PDF Studi Kelayakan - Compress
PDF Studi Kelayakan - Compress
TUGAS MANAGERIAL
STUDI KELAYAKAN APOTEK DI PULAU KAWE
Oleh:
dan pelaporan. Selain itu berkaitan dengan pengelolaan administrasi dan keuangan
yang baik agar dapat memperoleh keuntungan (Menkes RI, 2017; Seto dkk.,
2008). Maka dari itu, apoteker diharapkan dapat menjalankan kedua aspek
tersebut karena apotek bukanlah suatu usaha yang semata-mata hanya mengejar
keuntungan serta mempelajari usulan proyek dari segala sisi atau aspek profesional
agar dapat mencapai segala sesuatu yang direncanakan (Sulastri, 2016).
sarana pelayanan penunjang kesehatan, hingga analisis pesaing (Seto skk., 2008).
Apotek sebaiknya berdiri di lokasi strategis, diketahui masyarakat, dekat
dengan pemukiman dan pusat keramaian, serta mudah dijangkau masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dipilih daerah ungasan
sebagai lokasi pendirian apotek, tepatnya di Jalan Pulau Kawe. Dipilihnya lokasi
ini karena lokasi masuk dalam beberapa kriteria yang dipetimbangkan, yaitu
berada di daerah keramaian yang banyak dilalui kendaraan, dekat dengan
pemukiman dan pusat keramaian,
dan mudah diakses oleh masyarakat. Selain itu di daerah tersebut terdapat
banyak praktik dokter. Maka dari itu, dalam makalah ini penulis
memulai untuk melakukan studi kelayakan pendirian apotek yang
rencananya dibangun di Jalan Pulau Kawe untuk menilai apakah usulan
pendirian apotek dapat diterima atau ditolak.
1.2
Tujuan
Untuk mengetahui kelayakan pendirian usaha apotek di Jalan
Pulau Kawe serta memperkirakan potensi pendirian usaha tersebut.
BAB II
STUDI KELAYAKAN
2. Persaingan Monopolistik
Pasar yang dibayangkan dalam persaingan monopolistik ini lebih mirip dengan
persaingan sempurna karena dalam pasar tersebut terdapat banyak perusahaan
dengan entry dan exit yang relatif mudah. Tetapi pasar tersebut berbeda, setiap
perusahaan sedikit banyak mampu mempengaruhi harga karena masing-masing
menjual produk yang memiliki perbedaan yang signifikan dengan produk para
pesaingnya.
3. Oligopoli
Dalam struktur pasar oligopoli terdapat sedikit penjual yang menjual produk
subtitusi (barang pengganti). Pasar oligopoli dapat diartikan sebagai pasar yang
hanya terdiri atas beberapa perusahaan atau penjual yang menjual produk
homogen (sejenis). Produk yang dijual dapat berupa produk yang identik
(homogen) maupun
produk yang terdiferensiasi. Adapun yang dimaksud dengan diferensiasi produk
dipasarkan dapat menimbulkan kenaikan harga barang atau jasa, dengan begitu
munculnya perlakuan harga tidak wajar.
Berdasarkan beberapa definisi struktur pasar di atas diatas, maka apotek yang
akan didirikan di daerah Pulau Kaweini termasuk dalam bentuk pasar oligopoli.
Dari hasil survei ditemukan bahwa terdapat 5 apotek pesaing dalam radius ± 1 km
dari apotek yang akan didirikan. Keputusan mengenai harga dan output dari
perusahaan-perusahaan yang ada dalam pasar oligopoli akan saling tergantung satu
sama lain. Setiap perusahaan atau penjual dalam pasar oligopoli akan saling
bersaing, baik dalam produk maupun harga. Lokasi apotek berada pada jalur yang
diharapkan apotek dapat melakukan fungsi sosial (pelayanan) dan ekonomi (bisnis)
sekaligus.Fungsi sosial (pelayanan) adalah untuk pemerataan distribusi obat dan
sebagai salah satu tempat pelayanan informasi obat kepada masyarakat,
sedangkan fungsi ekonomi (bisnis) menuntut agar apotek dapat memperoleh laba
untuk
praktek dokter.
