Anda di halaman 1dari 12

Aulia Alfita Hannan

195254005
3A-BA
SELF ASSESMENT
Are you a charismatic leader?
Instructions: The following statements refer to the possible ways you might behave toward
others when you are in a leadership role. Please read each statement carefully and decide to
what extent it applies to you. Then circle the appropriate number. To little or no extent 1 To a
slight extent 2 To a moderate extent 3 To a considerable extent 4 To a very great extent 5
Scoring: The questionnaire measures each of the six basic behaviour leader patterns, as well
as a set of emotional responses. Each question is stated as a measure of the extent to which
you engage in the behaviour, or elicit the feelings. The higher you overall score, the more you
demonstrate charismatic leader behaviours. The indices outline a variety of traits associated
with charismatic behaviour. For each index, add up the scores you gave to the relevant
questions. Your score on each index can range from four to 20.

Jawaban :
1. 5
2. 4
3. 3
4. 4
5. 3
6. 4
7. 4
8. 3
9. 4
10. 5
11. 3
12. 4
13. 3
14. 4
15. 3
16. 3
17. 4
18. 3
19. 4
20. 4
21. 2
22. 4
23. 3
24. 4
Index 1 : 16
Index 2 : 15
Index 3 : 12
Index 4 : 16
Index 5 : 13
Index 6 : 15
Maka dapat disimpulkan index terbesar adalah index 1
(Mangement of attention) dan index 4 (Management of self)

Assessment
1. Why does leadership play such an important role in organisations?

Pemimpin merupakan seseorang yang berani dalam mengambil sebuah keputusan dan
mempunyai jiwa yang bijaksana serta dapat memimpin untuk mencapai tujuan
organisasinya. Tugas seorang pemimpin adalah dapat memahami dan menangani
situasi anggotanya dan dapat memotivasi atau mendorong anggotanya untuk bekerja
lebih keras. Pemimpin harus dapat mengatasi konflik-konflik yang ada, pemimpin
dapat memberikan kesempatan kepada semua anggotanya untuk mengemukakan
pendapatnya tentang kondisi - kondisi penting yang diinginkan dan menurut persepsi
masing - masing yang harus dipenuhi dengan pemanfaatan berbagai sumber daya
yang tersedia dalam organisasi tersebut. Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah,
dan untuk mencari seorang pemimpin tidaklah mudah. Karena dalam sebuah
organisasi harus mempunyai pemimpin yang efektif untuk mengatur jalannya sebuah
organisasi.

Suatu organisasi pastilah mempunyai seorang pemimpin. Tanpa ada seorang


pemimpin dalam organisasi tidak akan dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya
sebab tidak ada yang memimpin dan mengarahkan organisasi tersebut. Pemimpin
merupakan seorang yang positif dan penuh percaya diri yang memiliki visi, misi dan
nilai etika yang tinggi, dengan kemampuan menyampaikan gagasan dan mampu
dalam rangka mendorong dan berhubungan baik dengan orang lainSehingga keahlian
seseorang sangat diperlukan dalam memimpin suatu organisasi, namun apabila
keahlian seseorang tidak dapat memenuhi kategori untuk menjadi pemimpin maka
orang tersebut harus dapat mengembangkan dirinya agar mampu berlatih dan belajar
untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan akan menjadi faktor penentu keberhasilan
dalam suatu organisasi. Hal ini dikarenakan kepemimpinan menjadi titik pusat adanya
perubahan signifikan dalam organisasi, kepemimpinan ialah menjadi suatu
kepribadian yang memiliki pengaruh dan kepemimpinan adalah seni dalam
menciptakan kesesuaian dan kestabilan organisasi. Peran seorang pimpinan pada
organisasi itu begitu sangat penting dikarenakan adanya pimpinan dapat menjadi salah
satu ujung tombak dari kesuksesan pada organisasi. Peran pimpinan diantaranya ialah
dapat mengatur konflik pada organisasi yang dipimpinnya sehingga konflik tersebut
dapat diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang dirugikan. Pimpinan merupakan
seseorang yang bekerja lewat orang lain dengan koordinasi pada aktivitas mereka
untuk memperoleh tujuan organisasi.

