Anda di halaman 1dari 7

PENEGAKKAN HUKUM PIDANA LINGKUNGAN

DALAM UPAYA PELESTARIAN FUNGSI-FUNGSI


LINGKUNGAN HIDUP

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Rachmad Safa'at, S.H., M.Si.


Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur 2
Hukum Lingkungan
Kelas D

Disusun oleh:
Dintya Fitri Rahma Sahhira
195010100111251

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2021
Judul Buku : Hukum Pidana Lingkungan

Penulis : Dr. Ruslan Renggong, S.H, M.H.

Penerbit : Kencana Prenamedia Group

Cetakan : Cetakan pertama, Maret 2018

Halaman : xii, 260

Harga Buku : Rp 69.600,00

Dr. Ruslan Renggong, S.H, M.H. adalah dosen tetap pada Fakultas Hukum
Universitas “45” Makassar dan berlanjut sampai dengan perubahan menjadi
Universitas Bosowa sejak 1988 yang merupakan lulusan S1 Universitas
Hasanuddin serta S2 dan S3 Universitas Hasanuddin. Saat ini penulis diamanahkan
kembali menjadi Dekan Fakultas Hukum Periode 2014-2018 dan Periode 2018-
2022. Berbagai karya ilmiah telah dihasilkan baik berupa artikel pada koran harian,
jurnal, buku ajar dan buku teks. Menjadi pemimpin umum Jurnal Ilmu Hukum
Clavia Universitas “45” yang terakreditasi DIKTI tahun 2002-2005. Telah
menghasilkan buku teks, di antaranya: Hukum Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (2010), Dimensi HAM dalam Pelaksanaan Peradilan Pidana
(2010), Hukum Acara Pidana: Memahami Proses Penahanan di Indonesia (2014),
Pengantar Hukum Pidana Indonesia (2015). Hukum Pidana Khusus (Edisi Revisi,
2019), Hukum Pidana Lingkungan (2018). Selain itu, beberapa tulisan dimuat di
jurnal internasional di antaranya: Of All the Lawsuits (Onslaag van Alle
Rechtsverpolging) in the Crime of Corruption (Journal of Humanity, 2013), The
Implementation of The Rights of Suspecs in Detention Process (Microthink
Institute, 2013), Reform of Criminal Law and Implication for Law Enforcement in
Indonesia (Infinity Press, 2014), The Existence of Corruption Eradication
Commission in The Criminal Law Reform in Indonesia (ASSRJ, 2015).
Accountability for Criminal Polluters and Destroyer of Environment (Clavia
Journal 2016), Types of Violence Againts Children in Makassar City South Sulawesi
Province, Indonesia (Ilkogretin Online-Elementary Education, 2021).

Upaya melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan lingkungan hidup


untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat telah ditegaskan dalam konstitusi negara
tepatnya pada pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang mengamanatkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Bertolak dari betapa penting dan perlunya
pelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup maka salah satu aspek yang penting
adalah terkait hukum pidana lingkungan.

Buku ini mengkaji aspek hukum pidana yang terkandung dalam perundang-
undangan lingkungan hidup. Dalam prolognya penulis menyatakan bahwa buku ini
adalah hasil kajian penulis baik secara teoritis terhadap berbagai undang-undang
tentang lingkungan hidup yang ada di Indonesia.

