KEKURANGAN ANEMIA
Disusun Oleh:
20101440120057
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang karena berkah rahmat, petunjuk serta hidayahnya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan malakah ini berjudul “Pencegahan Dan
Penanganan Kekurangan Anemia” waktu yang diharapkan walaupun dalam bentuk
yang sederhana.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran diharapkan untuk
kesempurnaan penulisan makalah ini. Terwujudnya makalah ini tiada lain besarnya
bimbingan, saran, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen Nrs.
Mayrgiyanti,M.Kep
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah
status gizi yang dipengaruhi oleh pola makanan, sosial ekonomi keluarga,
lingkungan dan status kesehatan. Meskipun anemia disebabkan oleh berbagai
faktor, namun lebih dari 50 % kasus anemia yang terbanyak diseluruh dunia
secara langsung disebabkan oleh kurangnya masukan zat besi.
Akibat dari anemia ini jika tidak diberi intervensi dalam waktu lama akan
menyebabkan beberapa penyakit seperti gagal jantung kongestif, penyakit
infeksi kuman, thalasemia, gangguan sistem imun, dan meningitis.
4
B. TUJUAN
1. Untuk memahami pengertian dari anemia
2. Untuk memahami bagaimana tanda dan gejala seseorang terkana
anemia
3. Untuk memahami penyebab penyakit anemia.
5
BAB II
A. Definisi Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya
hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume
packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian anemia
bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan
keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis
yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik
dan informasi laboratorium.
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang
dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada
wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit
kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Berikut ini katagori tingkat
keparahan pada anemia.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah, setiap ganguan pembentukan
sel darah merah, baik ukuran maupun jumlahnya, dapat menyebabkan terjadinya
anemia.
6
B. Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang
mengalami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika
asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan
saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang
berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik
dapat mjemiliki resiko anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi
pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfusi darah
merupakan tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Pendarahan
teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya berlangsung sedikit
demi sedikit dan dalam waktu yang lama. Berikut ini tiga kemungkinan dasar
penyebab anemia:
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat
dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang penghasil sel
darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
2. Kehilangan darah
7
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam jumpah
cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-
obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).
C. Gejala Anemia
Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau berkurangnya
warna merah muda pada bibir dan bawah kuku. Perubahan ini dapat terjadi perlahan-
lahan sehingga sulit disadari. Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari
sel darah merah, makaterdapat gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian
putih mata ,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat besi. Zat besi
merupakan bagian dari molekul hemoglobin. Oleh sebab itu, ketika tubuh kekurangan
zat besi, produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun demikian, penurunan
hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dsala tubuh
sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa disebabkan banyak
hal. Kekurangan zat besi pada bayi mungkin disebabkan prematuritas, atau bayi
tersebut lahir dari seorang ibu yang menderita kekurangan zat besi.Pada anak-anak
mungkin disebabkan oleh asupan makanan yang kurang mengandung zat besi.
8
Sedabgkan pada orang dewasa, kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu
disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-ulang yang bisa berasal dari
semua bagian tubuh
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan di bandingkan
kaum pria. cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit daripada pria,
sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin. setiap harinya seorang wanita
akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal. pada saat
mentruasi, kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan melahirkan.
ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat besi untuk dirinya,
tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinya. selain itu,
pendarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak
zat besi.
b. Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau asam folat.
Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar (Makrositer)
dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi (hiperkrom) dan
MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume merupakan salah satu
karakteristik sel darah merah.Sekitar 90% anemia makrositik yang terjadi adalah
anemia pernisiosa.
Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah kekurangan vitamin b12 juga
mempengaruhi sistem saraf, sehingga penderita anemia ini akan merasakan
kesemutan ditangan dan kaki, tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa, serta kaki
dalam bergerak. gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta warna
tertentu,termasuk warna kuning dan biru, luka terbuka dilidah atau lidah seperti
9
terbakar,penurunan berat badan, warnakulit menjadi lebih gelap, linglung, depresi,
penurunan fungsi intelektual.
Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin untuk
anemia. pada contoh darah yang diperiksadibawah mikroskop, tampak selah merah
berukuran besar. juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan trombosit,terutama
jika penderita anemia dalam jangka waktu yang lama.jiika diduga terjadi kekurangan,
maka dilakukan pengukuran kadar vitamin b12 dalam darah.
c. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih cepatdari
normal. umur sel darah merah normalnya 120 hari. pada anemia hemolitik,umur sel
darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai
dengan sel darah merah yang berbentuk sabit,kaku, dan anemia hemolitik kronik.
pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (prootein pengangkut
oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah oksigen dalam sel
dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit. sel yang berbentuk sabit akan
menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang,
dan organ lainnya, dan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ
tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh
darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.
e. Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa. Anemia
aplastik terjadi bila ”pabrik” (sumsum tulang)pembuatan darah merah terganggu.
10
Pada anemia aplastik, terjadi penurunan produksi sel darah (eritrosit, leukosit dan
trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia, obat-obatan, virus dan
terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi
melalui makanan Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang
mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Agar
mengerti, harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang
mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab
anemia adalah defisiensi zat besi.
b) Pola istirahat
c) Pola Hidup
d) Pola Aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
11
keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau
aktivitas yang membutuhkan oksigen. Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat
profil darah dan mencegah terjadinya anemia.
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara anemia
biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat
dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang
mengalami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika
asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan
saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang
berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik
dapat mjemiliki resiko anemia.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/anemia
https://m.klikdokter.com/penyakit/anemia
14
15