i) Memberikan pelayanan informasi pengingat untuk pasien dengan penyakit
degeneratif seperti pembuatan jadwal penggunaan obat
j) Melakukan program homecare
k) Melakukan promosi kesehatan
a) Mengoptimalkan dari aset yang dimiliki apotek (utilisasi aset ), yaitu dengan
menyewakan gondola untuk penjualan produk suplemen
b) Memberikan diskon kepada konsumen, namun dengan pemberian diskon
e) Menjalin kerja sama dengan praktek dokter, bidan, dan klinik yang praktek di
sekitar Apotek. Kerja sama dapat berupa memberikan sejumlah fee atas
resep
Keterangan:
Q = Potensi Pasar
N = Jumlah pembeli
P = Harga barang yang dibeli
Data Badan Pusat Statistik tahun 2017 menyatakan bahwa Kota Denpasar
memiliki rata-rata pendapatan perkapita yaitu mencapai Rp 618.912,00. Proporsi
pengeluaran per kapita per bulan untuk biaya kesehatan mencapai 2,22%. Maka
dari itu dapat diperkirakan rata-rata biaya kesehatan yang dikeluarkan adalah Rp
13.793,85 (BPS Kabupaten Badung, 2017). Jika dianggap harga barang yang dibeli
oleh penduduk maupun wisatawan rata-rata Rp 14.000,00 dan diasumsikan jumlah
pembeli (resep dan non resep) per hari adalah 500 orang, maka potensi pasar apotek
per tahun (364 hari) adalah:
Q=NxP
Q = (500 orang x 364 hari) x Rp
14.000,00 Q = Rp 2.548.000.000,00
Apotek yang akan didirikan berada di Jln.Pulau Kawe. Berdasarkan survei
yang telah dilakukan, lokasi tersebut memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Terdapat beberapa pusat pelayanan kesehatan seperti klinik dan praktek dokter
serta beberapa apotek lain yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut berpotensi
untuk dikembangkan.
2. Lokasi apotek berada pada jalur yang padat sehingga apotek berpotensi
lanjut.
c. Pasar Reseller
Pasar reseller atau penjual kembali adalah suatu pasar yang terdiri dari
perorangan atau organisasi yang biasa disebut pedagang menengah
(middlemen), yang terdiri dari dealer, distributor , grossier, agent, dan retailer.
Semua reseller ini melakukan penjualan kembali untuk memperoleh
keuntungan.
(Umar, 2007).
Dalam perencanaan pembangunan Apotek, target pasar yang dituju adalah
pasar perseorangan (individual) atau pasar konsumen mengingat komoditi atau
barang utama yang dijual adalah obat, yang banyak dimanfaatkan untuk konsumsi
pribadi. Target pasar dari Apotek yang akan didirikan khususnya adalah
konsumen dengan tingkat pendapatan menengah ke atas dan tidak ada
pembatasan umur, jenis
Pricing strategy atau penetapan harga adalah hal yang paling sulit dan paling
merupakan unsur yang benar-benar akan mendatangkan laba. Dalam menjalankan
apotek sebagai usaha retail, apoteker perlu memperhatikan keinginan konsumen,
dimana konsumen akan membayar harga yang sepadan dengan nilai pembelian
yang diperoleh (value for money). Selain itu, penetapan harga juga perlu
mempertimbangkan target laba yang diperoleh (diusahakan semaksimal mungkin)
serta faktor penetapan harga dari
pesaing 2. Quality of service
Faktor pendukung apotek sebagai usaha retail selanjutnya adalah quality of
service atau customer service/kualitas layanan. Dalam menjalankan customer
service, hal yang perlu diperhatikan tidak hanya keramahan atau kesigapan dalam
melayani pelanggan. Customer service yang dimaksud adalah bagaimana
menyediakan layanan yang terbaik untuk customer serta membuat customer
menjadi nyaman ketika berbelanja di apotek dan bersedia untuk kembali lagi.
Customer service merupakan salah satu faktor yang paling penting, karena
customer service tidak hanya mempengaruhi tingkat penjualan tetapi juga
menentukan image apotek yang dimiliki.
Untuk memberikan kualitas pelayanan berstandar tinggi, maka upaya yang
direncanakan, yaitu:
a. Keberadaan apoteker selama apotek buka
b. Penyediaan obat yang lengkap
c. Pelayanan informasi obat pada konsumen yang membeli OTC maupun obat
dari resep.
d. Konsultasi pribadi untuk pasien-pasien tertentu yang membutuhkan konsultasi
penggunaan obat.
e. Pendidikan (Edukasi) kesehatan kepada konsumen dan masyarakat sekitar,
h. Komputerisasi data pasien atau membuat Patient Medication Record (PMR)
racik serta maksimal 30 menit untuk resep racik, dimana jika melebihi waktu
tersebut, akan diberi diskon 5%.
j. Menerima layanan konsultasi melalui telepon dan email, terutama untuk
member.
3. Product range strategy
pengadaan produk yang sangat laku dijual karena merupakan produk yang paling
cepat dikonversi menjadi uang serta penyumbang omzet terbanyak untuk apotek
(fast moving) dan menghindari produk yang kurang laku dijual dimana konversi
produk menjadi uang agak lambat (slow moving). Kondisi ideal sebuah apotek
adalah ketika produk yang dimiliki mencukupi seluruh permintaan konsumen.
