1. Jantung
Batas-Batas Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang merupakan pusat sirkulasi
darah ke seluruh tubuh dan terletak dalam rongga toraks pada mediastinum.
Batas-batas jantung dengan organ sekitarnya:
a. dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi
kosta ke-3 sampai ke-4;
b. dinding samping berhubungan dengan paru-paru dan fasies mediastinalis;
c. dinding atas setinggi torakal ke-6 dan servikal ke-2 berhubungan denga aorta,
pulmonalis, dan bronkus dekstra dan sinistra; dan
d. dinding belakang, alat-alat mediastinum posterior esofagus, aorta desendens,
vena azigos, dan kolumna vertebra torakalis; dan
e. bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Lapisan Jantung
Lapisan jantung terdiri dari : perikardium, miokardium, dan endokardium.
Perikardium
Lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak dalam
mediastinum minus, terletak posterior terhadap korpus sterni dan rawan iga ke-2
sampai ke-6.
1. Perikardiiam fibrosuam (fiseral) merupakan bagian kantong yang
membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium
diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar melekat pada sternum
melalui ligamentum sternoperikardial.
2. Perikardinam serosum (parietal): dibagi menjadi dua bagian. Perikardium
parietalis membatasi perikardium fibrosum sering disebut epikardiurn.
Perikardium viseral (kavitas perikardialis) mengandung sedikit cairan
yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
Di antara dua lapisan jantung ini terdapat lendir yang berfungsi sebagai
pellicin untuk menjaga agar pergesekan antara perikardium tersebut tidak
menimbulkan gangguan terhadap jantung. Pada permukaan posterior jantung,
perikardium serosum di sekitarnya membentuk vena-vena besar sinus yang
dinamakan sinus obligus dan sinus transfersus.
Miokardium
Lapisan otot jantung menerima darah dari arteri koronaria, arteri koronaria kiri
bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleksia. Arteri
koronaria kanan memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikel kanan, dan
permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke
sinus kemudian bersirkulasi langsung ke dalam paru- paru.
Susunan otot jantung (miokardium)
1. susunan otot atria, sangat tipis, kurang teratur serabut-serabutnya dan
disusun dalam dua lapisan. lapisan luar mencakup kedua atria serabut luar
dan paling nyata. Di bagian depan atria, beberapa serabut masuk kedalam
septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri dari serabut-serabut
berbentuk lingkaran.
2. Susunan otot ventrikel, membentuk bilik jantung yang dimulai dari cincin
atrioventrikular sampai ke apeks jantung.
3. Susunan otot atrioventrikular, merupakan dinding pemisah antara serambi
dan bilik (atrium dan ventrikel).
Endokardium
Dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran yang mengkilat dan
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang licin (endokardium) kecuali
aurikula dan bagian depan sinus vena kava. Di bagian ini terdapat bundelan otot
paralel yang berjalan ke depan krista. Ke arah aurikula dari ujung bawah krista
terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang menonjol dan dikenal
sebagai valvula vena kava inferior yang berjalan di depan muara vena inferior
menuju ke sebelah tepi dan disebut vossa ovalis. Di antara atrium kanan dan
ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.
Bagian-Bagian Jantung
Basis kordis
Basis kordis adalah bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan
pembuluh darah besar (aorta asendens, arteri atau vena pulmonalis dan vena kava
superior). Basis kordis dibentuk oleh atrium sinistra dan sebagian atrium dekstra,
bagian posterior dibentuk oleh aorta desendens, esofagus, vena azigos, duktus
thorasikus setinggi vertebra thorakalis ke-5 sampai ke-8.
Apeks kordis
Apeks kordis adalah bagian bawah jantung yang berbentuk puncak kerucut
tumpul. Bagian ini dibentuk oleh ujung ventrikel sinistra dan dekstra. Bagian
apeks ini tertutupi oleh paru-paru dan pleura sinistra dari dinding toraks.
Ruang-Ruang Jantung
Atrium dekstra
Atrium dekstra terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar. Bagian dalamnya
membentuk suatu rigi atau krista terminalis. Pada bagian utama atrium yang
terletak posterior terhadap rigi terdapat dinding halus secara embriologis yang
berasal dari sinus venosus. Bagian atrium yang terletak di depan rigi mengalami
trabekulasi akibat berkas serabut otot yang berjalan dari krista terminalis.
