Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
01 JUNI 2021
Abstract: This study aimed to explain how teachers construct local wisdom values in learning
activities during the pandemic. This research used a case study method. Data was obtained by
interview, observation and documentation study of the research subjects, namely four teachers who
taught in different areas. From the interview results, it was known that teachers used local wisdom as
learning content that was based on themes. The teacher used students’ daily journals to analyze
students' attitudes and behaviors whether it was in accordance with the values and norms prevailing in
the local area or not. Local wisdom supported character education, so it must be taught in a balanced
manner both as content and as habituation of student attitudes and behavior.
Keywords: character education, e-learning, local wisdom, value education.
kontak langsung sebab lebih mudah dan efisien dalam menerapkan pendidikan nilai dan
. Akan tetapi, adanya pandemi menyebabkan karakter siswa. Sebagai contoh menanamkan
sektor-sektor tersebut bahkan semua sektor nilai kejujuran dalam kehadiran, menghormati
harus merubah cara komunikasi, sebab jika kewajiban sebagai siswa untuk mengikuti
dilakukan dengan cara biasa maka semua proses pembelajaran (Arief &
memperbesar resiko penyebaran virus Covid- Cahyandaru, 2018).
19. Pembelajaran di rumah menggunakan
Teknologi virtual memungkinkan semua media daring merupakan hal yang baru. Butuh
orang melakukan pekerjaan di rumah masing- penyesuain agar siswa terbiasa dalam
masing tanpa perlu datang ke kantor (Tudy, mengikuti pembelajran dengan baik (Kidd &
2021; Watanabe et al., 2004). Tidak heran Murray, 2020; Oktaviani & Hairunnissa, 2020;
banyak sektor menerapkan Work from Home Sudrajat et al., 2020). Bagi siswa SD,
(WFH) untuk menjaga produktivitas selama penjelasan dan instruksi langsung dari guru
pandemi Covid-19. Begitu juga dengan sektor mengenai pembelajaran yang diikuti sangat
pendidikan, Siswa harus terhindar dari dibutuhkan. Sebab, kemampuan untuk mencari
kerumunan, Belajar dari Rumah (BDR) sendiri (inkuiri) siswa belum maksimal. Ini
merupakan salah satu solusi yang bisa menjadi menjadi salah satu kelemahan dalam
alternatif bagi siswa selama pandemi Covid-19. pembelajaran daring, guru tidak bisa
Dengan memanfaatkan teknologi virtual maka mengontrol langsung hal-hal yang terjadi pada
pelaksanaan pembelajaran bisa terus setiap siswa. Selain itu tidak semua siswa
dilaksanakan oleh siswa tanpa perlu datang ke melek teknologi, siswa harus di dampingi oleh
sekolah, atau dengan bahasa lain disebut orang tua, dan lain sebagainya yang
dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). PJJ menyebabkan pembelajaran tidak maksimal
memanfaatkan beberapa aplikasi, seperti (Agustin et al., 2020; Dewi, 2020; Oktaviani &
Whatsapp, Zoom, Google Class Meeting, Hairunnissa, 2020). Jika pembelajaran tidak
aplikasi berbasis edutaiment, dan aplikasi berjalan maksimal maka tujuan pembelajaran
lainnya (Firman & Rahayu, 2020; Pratama et juga sulit dicapai maksimal. Itu hanya pada
al., 2020; Sadikin & Hamidah, 2020; Setiawan ranah pembelajaran. Sedangkan bicara
& Komalasari, 2020; Syswianti et al., 2020; pendidikan, esensi pendidikan itu sangat luas.
