PROPOSAL
Oleh
EDAH JUBAEDAH
CKR0180012
PROPOSAL
EDAH JUBAEDAH
CKRO180012
Pembimbing I Pembimbing II
PENDAHULUAN
laku yang tidak sesuai (Alfiandi, Jannah, & Tahlil, 2019). Kesehatan jiwa
secara fisik, mental, spiritual juga sosial sanggup mengatasi tekanan sehingga
jiwa diseluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang cukup serius. Satu
dari empat orang didunia yang mengalami masalah mental atau sekitar 450
juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa, di Indonesia diperkirakan
mencapai 264 dari 1000 jiwa penduduk yang mengalami gangguan jiwa
(Anggraini,2015).
Health Organitation) pada tahun 2019 terdapat 264 juta orang mengalami
merupakan suatu penyakit yang dapat terjadi karena gangguan pola perilaku
yang berkaitan dengan stress pada suatu fungsi kehidupan manusia. Kejadian
mengalami gangguan mental dan sekarang berkisar 450 juta orang diseluruh
2019).
usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 6.1% dari jumlah penduduk indonesia.
sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1.7 per 1.000 penduduk. Berdasarkan
data yang didapatkan dari kepala seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular (P2PTM) dan Kesehatan Jiwa (KESWA) . Dinkes jabar Arief
ODGJ dan pada Tahun 2019 orang yang mengalami gangguan jiwa ibarat
fenomena gunung es tampak sedikit namun ternyata yang tidak terlihat lebih
diperburuk oleh faktor intrinsik atau ekstrinsik (Girma et al., 2014). Penelitian
yang dilakukan oleh (Mak & Cheung, 2012) memaparkan stigma mengacu
dan nilai lebih rendah dari rekan-rekan mereka karena internalisasi stigma),
afektif (perasaan malu, putus asa, dan malu sebagai akibat dari status
(hope) yang rendah, mengakibatkan rendahnya harga diri dan kemampuan diri
penurunan kesadaran atau tilik diri terhadap penyakit yang selanjutnya sangat
(2011) tentang pengaruh social network, stigma diri dan dukungan dengan
signifikan antara stigma diri dengan kualitas hidup pasien Skizofrenia dengan
arah hubungan negatif, apabila stigma diri tinggi maka kualitas hidup rendah.
Proses labeling dan support system yang rendah dapat menyebabkan
berdaya dan kualitas hidup yang rendah (Eizenberg, et al., 2013). Perasaan
Kabupaten Kuningan didapatkan data bahwa pada tahun 2021 terdapat 2.367
terdapat sejumlah 103 orang dengan gangguan jiwa. 7 dari 10 orang gangguan
jiwa pernah mengalami diskriminasi dan takut berinteraksi dengan orang lain,
untuk melakukan penelitian terkait apakah ada hubungan Self Stigma dengan
yaitu : apakah ada hubungan self stigma dengan proses pemulihan pada orang
2022.
1. Bagi Peneliti
dari proses dapat menjadi dasar atau data yang mendukung untuk
penelitian selanjutnya.
No. Penelitian
sampling
mental.
value=1,000).
hubungan stigma diri dengan harga diri dengan kekuatan sedang pada
keluarga retardasi mental, penelitian ini fokus pada salah satu anggota
2. Pada penelitian Daryanto dan Wittin Khairani 2020 fokus meneliti variabel
daya tilik diri, harga diri dan stigma diri dengan kualitas hidup pasien
skizofrenia.
3. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ice Yulia Wardani dan Fajar Aprilia
klien gangguan jiwa, fokus penelitian ini pada anggota keluarga dan klien
5. Pada penelitian yang dilakukan Mery Tania, suryani, Tati Hernawati 2019
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut (Keliat dkk dalam Prabowo 2014) mengatakan ada juga ciri
dari gangguan jiwa yang dapat diidentifikasi yaitu Mengurung diri, tidak
kenal orang lain, marah tanpa sebab, bicara kacau dan tidak mampu
merawat diri.
bahwa gngguan jiwa adalah suatu kumpulan dari keadaan yang tidak normal
baik pada mental maupun fisik sehingga berakibat pada perubahan pada
terjadi gangguan dalam kejiwaanya, akan tetapi banyak faktor yang juga
dalam Yusuf 2015). Ada beberapa yang tidak memiliki penyebab yang jelas
mengapa bisa mengalami gangguan jiwa, namun hal itu tidak terlepas dari
1) Neurokimia
2) Nerofisiologis
3) Neurianatomi
5) Kestabilan keluarga.
pendidikan
7) Tingkat ekonomi.
1) Peran ayah.
3) Inteligensi.
4) Saudara kandung yang mengalami persaingan.
kehilangan.
2013).
2) Sebab biologik.
(Yosep, 2013).
a. Gangguan Kognitif
b. Gangguan Perhatian
suatu proses kognitif yang timbul dari luar akibat suatu rangsangan.
c. Gangguan Ingatan
Ingatan adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan,
d. Gangguan Asosiasi
dengannya.
e. Gangguan Pertimbangan
suatu aktivitas.
f. Gangguan Pikiran
pengetahuan seseorang.
g. Gangguan kesadaran
h. Gangguan kemauan
mencapai tujuan.
i. Gangguan Emosi dan Afek
j. Gangguan Psikomotor
Harga diri rendah ialah individu yang merasa dirinya tidak berharga
sebagai berikut :
1) Halusinasi pendengaran
diri si penderita.
2) Halusinasi penglihatan
3) Halusinasi penghidung
sedap seperti, bau amis darah, bau fases atau bau bauan yang lain.
4) Halusinasi perabaan
5) Halusinasi gustatory
yang mengalaminya.
6) Halusinasi kenestetik
7) Halusinasi kinestetik
c. Isolasi Sosial
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Isolasi sosial ialah suatu
dengan orang lain dan merasa dirinya tidak diterima oleh masyarakat
Rusdi, 2013)
e. Perilaku Kekerasan
dirinya sendiri. Dalam rentang respon yang tidak bisa menahan atau
perilaku kekerasan.
1) Waham Kejar
2) Waham Somatik
3) Waham Kebesaran
4) Waham Agama
5) Waham Dosa
6) Waham Pengaruh
Individu yang mengalami yakin bahwa dirinya sedang
7) Waham Curiga
awasi.
8) Waham Nihilistik
dunia.
9) Delusion of reference
bersosialisasi.
b. Bagi keluarga
1) Penolakan
yang sakit.
normal.
2) Stigma
Sulit bagi siapa saja untuk menangani dengan pemikiran aneh dan
terjadi karena orang yang sakit ini tidak memiliki batas yang
5) Duka
c. Bagi masyarakat
Di mana dampak sosialnya sangat serius berupa penolakan, pengucilan
dan diskriminasi.
tujuan, tapi suatu proses yang selalu bergerak dan dinamis. Pemulihan
adalah suatu proses perubahan dari kurang sehat dan tersandera oleh gejala
gangguan jiwa, menuju suatu keadaan yang lebih sehat dan sejahtera. Pulih
bukan berarti sembuh, karena seseorang yang sudah pulih bisa kembali jatuh
sudah terkontrol, juga bisa kambuh dan tekanan darahnya kembali menjadi
tinggi dan tidak terkontrol. Kesehatan jiwa seseorang perlu terus dijaga dan
antara satu orang dengan lainnya. Dr Patricia Deegan, psikolog klinis yang
menderita skizofrenia dan beberapa kali dirawat di rumah sakit jiwa
bosan mengajaknya pergi ke super market hingga suatu hari, tanpa alasan
yang jelas, dia mau menerima ajakan tersebut. Sejak saat itu, timbul dalam
sebagai berikut:
a. Kesehatan
Agar bisa pulih, penderita gangguan jiwa harus sehat fisiknya. Mampu
gangguan jiwa yang mempunyai penyakit fisik berat lebih sulit untuk
Rumah atau tempat tinggal yang aman dan stabil sangat mendukung
harus punya rumah sendiri, tetapi, adanya tempat tinggal yang aman
dan stabil sangat penting bagi pemulihan jiwa seseorang. Aman dan
karena mereka tidak mempunyai tempat tinggal yang aman dan stabil.