Sisa-sisa fetal pada atrium kanan adalah fossa ovalis dan anulus ovalis. Dua
struktur yang terletak pada septum interartrial ini memisahkan atrium kanan
dengan atrium kiri. Fossa ovalis merupakan lekukan dangkal tempat foramen
ovale pada fetus dan anulus ovalis membentuk tepi yang merupakan septum pada
jantung embrio.
Ventrikel dekstra
Ventrikel dekstra berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikuler dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum trunkus
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal daripada atrium kanan.
a. Valvula tricuspidalis, melindungi osteum atrioventikuler yang dibentuk
oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang terdiri dari
tiga kuspis (trikuspidalis) atau saringan, yaitu anterior, septalis, dan
inferior. Basis kuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Bila
ventrikel berkontraksi, maka musculus papilaris berkontraksi mencegah
agar kuspis tidak terdorong ke atrium dan terbalik ketika tekanan
intraventrikuler meningkat
b. Valvula pulmonalis, melindungi osteum pulmonalis yang terdiri dari 3
kuspis semilunaris arteri pulmonalis yang dibentuk oleh lipatar
endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa. Mulut muara kuspis arahnya
ke atas dan bila arahnya ke dalam trunkus pulmonalis dinamakan sinus.
Selama sistolik ventrikel katup kuspis tertekan pada dinding trunkus pul-
monalis oleh darah yang keluar. Selama diastolik, darah mengalir kembali
ke jantung masuk ke sinus, katup kuspis terisi, dan menutup osteum
pulmonalis.
Atrium sinistra
Atrium sinistra terdiri dari rongga utama dan aurikula yang terletak di belakang
atrium kanan dan membentuk sebagian besar basis (fascies posterior). Di belakang
atrium sinistra terdapat sinus oblique perikardium serosum dan perikardium
fibrosum. Bagian dalam atrium sinistra halus dan bagian aurikula mempunyai rigi
otot seperti aurikula kanan. Muara atrium sinistra vena pulmonalis dari masing-
masing paru-paru bermuara pada dinding posterior dan tidak mempunyai katup
osteum atrioventrikular kiri yang dilindungi oleh valvula mitralis.
Ventrikel sinistra
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui osteum atrioventrikuler
kiri dan aorta melalui osteum aorta. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal
daripada ventrikel kanan. Tekanan darah intraventrikuler kiri enam kali lebih
tinggi jika dibandingkan tekanan dari ventrikel kanan.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh.
Saluran darah ini merupakan sistem tertutup dan jantung sebagai pemompanya.
Fungsi pembuluh darah adalah mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke
seluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah dipakai kembali
ke jantung. Fungsi ini disebut sirkulasi darah. Selain itu, darah juga mengangkut
gas-gas, zat makanan, sisa metabolisme, hormon, antibodi, dan keseimbangan
elektrolit.
Pembuluh darah utama dimulai dari aorta yang keluar dari ventrikel sinis-
tra melalui belakang kanan arteri pulmonalis, membelok ke belakang melalui
radiks pulmonalis kemudian turun sepanjang kolumna vertebralis menembus
diafragma, selanjutnya ke rongga panggul, dan berakhir pada anggota gerak
bawah.
Kapiler
Kapiler terdiri dari sel-sel endotel dengan garis tengah antara 4-9 mikrometer,
hampir tidak cukup besar untuk dilewati sel darah merah. Garios tengah pori-pori
kapiler lebih kecil daripada garis tengah protein plasma dan sel darah merah.
Karena tidak larut lemak, maka keduanya tidak dapat keluar dari sistem vaskuler
ke interstitium.
Dibagian proksimal dari kapiler terdapat meta arteriol yang mengalirkan darah ke
kapiler melalui sfingter pra kapiler. Sfingter ini merupakan suatu serat otot polos
yang mengelilingi pintu masuk ke kapiler. Serat ini tidak mendapat persarafan,
tetapi berespon terhadap mediator-mediator hormon dan lokal.
Pertukaran oksigen dan karbondioksida, suplai makanan, dan pengeluaran sisa
metaboliusme semuanya berlangsung sebagai hasil difusi yang melintasi kapiler
tunggal.