Yuliana, 2020). Komunikasi tersebut Pendidikan tidak hanya soal belajar, tetapi
mensyaratkan harus ada gawai, atau komputer bagaimana membuat siswa menjadi seorang
dan akses jaringan internet (Sulianta et al., yang terdidik. Hal ini erat kaitannya dengan
2019; Wainman et al., 2020). Aplikasi tersebut nilai dan norma yang harus dimiliki oleh siswa.
bisa memberikan kita fasilitas berbicara tatap Pendidikan nilai sangat penting bagi siswa
muka secara virtual. Kita bisa melihat lawan (Komalasari & Sapriya, 2016; Munir & Awiria,
bicara dari video yang ditampilkan. Dalam 2020). Karena ini berkaitan dengan moral siswa
melaksanakan pembelajaran virtual atau dalam sebagai generasi penerus bangsa. Mendidik
jaringan (daring), faktor keberhasilan yang siswa merupakan peranan guru, guru harus bisa
utama adalah kemandirian si pembelajar. Sebab menemukan cara yang tepat bagaimana
belajar daring banyak kelemahan, seperti; mendidik siswa tentang nilai, moral dan norma
kendala jaringan, kejenuhan guru dan siswa kepada siswa di masa pandemi Covid-19.
dalam proses belajar, dan mudahnya Pendidikan nilai hidup dalam materi
memanipulasi kedisiplinan yang disebabkan pembelajaran perlu dimasukkan sebagai materi
guru tidak bisa memantau langsung (Agustin et dalam pembelajaran formal (Komalasari &
al., 2020). Padahal kelemahan-kelemahan Sapriya, 2016). Guru harus mampu mengangkat
tersebut bisa dijadikan kelebihan bagi guru masalah sosial akibat wabah Covid-19 ini
dalam pembelajaran daring, yaitu guru bisa sebagai materi yang bisa dipahami oleh siswa
menjadikan kendala tersebut sebagai sumber kemudian mengambil makna-makna positif
Tabel 2. Hasil wawancara dengan guru terkait Pendidikan Nilai Berbasis Kearifan Lokal
Indikator Guru I Guru II Guru III Guru IV
Perbedaan Tidak bisa Tidak leluasa BDR membuat arah Beban guru menjadi lebih
yang memantau mengajar, pembelajaran menjadi berat, sebab memantau
dirasakan aktivitas membimbing, rancu memantau dari jarak jauh
antara pembelajaran dan mendidik untuk masing-masing siswa
pembelajaran siswa secara siswa seperti
normal dan maksimal biasanya
BDR
Intensitas Setiap hari, Setiap Hari, Setiap hari, terutama Setiap Hari, awal dan akhir
memberikan dan ketika dan ketika ketika ada momen yang pembelajaran
Bentuk Laporan Jurnal harian, Laporan aktivitas sehari- Tugas membuat jurnal
Pembelajaran kegiatan evaluasi hari siswa, evaluasi sikap aktivitas harian, Evaluasi
sejak bangun sikap siswa siswa sikap, dan refleksi
pagi sampai
memulai
belajar,
Evaluasi
sikap siswa
Pendidikan nilai yang berbasis kearifan melaksanakan aktivitas tersebut, seperti nilai
lokal tidak setiap hari dikonstruksikan oleh kemandirian, yaitu mengerjakan tugas rumah
guru dalam pembelajaran. Bagi guru I, tidak sendiri. Nilai sopan dan santun yang berkaitan
semua tema bisa dikaitkan dengan kearifan dengan adab bersikap dan berperilaku kepada
lokal. Maka, guru-guru lebih memanfaatkan orang tua.
dalam bentuk pembiasaan yang sesuai dengan Guru IV mengkonstruksikan pendidikan
aktivitas sehari-hari. Sebab dengan melaporkan nilai melalui kegiatan refleksi, dalam kegiatan
aktivitas sehari-hari, siswa secara tidak refleksi, siswa bisa menemukan makna disetiap
langsung ada unsur kearifan lokal yang aktivitasnya. Kegiatan refleksi menstimulasikan
dijalankan oleh siswa. Seperti contoh, Guru III siswa untuk menggali makna positif dan
menanamkan pendidikan nilai kepada siswanya negatif. Siswa bisa menguraikan kegiatan
melalui tugas jurnnal harian siswa, siswa positif apa yang telah ia lakukan, disamping
diminta untuk melaporkan aktivitas sebelum kegiatan negatif apa yang telah siswa perbuat.