Selain penentuan pengadaan produk, hal penting lain yang dapat mendukung
usaha apotek sebagai retail adalah ragam barang yang dijual (assortments).
Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan konsumen dapat dilihat dari kelengkapan
produk yang tersedia di apotek. Sebagai sebuah usaha retail, apotek harus
menyediakan produk secara lengkap dan up to date. Apotek dikatakan lengkap dan
up to date jika semua produk yang diperlukan konsumen selalu dapat tersedia dan
produk yang tersedia adalah produk-produk baru.
4. Site strategy
Site strategy yang dimaksud adalah meliputi lokasi yang strategis, tata ruang
yang baik dan suasana apotek yang nyaman. Pada lokasi yang tepat, sebuah
apotek
akan lebih sukses dibandingkan dengan apotek yang berlokasi kurang strategis
walaupun keduanya menjual produk yang sama. Dalam penentuan lokasi, perlu
dipertimbangkan karakteristik dari lingkungan sekitar yang berkaitan dengan
berbagai aspek seperti luas atau kepadatan wilayah atau area yang dilayaninya.
Faktor tersebut akan mendatangkan informasi mengenai estimasi kunjungan dan
perkiraan belanja customer. Tata ruang apotek yang baik dan pemajangan produk
yang rapi menjadi faktor pendukung yang penting untuk memikat pembeli dan
mengingatkan produk yang diperlukan. Hal ini juga akan membantu customer
untuk menemukan produk yang diperlukan dengan mudah. Sementara itu,
suasana apotek yang nyaman akan membuat customer merasa nyaman dan aman
ketika memilih produk sehingga dapat menciptakan image yang baik di mata
customer.
Untuk meningkatkan minat kunjungan dan kenyamanan pasien serta
konsumen selama berada di dalam ruangan apotek, upaya yang direncanakan
untuk dilakukan, yaitu:
1) Penggunaan plang nama apotek yang menghadap ke dua arah, sehingga
dengan penyakit khusus yang memerlukan konseling secara pribadi serta untuk
8) Pemisahan antara konter penerimaan resep dengan konter obat tanpa resep
sehingga lebih efisien bagi pasien yang sudah menentukan obat yang akan
dibeli.
11) Penataan obat di swalayan dilakukan berdasarkan khasiat obat, misalnya obat
flu dan batuk, obat penurun demam, vitamin, beauty care dan sebagainya
sehingga memudahkan konsumen dalam memilih obat. Untuk masing-masing
kategori, obat disusun kembali berdasarkan alfabet.
12) Tata letak kasir pembayaran dan rak obat diatur sedemikian rupa sehingga
pasien pembeli OTC harus melewati rak obat untuk sampai ke kasir tempat
membayar sehingga konsumen akan melihat produk-produk yang ada.
2.1.4 Peluang Pasar
A. Data Kepadatan Lalu Lintas
Data kepadatan lalu lintas rata-rata tiap jam disekitar apotek yang didirikan
dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Data Kepadatan Lalu Lintas
2 K24-Teuku Umar Jalan Teuku Umar 250 m 24 jam
No.170b, Dauh Puri
Kauh, Denpasar Barat
3 Apotek Sobat Medika Jalan Pulau Kawe 450 m 24 jam
No.50,Pedungan,
Denpasar Selatan
4 Apotek Divya Medika Jalan Pulau Kawe 500 m 08.00-
No.55,Pedungan, 22.00
Denpasar Selatan
5 Apotek Kimia Farma Jalan Teuku Umar 1,2 km 24 jam
Teuku Umar No.246 Dauh Puri Kauh,
Denpasar Barat
Praktek Praktik
1 dr.Putu Aditya Umum - JalanPulau Kawe Setiap hari 30 m
Saputra, S.Ked No.9B, Denpasar kerja 08.00-
22.00
2 dr. I Putu Umum - JalanPulau Kawe Setiap hari 30 m
kerja 08.00
Wirama, S.Ked No.9B, Denpasar
3 dr. I Putu Segara Umum - JalanPulau Kawe Setiap hari 30 m
kerja 08.00
Merta No.9B, Denpasar
4 drg. P.L.K. Ayu Gigi - JalanPulau Kawe Setiap hari 30 m
kerja 08.00
R. Sabana Dewi No.9B, Denpasar
5 drg. Ni Putu Gigi - JalanPulau Kawe Setiap hari 30 m
kerja 08.00
Krisma Dewi No.9B, Denpasar
6 Drs. Supriyadi, Psikolog - JalanPulau Kawe Setiap hari 30 m
kerja 08.00
M.S., Psikolog No.9B, Denpasar
& Associates
7 drg. I Gede Gigi - Jalan Pulau Kawe Pagi : 09.00- 20 m
12.00
Bagiada 19 Lt I, Denpasar
Sore: 18.00-
21.00
8 dr. A.A.N Jaya Sp - Jalan Pulau Kawe Senin-Sabtu 350 m
16.00-18.00
Kesuma, SpB Bedah
Umum Umum
9 dr. Ida Bagus - Jalan Pulau Kawe Senin-Jumat : 450 m
Kesnawa No.49 09.00-18.00
Sabtu: 09.00- 13.00
Setiap hari kerja 16.00- 21.00
10 Ngh Sukartini, Bidan - Jalan Pulau Kawe 550
S.ST 69 Denpasar
PerihalKeterangan
Rencana NamaApotek KF Pulau Kawe
• Posisi bangunan terletak di samping jalan raya dan
berada dekat dengan perumahan warga dan minimarket
Aspek lokasi • Bangunan terletak pada jalan raya 2 arah dan dapat
terlihat dengan mudah
•
Arus lalu lintas yang lancar.