FISIOLOGI KARDIOVASKULER
Sewaktu ADP dibebaskan dari jembatan-silang dan molekul ATP lain berikatan
dengan protein miosin, maka jembatan-silang miosin terpisah dari aktin. Selama
tersedia ion kalsium untuk berikatan dengan troponin, maka siklus akan berulang
dan otot akan terus berkontraksi. Pada kenyataannya, selama satu potensial aksi
terjadi banyak siklus jembatan-silang dan pergeseran filamen. Yang pada
akhirnya menghentikan kontraksi adalah penguraian molekul ATP ketiga, yang
membebaskan energi untuk memompa kalsium keluar sel otot. Tanpa kalsium,
tropomiosin menghambat daerah pada aktin tempat jembatan-silang terikat dan
tidak ada lagi ATP yang diuraikan oleh ATPase miosin. Ayunan jembatan-silang
(kontraksi) berhenti. Sel-sel otot jantung kembali ke potensial membrannya
semula dan saluran kalium (K) peka-voltase terbuka. Kalium, ion positif, segera
keluar sel dan memulihkan potensial listrik intrasel kembali ke tingkat istirahat
yang negatif.
PACEMAKER
Setiap sel otot jantung memiliki kapasitas untuk melepaskan suatu potensial aksi
sendiri. Sewaktu potensial aksi terbentuk, saluran-saluran membran kalsium dan
natrium membuka dan kalsium masuk ke sitoplasma dari tempat penyimpanannya
di retikulum sarkoplasma sel jantung. Saluran natrium-kalsium adalah saluran
lambat apabila dibandingkan dengan saluran natrium yang cepat membuka.
Namun, sel-sel tertentu lebih permeabel terhadap ion natrium dibandingkan
dengan sel lain sehingga lebih bermuatan positif dibandingkan dengan sel-sel lain.
Sel-sel yang sedikit terdepolarisasi ini mencapai ambang dan melepaskan
potensial aksi lebih awal bandingkan dengan sel-sel lain. Sel-sel yang cepat
melepaskan potensial aksi ini menyalurkan eksitasi mereka secara mudah ke sel-
sel lain karena setiap sel otot jantung dihubungkan dengan sel-sel otot jantung
lainnya. Efeknya, sel-sel ini mengontrol kecepatan (pace) kontraksi. Sel-sel yang
secara normal mengalami depolarisasi paling cepat adalah sel-sel nodus SA.
Nodus SA, yang terletak di dinding atrium kanan, adalah pacemaker (pemacu)
utama untuk jantung.
4. Plateau (F2)
Sesuai dengan periode refrakter absolut miokardium. Tidak terjadi perubahan
muatan listrik. Gerakan Ca ke dalam sel melalui saluran lambat sedikit demi
sedikit dan diimbangi dgn ion K keluar sel.
5. Repolarisasi cepat (F3)
Muatan K & Na ke dalam sel secara lambat di-inaktifkan.
Permeabilitas K meningkat à K ke luar sel à intrasel (-), ekstrasel (+) à
repolarisasi cepat.
Siklus Jantung
Siklus jantung ('cardiac cycle') terdiri dari sistole dan diastole. Periode
sistole adalah manifestasi kontraksi jantung dan diastole merupakan manifestasi
relaksasi jantung. Satu siklus jantung memerlukan waktu 0,38-0,40 detik pada
irama sinus yang normal dengan frekuensi 80 denyut per menit, dengan sistole
memerlukan waktu sepertiga dari seluruh waktu siklus jantung, sedangkan dua
pertiganya diperuntukkan bagi periode sistole. Siklus jantung diawali oleh
penyebaran impuls yang berasal dari simpul sinus seluruh bagian jantung melalui
sistem penghantar khusus ('specialized conducting system'). Dan setelah proses
depolarisasi atrium selesai, maka ia disusul oleh kontraksi dan dimulainya
depolarisasi ventrikel. Selanjutnya saat terjadi relaksasi atrium, maka mulailah
kontraksi ventrikel, dan seterusnya.
Pada waktu depolarisasi atrium, elektrokardiografi mencatat gambaran
gelombang P sedangkan peristiwa repolarisasinya tidak tampak karena segera
setelah kontraksi atrium selesai, maka ia diikuti gambaran komplex QRS,
sehingga gambarannya tertutup olehnya. Tetapi pada pembesaran atrium, maka
gambarannya akan muncul dan tampak sebagai gelombang P terbalik ('inverted P
wave'). Di sini tidak berlaku seperti relaksasi ventrikel yang tampak sebagai
gelombang T yang 'upright'.
