NIM : 2181611044
Absen : 19
1. Serial informasi keuangan khususnya informasi kinerja (laba rugi) dan arus kas digunakan
oleh para investor sebagai dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau melepaskan
saham perusahaan yang bersangkutan. Apa hubungan kedua informasi tersebut?. Informasi
mana yang seharusnya digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan?
Bagaimana para investor yang sophisticated memandang perubahan metode akuntansi
persediaan yang dilakukan perusahaan.
1.1. Hubungan kedua informasi tersebut yaitu informasi laba rugi merupakan laporan
yang menunjukkan laba operasi atau selisih antara laba kotor dengan biaya-biaya
operasional perusahaan. Jadi ketika perusahaan laba pada tahun ini , perusahaan tsb akan
memiliki cukup arus kas operasi yang cukup digunakan untuk tahun berikutnya.
Kemungkinan tahun berikutnya perusahaan tersebut akan memiliki kemampuan yang
cukup untuk mengcover semua biaya operasional nya baik itu beban maupun pembayaran
hutang. Statment of cash flow atau yang biasa dikenal dengan laporan arus kas adalah
suatu komponen dari laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan
dan pengeluaran kas yang terjadi pada suatu periode tertentu. Laporan aliran kas
merupakan salah satu laporan wajib yang harus dibuat oleh seorang pengusaha, entitas,
organisasi, atau perusahaan.
1.2. Informasi yang seharusnya digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan kas di masa depan untuk lebih mudah
menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas di masa depan. Di sisi lain,
mereka juga dapat mem-forecast jumlah aliran kas yang dapat dihasilkan untuk periode
berikutnya. Perbedaan laba dan kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi,
sehingga dengan membandingkan kedua perbedaan antara laba bersih dan arus kas
bersih, kreditor atau investor dapat mengetahui penyebabnya. Dengan begitu, mereka
dapat mengambil keputusan dengan mudah dan tidak hanya bersumber dari satu macam
informasi.
1.3. Para investor yang sophisticated memandang perubahan metode akuntansi
persediaan yang dilakukan perusahaan yaitu dengan 3 metode penilaian persediaan, yaitu
FIFO, LIFO, dan average (rata-rata). Pemilihan metode penilaian persediaan untuk
perusahaan di Indonesia mengacu pada PSAK. Pada kondisi ini, jika perusahaan
menggunakan metode FIFO, akan menghasilkan laba bersih yang tinggi karena semua
harga meningkat. Hal ini mempengaruhi harga sekuritas karena tentu para investor akan
melihat laba perusahaan , jika yang awalnya perusahaan menggunakan fifo dapat
menghasilkan laba sebesar 100.000 maka banyak investor yang ingin menanam modal
diperusahaan tersebut permintaan besar maka harga saham akan naik. Sebaliknya jika
perusahaan merubah metode dengan LIFO perusahaan akan mendapat laba kecil dan
akhirnya akan mempengaruhi permintaan sehngga gharga saham perusahaan juga akan
turun.
2. Apa yang dimaksud dengan uniformity (keseragaman), apa manfaatnya serta jenisnya.
Jelaskan
2.1 Keseragaman (Uniformity)
Keseragaman (uniformity) merupakan prinsip yang dapat memengaruhi prinsip konsistensi
dalam akuntansi. Belkaoui (2006) menyatakan bahwa prinsip konsistensi mengacu pada
penggunaan prosedur yang sama untuk transaksi-transaksi yang berhubungan oleh
perusahaan selama waktu tertentu. Oleh karena itu, prinsip konsistensi merupakan prinsip
yang menyatakan bahwa setiap pencatatan atas transaksi dalam laporan keuangan harus
menggunakan aturan serta prosedur yang sama.
