terletak pada desain fisik karena
pada planetary gear tidak ditemukan adanya dua barisan roda gigi yang
saling dihubungkan dengan rasio berbeda-beda. Namun, pada cara kerja
transmisi otomatis ini planetary gear hanya memiliki sebuah roda gigi
yang di sekelilingnya terdapat banyak roda gigi kecil dan bagian bernama
ruman planetary yang terdapat gigi di bagian dalamnya. Sedangkan untuk
merubah rasio planetary gear secara hidraulik merupakan kinerja dari
valve body.

Gambar 2.7

2.4 KOMPONEN TRANSMISI MATIC


 Berikut ini adalah komponen transmisi otomatis:

 Torque conventer

6
Torque coventer merupakan komponen transmisi otomatis yang
dipasang pada bagian input shaft transmisi dan dikencangkan dengan baut
ke flywheel crankshaft. Komponen ini biasanya diisi dengan minyak
transmisi otomatis (ATF) yang berguna untuk memperbesar momen mesin
dan akan dilanjutkan ke bagian transmisi. Selain untuk memperbesar
momen yang dihasilkan mesin, komponen transmisi otomatis yang satu ini
juga berfungsi sebagai kopling otomatis untuk memindah atau memutus
momen mesin ke transmisi. Torque conventer juga bekerja untuk
memperlembut mesin, meredam getaran, dan menggerakkan pompa oli.

 Planetary gear unit


Planetary gear unit merupakan komponen yang digunakan untuk
menaikkan dan menurunkan momen mesin serta kecepatan kendaraan.
Komponen transmisi otomatis yang satu ini pada dasarnya digunakan
untuk menghasilkan tenaga dan menggerakkan kendaraan yang memiliki
beban berat dengan tenaga yang ringan. Salah satu bagian penting yang
ada pada planetary gear unit adalah brake yang fungsinya adalah bergerak
untuk memperoleh perbandingan gigi yang dibutuhkan. Brake ini
merupakan komponen transmisi otomatis yang dioperasikan dengan
memakai tekanan hidraulik.

 Hydraulic control unit


Hydraulic control unit merupakan komponen transmisi otomatis
yang berfungsi untuk mengontrol kerja dari rem dan kopling pada
transmisi otomatis memakai tekanan yang dihasilkan dari pompa oli.
Komponen ini memiliki oil pan yang berguna sebagai reservoir fluida,
pompa oli untuk meningkatkan tekanan hidraulik, serta berbagai macam
katup dan pipa yang akan mengalirkan minyak transmisi ke bagian clutch,
brake dan bagian-bagian lain pada komponen transmisi otomatis ini.
Kebanyakan katup hydraulic control unit bisa ditemukan pada valve body
assembly yang letaknya di bawah planetary gear.

 Manual linkage
Meskipun transmisi otomatis melakukan perpindahan gigi secara
otomatis, namun jenis transmisi ini tetap mempunyai dua buah linkage
yang membuatnya masih mungkin dioperasikan secara manual oleh
pengemudi yang terhubung dengan transmisi otomatis. Manual linkage
merupakan komponen transmisi otomatis yang berupa selector lever
dengan kabel, akselerator, dan kable throttle.

 Automatic transmission fluida

7
Komponen utama lain dari opula transmisi otomatis adalah
automatic transmission fluida atau oli khusus yang dicampur dengan
berbagai bahan tambahan untuk dipakai melumasi transmisi ini.
Komponen transmisi otomatis ini opular dengan sebutan automatic
transmission fluid atau ATF untuk membedakannya dengan jenis minyak
yang lain. Transmisi otomatis harus mengunakkan ATF yang telah
ditentukan karena jika menggunakan yang lain, hal ini bisa berakibat pada
menurunnya kemampuan transmisi itu sendiri. Pemeriksaan level minyak
juga harus selalu dilakukan untuk memastikan bahwa transmisi bisa
bekerja dengan benar. Pemeriksaan pada komponen transmisi otomatis ini
biasanya dilakukan saat mesin melakukan perputaran idle dan transmisi
memiliki suhu kerja normal serta tuas transmisi berada pada posisi P.