belajar, seperti mandi, membantu orang tua Menurut guru IV, kegiatan refleksi berbeda
menuntaskan pekerjaan rumah seperti dengan kegiatan evaluasi. Evaluasi lebih
merapikan peralatan rumah, selain itu adab menitikberatkan kepada mencari hal yang harus
siswa ketika akan memulai pembelajaran diperbaiki, sedangkan kegiatan refleksi lebih
apakah pamitan kepada orang tua atau tidak, kepada menemukan makna disetiap aktivitas
adab cara bicara, unggah-ungguh siswa juga yang dilakukan. Misalnya siswa melakukan
dilaporkan di jurnal siswa tersebut. Dengan kegiatan bermain petak umpet dengan
demikian, guru bisa memantau siswa telah temannya, guru bisa menggali nilai dari
melakukan aktivitas yang posiitif. Banyak nilai- permainan petak umpet tersebut dari siswa
nilai yang bisa dipetik oleh siswa ketika tersebut dengan bertanya selah bermain petak
umpet apa saja yang telah ia peroleh. Selain itu hal yang bisa dilakukan oleh guru. Melalui
apa saja nilai yang siswa rasakan setelah pendidikan nilai, siswa bisa memperoleh makna
memainkan permainan tersebut. Begitu juga berdasarkan apa yang ia alami, bisa
aspek negatifnya, guru bisa menggali nilai membedakan benar dan salah, dan memupuk
berdasarkan pengalaman siswa. Kegiatan sikap menghormati (Dennis & Harrison, 2020;
refleksi menjadikan siswa menjadi lebih peka Komalasari & Sapriya, 2016; Syaodih &
dengan dirinya. Agustin, 2011). Kaitannya dengan kearifan
lokal adalah siswa bisa menggali nilai yang
Pembahasan bermakna baik secara langsung maupun tidak
Di masa pandemi Covid-19, setiap guru dari lingkungan siswa sendiri setiap hari.
merasakan perbedaan yang besar dalam Implementasi pendidikan nilai dilakukan
melaksanakan BDR dibandingkan dengan guru setiap hari ketika pelaksanaan BDH.
pembelajaran secara normal sebelum pandemi. Menurut guru III kendala pelaksanaan
Butuh waktu bagi guru untuk menyesuaikan pembelajaran merupakan sumber materi bagi
dengan kondisi yang demikian. Faktornya dirinya untuk memberikan pendidikan nilai
adalah guru tidak bisa memantau aktivitas kepada siswa. Misalnya ada siswa yang tidak
siswa secara langsung seperti halnya ketika bisa mengerjakan tugas yang diberikan, maka ia
pembelajaran dilaksanakan secara normal di bisa menjadikan moment tersebut untuk
kelas. Akibatnya pelaksanaan pembelajaran memberikan pendidikan nilai disiplin dan nilai
sering tidak berjalan sesuai dengan rencana tanggung jawab. Guru memanfaatkan perilaku
yang telah dirancang seperti yang dialami oleh siswa sebagai umpan balik (feedback)
guru III. Kendala teknis maupun non-teknis memberikan pendidikan nilai (Cao et al., 2019).
menjadi hal biasa yang dijumpai guru ketika Sedangkan menurut guru IV, pendidikan nilai
melaksanakan pembelajaran. Misalnya ada selalu ditekankan ketika awal pembelajaran dan
siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran di akhir pembelajaran. Di awal pembelajaran
sesuai waktu yang ditentukan disebabkan harus siswa selalu diingatkan untuk berperilaku
berbagi penggunaan gawai dengan orang sesuai dengan nilai yang ingin dicapai pada
tuanya, ada juga yang mengalami kendala tujuan pembelajaran pada hari tersebut.
