MODUL
PEMBELAJARAN 3 PROSES KEPERAWATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
MATERI
1
nonverbal, empati, dan rasa kepedulian yang tinggi. Teknik verbal meliputi pertanyaan
terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik nonverbal
meliputi mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan, dan kontak mata.
Contoh komunikasi:
“Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan informasi dari ibu terkait dengan keluhan yang ibu
rasakan, saya menyimpulkan bahwa ibu mengalami gangguan rasa nyaman nyeri yang
disebabkan karena serviks membuka. Tetapi karena pembukaan baru 6 cm, saya mohon ibu
2
jangan mengejan jika terjadi kontraksi pada uterus. Saya akan melaporkan kemajuan
persalinan ibu kepada dokter yang merawat ibu melalui telepon”.
Contoh :
“Berdasarkan masalah keperawatan yang telah kita tetapkan bersama, selanjutnya saya
kolaborasikan dengan dokter terkait dengan masalah tersebut, saya sampaikan bahwa salah
satu tindakan yang akan dilakukan pada ibu adalah pemasangan infus. Tujuan pemasangan
infus ini adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu. Untuk saat ini, lambung ibu harus
diistirahatkan dulu untuk pemeriksaan selanjutnya. Pemasangan infus ini sifatnya sementara;
jika ibu tidak mual atau muntah lagi, maka akan kami lepaskan.”
3
dari vesika urinaria sehingga kepala janin bisa turun. Saat pemasangan, ibu akan merasa sakit
sedikit karena kateter masuk ke uretra. Apakah ibu sudah siap?”
Pada saat melakukan tindakan keperawatan, di samping komunikasi verbal yang diucapkan
dengan kata-kata, perawat harus menunjukkan sikap terapeutik secara fisik selama
berkomunikasi, yaitu ekspresi wajah menyenangkan, tampak ikhlas, mendekat dan
membungkuk ke arah klien, mempertahankan kontak mata yang menunjukkan kesungguhan
untuk membantu, sikap terbuka tidak meliat tangan atau kaki saat interaksi terjadi, tetap rileks.
4
5) Menghadapi kontrak
6) Memulai percakapan awal
7) Menyepakati masalah klien
8) Mengakhiri perkenalan
b. Fase orientasi
Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dan seterusnya. Tujuan fase ini
adalah menvalidasi kekurangan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien
saat ini dan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. umumnya dikaitkan dengan hal yang
telah dilakukan bersama klien.
Hal-hal yang harus dilakukan perawat pada fase ini adalah:
1) Memberi salam (sama dengan fase perkenalan)
2) Memvalidasi keadaan klien
3) Mengingat kontrak. Setiap berinteraksi dengan klien dikaitkan dengan kontrak
pada pertemuan sebelumnya
3. Tahap kerja
Fase ini merupakan inti hubungan perawat-klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan tindakan keperawatan adalah:
a. Meningkatkan pengertian dan pengenalan klien akan dirinya, perilakunya,
perasaanya, pikirannya. Ini bertujuan untuk mencapai tujuan kognitif
b. Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan klien secara
mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ini bertujuan untuk mencapai tujuan
afektif dan psikomotor
c. Melaksanakan terapi / teknikal keperawatan
d. Melaksanakan pendidikan kesehatan
e. Melaksanakan kolaborasi
f. Melaksanakan observasi dan monitoring
5
b. Mendorong perkembangan wawasan klien dan penggunaan mekanisme koping
konstruktif
c. Menangani tingkah laku yang dipertahankan oleh klien/resistance
4. Tahap terminasi
Tahapan terminasi ini merupakan tahap akhir dari setiap pertemuan perawat dan klien dalam
komunikasi terapeutik. Terminasi terdiri atas 2 bagian yaitu:
a. Terminasi sementara
Tahap ini merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien, akan tetapi perawat akan
bertemu lagi dengan klien pada waktu yang telah ditentukan.
b. Terminasi akhir
Tahap ini terjadi jika klien akan pulang dari rumah sakit atau perawat tidak berdinas lagi di
rumah sakit tersebut.
Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap terminasi ini, antara lain:
a. Evaluasi hasil, yang terdiri evaluasi subjektif dan evaluasi objektif
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak yang akan datang
6
1) Salam terapeutik
2) Evaluasi / validasi
3) Kontrak meliputi topik, waktu dan tempat
4) Tujuan
b. Kerja.
