KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Dasar atau acuan yang bersumber dari penelitian sebelumnya merupakan hal
yang sangat penting karena dapat membantu dalam penelitian masalah yang akan
dilakukan oleh peneliti. Dasar itu berupa penelitian terdahulu berupa skripsi yang
pembahasan atau topiknya hampir sama dengan topik yang peneliti ambil yaitu
menjadi referensi dalam pemikiran peneliti baik berupa teori kajian pustaka maupun
dalam mencari literatur yang menyangkut tentang Efektivitas suatu program PKH.
Adapun penelitian terdahulu yang menjadi acuan yang pertama ialah skripsi
milik Hajar Hari Antoro pada tahun 2015 yang berjudul “Efektivitas Pelaksanaan
Harapan di bidang Pendidikan di desa Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya masih
karena belum mampu meningkatkan taraf pendidikan bagi penerima bantuan PKH
serta belum bisa meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan dari
Pendidikan di desa Sungai Kakap tidak berprestasi, karena masih belum sepenuhnya
11
tepat sasaran sesuai dengan kriteria PKH dan belum mampu mencapai tujuan PKH
bidang pendidikan9.`
Floridina Purba pada tahun 2014 yang berjudul “Efektivitas Pelaksanaan Program
data-data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisis dapat disimpulkan Efektivitas
Medan Johor adalah efektif. Hal ini dapat dilihat dari jawaban hampir seluruh
responden terhadap alat ukur penelitian yaitu ketepatan sasaran program, kepuasan
lebih jelas mengenai Program Keluarga Harapan (PKH) yang berada di wilayah
berbeda. Sehingga dapat diketahui perbedaan apa saja yang muncul di setiap
wilayah. Persamaan kedua penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan
pada fokus, jika kedua peneliti tersebut mengambil fokus masalah ke bidang
pendidikan dan juga pelaksanaan program PKH secara keseluruhan. Maka, peneliti
sendiri akan memfokuskan penelitian ini pada efektivitas E-Warong dalam Program
9
Antoro, Hajar Hari. 2015. Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Bidang
Pendidikan di Desa Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak: Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Tanjungpura Pontianak.
10
Purba, Yohana Floridina. 2014. Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di
Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara.
12
B. Konsep Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan rasional
memiliki arti sejauh mana organisasi melakukan seluruh tugas pokoknya untuk
memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan operasi dan
dari suatu program tindakan atau kesempurnaan (jaminan) hasil suatu pekerjaan
tujuan atau sasaran organisasi yang ditetapkan. Efektivitas adalah seberapa baik
11
Makmur. 2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung: Refika Aditama, hal.
141
12
Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga, hal. 17
13
Salim, Emil. 1996. Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia
Indonesia, hal. 6
14
Sumardi, I Nyoman. 2015. Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Citra
Utama, hlm.105
13
Dalam mengukur suatu keberhasilan program memang tidak mudah, karena
tingkat keberhasilan yang telah dicapai. Dapat dikatakan telah efektif apabila
sasaran yang dituju serta didasarkan atas hasil apakah yang diperoleh dengan
2. Pengukuran Efektivitas
1. Pencapaian tujuan : adalah suatu proses yang merupakan bagian puncak dari
optimal atau tidak. Indikator dari pencapaian tujuan ini yaitu: (1) Kurun
15
Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga, hlm.159
16
Ibid., hlm.83.
14
3. Adaptasi : adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk
efektivitas adalah17 :
2. Produktivitas, kuantitas atau volume dari produk atau jasa pokok yang
sudut pandang si pemilik. Jumlah dari sumber daya yang masih tersisa
17
Ibid., hlm. 45.
15
setelah semua biaya dan kewajiban dipenuhi, kadang-kadang dinyatakan
dalam prosentase.
permintaannya sendiri.
C. E-Warong
1. Pengertian E-Warong
dikelola oleh KUBE Jasa sebagai sarana pencairan Bantuan Sosial berupa bahan
pangan pokok dan/atau uang tunai secara elektonik, kebutuhan usaha, serta
2. Fungsi E-Warong
rumah tangga;
18
Kementrian Sosial. Peraturan Menteri Sosial nomor 25 tahun 2016 tentang Bantuan
Pengembangan Sarana Usaha Melalui Elektonik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama
Program Keluarga Harapan. Bab I. Pasal 1.
16
3. Tempat pemasaran hasil produksi KUBE; dan/atau;
sosial;
3. Menggunakan tempat atau rumah pengurus KUBE Jasa atau tempat lain
berdomisili tetap dan memiliki identitas diri, telah menikah dan/atau berusia
19
Ibid., Bab I. pasal 3.
20
Ibid., Bab II. pasal 4.
17
d. Anggota.
satu pengurus KUBE Jasa atau tempat lain berdasarkan kesepakatan anggota.
kesepakatan dan tidak menuntut biaya sewa atau biaya lainnya atas
pengadaan lemari etalase, dan rak tempat barang. Sedangkan bantuan KUBE
kamera 5 megapiksel;
3. Printer bluetooth;
21
Ibid., Bab II. pasal 5-11.