Prinsip keseragaman sendiri mengacu pada pengunaan prosedur yang sama oleh perusahaan-
perusahaan yang berbeda (Belkaoui, 2006). Dengan kata lain, prinsip keseragaman
merupakan penggunaan prosedur pencatatan dalam akuntansi yang diberlakukan sama dari
setiap perusahaan yang berbeda-beda. Pernyataan mengenai hubungan keseragaman dengan
komparabilitas terkait dalam SFAC No. 2. Komparabilitas dalam SFAC No. 2 dijelaskan
bahwa komparabilitas bukan kualitas pada angka-angka akuntansi dalam arti relevansi dan
reliabilitas, tetapi merupakan hubungan antar angka-angka tersebut.
2.2. Manfaat Keseragaman:
a. Keseragaman digunakan untuk perbandingan berbagai informasi yang berbeda yang
didapat dari laporan keuangan.
b. Dengan adanya konsep keseragaman (uniformity) ini bisa mengurangi kebebasan
manajeman dalam memilih metode yang dapat mengakibatkan laporan keuangan bias
akibat manipulasi informasi.
2.3. Jenis Keseragaman:
a. Finite uniformity
Finite uniformity merupakan metode akuntansi yang dibuat sama pada relevant
circumstances pada situasi yang secara umum adalah sama. Contohnya adalah
ketentuan sewa beli jangka panjang yang diatur dalam SFAS No. 13. Disebutkan
dalam SFAS No. 13 bahwa leasing harus dikapitalisasi apabila jangka waktu leasing
sama dengan atau lebih dari 75% umur ekonomis aset.
b. Rigid uniformity
Rigid uniformity merupakan sebuah metode untuk semua transaksi yang serupa meski
kemungkinan terdapat relevant circumstances. Contohnya adalah pada SFAS No.2
yang menyatakan bahwa R&D cost tidak boleh dikapitalisasi meskipun terdapat
future benefit. Namun dalam kenyataannya, meningkatkan daya banding dapat
bersifat counterproductive. Dengan kata lain, dapat melemahkan relevansi atau
reliabilitasnya jika untuk membandingkan antara dua ukuran, salah satunya diperoleh
dengan metode yang menghasilkan informasi yang kurang relevan atau reliable.
3. Apakah managemen laba yang dilakukan emiten dalam kaitannya dengan bonus plan
bersifat opportunistic? Kenapa bisa terjadi manajemen laba? Apakah manajemen laba legal?
Apa bedanya dengan fraud? Bagaimana tanda-tanda perusahaan yang melakukan manajemen
laba?
3.1. Manajemen laba memang merupakan perilaku opportunistic yang dilakukan. Hal ini
dapat dilihat dari motivasi bonus & motivasi pergantian CEO, di mana bonus merupakan
tujuan dari manajemen untuk melakukan menajemen laba. Namun, pandangan berbeda juga
bisa dilihat dari manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen karena tidak semua
manajemen laba bertujuan untuk mendapatkan bonus. Manajemen laba di sudut pandang
yang berbeda merupakan kebijakan yang realistic, yakni kebijakan yang memang seharusnya
dilakukan oleh menajemen dalam menjalankan operasi perusahaan. Dengan perkataan lain
siapa pun yang menjadi manajemen perusahaan pasti akan melakukan hal yang sama dengan
yang dilakukan manajemen sekarang
3.2. Manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan keputusan tertentu dalam
laporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan. Hal ini dapat
menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan
atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.
3.3. Dilihat dari perspektif etika, manajemen laba merupakan masalah yang kontroversial.
Kebanyakan praktik manajemen laba bersifat legal tidak melanggar prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima umum dan tindakan tersebut merupakan kewenangan manajer. Manajer
melakukan manajemen laba dengan menggunakan dua cara, yaitu melalui variabel artifisial
dan variabel riil. Variabel artifisial merupakan teknik manajemen laba yang dilakukan
melalui pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba dengan menggunakan variabel
artifisial misalnya dengan pemilihan teknik akuntansi yang bisa menaikan atau menurunkan
laba tahun berjalan, misalnya: pemilihan metode depresiasi, tahun amortisasi, metode
pencatatan persediaan, pengakuan gain dan losses, dan sebagainya. Manajemen laba dengan
menggunakan variabel riil biayabiaya, misalnya: dengan mempercepat atau menunda
penjualan akhir tahun dan menunda atau mempercepat pencatatan biaya.