Apotek yang akan didirikan berlokasi di Jalan Pulau Kawe, Dauh Puri
Klod, Denpasar Barat. Foto fisik bangunan dan peta lokasi Apotek yang akan
dibangun dapat dilihat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2.
Gambar 2.2 Peta Lokasi Apotek
2.3 Aspek Demografi/ Set Rieview Apotek
1 Padangsambian Kelod 23.871
2 Pemecutan Kelod 45.552
3 Dauh Puri Kauh 21.649
Adanya pusat keramaian, seperti tempat perbelanjaan, fasilitas umum,
salon, pusat pertokoan, dan lainnya akan memberikan keuntungan tersendiri bagi
apotek yang dapat berupa promosi maupun memperluas target pasar.
K w e , C fé M e, K e d a i
VV g e ta rian , R M P a r i- P
M ie
a ri, RM Ibu
Jero, RM Ikan Bakar Khas
Jimbaran, RM Talago Biru, Warung
Bu Tantri, Ayam Bakar Wo Ai Ni,
JFC Fried Chicken, Ketan Susu
Coeg
Pertamina SPBU Pertamina 54.801.33
Salon dan Spa Larizo Beauty Salon and Spa,
Jegeg Salon and Spa, Surya Salon,
Brown Salon, Salon Novi, Pondok
Bamboo Salon and Spa, Modizo
Salon and SpaIcon Salon and Spa,
Asih Salon and Spa
Tempat Olahraga Bunda Bugar, Sport Center Mandiri
Pertokoan lainnya Amanda Brownies Denpasar, Ciptama
Computer, Hawaii-Grosir, Jaya Truss,
Blessing Komputer, Sriwijaya
Komputer, Bali Jaya Meubel, Istana
Ban, Mars Komputer, Purnama Emas,
Anugrah Jaya Handphone, Sarita
Computers, KW Shop, Griya IT,
Easy Music Bali
Perkantoran Invotek Solutions, Galeri Smartfren
Pulau Kawe, Restu Mulya, Kantor
Akuntan Publik Drs. Wayan
Sunasdyana , PT Noor Mentari, PT
Wahana Balindo
Pendidikan Kumon Pulau Kawe, Sanggar Seni
Kertha Jaya, Bali DJ School, Sekolah
Dasar Negeri 2 Pedungan, Sekolah Dasar Negeri 14 Dauh
Apotek Sobat Medika, Apotek Divya Medika, K24 Teuku
Dalem Batu Pageh, Pura Panti Pasek Gelgel
Tempat rekreasi
Apotek dan Klinik
pemantauan terapi obat (PTO), dan monitoring efek samping obat (MESO)
(Permenkes RI, 2016). Pelayanan kefarmasian yang akan diberikan di apotek
berupa pelayanan obat dengan resep dan pelayanan obat tanpa resep. Pelayanan
obat tanpa resep dibagi menjadi dua jenis, yaitu upaya swamedikasi serta penjualan
obat bebas dan suplemen. Obat yang digunakan dalam upaya swamedikasi
diserahkan oleh apoteker dan disertai dengan pemberian konseling atau informasi
yang jelas tentang obat tersebut.
2.4.1. Pelayanan Kefarmasian dengan Resep
alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter serta
nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu: bentuk sediaan,
B. Peracikan/Penyiapan Obat
Tahapan yang dilakukan saat melakukan peracikan dan penyiapan obat,
yaitu meliputi:
1. Melakukan pengecekan ketepatan jumlah obat yang diperlukan.
5. Obat yang telah diracik dan disiapkan diperiksa kembali, kemudian
dikemas kedalam klip obat yang telah disiapkan. Klip obat diberi
keterangan tentang aturan pakai obat tersebut.