Jantung berkontraksi dan berelaksasi secara berirama dengan pusat kendali
impuls berasal dari simpul sinus. Pengisian darah di dalam ruang-ruang jantung
terjadi selama diastole ('diastolic filling') dan pengeluarannya terjadi selama
sistole ('systolic ejection') secara berirama dan secara serentak pada jantung kanan
dan kiri. Perubahan mekanik jantung akan menyebabkan perubahan tekanan,
volume ventrikel dan tekanan atrium maupun aorta. Pada akhir diastole, tekanan
ventrikel hampir sama dengan tekanan atrium, sebab kedua ruang tersebut
berhubungan langsung melalui katup atrioventrikular yang masih membuka, tetapi
hanya sedikit atau hampir lidak ada darah yang mengalir di antara ruang-ruang
tersebut. Setelah alur rangsangan selesai di seluruh bagian atrium, kemudian
segera terjadi kontraksi atrium yang mampu meningkatkan tekanan intraatrium
dan intraventrikular. Situasi ini menyebabkan volume reservoar di dalam ruang
atrium mengalami kompresi dan menyebabkan darah mengalir masuk ke ventrikel
dan di lain pihak terdapat juga darah yang kembali ke vena cava.
Setelah kontraksi atrium sempurna, maka dimulailah rangsangan pada
ventrikel dan setelah itu terjadi kontraksi. Pada saat terjadi kontraksi isometris
ventrikel, maka tekanan intraventrikel meningkat. Periode ini memerlukan waktu
sebesar 0,035 detik dan waktu ini sesuai dengan 'ventricular activation time'
(VAT) pada penjalaran impuls dari endocardium ke epicardium. Pada periode ini
tidak terjadi pertambahan volume ventrikel, tetapi setelah katup atrioventrikular
mulai menutup, maka darah mengisi seluruh ruang ventrikel dan seolah-olah
volumenya berkurang, tetapi sebenarnya tidak demikian. Periode ini disebut
sebagai kontraksi isovolumik dan setelah intraventrikel lebih meningkat lagi,
maka ia segera diikuti oleh “rapid ejection” darah ke sistem arteri. Pada awal
ejeksi sistolik terjadi kenaikan tekanan ventrikel sehingga melebihi tekanan aorta
dan menyebabkan pengeluaran darah dari jantung mencapai puncaknya, tetapi
sebaliknya pada akhir sistolik hampir semua darah dipindahkan ke sistem arteri
dan tekanan ventrikel menurun sampai di bawah tekanan aorta.
Siklus Atrium
Sistole atrium berlangsung setelah depolarisas atrium selesai. Peranannya dapat
menciptakan penambahan volume sebesar 30 persen dari pengisian ventrikel total
dan meningkatkan tekanan intratrium, 6 mmHg. Sedangkan 70 persen volume
ventrikel didapat dari aliran darah dari atrium ke ventrikel, yang terjadi segera
setelah katup atrioventrikular membuka. Periode kontraksi atrium ini disebut fase
pengisian cepat aktif pada waktu ventrikel berelaksasi.
Siklus Ventrikel
Dengan meningkatnya pengisian darah ke ventrikel, maka ia akan
menyebabkan pertambahan tekanan intraatrium dan menutupnya katup atrio-
ventrikular. Hal ini dikarenakan gerakan aliran darah ke dalam ruang ventrikel
dan regangan otot ventrikel akan merangsang ventrikel segera mulai berkontraksi.
Pada waktu terjadi sistole ventrikel, maka darah mengalir ke luar jantung ke
sistem arteri dan proses ini berlangsung sesuai dengan norma Frank-Starling.
Peregangan otot-otot ventrikel akan menghasilkan 'stroke power' dan
'stroke work', sehingga terjadilah sistole ventrikel. Pada akhir sistole ventrikel,
katup atrioventrikular masih tetap menutup, sedangkan atrium masih terus
menerus menerima pengisian darah dari vena cava dan akhirnya meningkatkan
tekanan intraatrium. Bersamaan dengan ini, tekanan intraventrikel menurun secara
drastis pada akhir sistole ventrikel dan darah telah pindah ke sistem arteri.
