Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat eksperimental yang

melalui pengujian laboratorium, dimana dapat dilihat pada variabel bebas yaitu

formulasi sediaan hair tonic biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap evaluasi

sediaan dan formulasi sediaan hair tonic biji jintan hitam (Nigella sativa) dengan

variasi konsentrasi terhadap efektivitas pertumbuhan rambut marmut.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Biologi MIPA Universitas Syiah

Kuala Banda Aceh.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan April sampai dengan Juni 2020

3.3 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah biji jintan hitam

(Nigella sativa L) diambil secara purposive sampling yang terdapat di pasar

Kabupaten Bireuen.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pemeliharaan

marmut (kandang marmut, wadah pakan, dan wadah minum), jangka sorong

33
34

untuk mengukur panjang rambut marmut, neraca analitik untuk menimbang massa

bulu marmut, gunting dan pisau silet Gillette Goal untuk mencukur rambut

marmut, spidol permanent untuk menandai punggung marmut antar tiap

perlakuan, pH meter , viskometer brookfield, pipet tetes, spatula, alat-alat gelas,

peralatan penyarian, kertas saring, corong, vacum rotary evaporator dan kamera

dokumentasi.

3.4.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah hewan uji berupa 5 ekor marmut jantan

dengan berat badan 450-600 gram, kangkung sebagai pakan marmut, etanol 96%,

ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L) sebagai zat aktif, natrium metabisulfit

(pt.brataco) sebagai antioksidan, metilparaben (pt. Brataco) sebagai pengawet,

menthol (pt.brataco) sebagai pemberi sensasi dingin, tween 80 (pt.brataco)

sebagai agen pensolubilisasi, propilen glikol (pt.brataco) sebagai humektan, dan

aquadest.

3.4.3 Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Biologi MIPA

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, determinasi dilakukan untuk mengetahui

biji jintan hitam dengan menetapkan kebenaran sampel biji jintan hitam yang

berkaitan dengan ciri-ciri makroskopik biji jintan hitam.

3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Penyiapan Simplisia


Sampel yang digunakan adalah bagian bijinya saja. Pengambilan sampel

dilakukan pada saat biji jintan hitam yang sudah tua. Dimana pada sampel itu

kadar senyawa aktif paling tinggi sehingga diperoleh mutu yang baik.
35

3.5.2 Sortasi Basah

Biji jintan hitam dipisahkan dari zat pengotor sebelum pengeringan.

Sehingga didapat biji jintan hitam yang memiliki kualitas yang bagus untuk

digunakan, hal ini dilakukan dengan cara manual (33).

3.5.3 Pencucian Simplisia

Pencucian simplisia dilakukan untuk menghilangkan pengotor yang

masih melekat pada simplisia setelah pelaksanaan sortasi basah. Pencucian

dilakukan dengan air mengalir dan waktu yang sesingkat mungkin bertujuan

untuk menghilangkan mikroba dan pengotor, namun tidak menghilangkan zat

berkhasiat simplisia tersebut (33).

3.5.4 Pembuatan Simplisia

Biji jintan hitam yang telah dicuci di tiriskan hingga kadar airnya sedikit

berkurang. Biji jintan hitam yang telah ditiriskan ditimbang untuk dihitung

sebagai berat biji jintan hitam basah. Biji jintan hitam kemudian dikeringkan

dilemari pengering yang terlindung dari sinar matahari. Selanjutnya, ditimbang

berat kering biji jintan hitam (33).

3.5.5 Pembuatan Serbuk Simplisia

a. Di blender biji jintan hitam yang telah kering, lalu serbuk diayak dengan

menggunakan ayakan mesh No.30

b. Ditimbang berat serbuk sebagai berat serbuk simplisia. Serbuk biji jintan

hitam yang dihasilkan disimpan pada wadah tertutup dan terlindung dari panas.
36

3.5.6 Pembuatan Ekstrak

Sebanyak 500 gram serbuk kering simplisia di masukkan ke dalam

wadah, kemudian di tambahkan pelarut etanol sebanyak 375 ml ditutup dengan

aluminium foil selama 3 hari (setiap hari diaduk), kemudian disaring dengan

menggunakan kertas saring dan diperoleh filtrat 1 dan ampas 1. Ampasnya

direndam ulang dengan menggunakan pelarut etanol 70% sebanyak 125 ml

selama dua hari (setiap hari diaduk), kemudian disaring dengan kertas saring dan

diperoleh filtrat 2 dan ampas. Selanjutnya filtrat 1 dan 2 digabung menjadi satu,

dan dipekatkan dengan menggunakan rovary evaporator sampai didapatkan

sediaan ekstrak yang kental.