Seorang pemimpin yang efektif memiliki 5 ciri, yaitu:

1. Strategist

Seorang pemimpin yang efektif harus dapat menyusun strategi dengan baik dalam
rangka mencapai visi dan misi organisasinya.

2. Eksekutor

Seorang pemimpin yang efektif tahu bagaimana cara mengeksekusi strategi yang
telah disusunnya, walaupun dia tidak terjun langsung dalam eksekusinya.

3. Manajer Talenta

Seorang pemimpin efektif dapat konsisten dalam menerapkan manajemen talenta


dalam organisasinya.

4. Pengembang SDM
Seorang pemimpin efektif dapat fokus pada pengembangan SDM dalam organisasi
yang sedang dijalankan.

5. Kecakapan Pribadi

Seorang pemimpin yang efektif mempunyai kecakapan pribadi yang memungkinkan


dia untuk dapat dicontoh, menginspirasi dan juga memotivasi para pengikutnya.
Pemimpin yang efektif terlihat dari organisasi yang terlihat produktif. Produktivitas
organisasi tersebut tentunya mengarah pada pencapaian visi dan misi organisasinya.
Pemimpin yang efektif juga dapat dilihat dari organisasi yang sistemnya terstruktur
dengan baik dan efisien. Oleh karena itu, pemimpin efektif mempunyai peran yang
sangat penting dalam suatu organisasi karena pemimpin yang efektif sangatlah
berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi untuk mencapai tujuan.

2. Distinguish between transactional and transformational leadership.


Kepemimpinan transaksional
Ini adalah gaya kepemimpinan di mana pemimpin mengambil bantuan penghargaan
dan hukuman untuk memotivasi karyawan mencapai tujuan organisasi. Karyawan
cenderung menerima penghargaan ketika mereka terlihat bekerja keras untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pemimpin sementara mereka dihukum karena
melanggar tujuan dan harapan pemimpin. Imbalannya bisa berupa bonus, insentif, dan
pujian dari pemimpin. Di sisi lain, penurunan pangkat, pemotongan bonus, dll. Dapat
digunakan sebagai hukuman oleh pemimpin. Namun, pemimpin harus memahami
bahwa penghargaan dan hukuman hanyalah alat untuk mencapai tujuan organisasi,
dan ada batasan di mana alat tersebut dapat digunakan. Alasan mengapa gaya ini
disebut transaksional adalah karena penggunaan reward sebagai imbalan atas kinerja.
Gaya kepemimpinan ini bermanfaat dalam keadaan normal sehingga memungkinkan
kelancaran arus operasi sehari-hari tetapi ditemukan kurang pada saat ada kebutuhan
untuk membimbing organisasi atau untuk memberikan arahan kepada karyawan.
Kepemimpinan transaksional sangat ideal untuk memastikan bahwa semuanya tetap
berjalan dengan lancar. Para pemimpin yang tidak memiliki otoritas menemukan gaya
kepemimpinan ini sangat efektif. Juga, para pemimpin dalam masa transisi
menggunakan gaya ini untuk tetap memegang kendali.

Kepemimpinan transformasional
Seorang pemimpin yang mempraktikkan teori kepemimpinan transformasional
melihat ke depan hanya mengelola operasi sehari-hari dan memiliki keinginan untuk
mengubah bawahannya sambil memimpin transformasi ini. Ini adalah gaya yang
membutuhkan karisma, kecerdasan, inspirasi, dan pertimbangan individu dari
pemimpinnya. Pemimpin mencoba untuk terhubung dengan karyawan dalam upaya
untuk membentuk ikatan emosional. Pemimpin berusaha mengembangkan hubungan
dengan karyawan meskipun memperlakukan mereka dengan adil. Dia memberikan
dorongan kepada karyawan yang menaruh kepercayaan dan keyakinan mereka pada
pemimpin. Fokus dalam gaya kepemimpinan ini bukan pada penghargaan dan
hukuman tetapi pada pembangunan tim melalui kolaborasi dan motivasi bawahan.

Perbedaan antara Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional:

• Kepemimpinan transformasional didasarkan pada hubungan sedangkan kepemimpinan


transaksional didasarkan pada pertukaran penghargaan dan hukuman.

