Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan Diagnostik

Mendiagnosis keratitis biasanya melibatkan hal-hal berikut:


 Tes mata.
a. Pemeriksaan visus
Pada pemeriksaan mata dilakukan pemeriksaan visus. Pemeriksaan fisik pada
pasien dengan gejala pada mata harus diawali dengan pemeriksaan visus pada
kedua mata menggunakan Snellen chart. Pada pasien keratitis terjadi infeksi pada
kornea yang umumnya akan menyebabkan gangguan pada visus pasien dan tidak
akan membaik dengan kacamata koreksi. Walau demikian, pada keratitis tahap
awal, bisa saja tidak terdapat gangguan visus (MayoClinic, 2020).
b. Pemeriksaan scraping kornea
Pemeriksaan ini merupakan tindakan penggerusan pada bagian pinggir ulkus
kornea menggunakan spatula atau blade kemudian hasil diletakkan pada agar
coklat, darah, dan Sabaurad. Pewarnaan Gram, Giemsa, dan acid-fast kemudian
digunakan pada apusan di preparat. Pemeriksaan ini dilakukan apabila tanda dan
gejala pasien tidak membaik dengan terapi empiris dan pada lesi dengan diameter
> 2 mm. Hasil pemeriksaan ini dapat membantu klinisi dalam menentukan
diagnosis mikrobiologis dan terapi definitif pada pasien. Selain itu, kultur dan
sensitivitas bakteri pada antimikroba juga dapat dilakukan (Leck A, 2015;
Upadhyay MP, Srinivasan M, Whitcher JP, 2015).
c. Pemeriksaan Fluorescein
Pemeriksaan fluorescein pada setting layanan primer dapat dilakukan dengan
lampu Wood atau oftalmoskop menggunakan filter kobalt. Berikan anestesi
topikal terlebih dahulu jika pasien merasa nyeri. Pada pemeriksaan di bawah
lampu Wood, lesi kornea akan tampak berwarna kehijauan (Leck A, 2015;
Upadhyay MP, Srinivasan M, Whitcher JP, 2015).
d. Pemeriksaan Tekanan Intraokular dan Pemeriksaan Fundus
Pemeriksaan tekanan intraokular dilakukan pada pasien yang dicurigai memiliki
perforasi kornea atau jika hasil pemeriksaan fluorescein negatif. Pada pemeriksaan
fundus pasien keratitis, umumnya tidak ditemukan adanya kelainan pada bagian
fundus mata.
e. Pemeriksaan slit lamp.
Pemeriksaan spesialistik ini dilakukan pada mata yang sakit dan juga mata sehat.
Bagian kornea mata pasien dapat diperiksa secara langsung dengan menggunakan
mikroskop slit-lamp. Pewarnaan dengan fluorescein dye dapat diteteskan pada
kornea pasien untuk mendeteksi adanya bagian epitelium kornea yang hilang.
Hasil positif pada pewarnaan kornea ini ditandai dengan warna kehijauan dalam
cahaya biru. Lesi kornea kemudian harus dideskripsikan bentuk dan lokasinya
(MayoClinic, 2020). Bagian bilik mata depan pasien juga dapat dinilai
menggunakan mikroskop slit-lamp. Pada pasien keratitis, bagian bilik mata depan
umumnya dapat terlihat adanya sel, flare, atau hipopion. Pemeriksaan tes Seidel
juga dapat dilakukan apabila dicurigai kebocoran aqueous humor akibat perforasi
kornea (MayoClinic, 2020).
 Analisis laboratorium.
Tes laboratorium dapat dilakukan pada pasien keratitis dengan gejala sistemik, seperti
demam, dan memiliki riwayat penyakit autoimun dan imunosupresi. Peningkatan
leukosit pada pasien keratitis dapat menunjukkan adanya infeksi sistemik pada pasien.
Penemuan seperti penurunan leukosit juga dapat menjadi tanda adanya gangguan
imun pada pasien (MayoClinic, 2020). Pemeriksaan serologi human
immunodeficiency virus  (HIV) juga dapat dilakukan apabila mikroorganisme yang
ditemukan pada keratitis tidak umum, seperti mikrosporidosis. Pemeriksaan spesifik
lainnya, seperti IgM faktor rheumatoid, c-ANCA, p-ANCA, dan antibodi sirkulasi,
dapat  dilakukan pada pasien dengan curiga keratitis akibat etiologi autoimun
(MayoClinic, 2020).

DAFTAR PUSTAKA
Leck A. 2015. Taking a corneal scrape and making a diagnosis. Community Eye Heal
J. ;22(71):42–3.
MayoClinic. 2020. Diagnosis and treatment of Keratitis. Retrivied from
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/keratitis/diagnosis-
treatment/drc-20374114#:~:text=Your%20doctor%20will%20examine
%20your,other%20structures%20of%20the%20eye.
Upadhyay MP, Srinivasan M, Whitcher JP. 2015. Diagnosing and managing
microbial keratitis. Community Eye Heal J, 28(89):3–6

Anda mungkin juga menyukai