RUMUS RUMUS RODA GIGI

1. Perbandingan putaran
n1 z2
i= =
n2 z1
Dimana :
n1= putaran gigi 1 (rpm)

8
n2 = putaran gigi 2 (rpm)
z1 = jumlah gigi 1 ( buah )
z2 = jumlah gigi 2 ( buah )
i= perbandingan putaran ( factor reduksi )

2. Diameter lingkaran jarak bagi ( pitch circle)


d1= z1 x m : d2= z2 x m
atau
2a 2. a .i
d1 = d2 =
1+ i 1+i

d1 = diameter pitch gigi 1 ( mm)


d2 = diameter pitch gigi 2 ( mm)
m = modul gigi
a = jarak sumbu poros (mm)

3. Jarak bagi lingkar (t)

4. Kelonggaran puncak (ck)

5. Kecepatan ( V )

6. Gaya tangesial ( Ft )

Dimana ; P = daya rencana ( KW)


V = kecepatan tangansial (m/s)

7. Factor dinamis ( Fv)

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Roda gigi merupakan suatu elemet mesin yangsangat penting dan
di perlukaqnkarena fungsinya yang sangat vital, sebagai suatu elemen
pemindahan daya yang di perlukan oleh banyak mesin dalam proses
manufaktur. Walupun pembuatannya sangat sulit karena memerlukan
tingkat keakuratan yang tinggi disertai profilnya yang sangat khusus.

3.2 SARAN
Kami merasa dengan sistim pembelajaran seperti ini, yakni dengan
membuatmahasiswa aktif mencari ilmu dan perkembangan teknologi
sekarang ini secaraindividu / kelompok tanpa refernsi dari dosen pengajar
sangatlah baik khususnyabagi mahasiswa. Dan dengan sistim seperti itu
juga dapat memupuk sikap rasakeingintahuan yang tinggi dari mahasiswa

10
terhadap perkembangan teknologisekarang ini terutama dalam dunia
manufactur yang semakin canggih.

DAFTAR PUSTAKA

https://desisaryana.blogspot.com/2018/04/makalah-roda-gigi.html?m=1
http://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3059-2950/Roda-Gigi_135244_itbu_roda-gigi-
itbu.html
https://teknikjaya.co.id/fungsi-roda-gigi-dan-penggunaannya/
https://www.gardaoto.com/blog/cara-kerja-sistem-transmisi-otomatis-
pada-mobil-matic
https://www.semisena.com/pengertian-fungsi-komponen-cara-kerja-
transmisi-otomatis.html
http://www.griding.com
http://www.engineeringfundamentals.com

11
CONTOH SOAL
1. Roda gigi lurus dengan diameter tusuk 50 mm, jumlah gigi 40 , maka
besar modulnya adalah ………

2. Jika kita akan mengefrais roda gigi lurus dengan jumlah gigi Z=38,
rasio kepala pembagi (i) = 40:1, dan lubang piringan yang digunakan
19, maka setiap pembagian gigi engkol kepala pembagi diputar …

Diketahui Z = 38
I = 40:1

12
Ditanya Piring pembagi =19
Penyelesaian
⇔ N= 40/Z
⇔ N= 40/38
⇔ N= 20/19
⇔ N= 1(1/19)
Jadi berdasarkan data tersebut dapat diketahui jika untuk membuat
roda gigi lurus dengan Z = 38 dengan rasio i = 40:1 membutuhkan 1
kali putaran ditambah 1 lubang

3. Pada pembuatan roda gigi heliks, diketahui mn = 2, sudut heliks beta =


10 derajat , jumlah gigi z= 30, dan hf = 1,25 ma. Diameter kakinya
adalah sebesar …..

Diketahui : m = 2
δ = 10 derajat
z = 30
hf = 1,25 m
ditanya dp ….?
Jawab :

4. Akan mengefrais roda gigi lurus dengan jumlah gigi z = 24, jika
perbandingan roda gigi cacing dan poros cacing pada kepala pembagi
I= 40 : 1 , maka setiap penggantian gigi engkol kepala pembagi diputar
……

13

Anda mungkin juga menyukai