Anda di halaman 1dari 3

– Risiko (ß): lebih tinggi ®.

ERC lebih rendah

– Struktur modal: D/E lebih tinggi ®. ERC lebih rendah

– Kualitas penghasilan:

• kualitas yang lebih tinggi ®. ERC lebih tinggi

• Komponen penting dari kualitas laba

– Persistensi penghasilan:

» ketekunan yang lebih tinggi ®. ERC lebih tinggi

– Kualitas akrual

» DeChow & Dichev (2002)): kualitas akrual yang lebih tinggi


menyiratkan kualitas pendapatan yang lebih tinggi

Teori pasar efisien  kandungan dari harga saham dengan informasi tentang perusahaan

a. Pasar Efisien Lemah. Teori ini mengimplikasikan bahwa tidak ada


informasi apapun yang bisa menunjukkan bagaimana pergerakan pasar
dan harga saham. Analisis fundamental dalam investasi saham memang
bisa memberikan informasi bagi investor agar bisa mendapatkan
keuntungan di atas rata-rata pasar dalam jangka pendek. Tapi tidak ada
pola tertentu untuk ini. Selain itu, analisis fundamental juga tidak
memberikan keuntungan jangka panjang. Begitu juga dengan analisis
teknikal. Artinya, tidak ada apapun yang bisa memprediksi harga saham
karena pergerakannya random
b. Hipotesis Pasar Efisien Semi Kuat. Saham menunjukkan semua informasi
yang diketahui public saja (laporan keuangan) tapi informasi internal tidak
tergambar. Teori ini menyiratkan bahwa nilai saham adalah gambaran
dari seluruh informasi relevan yang dapat diketahui oleh publik. Informasi
ini termasuk laporan keuangan, suku bunga dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan perusahaan. Dari hipotesis ini dapat disimpulkan
bahwa harga saham bisa diprediksi oleh publik dengan melihat
informasi-informasi yang ada . Penggunaan analisis fundamental dan
teknikal bisa dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Lewat penggunaan analisis fundamental, kamu bisa mengetahui nilai
saham dan membeli saham yang undervalue. Langkah inilah yang
digunakan oleh investor kenamaan dunia, Warren Buffet untuk memilih
saham mana yang layak beli
c. Hipotesis Pasar Efisien Kuat. Teori ini menyatakan bahwa semua
informasi baik yang dapat diakses secara umum maupun yang sifatnya
rahasia bisa merefleksikan harga saham. Artinya, semua informasi
relevan yang beredar di kalangan umum atau informasi yang berasal
dari orang dalam/insider information (seperti manajemen dan dewan
direksi) bisa menjadi cara bagi investor untuk menentukan langkah
investasinya. 

Pasar dikatakan efisien apabila bereaksi terhadap unexpected earnings  sehingga dia
menggunakan pendekatan (proxy)  dari pendekatan ini mungkin dia tidak menemukan
proxy yang masuk akal

Pendeketan :
a. Proxy harga saham dengan laba  dia tidak menemukan hubungnnya karena pasar
tidak efisien /efisien lemah akibat tidak informasi  jadi bisa jadi salah menyimpulkan
 maka akan mencari cara lain dengan cara menentukan laba yang rasional dengan cara
mengetahui komponen-komponen penting dari relevansi nilai

Dalam kondisi ideal bahwa expected laba merupakan pertumbuhan untuk mengetahui
nilai perusahaan (nilai perusahaan menunjukkan modal pemegang saham, modal
pemegang saham berhubungan dengan harga sama di bursa dalam kondisi ideal )
contohnya : modal perusahaan pada awal periode menunjukkan bahwa 1000 lembar
saham beredar mempunyai harga per lembar 2000 rupiah  pada akhir periode naik
menjadi 2500 per lembar , artinya ada pertumbuhan dari laba yang diharapkan yaitu dari
2500-2000= 500 x 1000 lembar  ini adalah pertumbuhan laba  dengan kata lain
dlaam kondisi ideal bahwa harga saham dibursa berbanding lurus dengan stokeholders
equity.
Dalam kondisi tidak ideal  expexted laba menjadi lebih kompleks sehingga digunakan
pendekatan  proyeksikan rangkaian waktu dalam memperoleh laba bersih perusahaan
berdasarkan laporan masa lalu untuk memproyeksikan kinerja perusahaan masa depan

Harga saham dibursa oleh kondisi tidak biasa , missal pada awal pandemic  sehingga
harga saham tidak dapat diprediksi dari laporan keuangan. Reaksi pasar terhadap
informasi yang didapatkan .  sehingga digunakan cara lain untuk menentukan
expected earnnings dengan menggunakan proyeksi dari infromasi laba dari masa lalu (>
dari 1 tahun diambil rata2) untuk memperkirakan masa depannya 
Tetapi proyeksi expected earnings tergantung pada laba permanen dengan
mempertimbahkan 100% dari laba persisten dan 0 dari laba persisten 
Jika persistensi laba 0 (tingkat kekekalan laba) artinya 0 = tidak tetap  laba tahun lalu
tidak dapat digunakan untuk memprediksi laba yang akan datang dan semua laba adalah
tidak dapat diduga .

Ektrem mana yang mendekati kebeneran ? 100% dan 0%  evaluasi dengan cara
korelasi anatra security returns and the estimate of unexpected earning. Dari penelitian
Easton and Harris (1991)- bahwa ada korelasi yang lebih kuat anatra return dan net
income tetapi lebih signifikan kedua variable tersebut digabungankan (uji f) disbanding
uji t.  berdasrkan deret waktu  menggunakan perkiraan analis.
Investor yang rasional akan menggunakan perkiraan yang paling akurat menuru
Hagerman, Griffin, dan Zmijewski (1987) perkiraan analis lebih baik dari deret waktud
dlm hal akurasi.

Anda mungkin juga menyukai