• Gaya kepemimpinan transaksional cocok untuk pemimpin yang memiliki sedikit otoritas
sedangkan pemimpin yang memiliki karisma dan pengaruh memanfaatkan kepemimpinan
transformasional dengan sebaik-baiknya.

• Untuk para pemimpin dalam masa transisi dan bagi mereka yang hanya ingin memastikan
kelancaran operasional sehari-hari, kepemimpinan transaksional sangat ideal.

• Kepemimpinan transformasional menginginkan perubahan pada karyawan demi kebaikan


organisasi dan menggunakan inspirasi dan karisma untuk mewujudkan perubahan ini.

• Kedua gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan seorang
pemimpin harus memanfaatkan keduanya pada waktu-waktu tertentu untuk mencapai tujuan
organisasi.

3. Do you believe that leadership skills can be learned, or are they innate? Why?

Beberapa teori yang telah dibuat oleh para ahli.

1. Teori Genetik

Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan dan bukan dibentuk” [Leaders
are born and not made]. Pandangan terori ini bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin karena
“keturunan” atau ia telah dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan
ini, dapat saja terjadi, karena seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi” termasuk
“memiliki potensi atau bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”.
Dalam realitas, teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan atau
keturunan raja - raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang anak yang lahir dalam
keturunan tersebut akan diangkat menjadi raja.
2. Teori Sosial

Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang menjadi pemimpin dibentuk dan bukan
dilahirkan [Leaders are made and not born]. Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang
itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi
atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja paktor lingkungan atau faktor pendukung yang
mengakibatkan potensi tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang
disebut dengan faktor “ajar” atau “latihan”.

Pandangan penganut teori ini bahwa, setiap orang dapat dididik, diajar, dan dlatih untuk
menjadi pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin,
meskipun dia bukan merupakan atau berasal dari keturunan dari seorang pemimpin atau
seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk menjadi pemimpin.
3. Teori Ekologik

Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin yang baik
“manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat tersebut
dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman - pengalaman yang
memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.

Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin merupakan perpaduan
antara faktor keturunan, bakat dan lungkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat tersebut dapat teraktualisasikan dengan
baik.

Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori Kontigensi atau Teori Tiga
Dimensi. Penganut teori ini berpendapat bahwa, ada tiga faktor yang turut berperan dalam
proses perkembangan seseorang menjadi pemimpin atau tidak, yaitu: [1] Bakat kepemimpinan
yang dimilikinya. [2] Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah
diperolehnya, dan [3] Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.

Menurut saya pribadi mengenai pemimpin, seorang pemimpin dapat dilahirkan dan juga dapat
dibentuk. Karena menurut saya semua orang mempunyai jiwa kepemimpian dari sejak mereka
hidup. Manusia hidup di dunia ini untuk memimpin diri sendiri dan juga memimpin di ruang
lingkup mereka. Jiwa kepemimpinan itu dibentuk juga untuk membuat seseorang menjadi
seorang pemimpin yang baik.

4. How would you distinguish managers and leaders?

Pemimpin
Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab penuh dalam
mengembangkan perusahaan. Karyawan yang berada di perusahaannya akan melihat
pemimpin sebagai figur yang dapat mengayomi mereka selama bekerja di perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, seorang pemimpin mempunyai pengaruh yang paling besar
dalam sebuah perusahaan, baik pengaruh terhadap perusahaan itu sendiri, maupun
pengaruh terhadap orang-orang yang berada di dalam perusahaan.

Manajer
Manajer adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab dalam mengatur sistem
organisasi perusahaan. Seluruh karyawan yang berada dalam sebuah perusahaan akan
lebih sering berkomunikasi langsung dengan manajer dibandingkan pemimpin
mengenai job desk dan segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.
Manajer juga harus memastikan bahwa seluruh karyawan menyelesaikan job
desk mereka dengan baik dan benar.

Perbedaan pemimpin dan manajer

1. Pemimpin memotivasi, manajer mengarahkan

Manajer bertanggung jawab mengelola dan mengoordinasi tim, serta memastikan kebijakan
perusahaan berlangsung sebagaimana mestinya.