jaringan, ada juga disebabkan tidak mengerti Pelaksanaan pendidikan nilai tidak selalu
tentang tugas yang diberikan karena orang tua dengan cara pemberian ceramah tentang nilai-
sebagai pendamping siswa ketika BDR belum nilai yang harus dijunjung siswa. Menurut guru
paham teknologi yang digunakan guru. I, Ia mengimplementasikan pendidikan nilai
Menurut guru IV, hal tersebut membuat ketika BDH melalui rangkaian kegiatan
beban guru menjadi lebih berat, sehingga pembelajaran sehari-hari. Baginya, cara seperti
membutuhkan energi lebih banyak itu lebih mengena dan memiliki makna yang
dibandingkan dengan pembelajaran normal. positif, sebab ada proses pembiasaan pada diri
Kondisi demikian menuntut guru harus siswa. Mendidik siswa melalui pembiasaan
membagi perhatian kepada masing-masing merupakan cara yang efektif dan melekat kuat
siswa. Ketika BDR, Guru tidak bisa memantau pada diri siswa (Hakam, 2018).
aktivitas siswa secara bersamaan seperti ketika Pembiasaan yang dilakukan diantaranya
pembelajaran di kelas. Guru hanya bisa dengan memberikan istruksi kepada siswa
memantau aktivitas siswa melalui portofolio untuk melakukan kegiatan positif dan
dikumpulkan siswa dan berdasarkan apa yang bermanfaat di pagi hari, seperti; bangun pagi,
disampaikan siswa. Oleh sebab itu guru harus memulai aktivitas dengan berdoa, membantu
menyiasati agar pembelajaran yang telah orang tua melakukan pekerjaan rumah seperti
dirancang guru harus benar-benar terealisasi menyapu, mencuci dan lain sebagainya. Tugas
secara optimal. Mengkonstruksikan pendidikan tersebut diberikan setiap hari, siswa harus
nilai berbasis kearifan lokal adalah salah satu melaporkan kegiatan yang dilakukannya dalam
laporan atau jurnal kegiatan harian. Dalam mengemas dan mengolah setiap aktivitas siswa
jurnal tersebut, siswa juga melaporkan nilai- menjadi sebuah konten pendidikan nilai.
nilai kehidupan yang siswa rasakan dan Sehingga dalam mengonstruksikan pendidikan
manfaat positif dari nilai yang ia peroleh nilai, unsur kearifan tidak melulu harus
tersebut. Guru memantau aktivitas yang dikonstruksikan ketika membahas materi
dikerjakan siswa sehari-hari dari jurnal tersebut. muatan lokal (Ufie, 2017), tetapi guru bisa
Guru memanfaatkan nilai-nilai kebudayaan mengintegrasikan ke setiap konten
yang berbasis kearifan lokal untuk dibiasakan pembelajaran. Metode yang tepat menurut guru
oleh siswa. Berdasarkan temuan, guru III tersebut ialah melalui kegiatan refleksi. Melalui
mengaitkan pendidikan nilai yang berbasis kegiatan refleksi guru bisa menggali setiap
kearifan lokal dengan cara pembiasaan sikap kegiatan siswa selama di rumah menjadi sebuah
dan sopan santun ala kebudayaan jawa kepada pembelajaran yang bernilai dan bermakna.
siswa, yaitu tata krama berbicara yang sopan Siswa bisa mengolah dan mengeksplorasi
kepada orang tua (unggah-ungguh). positif maupun negatif aktivitas-aktivitas yang
Kebudayaan jawa kental dengan tradisi tata telah dikerjakan.
krama yang kuat (Nida, 2020). Menanamkan Pendidikan nilai penting agar siswa
sikap tata krama, perlu pembiasaan yang terus menjadi pribadi yang positif, sesuai dengan
menerus. Pelaksanaanya harus ada intervensi nilai dan norma yang dianut. Memberikan
orang tua dan guru melalui perintah untuk pendidikan nilai kepada siswa sejak dini
selalu bersikap baik (Arthur et al., 2016). merupakan upaya menyiapkan generasi yang
Temuan lain juga demikian oleh guru yang berkarakter di masa depan (Komalasari &
mengajar di daerah yang berbeda, pendidikan Sapriya, 2016; Pitiyanuwat & Sujiva, 2000;
nilai diterapkan setiap hari melalui pembiasaan Vincent, 2018). Dengan menguatkan nilai-nilai
kepada siswa untuk melakukan aktivitas yang yang berbasis kearifan lokal, berarti guru
sering dilakukan siswa dengan mengambil mendidik siswa untuk menjunjung dan
makna di setiap aktivitasnya, termasuk kegiatan menghargai nilai-nilai sesuai dengan apa dianut
bermain. Kegiatan pembiasaan merupakan oleh masyarakat setempat. Dengan begitu,
stimulus agar anak terbiasa dengan aktivitasnya memasukkan tradisi atau kearifan lokal dalam
(Ninik Hidayati et al., 2021). Kegiatan pendidikan nilai berarti juga turut berperan
pembiasaan berguna untuk menanamkan dalam melestarikan tradisi lokal.
