Anda di halaman 1dari 25

Aerodrome, Heliport and

Aviation Knowledge

VIRMA SEPTIANI, ST

TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA

Company
LOGO
Dampak Operasi Penerbangan

Pada masa awal dunia penerbangan (awal abad ke-20),


pengaruh buruk aktivitas bandara terhadap lingkungan dan
fasilitas umum lainnya tidak banyak mendapat perhatian.
Keluhan terhadap isu lingkungan sangat jarang terjadi.
Perubahan dramatis terhadap dampak lingkungan akibat
pembangunan bandara dan pengoperasiannya baru terjadi
pada akhir I960-an. Sebagian dipicu oleh kesadaran
masyarakat yang makin tinggi terhadap masalah lingkungan
pada umumnya, juga didorong oleh kenyataan semakin
buruknya kondisi lingkungan suatu bandara. Terlebih
adanya kenaikan tajam aktivitas penerbangan dan adanya
pesawat-pesawat terbang besar bermesin jet.
Polusi Udara

❖ Saalah satu dampak yang biasa terjadi pada suatu bandara dan
mungkin dampak yang paling sulit dikendalikan adalah kebisingan.
Sejak mulainya era pesawat terbang komersial bermesin jet pada
1959, terjadi perubahan yang dramatis pada masalah kebisingan
bandara dalam bentuk dan besarannya.

❖ Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang berlebihan atau yang


tidak diinginkan. Kebisingan tidak diinginkan karena menjengkelkan
manusia, mengganggu percakapan, mengganggu tidur, dan dalam
kondisi ekstrem berbahaya bagi kesehatan. Dampak negatif
kebisingan terhadap kesehatan manusia dapat terjadi dalam jangka
panjang (kronis) dan dampak yang terjadi biasanya sulit bahkan
mungkin tidak dapat dipulihkan kembali.
Polusi Udara

- Bunyi atau suara baik berupa kebisingan maupun


tidak, ditimbulkan oleh getaran yang merambat
melalui suatu medium, seperti udara, air atau
logam. Bila suatu objek bergetar, akan
menimbulkan gangguan berupa variasi pada
tekanan atmosfer yang normal dalam skala kecil
yang cepat. Kebisingan dikarakteristikkan oleh
tingkat bunyinya (sound level), spektrum
frekuensinya, dan variasinya terhadap waktu.
Polusi Udara

Jumlah operasi penerbangan setiap hari dan


waktu terjadinya dapat sangat memengaruhi
tingkat gangguan yang dialami penduduk di
sekitar bandara. Suatu penelitian yang
dilakukan di sekitar Bandara Heathrow,
London, Inggris menunjukkan, kebisingan
akibat paparan sejumlah pesawat terbang
merupakan satu faktor paling penting yang
mempengaruhi tingkat gangguan pada
masyarakat.
Polusi Udara

❖Keseriusan masalah kebisingan ini melahirkan peraturan


oleh Federal Aviation Administration (FAA), Amerika
Serikat, yaitu Federal Aviation Regulation Part 36 pada
tahun 1969 tentang standar kebisingan untuk sertifikasi
perancangan baru pesawat terbang bermesin turbojet.
Masalah kebisingan pesawat terbang ini tentunya terjadi
juga di seluruh dunia yang oleh karenanya International
Civil Aviation Organization (ICAO) juga mengeluarkan
peraturan yang serupa (ICAO Annex 16 Environmental
Protection) untuk seluruh anggotanya, termasuk
Indonesia.
Polusi Udara
❖Polusi udara dan air merupakan dampak lingkungan
yang paling serius dan paling kompleks dalam
pengembangan dan pengoperasian suatu bandara.
❖Polutan yang terkandung dalam gas buang mesin pesawat
terbang terutama terdiri atas carbon monoxide (CO),
carbon dioxid (CO2), hydrocarbons, nitrogen oxides (NOX),
soof (jelaga), dan partikel lainnya. Gas buang ini juga
mengandung asam organik yang berbahaya serta polutan
yang terbuang ke atmosfer merupakan fungsi dari jenis
pesawat terbang dan mesinnya, fasa operasi pesawat
terbang dan berapa Jama mesin pesawat terbang tersebut
beroperasi pada setiap fasa.
Polusi Udara