Manajer juga menentukan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mencapai target
tertentu, serta dapat memprediksi hasil dari langkah tersebut. Demi memastikan semua itu
berjalan mulus, seorang manajer biasanya memiliki bawahan yang akan mengerjakan hal-hal
operasional sehari-hari. Manajer menugaskan tugas dan memberikan panduan tentang cara
menyelesaikannya. Seorang manajer cenderung menetapkan tujuan jangka pendek,
mendelegasikan tugas, menyelesaikan masalah, dan menegakkan kebijakan, apa perbedaan
mereka dengan pemimpin? Pemimpin tahu bahwa orang-orang yang bekerja untuk mereka
memiliki solusi atas masalahnya atau dapat menemukannya sendiri.Seorang pemimpin juga
bisa mengerti bahwa kamu mungkin perlu bantuan untuk menemukan jawabannya. Namun,
mereka tidak secara langsung memberi tahu kamu apa yang harus dilakukan dan bagaimana
cara melakukannya yang benar. Alih-alih mengarahkan, pemimpin akan cenderung
memfasilitasi atau membantu kamu untuk belajar meningkatkan kinerjamu sendiri. Pasalnya,
seorang pemimpin yang baik dapat melihat orang-orang di sekitar mereka sebagai pekerja
yang kompeten dan optimis terhadap potensi mereka.

2. Perbedaan gaya kepemimpinan pemimpin perusahaan dan manajer

Menginspirasi, bukan kekuasaan dan kontrol, adalah perbedaan lainnya yang memisahkan
pemimpin dari manajer.Manajer menjalankan kendali mereka secara formal karena mereka
diberikan posisi otoritas oleh perusahaan. Di sini, manajer akan memberi tahu bawahan apa
yang harus dilakukan dan mereka akan mengerjakannya sesuai target dan arahan. Inilah yang
menjadi perbedaan antara manajer dengan pemimpin di perusahaan. Jika interaksi antara
manajer dan bawahannya bersifat transaksional, interaksi antara pemimpin dan seluruh
karyawannya cenderung transformasional. Sebagai salah satu upaya persuasi agar kamu mau
percaya dan mengikuti visinya, pemimpin akan menunjukkan bagaimana dengan melangkah
bersamanya akan menuntunmu menjadi orang yang lebih baik dengan masa depan yang juga
lebih baik. Singkatnya, kepemimpinan mengacu pada kemampuan seorang individu untuk
mempengaruhi, memotivasi, menginspirasi, dan melibatkan orang lain berkontribusi tanpa
paksaan terhadap kesuksesan organisasi.

3. Pemimpin adalah pribadi yang unik, manajer mencontoh

Seorang pemimpin tahu betapa pentingnya membangun personal branding yang unik dan
berbeda dari orang lain. Bukan hanya untuk menonjolkan diri sebagai seorang pemimpin,
tetapi juga untuk membantu menguatkan visi yang mereka bawa. Mereka tidak takut untuk
melakukan hal-hal secara berbeda dan berpikir “out of the box” supaya tidak terus berlama-
lama dalam kondisi yang sama. Selalu ada inovasi dan terobosan baru yang dipikirkan dan
dirancang oleh pemimpin karena mereka sepenuh hati merangkul perubahan. Sementara itu,
manajer adalah sosok dalam perusahaan yang diminta untuk mengatur dan mengkoordinasi
pekerjaan, jadwal, alur kerja, proyek, dan alur kerja sehari-hari agar selalu sesuai dengan
kebijakan perusahaan. Seorang manajer cenderung tetap berpegang pada apa yang sudah
terbukti berhasil, baik itu sistem, struktur, maupun proses. Secara umum, manajer cenderung
mencontoh kompetensi dan perilaku yang mereka pelajari dari orang lain serta mengadopsi
gaya kepemimpinan mereka daripada merumuskannya sendiri.

4. Pemimpin berani ambil risiko, manajer menghindari risiko

Perbedaan sikap saat menghadapi risiko juga menjadi perbedaan yang cukup mencolok antara
seorang pemimpin dan manajer. Dilansir dari Forbes, pemimpin berani mengambil risiko
dengan melakukan hal baru. Bahkan, jika mereka sebetulnya tahu cara tersebut belum tentu
berhasil 100 persen. Namun, mereka tetap melakukannya karena tahu kegagalan merupakan
langkah menuju kesuksesan. Mereka pun memahami benar bahwa meski satu cara sudah
berhasil, mungkin ada cara lain yang lebih baik lagi. Sifat dari pekerjaan manajer yang
cenderung “mempertahankan dan menjalankan apa yang sudah ada” membuat manajer
bekerja justru untuk meminimalkan risiko. Mereka berusaha mengendalikan, menyelesaikan,
atau bahkan menghindari masalah sama sekali.

