Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Vol. 4, No. 1, Januari 2019, ISSN (p): 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

PENGARUH WAKTU TAHAN PADA PROSES ARTIFICIAL AGING TERHADAP


KEKERASAN PADUAN Al-Sn-Cu.

Dody Prayitno1), Fitri Azhary Apriandini2)


1,2)
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
E-mail: dodyprayitno@trisakti.ac.id

Abstrak
Artificial aging adalah proses pemanasan kembali larutan padat jenuh ke suatu temperatur
di bawah garis solvus dan dibiarkan pada temperatur tersebut selama jangka waktu tertentu.
Pada penelitian ini akan dilakukan artificial aging pada paduan aluminium timah (Al-Sn)
dengan penambahan variasi logam Tembaga (Cu). Tujuan penelitian adalah mengetahui
pengaruh waktu tahan pada proses artificial aging terhadap kekerasan dan mikrostruktur Al-
Sn-Cu. Ruang lingkup penelitian sebagai berikut, material adalah Al-10Sn-0Cu; Al-10Sn-
10Cu dan Al-10Sn-20Cu Suhu solid solution adalah 500 oC. Suhu aging 190 oC. Waktu
penuaan adalah 1jam, 5 jam dan 10 jam. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan waktu
penuaan dari 1 jam hingga 10 jam meningkatkan kekerasan paduan Al-10Sn -10Cu dan
paduan Al-10Sn-20Cu.

Kata kunci: paduan Al-Sn-Cu, artificial aging, waktu tahan, kekerasan

Pendahuluan
Artificial aging adalah proses pemanasan kembali larutan padat jenuh ke suatu
temperatur di bawah garis solvus dan dibiarkan pada temperatur tersebut selama jangka
waktu tertentu. Artificial aging merupakan salah satu metode peningkatan kekuatan paduan
aluminium. Aluminium dengan paduan timah (5-7%) diaplikasikan sebagai material bushing
atau lebih dikenal sebagai bantalan. Penambahan tembaga sebesar 10 persen hingga 20
persen yang kemudian dilanjutkan dengan proses artificial aging menarik untuk di teliti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu tahan pada proses aging
terhadap kekerasan paduan Al-Sn-Cu . variasi waktu tahan adalah 1 jam, 5 jam dan 10 jam.
Suhu solid solution adalah 500 oC sementara suhu aging adalah 190 oC.

Studi Pustaka
Aluminium dapat diguanakan pada proses aluminizing (andaru. 2016; D. Prayitno,
2018), Aluminium namun lebih sering digunakan untuk keperluan konstruksi dimana
kekuatan mekaniknya dapat ditingkatkan dengan proses artificial aging atau lebih dikenal
dengan sebuan perlakuan penuaan. Perlakuan penuaan akan menyebabkan terwujudnya
endapan yang berkontribusi langsung pada peningkatan kekuatan mekanik seperti terlihat
pada Gambar 1..
Peningkatan kekuatan mekanis akan semakin ekstensif dengan menambahkan
unsur paduan lain yang dikenal dengan microalloying. Unsur paduan ini akan mendorong
terbentuknya endapan dengan ukuran nano yang tersebar merata dalam distribusi yang
rapat, seperti telihat pada Gambar 2. (Bondan 2004)
Pengaruh waktu penuaan (waktu tahan pada saat aging) diperlihatkan pada Gambar
1. Dari Gambar 1 terlihat bahwa meningkatnya waktu penuaan dari 1 jam hingga 10 jam
mampu meningkatkan kekerasan beberapa logam paduan aluminium seperti Al-Cu-Mg, Al-
Cu-Cd, Al-Cu-Mg-Ag, Al-Cu-Mg-Cd, AlCu-Mg-Cd dimana suhu agingnya 200 oC. Seperti
terlihat pada Gambar 2. [Bondan, 2004].

1
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol. 4, No. 1, Januari 2019, ISSN (p): 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

Gambar 1. Sktesa sebaran endapan hasil proses artificial aging paduan Al-Cu.
(S.Sreeram NaikS.Sreeram Naik, 2018)

Gambar 2. Pengaruh waktu penuaan terhadap kekerasan paduan aluminium.