❖Fasa operasi penerbangan yang memerlukan


perhatian khusus karena menimbulkan polusi di
bandara adalah taxi (pergerakan pesawat terbang
antara apron/tempat parkir pesawat terbang dan
landas pacu) atau dalam keadaan idle, take off
(lepas landas), climb Out (terbang menanjak dari
lepas landas sampai ketinggian 3.000 kaki/1.000
m), approach (ancangan untuk mendarat dari
ketinggian 3.000 kaki sampai pesawat terbang
menyentuh landasan), dan landing (mendarat).
Polusi Udara

Untuk kebanyakan pesawat terbang bermesin jet,


laju emisi polutan carbon monoxide dan
hydrocarbons paling besai terjadi ketika pesawat
terbang sedang taxi atau idle dan laju emisi nitrogen
oxides paling besar terjadi ketika pesawat terbang
lepas landas. Penguapan bahan bakar dari tumpahan
yang terjadi ketika pengisian dan dari tangki bahan
bakar dapat menimbulkan penambahan jumlah
polusi udara yang signifikan di bandara.
Polusi Udara

❖Sebanyak 25% polutan lainnya dihasilkan dari


kendaraan para penumpang, pekerja, dan tamu
bandara. Polusi lainnya disebabkan oleh
pemakaian bahan bakar minyak yang digunakan
oleh ground service equipments.
Polusi Air
Polusi air umumnya berupa limbah, dapat terjadi secara
langsung, dari pembangunan dan pengoperasian bandara
dan secara tidak langsung, dari pengembangan lahan yang
terimbas dengan kehadiran bandara.
Limbah ini berasal dari aktivitas Persia pan pembuatan
makanan, pencucian, dai penggunaan toilet yang hams
dikelola. Pengolahan air limbah dimaksudkan sebagai suatu
usaha untuk mengurangi konsentrasi masingmasing polutan
dalam air buangan sehingga aman dibuang ke badan air
penerima. Jadi, pengolahan tidak memurnikan, tetapi
memperbaiki kualitas.
Polusi Air
Polusi air umumnya berupa limbah, dapat terjadi secara
langsung, dari pembangunan dan pengoperasian bandara
dan secara tidak langsung, dari pengembangan lahan yang
terimbas dengan kehadiran bandara.
Limbah ini berasal dari aktivitas Persia pada pembuatan
makanan, pencucian, dai penggunaan toilet yang hams
dikelola. Pengolahan air limbah dimaksudkan sebagai suatu
usaha untuk mengurangi konsentrasi masingmasing polutan
dalam air buangan sehingga aman dibuang ke badan air
penerima. Jadi, pengolahan tidak memurnikan, tetapi
memperbaiki kualitas.
Polusi Air
Polusi air yang lebih berbahaya dapat disebabkah
aktivitas overhaul pesawat terbang. Polutan ini
terutama berupa zat kimia beracun dari
pengelupasan cat dan mengecat chrome bagian
bagian mesin. Selain sampah dalam bentuk limbah
cair, limbah padat merupakan sisa operasional
bandar udara yang harus dibuang atau diolah
menjadi bentuk lain yang lebih ramah lingkungan.
Polusi Air
Air larian dapat saja terpolusi oleh zat kimia
pengendalian serangga dan pembuangan salju dan es,
tetesan bahan bakar dan oli di landas pacu, taxiways dan
apron, serta busa dari pemadam kebakaran.
Limbah yang berkaitan dengan pengisian bahan bakar,
operasi pener-bangan, dan pencucian pesawat terbang,
kemungkinan dapat mengotori sungai atau danau
melalui sistem drainase. Tetesan bahan bakar, oli dan
minyak pelumas, serta deterjen pembersih pesawat
terbang dapat menjadi sumber polusi air yang serius.
Tata Guna Lahan
Dampak suatu bandar udara terhadap tata guna lahan, pada
dasarnya karena bandar udara sering memerlukan lahan yang
luas. Dampak ini dapat berupa atau berkaitan dengan faktor
ekonomi,pembangunan, atau visual.

Bandara merupakan infrastruktur yang memerlukan lahan luas.