18
5. Timbangan barang;
sosial
3. melayani pembayaran telepon, listrik, dan air bagi penerima Bantuan sosial
5. menjadi agen bank yang bekerja sama dalam penyaluran Bantuan Sosial
nontunai; dan
6. melakukan usaha pengemasan ulang bahan pangan pokok dari bentuk curah
harus bekerjasama atau bermitra dengan pihak lain yang terkait, yaitu:
1. Kementrian/lembaga;
dan/atau
22
Ibid., Bab III. pasal 15-17.
19
5. Badan usaha yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha 23.
Proses penyaluran bantuan sosial diawali dari pihak Kementrian Sosial yang
Negara), di kota Malang sendiri bekerjasama dengan Bank BNI (Bank Negara
tugas dan kewajiban bagi Bank Mitra untuk membuat rekening bagi penerima
seluruh E-Warong yang ada di Indonesia, jadi nantinya KMIS inilah yang akan
Warong yang ada di sekitar tempat tinggal mereka, bantuan yang dapat dicairkan
disini adalah BNPT (Bantuan Pangan Non Tunai) berupa beras dan gula. Untuk
23
Ibid., Bab IV. Pasal 18-19.
20
Bagan 2.1
(Dropping Bansos)
OUTLET OUTLET OUTLET
BANK
(Pencairan Bansos dengan Belanja)
(Penyaluran Bansos)
(Kartu KeluargaSejahtera)
Adapun secara proses penyaluran bantuan non tunai berdasarkan bagan diatas adalah
sebagai berikut:
dan KMIS.
21
2. Bank membuka rekening, membuat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan
E-Warong.
mereka.
bersyarat kepada keluarga miskin (KM), atau dalam istilah internasional dikenal
kualitas kesehatan dan pendidikan anak – anak. Dalam jangka panjang, PKH
22
Sebagai sebuah program bantuan bersyarat, PKH membuka akses keluarga
miskin terutama ibu hamil dan anak untuk memanfaatkan berbagai fasilitas
tersedia di sekitar mereka . Manfaat PKH juga mulai didorong untuk mencakup
pelayanan sosial antar dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan,
nasional24.
beban pengeluaran keluarga miskin dalam jangka pendek, serta memutus rantai
kemiskinan dalam jangka panjang. Secara khusus, PKH memiliki tujuan untuk:
24
Pedoman Pelaksanaan Program Keluarga Harapan tahun2016. 2016. Jakarta: Kementrian Sosial
Republik Indonesia, hal. 8
23
d. Mengarahkan perubahan perilaku positif Peserta PKH terhadap pentingnya
Sejak tahun 2007, basis kepesertaan bantuan PKH diarahkan kepada Rumah
Tangga Sangat Miskin (RTSM). Mulai tahun 2012 basis bantuan PKH diarahkan
pada Keluarga Sangat Miskin (KSM) yaitu ayah, ibu, dan anak. Perubahan ini
untuk mengakomodasi prinsip bahwa keluarga adalah satu unit yang relevan
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pada tahun 2016, sasaran
Peserta PKH bukan lagi KSM (7% terbawah pada Basis Data Terpadu)
melainkan Kelurga Miskin (KM) (25% terbawah pada Basis Data Terpadu).
Kriteria PKH adalah keluarga miskin yang memenuhi minimal salah satu
syarat berikut:
ringan/sedang.
ringan/sedang.
24
d. Memiliki komponen kesejahteraan sosial untuk lanjut usia 70 tahun ke
2. Penerima Bantuan
bantuan PKH. Jika tidak ada ibu, dapat digantikan oleh kakak perempuan
peserta PKH25.
Tabel 2.1
25
Ibid., hal. 30-31.
25
5 Bantuan anak peserta pendidikan setara 1.000.000,-
SMA/MA atau sederajat
6 Bantuan penyandang disabilitas berat 3.100.000,-
7 Bantuan lanjut usia 70 tahun ke atas 1.900.000,-
Sumber: Pedoman Pelaksanaan Umum PKH tahun 2016
Catatan:
Bantuan komponen kesehatan tidak dihitung berdasarkan jumlah anak balita
tetapi menjadi satu paket dengan ibu hamil/nifas.
memiliki ibu hamil/nifas, anak balita atau anak usia 5-7 tahun yang
Peserta PKH yang memiliki anak usia 6-21 tahun diwajibkan untuk
termasuk SMA/MA terbuka) dan kehadiran minimal 85% dari hari belajar
efektif setiap bulan selama tahun ajaran berlangsung. Apabila ada anak usia
5-6 tahun yang sudah masuk Sekolah Dasar dan sejenisnya, maka yang
26
c. Kewajiban Komponen Kesejahteraan Sosial
sosial melalui kegiatan day care dapat mengikuti kegiatan home care
2. Jika tiga bulan berturut – turut seluruh anggota keluarga peserta PKH tidak
26
Ibid., hal. 34-35.
27
3. Jika enam bulan berturut – turut seluruh anggota keluarga peserta PKH
5. Jika dalam tiga kali siklus penyaluran bantuan berturut – turut atau selama
Tabel 2.2
27
Ibid., hal. 37.
28