Berat simplisia kering


Rendemen Ekstrak = x 100%
Berat simplisia basah

3.5.3 Persiapan Hewan Uji

Dalam penelitian ini hewan percobaan yang digunakan yaitu marmut

jantan yang berjumlah 5 ekor dengan berat badan 450-600 gram. Sebelum

penelitian dimulai marmut diaklimatisasi terlebih dahulu yang bertujuan agar

marmut dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Selama proses

aklimatisasi, marmut diberi pakan standar berupa kangkung.

3.5.4 Pembuatan Formula Hair Tonic Jintan Hitam

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan hair tonic yaitu: (28).
37

Etanol 70 bagian
Vitamin E 0,05 bagian
Vitamin B2 0,05 bagian
Propilen glikol 3 bagian
Mentol 0,1 bagian
Resolsinol 0,01 bagian
Giberilin 0,1 bagian
Pewarna q.s
Parfum q.s
Aquadest 30 bagian

Formula yang digunakan dalam pembuatan sediaan hair tonic biji jintan

hitam ini menggunakan formula hair tonic menurut Nusmara, 2012 yang

kemudian dimodifikasi (18). Kontrol perlakuan positif diolesi dengan hair tonic

minoxidil 2% selama 21 hari. Adapun bahan yang digunakan untuk membuat

sediaan hair tonic ekstrak biji jintan hitam dapat dilihat pada tabel 3.1

Bahan Blanko Konsentrasi (%) (b/b)


Formula I Formula II Formula III
(%) (%) (%)
Ekstrak biji jintan hitam - 5 10 15
Etanol 96% 30 30 30 30
Propilen glikol 15 15 15 15
Natrium metabisulfit 0,01 0,01 0,01 0,01
Metil paraben 0,25 0,25 0,25 0,25
Mentol 0,10 0,10 0,10 0,10
Tween 80 2 2 2 2
Aquadest 100 100 100 100
38

Keterangan
Blanko : Sediaan hair tonic yang tidak mengandung ekstrak biji jintan hitam
Formula I : Sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak biji jintan hitam 5%
Formula II : Sediaan hair tonic yang mengandung biji jintan hitam 10%
Formula III : Sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak biji jintan hitam 15%

3.5.5 Cara Pembuatan Sediaan Hair Tonic

Adapun cara pembuatan hair tonic adalah sebagai berikut:

1. Di timbang tween 80, natrium metabisulfit dan siapkan aquadest

2. Dilarutkan tween 80 dalam aquadest, aduk hingga larut

3. Di timbang ekstrak kental daun waru. Larutkan ekstrak dalam larutan no 2

hingga larut sempurna

4. Di larutkan natrium metabisulfit dalam aquadest hingga larut. Campurkan ke

dalam larutan no 3 aduk homogen

5. Di timbang etanol, metil paraben dan mentol

6. Dilarutkan masing-masing metil paraben dan mentol dalam etanol hingga

larut. Kemudian campur dan aduk hingga homogen

7. Di timbang propilen glikol, kemudian tambahkan propilen glikol ke dalam

larutan no.6 sedikit demi sedikit dan aduk sampai homogen

8. Di tambahkan larutan no 5 kedalam larutan no 7 sedikit demi sedikit, aduk

sampai homogen

9. Di cukupkan volumenya dengan aquadest

3.5.6 Evaluasi

3.5.6.1 Sifat Fisik Hair Tonic

a. Pengamatan Organoleptis
39

Sediaan hair tonic diamati perubahan organoleptis, meliputi: bentuk, bau

dan warna selama penyimpanan. Pengamatan ini bertujuan untuk melihat

terjadinya perubahan secara signifikan pada sediaan yang telah dibuat.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara mengambil sediaan yang

akan diuji dioleskan pada gelas obyek untuk diamati homogenitasnya. Apabila

tidak terdapat butiran-butiran kasar diatas gelas obyek tersebut, maka yang diuji

dinyatakan homogen.