5. Pemimpin punya pengikut, manajer punya bawahan

Mengutip artikel berjudul The Differences Between Management and Leadership


dalam jurnal Sinergi, perbedaan utama antara pemimpin dan manajer adalah siapa yang ada
di belakangnya. Pemimpin memiliki orang yang percaya dan mengikutinya, sedangkan
manajer mengepalai tim bentukan dari orang-orang yang bekerja untuk mereka. Seorang
pemimpin adalah sosok yang memiliki gambaran besar tentang masa depan dan
mengembangkan strategi untuk mewujudkan visi tersebut. Kemudian ia
mengomunikasikannya kepada orang lain. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya mampu
membuat orang lain memahami dan mempercayai visi perusahaan. Ia pun tahu bahwa hanya
dengan meminta seseorang melakukan sesuatu tidak akan menggugah nuraninya untuk
mempercayai dan mengikutimu. Pasalnya, “mengikuti” (following) selalu merupakan
kegiatan sukarela, tanpa mengharap imbalan. Maka dari itu, pemimpin cenderung melibatkan
dan memotivasi orang lain untuk saling bekerja sama mewujudkan visi menjadi kenyataan.

5. Discuss the role of situational contingency approaches in leadership

Contingency leadership atau kepemimpinan kontingensi adalah kepemimpinan


mengedepankan pada situasi kerja dan budaya organisasi. Teori kepemimpinan ini
dikemukakan oleh Frederick E. Fiedler, yang mendalilkan bahwa gaya kepemimpinan yang
sukses paling baik ditentukan oleh determinan situasional. Teori ini dikenal dengan teori
kontingensi kepemimpinan (contingency theories of leadership).

Ide dasar kepemimpinan kontingensi


Kinerja dan kesuksesan pemimpin tidak hanya bergantung pada kualitas atau metodenya,
tetapi juga pada situasi dimana gaya kepemimpinan itu bekerja. Ada argumen bahwa setiap
jenis kepemimpinan diperlukan pada masanya. Artinya, gaya kepemimpinan tertentu
diperlukan pada situasi tertentu dan tidak cocok pada situasi yang lain.

Tidak ada satu gaya kepemimpinan terbaik. Pemimpin akan paling efektif ketika gaya
kepemimpinannya paling sesuai dengan situasi yang dihadapi. Dalam sebuah perusahaan
situasi tersebut bisa terkait dengan karakteristik kelompok seperti tingkat pengalaman
bawahan dan sifat tugas kelompok misalnya apakah terstruktur dengan jelas atau tidak.

Cara kerja teori kontingensi kepemimpinan


Teori kontingensi tidak berkaitan dengan membuat pemimpin beradaptasi dengan suatu
situasi, melainkan tujuannya adalah untuk mencocokkan gaya pemimpin dengan situasi yang
sesuai. Untuk memanfaatkan teori ini sebaik mungkin, penting untuk menemukan gaya apa
yang dimiliki seorang pemimpin. Ini dilakukan melalui Least Preferred Coworker Scale
(LPC).
LPC adalah daftar pertanyaan yang dirancang untuk mencari tahu karyawan seperti apa yang
paling ingin diajak bekerja sama dengan seorang pemimpin, dan pada gilirannya menunjukkan
gaya kepemimpinan. Total skor menentukan gaya kepemimpinan yang diperlukan.

 Skor LPC tinggi: pemimpin dengan keterampilan pribadi yang baik dan mengandalkan
hubungan dengan orang lain untuk menyelesaikan tugas. Ini adalah tipe pemimpin yang
berorientasi pada orang (people-oriented leader). Mereka melakukan yang terbaik ketika
tingkat hubungan antara mereka dan para pengikut berada pada puncaknya.
 Skor LPC rendah: pemimpin yang mencapai tujuan melalui fokus pada tugas dan kekuatan
posisi. Gaya kepemimpinan ini berorientasi pada tugas (task-oriented leadership). Tipe ini
paling efektif ketika kekuatan posisinya tinggi, serta struktur tugas yang telah baik.