Perawat mengerjakan langkah-langkah tindakan keperawatan
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif dan evaluasi objektif
2) Rencana tindak lanjut
3) Kontrak yang akan datang meliputi topik, waktu, dan tempat
Contoh Komunikasi:
a. Fase Orientasi:
Fase orientasi meliputi
1) Salam terapeutik :
“Selamat pagi, Bu. Saya perawat Tri yang akan bertugas merawat Ibu hari ini. Terima
kasih Ibu telah mempercayakan kami untuk membantu mengatasi masalah Ibu”.
2) Evaluasi dan validasi :
“Bagaimana perasaan Ibu sekarang?” (tunggu jawaban klien). “Saya lihat ibu sangat
tertekan dan menderita atas masalah ini”.
3) Kontrak :
“Saat ini saya akan mengumpulkan data terkait dengan sakit yang ibu derita, saya
membutuhkan informasi tentang bagaimana asal mula masalah ibu sehingga ibu tidak
bisa makan selama beberapa hari. Waktu yang saya butuhkan adalah 15—20 menit, dan
ibu tetap saja istirahat di atas tempat tidur ini”.
b. Fase Kerja :
“Apakah yang ibu rasakan sekarang?” “Jelaskan bagaimana asal mula penyakit yang ibu
rasakan sekarang!” (tunggu respon klien).
“Apakah pengobatan atau tindakan yang telah dilakukan selama ibu di rumah?” (tunggu
respons klien)
c. Fase Terminasi :
1) Evaluasi subjektif/Objektif :
“Bagaimanakah perasaan ibu sekarang?” (tunggu respons pasien). “Berdasarkan data
hasil wawancara dapat kita identifikasi bersama bahwa ibu mengalami nyeri pada
lambung dan mual-muntah jika makan”.
7
2) Kontrak yang akan datang :
“Baiklah, Bu. Saya akan berkonsultasi dengan dokter dan 10 menit lagi saya akan
kembali untuk melakukan tindakan keperawatan sesuai hasil kesepakatan dengan
dokter”.
3) Rencana Tindak Lanjut :
“Ibu harus terus mencoba makan dan minum melalui mulut, minum air hangat atau teh
manis, dan makanan yang tidak menimbulkan rasa mual. Cobalah biskuit ringan untuk
memulai”.
TUGAS
Kasus A
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun sedang dirawat di RS. Klien mengatakan badannya demam
sejak 3 hari yang lalu, kepala pusing, dan badan lemas. Data hasil pemeriksaan yaitu klien tampak
lemah, kulit teraba panas, wajah tampak kemerahan, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 x/menit,
suhu 38,1º C, dan pernafasan 24 x/menit.
Kasus B
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan BAB lebih dari 3 x
sehari dengan konsistensi cair, disertai mual dan muntah. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data
bahwa perut kembung, dan terjadi peningkatan peristaltik usus. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
adalah tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 x/menit, suhu 37,1º C, dan pernafasan 24 x/menit
Kasus C
Seorang perempuan berusia 18 tahun dirawat di ruang nifas dengan post operasi section caesarea.
klien mengeluh nyeri pada bekas luka operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri bertambah jika
bergerak, skala nyeri 7. Hasil pemeriksaan fisik terdapat luka bekas operasi pada daerah perut,
ekspresi wajah menahan sakit, tampak keluar keringat dingin, klien bergerak dengan hati-hati. Hasil
pemeriksaan TTV tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,1º C, dan pernafasan 24
x/menit
8
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI
Kondisi Pasien :
Diagnosis Keperawatan :
Rencana Keperawatan :
Tujuan :
SP Komunikasi
a. Fase Orientasi :
1) Salam terapeutik :
2) Evaluasi dan validasi :
3) Kontrak :
b. Fase Kerja : (Tuliskan kata-kata sesuai tujuan dan rencana yang akan
dicapai/dilakukan)
c. Fase Terminasi :
1) Evaluasi subjektif/objektif :
2) Rencana tindak lanjut :
3) Kontrak yang akan datang :
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja. Edisi 1.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M., & Mubarak, W.I. (2009). Komunikasi dalam keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Sarfika, R., Esthika A.M., Windy F. 2018. Buku Ajar Keperawatan Dasar 2 Komunikasi
Terapeutik Dalam Keperawatan. Padang: Andalas University Press
Stuart, G. W., 2009. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Ed 9th . Mosby: Elsevier.