6. Untuk obat yang belum diambil seluruhnya atau pasien meminta copy
resep, wajib dibuatkan copy resep yang ditandatangani oleh
Apoteker/AA.
7. Bagi pasien yang meminta kwitansi maka dibuatkan kwitansi.
C. Penyerahan Obat
dengan resep.
2. Pasien dipanggil minimal dengan dua cara yaitu memanggil nama
pakai dan cara penyimpanan obat, efek samping atau akibat yang
mungkin timbul dan cara mengatasinya serta pantangan yang harus
dilakukan.
5. Untuk resep yang diambil sebagian, dianjurkan segera diambil sebelum
D. Dokumentasi Resep
Resep yang masuk pada akhir shift dipisahkan untuk obat golongan
narkotika dan psikotropika, kemudian dikumpulkan untuk diarsipkan
berdasarkan tanggal pembuatan resep. Penyimpanan resep dilakukan berurutan
berdasarkan hari/tanggal.Untuk resep narkotik dan non-narkotik disimpan pada
tempat berbeda. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengecekan pelaporan
resep seperti pada resep narkotik.
2.4.2. Pelayanan Swamedikasi (Non Resep)
diri sendirir dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotek atas pengetahuan dan
persepsinya sendiri, tanpa nasehat dokter. Upaya pengobatan sendiri ini dapat
berupa pengobatan dengan obat modern atau obat tradisional. Tujuan pengobatan
sendiri adalah untuk peningkatan kesehatan, pengobatan sakit ringan, dan
harga. 5. Memberikan uang kembalian dan obat diserahkan kepada pasien
disertai dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian
sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang
mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika diperlukan pengatasan
pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.
6. Mengucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh.
B. SOP Pelayanan OWA (Obat Wajib Apotek)
1. Pasien datang ke apotek,
4. Petugas menanyakan tindakan atau pengobatan apa yang telah dicoba oleh
memuaskan maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien,
begitu juga untuk pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
6. Menanyakan kepada pasien ada tidaknya obat lain yang diminum secara
9. Setelah pasien setuju dengan harga obat, diserahkan obat kepada pasien
dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan
obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien (Permenkes RI,
2016). Pelayanan KIE ditujukan kepada pasien baik resep maupun non
resep untuk
memberikan informasi secara tepat dan benar kepada pasien mengenai obat
yang diterima. Pelayanan KIE dapat dilakukan langsung kepada pasien
atau
keluarga pasien yang mengantar. Dalam melakukan pelayanan KIE perlu
memperhatikan tingkat pendidikan dari pasien, hal ini akan mempengaruhi
bahasa yang akan digunakan dalam penyampaian informasi sehingga
dapat diterima dengan mudah oleh pasien. Pelayanan KIE di apotek
dilakukan oleh apoteker dengan menyampaikan beberapa informasi,
seperti:
a. Cara pemakaian obat dan cara penyimpanan obat
Cara pemakaian obat penting untuk diketahui oleh pasien terkait dengan
dilakukan untuk menunjang pengobatan yang dilakukan oleh pasien.
2. Praktek Dokter
2.5.2. Rancangan Denah Interior Apotek
Bangunan calon apotek terdiri atas 2 lantai (lantai 1 khusus apotek dan lantai
2 tempat praktek dokter), kegiatan yang dilakukan sepenuhnya untuk apotek dan
praktek dokter. Rancangan tata ruang untuk bangunan apotek ditunjukkan pada
Gambar 3.
3
5
6 9
4
7
1212
10
Lantai 1
Lantai 2
2.6. Aspek Organisasi dan Manajemen
2.6.1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengelolaan apotek tidak terlepas dari pengelolaan SDM (Sumber daya
manusia). SDM berperan sebagai faktor kunci terhadap keberhasilan bisnis apotek
yang dijalankan. Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenaga kerja
yang sesuai dengan bidangnya, yang mana Apotek direncanakan beroperasi setiap
hari dari jam 08.00 hingga jam 22.00 (senin-sabtu), 10.00 hingga 22.00 (hari
minggu dan hari libur). Dalam pelaksanaannya, apotek akan dikelola oleh 4 orang
pegawai yang terdiri dari 1 orang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang akan
memimpin jalannya apotek, 1 orang apoteker pendamping, dan 2 orang asisten
apoteker. Untuk memaksimalkan pelayanan apotek maka dilakukan pembagian
jam kerja untuk masing-masing orang. Adapun pembagian jam kerja petugas
apotek dan
jadwal kerja petugas apotek tercantum pada tabel 9 dan tabel 10.
Tabel 2.8 Pembagian Jam Kerja Petugas Apotek
Sore : 15.00-22.00
Keterangan:
APA : Apoteker Pengelola Apotek P : pagi
Aping : Apoteker Pendamping L : libur
AA : Asisten Apoteker S : sore
6. Mengelola dan mengontrol administrasi keuangan.
kualitas apotek.