c. Pemeriksaan pH

Uji pemeriksaan pH menggunakan pH meter. Pengukuran pH sediaan

dilakukan dengan cara dicelupkan ke dalam sampel sediaan hair tonic yang

diencerkan. Kemudian baca pH yang tertera. Sediaan hair tonic disesuaikan

dengan pH kulit, yaitu berkisar pH 4,5-6,5. Jika terlalu asam maka akan

menyebabkan iritasi kulit (28).

d. Uji Viskositas

Pengujian viskositas dilakukan dengan menggunakan alat Viscometer

Brookfield. Caranya adalah dengan menempatkan sediaan hair tonic sebanyak 100

ml yang akan diperiksa dalam beaker glass 200 ml, kemudian diletakkan dibawah

alat viscometer Brookfield model DV-E dengan tongkat pemutar (spindel) yang

berukuran 3 dengan kecepatan 20 rpm. Dilihat pada hari pertama dan hari ke 14.

3.5.6.2 Uji Stabilitas Sediaan


40

a. Penyimpanan Pada Suhu Kamar

Sampel disimpan pada suhu kamar 25˚C selama 4 minggu, kemudian

dilakukan evaluasi fisik setiap hari.

3.5.6.3 Uji Efektitivitas Terhadap Pertumbuhan Rambut Marmut

a. Penyiapan Hewan Uji

Sebelum pengujian efektivitas pada marmut dilakukan, marmut jantan

yang akan digunakan diaklimatisasi terlebih dahulu selama 2 minggu, kemudian

rambut pada bagian punggung masing-masing marmut dicukur dengan

menggunakan pisau silet Gillette Goal. Kemudian dioleskan krim depilatory agar

akar rambut bersih secara keseluruhan. Setelah itu dibuat kotak perlakuan

sebanyak 3 buah dengan masing-masing luas kotak 4 cm (2 cm x 2 cm) dan setiap

kotak diberi jarak 1 cm. Kotak perlakuan diberi batas menggunakan spidol

permanent untuk membedakan antara letak perlakuan yang satu dengan lainnya

(28).

Marmut 1 blanko (F0) Marmut 2 (F1) 5% Marmut 3 (F2) 10%


41

Marmut 4 (F3) 15% Marmut 5 (Minoksidil)

Gambar 3.1 Letak perlakuan pada bagian dorsal 5 marmut

Keterangan:

F0 : Sediaan hair tonic yang tidak mengandung ekstrak biji jintan hitam

(kontrol negatif)

F1 : Sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak biji jintan hitam 5%

F2 : Sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak biji jintan hitam 10%

F3 : Sediaan hair tonic yang mengandung ekstrak biji jintan hitam 15%

Minokxidil : Sediaan pembanding hair tonic minoxidil (kontrol positif)

b. Cara Perlakuan

Sediaan uji dioleskan ke punggung marmut sebanyak 1 ml dua kali sehari

selama 3 minggu. Kelompok 1 diolesi sediaan hair tonic yang tidak mengandung

ekstrak biji jintan hitam sebagai kontrol negatif, kelompok 2 diolesi sediaan hair

tonic yang mengandung ekstrak biji jintan hitam 5% (F1), kelompok 3 diolesi hair

tonik yang mengandung ekstrak biji jintan hitam 10% (F2), kelompok 4 diolesi
42

hair tonic yang mengandung ekstrak biji jintan hitam 15% (F3). Kelompok 5

diolesi hair tonik yang beredar dipasaran sebagai kontrol positif.

c. Penentuan Panjang Rambut

Pengamatan panjang rambut pada punggung marmut dilakukan setelah 7,

14 dan 21 hari. Rambut dicukur sampai ke akar rambut dengan menggunakan alat

cukur. Sebanyak 10 helai rambut marmut terpanjang diukur panjangnya dengan

menggunakan jangka sorong. Data rata-rata panjang rambut yang diperoleh diolah

secara statistik untuk melihat apakah ada perbedaan yang bermakna antara daerah

uji dengan kontrol positif.

d. Penentuan Bobot Rambut

Penentuan bobot rambut dilakukan untuk mengetahui kelebatan rambut.

Pengukuran bobot dilakukan setelah 21 hari dengan cara mengukur rambut

rambut yang tumbuh pada daerah uji kemudian ditimbang. Hasil yang diperoleh

dihitung secara statistik untuk melihat apakah ada perbedaan yang bermakna

antara daerah uji dengan kontrol positif.

Anda mungkin juga menyukai