Kenaikan tekanan aorta atau arteri paru menyebabkan penutupan katup
semilunaris dan merupakan tanda awal terjadinya relaksasi ventrikel. Selain itu
terdapat tanda-tanda lain seperti: masih menutupnya katup atrioventrikular,
menurunnya tekanan intraventrikel dan volume ventrikel tidak berubah pada akhir
sistole (relaksasi isovolumik). Proses selanjutnya karena tekanan intraventrikel
menurun dan di lain pihak tekanan intraatrium meningkat serta lebih tinggi dari
tekanan di dalam ventrikel, sehingga katup atrioventrikular mulai membuka
kembali dan mengalirlah darah dari atrium ke ventrikel. Periode ini disebut
sebagai fase pengisian cepat paru, pada waktu diastole ventrikel. Pada akhir
diastole ventrikel, maka darah dalam ventrikel mencapai 120 mililiter yang
mampu mengadakan peregangan otot-otot ventrikel secara optimum, sehingga
menyebabkan kontraksi ventrikel tanpa disertai perubahan volume ventrikel dan
disebut sebagai masa kontraksi isovolumik. Ciri-ciri periode tersebut adalah:
tekanan intraventrikel meningkat, tetapi masih lebih rendah nilainya dibandingkan
tekanan sistem arteri; volume ventrikel tidak berubah; katup semilunaris masih
tetap tertutup; katup atrioventrikular menutup dan semua keadaan ini berlangsung
segera setelah depolarisasi ventrikel selesai.
Peningkatan tekanan di dalam ruang ventrikel saat kontraksi isovolumik
terjadi terus menerus dan setelah mencapai 80 mmHg pada ventrikel kiri dan 8
mmHg di ventrikel kanan, maka terjadilah pembukaan katup semilunaris dan
kontraksi ventrikel semakin kuat, sehingga menghambat isi sekuncup dan fase ini
disebut sebagai ejeksi cepat yang terjadi pada sepertiga awal sistole
ventrikel. Hampir semua darah ventrikel dipindahkan ke dalam sistem arteri pada
fase tersebut dan sisanya diikeluarkan secara perlahan-lahan pada dua pertiga
sistole ventrikel. Pada akhir sistole, sisa darah di dalam ventrikel 50 mililiter dan
seandainya isi akhir diastolik 120 mililiter, maka isi sekuncup sama dengan 70
mililiter per sistole.
BUNYI JANTUNG
Karena volume darah total di tubuh adalah sekitar 5 sampai 5,5 liter, kedua
belahan jantung memompa darah dalam jumlah yang setara dengan volume darah
total setiap menitnya. Dengan kata lain, setiap menit ventrikel kanan memompa 5
liter darah ke paru, dan ventrikel kiri memompa 5 liter darah ke sirkulasi sistemik.
Dengan kecepatan ini, kedua belahan jantung akan memompa sekitar 2 ½ juta
liter darah hanya dalam setahun. Padahal ini baru curah jantung dalam keadaan
istirahat. Selama olahraga, curah jantung dapat meningkat menjadi 20 sampai 25
liter per menit, dan curah jantung sebesar 40 liter per menit dapat dicatat pada
atlet-atlet terlatih selama olahraga berat.
Perbedaan antara curah jantung saat istirahat dan volume maksimum darah
yang dapat dipompa oleh jantung per menit dikenal sebagai cadangan jantung
(cardiac reserve). Bagaimana q jantung dapat bervariasi begitu besar, bergantung
pada kebutuhan tubuh? Anda dapat dengan mudah menjawab pertanyaan ini
dengan memikirkan mengenai bagaimana jantung Anda berdetak lebih cepat
(peningkatan kecepatan denyut jantung) dan lebih kuat (peningkatan volume
sekuncup) ketika Anda melakukan aktivitas yang berat (membutuhkan
peningkatan curah jantung). Dengan demikian, pengaturan curah jantung
bergantung pada kontrol terhadap kecepatan denyut jantung dan volume
sekuncup.
Volume Sekuncup ditentukan oleh aliran balik vena & aktifitas simpatis
Komponen lain yang menentukan curah jantung adalah volume sekuncup, jumlah
darah yang dipompakan keluar oleh setiap ventrikel sekali berdenyut.
Terdapat dua kontrol yang mempengaruhi stroke volume/volume sekuncup adalah
:
Kontrol intrinsik yang berkaitan dengan seberapa banyak aliran balik vena
Kontrol ekstrinsik yang berkaitan dengan tingkat stimulasi simpatis pada
jantung.
Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis melalui pleksus kardiakus.
Saraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian servikal dan torakal bagian
atas dan saraf simpatis berasal dari nervus vagus. Serabut eferen post-ganglion
berjalan ke nodus sinus atrialis dan nodus atrioventrikularis yang tersebar ke
bagian jantung yang lain. Serabut aferen berjalan bersama nervus vagus dan
berperan sebagai refleks kardiovaskuler yang berjalan bersama saraf simpatis.
BP = CO X TPR (1)
SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN
Renin adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh ginjal sebagai respons terhadap
penurunan tekanan darah atau penurunan konsentrasi natrium plasma. Sel-sel
yang membentuk dan mengeluarkan renin, dan mengontrol pelepasannya, adalah
sekelompok sel nefron yang disebut aparatus jukstaglomerulus (JG). Kelompok
sel ini mencakup sel-sel otot polos arteriol aferen dan sel-sel rnakula densa. Sel-
sel otot polos mensintesis renin dan berfungsi sebagai baroreseptor untuk
memantau tekanan darah. Sel-sel makula densa adalah bagian dari pars asendens
nefron. Sel-sel ini memantau konsentrasi natrium plasma. Sel-sel makula densa
dan sel-sel arteri aferen terletak berdekatan satu sama lain di titik di mana pars
asendens tubulus distalis hampir menyentuh glomerulus.
Apabila tekanan darah turun, maka sel-sel otot polos meningkatkan pelepasan
reninnya. Apabila tekanan darah naik, maka sel-sel otot polos mengurangi
pelepasan reninnya. Apabila kadar natrium plasma berkurang, maka sel-sel
makula densa memberi sinyal kepada sel-sel penghasil renin untuk meningkatkan
aktivitas mereka. Apabila kadar natrium plasma meningkat, maka sel-sel makula
densa memberi sinyal kepada sel-sel otot polos untuk menurunkan pelepasan
renin.
ANTIDIURETIK
Hormon antidiuretik (antidiuretic hormone, ADH), atau vasopresin, dikeluarkan
oleh hipofisis posterior sebagai respons terhadap peningkatan osmolalitas plasma
(penurunan konsentrasi air) atau penurunan tekanan darah.
AUTOREGULASI
Secara umum, tekanan darah dikontrol oleh pengaruh saraf dan hormon. Namun,
masing-masing jaringan memiliki mekanisme yang mengatur aliran darah mereka
sendiri. Hal ini dilakukan secara lokal melalui vasodilatasi atau vasokonstriksi
meta-arteriol dan sfingter prakapiler lokal atas aliran darah disebut otoregulasi,
dan merupakan cara yang digunakan oleh sebagian organ untuk mempertahankan
aliran darah konstan pada rentang tekanan darah yang lebar, sekitar 70 dan 180
mmHg.
TEORI AUTOREGULASI
Terdapat beberapa teori untuk menjelaskan kontrol lokal atas aliran darah. Teori
yang paling luas diterima adalah yang mengatakan bahwa terdapat mediator-
mediator kimiawi yang dikeluarkan oleh sel-sel (dari metabolismenya) dan
berikatan dengan meta-arteriol dan atau sfingter prakapiler yang menyebabkan
mereka membuka atau menutup aliran darah.
Metabolisme. Histamin dilepaskan oleh sel mast yang terdapat di diseluruh ruang
interstisium sebagai respons terhadap rangsangan imun atau cedera lokal.
Adenosin tampaknya terutama mengatur aliran darah lokal di jantung.
Serotonin
Serotonin (5-hidroksitriptamin) terutama dikeluarkan oleh trombosit yang tertarik
ke daerah cedera atau peradangan. Efek serotonin mungkin vasodilatasi atau
vasokonstriksi, bergantung pada tempat pelepasan. Kemampuan serotonin
menyebabkan vasokonstriksi dan penurunan aliran darah tampaknya merupakan
salah satu mekanisme di mana trombosit mrngontrol atau mengurangi perdarahan.
Bradikinin
Bradikinin, seperti semua anggota famili kinin, adalah suatu peptida kecil yang
berfungsi sebagai vasodilator kuat bagi arteriol dan meningkatkan permeabilitas
kapiler.