B. Apoteker Pendamping
4. Melakukan pengarsipan terhadap faktur barang yang diterima di
apotek.
5. Mengelompokkan dan menata obat sesuai bentuk sediaan,
batas tanggal kadaluarsa obat, dan mendata obat yang rusak atau
hilang.
11. Bertugas juga sebagai kasir.
2.7.1 Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
3. Perda kota denpasar No 9 tahun 2001 tentang ijin tempat usaha dan
gangguan.
4. Perda kota denpasar No 13 tahun 2002 tentang ijin usaha perdagangan.
kesehatan.
B. Persyaratan Umum Memohon IMB
1. Mengisi formulir permohonan IMB yang telah disiapkan dengan
Sudah menjadi ketetapan pemerintah bahwa setiap wajib pajak baik individu
maupun pemilik perusahaan harus mempunyai Nomor Induk Wajib Pajak
(NPWP). Apabila omzet penjualan mulai berkembang dan terus meningkat dalam
Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian Izin Praktik dan Izin
Kerja. Pasal yang terkait adalah:
Pasal 17
(1) Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian
Pasal 21
Tata Cara Memperoleh SIPA, SIKA, dan SIKTTK
(1) Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan
kefarmasian dilaksanakan
(2) Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan:
(2) Menteri melimpahkan wewenang pemberian izin apotek kepada Kepala Dinas
pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek
sekali setahun kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi
Pasal 7
(1) Permohonan Izin Apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat dengan menggunakan
contoh Formulir APT-3;
(4) Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam. ayat (2) dan (3) tidak
Kepala Balai POM dimaksud ayat (3) masih belum memenuhi syarat Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu. 12 (dua belas) hari
kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh Formulir
Model APT.6;
(7) Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Apoteker
berkedudukan sebagai APA di Apotik lain (bermaterai Rp. 6000)
11. Surat ijin atasan bagi PNS, TNI / Polri
12. Akte perjanjian kerja sama Apoteker Pengelelola Apotek (APA) dengan
(BPDISF) Bali
16. Perjanjian pelengkap Apoteker Pengelola Apotek (APA) dengan Pemilik
17. Rancangan Papan Nama Apotek, Surat Pesanan, Copy Resep, Rancangan
Lemari Narkotika
18. Surat Lolos Butuh dari Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota
19. Salinan Ijasah, Surat Sumpah & SIK / Surat Penugasan (SP)
20. Salinan Surat Ijin Kerja Asisten Apoteker (SIKAA)/ Surat Ijin Kerja
Domisili
22. Akte sewa menyewa, kontrak atau hak milik bangunan Wajib dilengkapi
SITU/HO.
(Pemerintah Kota Denpasar b, 2014)
penempatan dokter umum diharapkan akan memberikan sumbangan omzet untuk
apotek. Data demografi penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah
Denpasar Barat pada tahun 2017 ditampilkan pada tabel 1 berikut :
2.8.2 Praktek Dokter Outhouse
Survey dilakukan untuk mengetahui perkiraan jumlah kunjungan pasien per
hari dan harga rata-rata untuk 1 (satu) lembar resep yang ditulis oleh dokter. Dari
nilai tersebut diperhitungkan % serapan dari resep dokter yang berada bebas. Angka
persentase serapan dari resep dokter divariasikan berdasarkan jarak praktek dokter
dengan lokasi calon apotek serta mempertimbangkan ada tidaknya apotek terdekat
di sekitar lokasi praktek dokter. Adapun perkiraan omset yang dihasilkan dari
dokter outhouse ditampilkan pada tabel 3.
Persentase serapan yang digunakan 20% dengan mempertimbangkan
jumlah apotek yang berdekatan dengan lokasi dari calon apotek. Berdasarkan hasil
survey, terdapat 5 apotek. Apabila pasien telah memperoleh resep dan ingin
menebusnya di apotek lain, maka diasumsikan bahwa masing-masing apotek
memperoleh
S Sa b
d d r g . 5 60.000 300.000 60.000 1.500.000 18.000.000
a na
Ni
Putu
Krisma
drg. I 7 60.000 420.000 84.000 2.100.000 25.200.000
Gede
Bagiada
dr. A.A.N 4 150.000 600.000 120.000 3.000.000 36.000.000
Jaya
Kesuma,
SpB
dr. Ida 6 60.000 360.000 72.000 1.800.000 21.600.000
Bagus
Kesnawa
Total 741.000 18.525.000 222.300.000
2.8.3 HV dan UPDS
HV ( Hand Verkoop) atau OTC (Over The Counter) adalah produk yang
dapat dijual bebas baik di toko obat, supermarket, dan lain-lain. Jenis produk
yang
dilayani seperti obat bebas dan obat bebas terbatas serta vitamin dan suplemen.