Semakin tinggi kelas suatu bandara, akan semakin luas pula lahan
yang diperlukan. Bandara juga tempat yang mengonsumsi energi
besar. Denver International Airport (DIA) di Colorado, Amerika
Serikat, misalnya, mempunyai 5 landas pacu masing-masing
sepanjang 3.700 m, membentang seluas 13.800 ha atau lebih 80%
luas Kota Bandung yang luasnya sekitar 16.700 ha.
Tata Guna Lahan
Di luar batas bandara, dapat terjadi pembangunan
hotel atau penginapan yang tidak terkendali,
kompleks perumahan, penyewaan kendaraan, dan
berbagai kegiatan komersial yang berkaitan dengan
bandara yang dapat menimbulkan kesan kumuh
pengguna bandara, para pekerja atau penduduk di
sekitar bandara.
Hidrologi dan Ekologi
Dampak daur hidup tumbuhan dan hewan serta
perubahan yang dapat terjadi terhadap sirkulasi
alami dan distribusi air sebagai akibat pembangunan
dan pengoperasian bandara mungkin memang tidak
seserius akibat yang dibahas sebelumnya. Akan
tetapi,mungkin juga dapat merupakan faktor yang
tersembunyi dan membahayakan.
Hidrologi dan Ekologi
Tiga masalah hidrologi utama yang berkaitan dengan
pembangunan bandara adalah banjir, terganggunya
aliran air, dan gangguan kadar garam
Ekologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan
tentang hubungan antara kehidupan tumbuhan dan
hewan dengan lingkungannya. Dampak bandara
terhadap ekologi tertentu terhadap tumbuhan dan
hewan baru akan terlihat setelah 10,20,bahkan 30
tahun kemudian.
Hidrologi dan Ekologi
Dampak ekologi dapat terjadi selama pembangunan
bandara, akibat operasi penerbangan setiap hari
atau pembangunan yang terjadi di sekitar bandara
yang terpicu adanya kehadiran bandara.
Eco Airport
Berbagai usaha telah dan terus dilakukan untuk mengurangi dan
meminimalkan dampak negatif keberadaan suatu bandara yang
dilakukan oleh berbagai komunitas penerbangan termasuk pihak
regulator.
Dari sisi teknologi penerbangan, misalnya rancangan pesawat
terbang masa kini yang semacam streamline akan mengurangi
kebisingan (aerodynamic noise), mesin pesawat terbang juga
lebih efisien dalam pemakaian bahan bakar yang berarti
mengurangi kadar emisi berbahaya juga kebisingan yang lebih
rendah. Penggunaan biofuel beberapa tahun belakangan ini
meski dengan kadar yang masih rendah juga mengurangi tingkat
emisi gas buang.
Eco Airport
Beberapa perubahan pada operasional penerbangan juga
dilakukan untuk mengurangi dampak buruk ini. Kecanggihan
pesawat terbang masa kini yang mempunyai tenaga mesin dan
kecepatan lebih tinggi dimanfaatkan untuk terbang menanjak
lebih cepat selepas take off untuk mengurangi efek kebisingan di
sekitar bandara. Ancangancang pendaratan dilakukan dengan
teknik continous descent approach juga untuk mengurangi efek
kebisingan. Dampak buruk emisi gas buang ketika taxi disiasati
dengan hanya menggunakan satu mesin (untuk pesawat terbang
dengan dua mesin) dengan putaran mesin yang lebih tinggi untuk
mengurangi kadar CO2 dan hydrocarbons. Saat ini dikembangkan
pemakaian motor listrik untuk menggerakkan roda pesawat
terbang untuk taxi dan bukan memakai tenaga mesin pesawat
(electric green taxiing system).
Eco Airport
❖Kendaraan ground service equipments yang
memakai bahan bakar minyak juga banyak yang
dganti dengan tenaga motor listrik.
Peraturan perundang-undangan juga berusaha mengatur
pembangunan dan pengoperasian bandar udara yang lebih
ramah lingkungan. Di Indonesia, hal ini diatur di dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor I Tahun 2009
tentang Penerbangan dan lebih spesifik lagi pada Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP
124/VI/2OO9 tentang Pedoman Pelaksanaan Bandar Udara
Ramah Lingkungan (EcoAirport), 2009.
Dampak Kebisingan terhadap Kesehatan

Bising merupakan suara atau bunyi yang mengganggu.


Bising dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti
gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan
komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan
gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya
gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non
Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya
keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan
kelelahan
Company
LOGO

Anda mungkin juga menyukai