c. Komunitas
Menurut dr. Gunawan Setiadi, MPH (2012) prinsi dasar pemulihan jiwa
sebagai berikut :
perawat jiwa. Pemulihan gangguan jiwa tidak akan bisa terjadi hanya
dengan rajin minum obat dan menuruti perintah orang lain. Agar bisa
memiliki
bermasyarakat.
proses pemulihan.
dukungan (psikologis dan sumber daya, seperti: alat musik bila dia
memerlukannya, binatang peliharaan atau kebun), membantu
3. Pendekatan menyeluruh
4. Dukungan spiritual
lancar, perlu adanya pertolongan dari Allah. Untuk itu, keluarga dan
dan Drapalski (2015) menyatakan jika stigma diri ialah gabungan dari
Menurut Corrigant dan Rao (2012), stigma diri juga sering disamakan
hasil tertentu).
Hal inilah yang kemudian menjadi tahap pertama dari model stigma
menjadi tahap awal dari pembentukan self-stigma atau stigma diri. Pada
umumnya, orang dengan kondisi yang tidak diinginkan ini sadar akan
Selanjutnya, orang tersebut setuju bahwa stereotip ini berlaku untuk dirinya
sendiri atau disebut degan tahap Aplikasi (Apply). Hal ini menyebabkan
kerugian, penurunan harga diri dan self-efficacy atau efikasi diri yang
signifikan, sehingga tahap ini menjadi tahap akhir stigma diri yang disebut
bersalah.
layanan.
d. Medical profession/diagnosis, jika individu mendapatkan diagnosis
g. The Worksplace, seseorang akan merasa bahwa sikap dari rekan kerja
yang ada namun juga setuju serta ikut mempercayai stereotip yang
harga diri maupun efikasi diri. Individu mulai memegang nilai jika ia
merupakan pribadi yang lemah dan tidak mampu serta tidak layak.
Dalam studi yang telah dilakukan oleh Dunion dan McArthur (2012)
sebagai berikut:
b. Rendahnya kepercayaan diri dan harga diri, hal ini mencakup perasaan
tidak berharga dan merasa akan gagal. Individu akan cenderung merasa
jika mereka tikak memiliki harga diri lagi serta merasa tidak memiliki
keterampilan dalam melakukan kegiatan yang biasa mereka lakukan
tidankan yang mungkin dilakukan oleh orang lain. Hal ini membuat
kurang berharga.
d. Penarikan diri dan isolasi sosial. Individu akan cenderung menarik diri
sendiri dari persepsi orang lain tentang dirinya. Hal ini tentu
masyarakat.
yang mereka miliki, hal ini disebabkan karena mereka takut mendapat
Namun disisi lain individu juga khawatir jika mereka tidak terbuka
mengalami dilema apakah mereka akan terbuka atau menutup diri akan
masalah psikologisnya.
2.4 Kerangka Teori
Gangguan Jiwa
Faktor Penyebab
Proses Pemulihan
Gangguan Jiwa
Peran keluarga,
Pendukung pemulihan Prinsip dasar pemulihan
pelayanan kesehatan
jiwa jiwa
dan masyarakat
Gambar 2.4
Kerangka Teori
BAB III
DAN HIPOTESIS
Variabel Terikat
Proses Pemulihan ODGJ
Gangguan memiliki
Jiwa pransangka
buruk
tentang
dirinya yang
memberikan
stigma pada
mereka
Tabel 3.2
Definisi Operasional
3.3 Hipotesis
(Ho) dan hipotasa alternative (Ha). Secara umum hipotesa nol (Ho)
Dalam penelitian ini hipotesa yang akan di rancang oleh peneliti adalah:
Ho : Tidak ada hubungan antara self stigma denga proses pemulihan orang