Termasuk pula produk-produk lain di swalayan farmasi seperti produk kesehatan
rumah tangga (PKRT), alat kesehatan dan kosmetika. Sedangkan yang
dimaksudkan obat-obatan UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri) disini adalah
yang termasuk golongan Obat Wajib Apotek.
Estimasi omzet untuk penjualan HV dan UPDS dihitung berdasarkan
perkiraan jumlah konsumen yang akan datang dan total penjualan ke calon apotek
ditinjau dari apotek pesaing.
Berdasarkan hasil survey, terdapat beberapa apotek pesaing di sekitar calon
lokasi apotek. Keberadaan apotek ini akan berpengaruh pada konsumen UPDS
maupun HV. Terdapat 5 apotek pesaing di sekitaran lokasi calon apotek yaitu,
Apotek Suarma Farma, K24-Teuku Umar, Apotek Sobat Medika, Apotek Divya
Medika, dan Apotek Kimia Farma Teuku Umar.
Tabel 4. Data Penjualan Produk HV di Apotek Pesaing
Jumlah pengunjung yang berbelanja produk HV maupun UPDS ke calon
apotek dapat diestimasikan dengan persentase pengunjung sebesar 75%. Berikut
merupakan perhitungan estimasi jumlah pengunjung yang datang dan transaksi
yang dilakukan:
a. Penjualan HV
Apotek Divya 25 1.000.000 40.000
Medika
Kimia Farma 93 6.500.000 70.000
Teuku Umar
Total Rata-Rata 2.600.000 50.800
Dari data tersebut, diketahui rata-rata penjualan UPDS per hari adalah sebesar
Rp. 2.600.000 dengan rata-rata per transaksi adalah Rp.50.800. Hal ini dapat
dijadikan acuan dalam menentukan estimasi jumlah pengunjung dan jumlah
transaksi yang akan dicapai.
Berikut merupakan perhitungan estimasi jumlah pengunjung yang datang dan
perhitungan transaksi penjualan :
Penjualan Omset per Faktor harga HPP %HPP
tahun jual terhadap
omset
Dokter inhouse 388.800.000 1,2 324.000.000 83%
Dokter outhouse 222.300.000 1,2 185.250.000 83%
HV dan UPDS 1.955.990.400 1,2 1.629.992.000 83%
Total 2.567.090.400 2.139.242.000 83%
Jadi, diperkirakan omset pada tahun pertama adalah Rp 2.567.090.400 dengan HPP
Rp 2.139.242.000 sebelum mendapatkan diskon dari PBF.
A. Aktiva
• Aktiva Lancar
1. Persediaan Obat Awal
Perencanaan persediaan obat awal sama dengan biaya satu kali HPP per
bulan atau. Oleh karena itu biaya yang dibutuhkan untuk perencanaan obat awal
sebesar Rp 2.139.242.000/12 = Rp 178.270.167. Adapun rincian biayanya sebagai
berikut: Tabel 7. Rincian biaya persediaan obat awal
No.Keterangan Biaya
1 Obat bebas dan Obat bebas terbatas 71.308.067 (40%)
2 Obat keras 35.654.033 (20%)
3 Alat-alat kesehatan 35.654.033 (20%)
4 Kosmetik dan personal care 26.740.525 (15%)
5 Lain-lain 8.913.508 (5%)
4 Buku tulis dan alat tulis Rp. 250.000
Total Rp. 1.950.000
1. Inventaris
No Peralatan Penunjang
Nama Barang Harga
1 Sign apotek 5 x 3 m (2) Rp. 16.000.000
2 CCTV Apotek, terdiri atas: Rp. 1.320.000
4 Camera IPEKAM (IP-6M5AICR)
CMOS 700 TVL @ Rp. 330.000
1 DVR (Digital Video Recorder) 4 Rp. 1.755.000
CHANEL (IP-D9704) dengan
harddisk 500 GB (25 watt)
100 meter kabel coaxial RG-6 + kabel Rp. 650.000
power @Rp. 6500/meter
10 Konektor BNC @Rp. 10.000 Rp. 100.000
1 LG Monitor LCD 19 inch (19EN33S) Rp. 1.250.000
22 watt
Biaya pemasangan @Rp. Rp. 600.000
150.000/kamera
3 Kursi tunggu set @210 x 46 x 72 cm (3 Rp. 4.500.000
set)
4 Meja @158 x 58 cm x 75 cm (2) Rp. 1.000.000
5 Kursi Susun “Kozuse KC505” Rp. 1.400.000
6 Bed periksa pasien 190 x 100 x 90 m Rp. 2.000.000
(1)
7 Rak “Daiko FD-102” 150 x 50 x 220 Rp. 1.250.000
cm (1)