Bradikinin dihasilkan di dalam plasma atau cairan interstisium dari penguraian
enzimatik suatu globulin serum sebagai respons terhadap peradangan atau cedera
jaringan atau vaskular. Waktu-paruh bradikinin (seberapa lama zat tersebut berada
dalam sirkulasi atau cairan interstisium) sangat singkat. Zat ini dengan cepat
dicerna oleh enzim pengubah angiotensin atau enzim lain, karboksipeptidase.
Efek bradikinin adalah peningkatan aliran darah lokal dan peningkatan
permeabilitas kapiler. Efek-efek ini memungkinkan mediator-mediator sistem
imun dan inflamasi sampai ke tempat cedera. Inhibisi enzim pengubah-
angiotensin oleh berbagai obat akan memperpanjang waktu-paruh bradikinin dan
efek-efeknya.
prostaglandin
Terdapat berbagai kelompok prostaglandin. Sebagian menyebabkan dilatasi
sistem vaskular dan sebagian menimbulkan penyempitan. Prostaglandin berasal
dari asam arakidonat, yang terdapat di membran sel dan dikeluarkan saat cedera
jaringan. Prostaglandin bekerja untuk mengontrol aliran darah lokal.
Prostaglandin dapat bersirkulasi untuk mempengaruhi tempat-tempat yang
terletak jauh.
Salah satu kelompok prostaglandin, yaitu seri E, menyebabkan vasodilatasi lokal
dan peningkatan aliran darah sehingga kelompok ini merupakan mediator penting
pada peradangan. Prostaglandin seri I, terutama PGI2, yang disebut prostasiklin,
juga bersifat vasodilatatif. PGI2 menghambat agregasi trombosit dan pembekuan
darah. Tromboksan A2 adalah suatu prostaglandin penting yang menyebabkan
vasokontriksi dan pembekuan darah.
Secara umum, pembentukan prostaglandin dapat dihambat oleh aspirin dan obat-
obat anti-inflamasi nonsteroid (nonsteroidal anti-inflammatory drugs, NSAID).
Aspirin konsentrasi rendah tampaknya menghambat pembentukan tromboksan
A2. Glukokortikoid yang dilepaskan dari korteks adrenal menghambat
pembentukan prostaglandin dan dianggap sebagai obat anti-inflamasi yang kuat.
ALIRAN LIMFE
Sistem limfe terdiri dari pembuluh-pembuluh tertutup yang berjalan
hampir semua ruang cairan interstisium. Cairan limfe berasal dari cairan
interstisium sehingga komposisinya sangat mirip dengan plasma.
Sistem limfe terdiri dari kapiler-kapiler halus yang mengalir ke pembuluh
limfe yang lebih besar. Seperti pembuluh darah, pembuluh-pembuluh yang lebih
besar ini terdiri dari otot polos dan sel endulel. Limfe dari tubuh bagian bawah
mengalir ke atas ke duktus torasikus dan bermuara ke vena subklavia dan
jugularis kiri. Aliran limfe dari lengan kiri, bahu dan sisi kiri kepala mengalir
dalam duktus torasikus dan kemudian ke jugularis kiri dan vena subklavia. Limfe
dari lengan kanan dan sisi kanan leher serta kepala mengalir ke jugularis kanan
dan vena subklavia.
Gerakan limfe terjadi akibat kontraksi otot polos sehingga respons
terhadap peregangannya, dan efek pemompaan otot-otot rangka dan sekitarnya. Di
pembuluh limfe terdapat katup-katup yang mencegah aliran balik.
SIRKULASI JANIN
Terdapat beberapa perbedaan besar antara sirkulasi janin, bayi, anak, dan orang
dewasa. Sewaktu berada di dalam rahim, janin tidak menerima oksigen melalui
paru-parunya. Oksigen ibu disalurkan menembus plasenta masuk ke vena
umbilikalis. Vena umbilikalis menyalurkan darah kaya oksigen ke sisi kanan
jantung janin melalui vena kava. Karena sumber oksigen berasal dari ibu, maka
paru janin dan sebagian besar pembuluh darah yang menyuplainya berada dalam
keadaan kolaps sehingga timbul resistensi yang tinggi terhadap aliran darah di
paru janin, terutama apabila dibandingkan dengan aliran dalam sirkulasi sistemik
janin yang memiliki resistensi sangat rendah karena pembuluh-pembuluh i
plasenta yang terbuka lebar.