[Bondan 2004]

Tabel 1. Memperlihatkan kekerasan paduan Al-10%Sn-0%Cu; Al-10%Sn-10%cu dan


Al-10%Sn-20%Cu tanpa perlakuan panas artificial aging. (susanti, 2017)

Tabel 1. Rerata kekerasan paduan Al_Sn-Cu


Kekerasan Brinell
Al-10%Sn-0% Cu Al-10%Sn-100% Cu Al-10%Sn-20% Cu
Rerata 41.35 46.02 49.24

Metodologi Penelitian
Diagram alir penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 3. Aluminium (Al), timah putih
(Sn) dan tembaga (Cu) sesuai dengan komposisi kimia penelitian pertama-tama dimasukkan
ke dalam krusibel logam dan dilebur pada suhu 700 oC. Logam cair diaduk perlahan dan
kemudian krusibel dikeluarkan untuk didinginkan hingga mencapai suhu ruang. Selanjutnya
as-cast di panaskan pada suhu solid solutian (500 oC) yang dilanjutkan dengan kuens
dengan media air. Perlakuaan penuaan dilakukan pada suhu 190 oC dengan variasi waktu
penuaan 1 jam , 5 jam dan 10 jam

2
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol. 4, No. 1, Januari 2019, ISSN (p): 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

Sampel aluminium (Al), timah putih (Sn) dan tembaga


(Cu)

Ditimbang sesuai variasi komposisi kimia penellitian

Dilebur

Dituang ke dalam cetakan baja

As cast

Pemanasan (500 oC)

Quench (air)
o
Aging 190 C

1 jam 5 jam 10 jam

Sampel di uji kekerasn

Data – data

Dibahas

Simpulan
Gambar 3. Diagram alir penelitian.

Hasil dan Pembahasan


Pada bagian ini akan di bahas hasil uji kekerasan pada paduan Al-10Sn-0Cu, Al-
10Sn-10Cu dan Al-10Sn-20Cu yang telah mengalami artificial aging, dengan suhu solid
solution (500 oC), quench dengam media air dan kemudian dilanjut dengan aging pada 190
o
C dengan variasi waktu tahan 1 jam, 5 jam dan 10 jam. Rerata Hasil uji kekerasaan sampel
diperlihatkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Rerata kekerasan rerata paduan Al-Sn-Cu yang telah mengalami
artificial aging.
Waktu penuaan Kekerasan (HV)
(jam) Al 10Sn 0Cu Al 10Sn 10Cu Al 10Sn 20Cu
1 26,3 47,36 68,71
5 32,66 65,12 81,8
10 53,84 104,9 106

3
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol. 4, No. 1, Januari 2019, ISSN (p): 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

120

100

80
kekerasan (Hv)

60 Al 10Sn 0Cu

40 Al 10Sn 10Cu
Al 10Sn 20Cu
20

0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu tahan (jam)

Gambar 4. Pengaruh waktu tahan pada saat aging terhadap kekerasaan

Dari Gambar 4 terlihat bahwa waktu tahan pada saat aging mempengaruhi nilai
kekerasan paduan Al-Sn-Cu. Penambahan waktu tahan dari 1 jam menjadi 5 jam
menyebabkan nilai kekerasaan paduan Al-10Sn-0Cu akan meningkat dari 26.3 HV menjadi
32.66 HV. Jika waktu tahan ditambah menjadi 10 jam , nilai kekerasan akan meningkat
tajam hingga mencapai 53.84 HV.
Pengaruh waktu tahan pada saat aging terhadap kekerasan juga diperlihatkan pada
paduan Al-10Sn-10Cu. Peningkatan waktu tahan dari 1 jam menjadi 5 jam meningkatkan
kekerasan paduan Al-10Sn-10Cu dari 47.36 HV menjadi 65.12 HV. Penambahan waktu
tahan dari 1 jam menjadi 10 jam juga akan meningkatkan kekerasan paduan Al-10Sn-10Cu
dari 47.36 HV menjadi 104.9 HV
Waktu tahan pada saat aging meningkatkan kekerasan paduan Al-10Sn-20Cu.
Peningkatan waktu tahan dari 1 jam menjadi 5 jam akan meningkatkan kekerasan dari 68.71
HV menjadi 81.8 HV . kekerasan akan meningkat lagi menjadi 106 bila waktu tahannya
adalah 10 jam.