8 Timbangan + Pengukur Tinggi Badan Rp. 1.000.000
“SMIX ZT-120” (1)
9 Gondola Swalayan Single 500 x 75 x Rp. 10.000.000
200 m
10 Gondola Swalayan Double @100 x 50 Rp. 16.000.000
x 180 cm (8)
11 Pendingin Minuman (2 pintu) Rp. 13.798.000
12 Meja Counter Kasir 450 x 100 x 90 cm Rp. 5.000.000
13 Rak Obat UPDS 375 x 50 cm (1) Rp. 7.000.000
14 Rak Obat UPDS 400 x 50 cm (1) Rp. 7.800.000
15 Rak Obat UPDS 350 x 50 cm (1) Rp. 6.500.000
16 Kulkas Obat Sanyo Model SRD Rp. 1.400.000
177MR 70 watt (1)
17 Meja Racik 250 x 55 cm Rp. 500.000
18 Pemadam Kebakaran “eversafe EED-1 Rp. 1.600.000
(2)
19 Jam Dinding (3) Rp. 150.000
20 Pesawat telepon + Fax “Panasonic” Rp. 1.500.000
21 (1) Alat-alat kebersihan Rp. 350.000
22 Kotak Obat Mika @20 x 5 x 7 cm Rp. 7.500.000
23 Kalkulator (2) Rp. 100.000
24 1 stempel dan bantalan Rp. 150.000
25 AC (untuk swalayan dan ruang racik) Rp. 15.900.000
LG 2 PK 1800 watt (3)
26 AC (untuk ruang dokter) Rp. 3.300.000
LG ½ PK Low Watt (260 watt) (1)
27 Genset Otomatis (5500 watt) Rp. 32.000.000
“High Lander Honda Machine” (1)
28 Televisi LED LG 42 inch Rp. 5.800.000
29 Komputer 16 inch 65 watt + software Rp. 20.000.000
30 ( 3 ) Rp. 800.000
P r inter Merk Epson (1)
31 Wastafel Toto Lw 326 CJ (2) Rp. 2.000.000
Total Rp. 191.973.000
A. NERACA
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar
Kas
Rp. 50.000.0000 ModalRp. 2.317.659.800
Aktiva Tetap
Inventaris apotek Rp. 9.190.000
11 Lain-lain 6.000.000
12 Biaya penyusutan 231.765.980
Total 469.812.700
*) Rincian biaya penyusutan = (total aktiva lancer + total aktiva tetap) : 10 tahun
D. Perhitungan Laba Rugi
Th Omzet HPP Biaya Biaya Biaya Biaya Total Laba Laba bersih
(1) (2) (3) Operasional Penjualan Penyusutan 7= (4+5+6) 8= (2-3-7) setelah pajak
(4) (5) (6) 10% (9)
Keterangan :
HPP = 83% dari omset
Biaya operasional tahun 1 = biaya operasional total
Biaya operasional tahun 2 = (b.op total-(biaya perijinan usaha total+biaya pembukaan apotek)) +10%(b.op total-biaya perijinan usaha+pembukaan apotek)
Biaya operasional tahun 3, dst = b.op tahun sebelumnya + 10% b.op tahun sebelumnya
Biaya penjualan = 1% dari omset
Jadi dengan payback period yang kurang dari lama investasi yang direncanakan
(10 tahun) yaitu selama 7,6 tahun maka proyek ini layak untuk dilaksanakan.
2. Perhitungan ROI ( Return of Investment)
Dilakukan untuk mengukur besarnya tingkat pengembalian modal (%) yang akan
diperoleh selama periode investasi
ROI = Laba bersih/total investasi x 100%
= 304.587.888/2.317.659.800 x 100%
= 13,14 %
Jadi karena nilai ROI yaitu 13,14% (diatas 12% layak untuk dijalankan)
BAB III
KESIMPULAN
tersebut dipilih karena dirasa strategis untuk digunakan sebagai usaha apotek
karena merupakan daerah wisata, dekat dengan praktik dokter, klinik, pemukiman
penduduk, serta restauran atau cafe dan berada pada jalur lalu lintas yang ramai
dan mudah diakses. Modal yang digunakan dalam pembangunan apotek adalah
Perhitungan nilai Payback Period adalah selama 7,6 tahun atau kurang dari lama
investasi yang direncanakan. Selain itu perhitungan ROI yang diperoleh
sebesar 13,14% (>12%) yang artinya proyek ini layak untuk dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2017. Kecamatan Denpasar Barat Dalam Angka 2017. Denpasar: Badan Pusat
Statistik Bali
Dinkes Provinsi Bali. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2016. Denpasar: Dinas
Kesehatan Provinsi Bali