3.4. Sesungguhnya manajemen laba termasuk tindakan fraud mengingat dalam manajemen
laba laporan keuangan disajikan disesuaikan dengan keinginan manajemen bukan yang
faktual (apa adanya) dengan dukungan standar akuntansi yang berlaku umum. Kalau kita
kembali kepada unsur-unsur fraud (conversion, concealment, dan theft), maka kegiatan
manajemen laba memenuhi unsur conversion (merekayasa, manipulasi) dan concealment
(menyembunyikan, menutupi) walaupun tidak secara langsung terjadi theft (menguntungkan
diri sendiri).
Jadi jelaslah bahwa ditinjau dari pengertian dan unsur-unsur fraud dan dari sudut pandang
peraturan perundangan maka tindakan manajemen laba dapat dikategorikan sebagai suatu
perbuatan fraud. Apabila hal tersebut terjadi pada organisasi sektor publik maka perbuatan
tersebut merupakan tindak pidana korupsi yang dapat diancam dengan sanksi hukum pidana.
3.5. Terdapat beberapa model yang biasa digunakan untuk mendeteksi manajemen laba yaitu:
a) Model Healy
- Menghitung nilai total akrual (TAC) yang merupakan selisih pendapatan bersih (net
income) dengan arus kas operasi untuk setiap tahun pengamatan.
- Menghitung nilai nondiscretionary accruals (NDA) yang merupakan rata-rata total
akrual (TAC) dibagi dengan total aktiva periode sebelumnya.
- Menghitung nilai (TAC) dengan nondiscretionary accruals (NDA). Discretionary
accruals merupakan proksi manajemen laba.
b) Model De Angle
Terdapat 3 langkah yang hampir sama dengan model healy. Namun langkah ketiga
berbeda. Model ini menghitung nilai discretionary accruals (DA), yaitu selisih antara total
akrual (TAC) dengan nondiscretionary accruals (NDA). Discretionary accruals merupakan
proksi manajemen laba.
c) Model Jones
Gabungan antara kedua model sebelumnya, menghitung nilai total akrual, nilai
nondiscretionary dan discretionary.
d) Model Jones Modifikasi
Model Jones dimodifikasi merupakan modifikasi dari model Jones yang didesain untuk
mengeliminasi kecenderungan untuk menggunakan perkiraan yang bisa salah dari model
Jones untuk menentukan discretionary accruals ketika discretion melebihi pendapatan.
4. Tidak ada Negara yang bebas dari inflasi. Apa dampak inflasi terhadap laporan keuangan dan
bagamana mengatasinya untuk kepentingan investor dan kreditor.
4.1. Kondisi inflasi menyebabkan penyusunan laporan keuangan berdasarkan nilai historis
tidak mencerminkan adanya perubahan daya beli. Sebagai konsekuensinya jika terjadi
perubahan daya beli maka laporan keuangan secara ekonomis tidaklah relevan dan andal
dalam penyajiannnya. Tingkat inflasi yang tinggi dapat mempengaruhi nilai dari setiap
elemen-elemen yang terdapat pada necara seperti pos kas, piutang, persediaan, aktiva tetap,
hutang maupun modal sendiri. Dalam kodisi inflasi laba atau rugi yang dihasilkan informasi
akuntansi atas dasar nilai historis tidak menggambarkan perubahan status ekonomi
perusahaan yang sesungguhnya dan perubahan harga (turunnya daya beli uang)
mengakibatkan laporan keuangan tersebut tidak dapat menghasilkan informasi yang sesuai
dengan daya beli yang ada sehingga akuntansi konvensional perlu dilengkapi data daya beli
dengan cara yang layak.