Teori ini penting karena memberi pemilik bisnis wawasan untuk mengkombinasikan berbagai
tipe kepemimpinan dengan situasi yang dibutuhkan. Di situasi tertentu, pemilik butuh manajer
yang mau membengkokkan kebijakan jika keadaan menuntutnya. Di situasi yang lain, pemilih
membutuhkan manajer yang patuh dan sangat ketat dalam menerapkan kebijakan perusahaan.

6. How do you think today’s new leadership compares with traditional leadership
Kepemimpinan Tradisional
Kepemimpinan Tradisional atau kepemimpinan adat merupakan seseorang yang mampu
mempengaruhi untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan
tertentu, kelompok masyarakat tertentu, yang keberadaannya tanpa ada pejabat yang berkuasa
yang menyatakan berlakunya, melainkan ia hadir berdasarkan atas kehendak orang atau
kelompok, dalam hal ini sudah merupakan tradisi adat istiadat yang berlaku dan dijunjung
tinggi oleh masyarakat setempat. Tradisional erat kaitannya dengan kata tradisi yang berasal
dari bahasa latin: traditio yang artinya diteruskan. Tradisi merupakan suatu tindakan dan
kelakuan suatu kelompok orang dengan wujud suatu benda atau tindak laku sebagai unsur
kebudayaan yang dituangkan melalui fikiran serta diteruskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Dari konsep tradisi tersebut, maka lahirlah konsep tradisional. Tradisional
merupakan sikap mental dalam merespon berbagai persoalan dalam masyarakat. Didalamnya
terkandung metodologi atau cara berpikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau
berpedoman pada nilai dan norma yang belaku di masyarakat. Dalam konsep atau teiori
tradisional ada beberapa ciri diantaranya:
a. Belum adanya pengetahuan dan teknologi.
b. Semakin kecil dan diperkecilkannya lingkup masyarakat dari daerah lainnya, maka rasa
cinta pada cara hidupnya akan semakin sulit untuk diubah.
c. Kebudayaan yang terbentuk masih sangat homogen.
Dalam teori Kepemimpinan Lokal Asia pada dasarnya kepemimpinan di masyarakat Asia
sangat terkait dengan budaya lokal masyarakat. Budaya lokal masyarakat menjadi basis
konsep kepemimpinan yang diinginkan oleh masyarakat lokal. Oleh karena itu,
kepemimpinan di masyarakat Asia sering dikenal dengan sebutan kepemimpinan budaya.
Artinya, kriteria kepemimpinan efektip diukur sejauh mana pemimpin mampu
mempertahankan dan melaksanakan budaya lokal masyarakat. Karena mengandung nilai-
nilai, norma-norma, dan kepercayaan tentang hubungan manusia dengan alam, sesama, dan
Tuhan yang dipercayai sebagai jiwa mencapai tujuan hidup.

Kepemimpinan Modern
Teori kepemimpinan modern banyak mengadopsi dari pemikiran Barat ini sejalan dengan
teori kepemimpinan Barat. Barat tersebut dibangun dari perspektif organisasional. Organisasi
adalah sebagai kumpulan individu-induvidu yang sepakat bergabung dan mengupayakan
pencapaian tujuan masing-masing melalui pejcapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan
perspektif mempunyai pola kepemimpinan pertama, proses kepemimpinan barat bersifat
formal, dan rasional. Formal artinya pemimpin muncul melalui proses atau sistem baku yang
berlaku di organisasi dan berjalan secara prosedur. Rasional artinya ada kreteria yang
digunakan untuk memilih dan mengukur keberhasilan efektivitas kepemimpinan modern.
Teori kepemimpinan barat mengadopsi paham pasar dan efesiensi. Budaya dilingkungan
masyarakat modern tidak lagi berbasis pada nilainilai budaya asli mereka, tetapi banyak
mengadopsi cara berpikir pasar, pragmatis dan kompetisi. Pada akhinya kepemimpinan
tradisional atau lokal tidak dapat dipertahankan eksistensinya dan tergerus oleh gelombang
globalisasi, karena pengaruh dari barat.

Anda mungkin juga menyukai