kebiasaan baik. Melalui jurnal harian yang Di masa pandemi, problem pembelajaran
diceritakan siswa, guru tersebut bisa melakukan baru muncul sebab adanya ketidaksiapan
refleksi kepada siswa tentang makna yang telah terhadap situasi. Guru dihadapkan kepada
ia lakukan ketika bermain sekalipun. Unsur tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa
bermain ini juga erat kaitannya dengan kearifan sedangkan proses yang berjalan tidak maksimal
lokal siswa. Permainan tradisional banyak (Agustin et al., 2020). Selain itu BDH
mengandung pendidikan nilai dan karakter menimbulkan kebosanan kepada siswa
yang bisa dijadikan materi pendidikan nilai oleh menambah daftar masalah yang dihadapi oleh
guru. Permainan yang melibatkan anak yang guru dalam melaksanakan pembelajaran di
bermain secara berkelompok bisa melatih masa pandemi. Di masa yang demikian
kepekaan sosial siswa (Adawiyah, 2019). memanfaatkan kearifan lokal bisa dijadikan
Menurut guru tersebut, dengan jurnal harian, salah satu solusi bagi guru. Tujuan
siswa telah melaksanakan pendidikan nilai pembelajaran yang bersifat kognitif, atau
meski tanpa instruksi khusus dari guru untuk kompetensi perlu diturunkan, dan dilonggarkan.
melakukan sesuatu, malah siswa lebih bebas Hal ini merupakan bentuk kompromi terhadap
untuk menentukan aktivitas yang ia gemari. Di semua kendala yang dialami selama pandemi
sinilah peran kearifan lokal dalam pembelajaran (Asmuni, 2020). Sesuai dengan Surat Edaran
nilai bagi siswa. Tetapi guru harus terampil Mendikbud RI Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Schools. Taylor and Francis. Dennis, M., & Harrison, T. 2020. Unique
https://doi.org/10.4324/9781315695013. ethical challenges for the 21st century:
Asmuni, A. 2020. Problematika Pembelajaran Online technology and virtue education.
Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan Journal of Moral Education.
Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy, https://doi.org/10.1080/03057240.2020.178
7(4). https://doi.org/10.33394/jp.v7i4.2941. 1071.
Blau, I., Peled, Y., & Nusan, A. 2014. Dewi, W.A.F. 2020. Dampak Covid-19
Technological , pedagogical and content terhadap Implementasi Pembelajaran
knowledge in one-to-one classroom : Daring di Sekolah Dasar. EDUKATIF :
teachers developing “ digital wisdom .” JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 2(1).
March 2015, 37–41. https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89.
https://doi.org/10.1080/10494820.2014.978 Firman, F., & Rahayu, S. 2020. Pembelajaran
792. Online di Tengah Pandemi Covid-19.
Blau, I., Peled, Y., & Nusan, A. 2016. Indonesian Journal of Educational Science
Technological, pedagogical and content (IJES), 2(2).
knowledge in one-to-one classroom: https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659.
teachers developing “digital wisdom.” Frisancho, S., & Delgado, G.E. 2018. Moral
Interactive Learning Environments, 24(6), education as intercultural moral education.
1215–1230. Intercultural Education, 29(1).
https://doi.org/10.1080/10494820.2014.978 https://doi.org/10.1080/14675986.2017.140
792. 5214.
Cao, Z., Yu, S., & Huang, J. 2019. A Hakam, K.A. 2018. Tradition of value
qualitative inquiry into undergraduates’ education implementation in indonesian
learning from giving and receiving peer primary schools. Journal of Social Studies
feedback in L2 writing: Insights from a Education Research, 9(4).
case study. Studies in Educational https://doi.org/10.17499/jsser.98315.