Sesuai dengan judulnya, isi dari buku ini lebih banyak berkaitan dengan
hukum pidana lingkungan. Buku berisi lebih dari dua ratus halaman ini terbagi atas
enam bab besar yang membahas topik-topik berbeda. Bab-bab tersebut adalah
pendahuluan, kerja sama internasional bidang lingkungan hidup, pokok-pokok
pengaturan lingkungan hidup, pertanggungjawaban pidana korporasi, penyidikan
dan pembuktian tindak pidana lingkungan, tindak pidana lingkungan hidup, dan bab
penutup.
Bab pertama buku ini menjelaskan bahwa mengedepankan prinsip res
nullius lambat laun telah menimbulkan ketidak seimbangan hidup dan kehidupan
di muka bumi yang pada akhirnya merugikan dan menyengsarakan umat manusia.
Munculnya berbagai bencana alam berkaitan erat dengan perilaku manusia yang
hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli terhadap keberadaan lingkungan
hidupnya. Perkembangan kesadaran umat manusia yang telah mulai merasakan
dampak negatif sebagai akibat dari kesalahan memandang dan menilai eksistensi
lingkungan hidup sebagai ciptaan Tuhan YME telah mendorong bangkitnya
kesadaran bahwa umat manusia wajib melindungi lingkungan hidup. (hlm. 2)
Penurunan kualitas lingkungan hidup yang sudah mengglobal telah
memberikan kesadaran baru bagi umat manusia untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup secara optimal. Kesadaran baru ini menempatkan upaya
pelestarian lingkungan hidup menjadi tanggung jawab bersama semua negara baik
negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Implementasi dari
kesadaran baru ini telah dituangkan dalam berbagai kesepakatan antar negara
Sebagai negara yang merupakan bagian dari masyarakat dunia Indonesia juga
memikul tanggung jawab besar dalam melestarikan lingkungan hidup. Oleh karena
itu, dibentuklah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. (hlm. 5)
Selanjutnya penulis pun menjelaskan mengenai pengertian lingkungan
hidup dan permasalahannya, yaitu 1). Masalah lingkungan yang bersumber kepada
kemiskinan; 2. Kependudukan; 3). Kekotoran dan kerusakan; 4). Kebijaksanaan.
Kemudian, lebih lanjut menjelaskan tentang hukum lingkungan dan
perkembangannya, serta tinjauan umum terkait hukum pidana dan hukum pidana
lingkungan. (hlm. 11-30)
Kerja Sama Internasional Bidang Lingkungan Hidup
Selanjutnya pada bab kedua dijelaskan mengenai macam-macam kerja sama
internasional di bidang lingkungan hidup sebagai bentuk perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Kerja sama internasional ini lahir karena adanya kesadaran bahwa
karakteristik lingkungan hidup itu sendiri tidak dapat dibatasi oleh sekat-sekat
negara dan akibat dari pengelolaan lingkungan hidup yang keliru dan serampangan
di suatu kawasan atau negara tertentu tidak hanya dirasakan oleh penduduk di
kawasan atau di negara tersebut, tetapi kemudian besar akan dirasakan pula di
kawasan atau di negara lain. (hlm. 31-32)
Oleh karena itu, sebagai upaya konkrit mencegah semakin menurunnya
kualitas lingkungan hidup, diperlukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup secara global yang melibatkan semua negara, yaitu dengan membentuk
berbagai macam kerjasama yang melibatkan hampir seluruh negara di muka bumi
ini sebagaimana yang diuraikan sebagai berikut: a. Konferensi Stockholm; b.
Konferensi Narobi; c. Konferensi Rio de Jeneiro; d. Konferensi Johannesburg; e.
Konferensi Bali; f. Konferensi Kopenhagen; g. Kerja Sama Negara-Negara
ASEAN. (hlm. 33)
Bab ketiga buku ini penulis menguraikan mengenai pokok-pokok materi
muatan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) sebagai umbrella act. Mulai dari asas,
tujuan, dan ruang lingkup, perencanaann dan pemanfaatan (RPPLH), upaya
pengendalian dan pemeliharaan (KHLS, tata ruang, baku mutu lingkungan hidup,
AMDAL, UKL, UPL, perizinan, instrumen ekonomi lingkungan hidup, peraturan
perundang-undangan berbasis lingkungan hidup, analisis risiko lingkungan hidup,
anggaran berbasis lingkungan hidup, audit lingkungan hidup), pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun dan informasi, tugas dan wewenang pemerintah dan
pemerintah daerah, hak, kewajiban, dan larangan, pengawasan dan sanksi
administrasi, hingga penjelasan mengenai penyelesaian sengketa lingkungan hidup.
(hlm. 55-56)
Kemudian, dalam bab keempat, dijelaskan bahwa berbeda dengan
komponen subjek hukum dalam KUHP, dalam UUPLH dan undang-undang lain
yang memuat aspek-aspek lingkungan hidup, subjek hukum tidak hanya terbatas
pada orang perseorangan, tetapi juga mencakup korporasi. Dengan demikian
penulis menguraikan subjek hukum korporasi dan pertanggungjawaban pidana
korporasi terlebih dahulu sebelum lebih lanjut menjelaskan tentang hukum pidana
lingkungan, yaitu mulai dari komponen subjek hukum dalam UUPPLH, pengertian
terkait subjek hukum korporasi, doktrin-doktrin yang menjadi dasar dapat
dihukumnya korporasi, hingga pertanggungjawaban pidana korporasi. (hlm. 99-
100)
Selanjutnya diuraikan pula tentang penyidikan dalam pidana lingkungan,
yaitu penyidikannya tidak berbeda dengan tindak pidana lainnya, tindak pidana
lingkungan hidup diproses berdasarkan KUHAP, kecuali apabila ditentukan lain
dalam UUPPLH. Kemudian, dijelaskan pula siapa saja yang dapat menjadi
penyidik berdasarkan UUPPLH berikut dengan kewenangannya. (hlm. 121-134)
Selanjutnya, penulis membahas tentang pembuktian tindak pidana
lingkungan. Dalam bab ini dipaparkan mengenai teori-teori tentang pembuktian
sebagai pendukung dalam penerapan aturan hukum pembuktian guna memahami
hal-hal seputar pembuktian ini, yang meliputi: 1). Teori pembuktian, yaitu sistem
atau teori pembuktian berdasarkan undang-undang secara positif, berdasarkan
keyakinan hakim melulu, berdasarkan keyakinan hakim atas alasan yang logis, dan
teori pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif. 2). Alat bukti, yaitu
sebagaimana ditentukan dalam pasal 96 huruf f UUPPLH ditambahkan alat bukti
lain di luar alat bukti sah yang ditentukan dalam pasal 184 KUHAP. (hlm. 135-142)
Di dalam bab terakhir, penulis menjelaskan tentang pengertian tindak
pidana dan unsur-unsur pidana secara umum dan tindak pidana dan unsur-unsur
pidana lingkungan.
Pada bagian tindak pidana dan unsur-unsur pidana secara umum, diuraikan
pengertian tindak pidana, kemudian unsur-unsur tindak pidana, yaitu 1). Unsur
perbuatan/kelakuan; 2). Akibat; 3). Melawan hukum; 4). Ad. 4 tidak adanya dasa
pembenar. Selanjutnya, diuraikan tentang pengertian delik materiil dan delik
formil. (hlm. 144-156)
Pada bagian tindak pidana dan unsur-unsur pidana lingkungan, penulis
menjelaskan tentang perumusan tindak pidana lingkungan baik yang ada dalam
UUPPLH maupun yang ada di dalam undang-undang yang materi muatannya
mengatur aspek-aspek lingkungan hidup. (hlm. 156-253)