120

100
Kekerasan (HV)

80

60 Jam 1
Jam 5
40
Jam 10
20

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
Kandungan Tembaga (%)

4
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol. 4, No. 1, Januari 2019, ISSN (p): 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

Gambar 5. Pengaruh penambahan Tembaga ((Cu) terhadap kekerasan Paduan Al-


Sn
Pengaruh penambahan tembaga pada paduan Al-Sn sebesar 10 persen hingga 20
persen yang kemudian dilanjutkan dengan proses heat treatment dalam hal ini artificial
aging terhadap nilai kekerasan paduan tersebut ditampilkan pada Gambar 5. Pada waktu
tahan 1 jam penambahan tembaga dari 0 persen menjadi 10 persen menyebabkan
kekerasan meningkat dari 26.3 Hv menjadi 47.36 HV. Penambahan tembaga hingga
mencapai 20 Persen pada paduan Al-10Sn akan menyebabkan nilai kekerasan naik dari
26.3 HV menjadi 68.71 HV.
Bila waktu tahan 5 jam penambahan tembaga sebesar 10 persen akan
menyebabkan kenaikan kekerasan paduan Al-!0Sn dari 32.66 Hv menjadi 65.12 HV.
Kekerasan akan semakin meningkat hingga mencapai 81.8 Hv bila kadar tembaga 20
persen.
Paduan Al-10Sn yang dipadu dengan 10 persen tembaga akan menyebabkan nilai
kekerasasn Al-10Sn sebesar 53.84 Hv meningkat menjadi 104.9 HV apabila waktu tahan 10
jam. Peningkatan kekerasan tertinggi adalah 106 HV bila tembaga sebesar 20 persen
ditambahkan pada paduan Al-10Sn.

Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:
a) Pengaruh peningkatan waktu penuan dari 1 jam hingga mencapai 10 jam :
I. Meningkatkan kekerasan paduan Al-10Sn-10Cu dari 47.3Hv menjadi 104.9 Hv
II. Meningkatkan kekerasan paduan Al-10Sn-20Cu dari 68.7 Hv menjadi 106Hv.
b) Penambahan paduan tembaga 10 persen (Al-10Sn-10Cu) menjadi 20 persen (Al-10Sn-
20Cu) berpengaruh pada :
I. Meningkatannya kekerasan 47.36 Hv menjadi 68.71 Hv bila penuaan 1 jam
pada suhu 190 oC.
II. Meningkatannya kekerasan 104.9 Hv menjadi 106 Hv bila penuaan 1 jam pada
suhu 190 oC.

Ucapan Terima kasih


Penelitian ini dibiayai oleh Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti Tahun
Akademik 2017/2018.

Daftar Pustaka
Bondan T Sofyan, 2004, Pembentukan Endapan Nano pada Paduan A—Cu berkekuatan
tinggi, proceeding Eminex 2004, ISBN 979-96609-1-2, Bandung, 15-16 September, p
78-86.
S.Sreeram Naik, 2018, What are GP Zones” diakses tanggal 3 Juli 2018 dari
https://www.quora.com/What-are-GP-zones.
Susanti, Dody Prayitno, Joko Riyono, 2017, Pengaruh penambahan tembaga (Cu) terhadap
logam paduan Aluminium-Timah putih (Al-Sn), Prosiding Seminar Cendekiawan 3
tahun 2017 buku 2, issn (e) 2540-7589, issn (p) 2460-8696
Url : http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/semnas/article/view/2201/1884
Andaru, Dody Prayitno, Eni Pujiasturi, 2016,”Studi Pengaruh Aluminizing terhadap
pembentukan die soldering”, Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Vol 1 No 1, 2016 issn
hal 32-48
http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/lemlit/article/view/430/398
D Prayitno and R Sugiarto 1028 IOP Conf ser.: Eart environ.Sci. 106012051 .
http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/106/1/012051

Anda mungkin juga menyukai