Evaluation, 63, 102–112. Kędra, J. 2020. Virtual proximity and
https://doi.org/10.1016/j.stueduc.2019.08.0 transnational familyhood: a case study of
01. the digital communication practices of
Ciotti, M., Ciccozzi, M., Terrinoni, A., Jiang, Poles living in Finland. Journal of
W.-C., Wang, C.-B., & Bernardini, S. Multilingual and Multicultural
2020. The Covid-19 pandemic. Critical Development.
Reviews in Clinical Laboratory Sciences, https://doi.org/10.1080/01434632.2020.183
57(6), 365–388. 9084.
https://doi.org/10.1080/10408363.2020.178 Khalili, H., & Xyrichis, A. 2020. A longitudinal
3198. survey on the impact of the Covid-19
Curry, K., & Cherner, T. 2016. Social Studies pandemic on interprofessional education
in the Modern Era: A Case Study of and collaborative practice: a study
Effective Teachers’ Use of Literacy and protocol. Journal of Interprofessional
Technology. The Social Studies, 107(4), Care, 34(5), 691–693.
123–136. https://doi.org/10.1080/13561820.2020.179
https://doi.org/10.1080/00377996.2016.114 8901.
6650. Kidd, W., & Murray, J. 2020. The Covid-19
Davy, B. 2020. Social Distancing and Cultural pandemic and its effects on teacher
Bias. Journal of the American Planning education in England: how teacher
Association. educators moved practicum learning
https://doi.org/10.1080/01944363.2020.182 online. European Journal of Teacher
4617. Education, 43(4).
pembelajaran muatan lokal sebagai upaya 2020. Patents, economics, and pandemics.
memperkokoh kohesi sosial (studi Science, 368(6495), 1035 LP – 1035.
deskriptif budaya Niolilieta …. Jurnal https://doi.org/10.1126/science.abc7472.
Pendidikan Dan Pembelajaran (JPP).
Vincent, C. 2018. Civic virtue and values
teaching in a ‘post-secular’ world. Theory
and Research in Education, 16(2), 1–18.
https://doi.org/10.1177/1477878518774128
.
Wainman, B., Aggarwal, A., Birk, S. K., Gill, J.
S., Hass, K. S., & Fenesi, B. 2020. Virtual
Dissection: An Interactive Anatomy
Learning Tool. Anatomical Sciences
Education.
https://doi.org/10.1002/ase.2035.
Watanabe, T., Ogikubo, M., & Ishii, Y. 2004.
Visualization of respiration in the
embodied virtual communication system
and its evaluation. International Journal of
Human-Computer Interaction, 17(1).
https://doi.org/10.1207/s15327590ijhc1701
_7.
Werdistira, I. W. A., & Purnama, I. G. A. V.
2020. Local wisdom based Balinese digital
storytelling through blended learning
method. Linguistics and Culture Review,
4(1).
https://doi.org/10.37028/lingcure.v4n1.26.
Wulandari, R., Utaminingsih, S., &
Kanzunnudin, M. 2020. Development of
Class VI Elementary School Thematic
Teaching Materials Based Local Wisdom.
Journal of Education Technology, 4(3).
https://doi.org/10.23887/jet.v4i3.28457.
Yin, R. K. 2003. Case Study Research Design
and Methods (L. Bickman & J. D. Rog
(eds.); 3th ed., Vol. 5).
Yin, R. K. 2017. Case Study Research and
Applications: Design and Methods. In Sage
Publications (6th ed.). Sage Publication.
Yuliana, W. 2020. Efektifitas Pembelajaran
Daring di Tengah Wabah Pandemi Covid-
19 di Universitas Abdurachman Saleh
Situbondo. Jurnal IKA PGSD (Ikatan
Alumni PGSD) UNARS, 8(2).
https://doi.org/10.36841/pgsdunars.v8i2.84
4.
Zerhouni, W., Nabel, G. J., & Zerhouni, E.