Kelebihan dan Kelemahan Buku

1. Kelebihan
Buku ini memudahkan para pembaca untuk memahami isi buku, karena
disajikan secara terperinci dan mendetail mulai dari pengertian lingkungan hidup,
hukum lingkungan, hukum pidana, hingga istilah hukum pidana lingkungan.
Adapun dalam terdapat pembahasan mengenai perumusan tindak pidana
lingkungan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa, dosen, maupun
masyarakat umum. Selain itu, banyaknya daftar ustaka juga sangat menunjakng
keakuratan isi buku dan menambah wawasan pembaca.

2. Kelemahan
Pembahasan dalam buku ini hanya secara teoritis, sehingga kurang adanya
pembahasan ke sector realistis atau kasus yang riil.

Kritik Isi, Bahasa, Tampilan dan Harga Buku

Isi dari buku ini telah memenuhi ekspektasi dari sebuah buku yang bermutu dan
berkualitas dari pembahasan suatu perundang-undangan karena penulis mengupas
tuntas baik dari segi teoritis. Namun terdapat kekurangan seperti tidak adanya
pembahasan ke sector realistis atau kasus yang riil. Sehingga diharapkan untuk
memoles dengan menambahkan kasus-kasus riil agar pembahasan dapat lebih
dipahami.

Tampilan buku ini kurang memuaskan jika dilihat dari desain grafisnya. Namun,
tetap sesuai dengan isi dari buku. Kemudian, untuk harga buku ini juga sesuai
dengan isi buku dan kualitas percetakannya. Kertas dan tinta yang digunakan
standar dan memuaskan.
Judul yang digunakan juga kurang-lebih telah mencakup konsep yang ingin
dibawakan oleh penulis bagi pembaca.

Secara keseluruhan buku ini baik dan bermanfaat bagi kalangan-kalangan yan
gditujukan, berkualitas baik dan memiliki harga yang sesuai dengan apa yang
ditawarkan di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai