Penyusun :
- Ni Wayan Eka Cipta Dewi 2001010075
- Vieri Nurgracie Al Ayyubi 2001010077
- I Putu Fabio Ananda 2001010064
- Ni Putu Rania Erika Putri 2001010003
- Naudy Taj Athazaina 2001010044
- I Kadek Mahendra Karyada 2001010012
Kriptografi berasal dari dua kata yaitu Cryptos dan graphein, Cryptos yang
berarti rahasia, dan graphein berarti tulisan, kriptografi diartikan secara bahasa yaitu
tulisan rahasia, menurut definisi kriptografi adalah ilmu yang mengkaji persandian
dan penguraian pesan rahasia. Pesan kriptografi yang dikirimkan akan dikodekan
terlebih dahulu, pesan yang sudah dirahasiakan dinamakan dengan ciphertext,dan
proses ini disebut dengan enkripsi, hal ini bertujuan untuk mengrahasiakan pesan,
pada saat pesan diterima pesan akan dikembalikan ke bentuk pesan aslinya, pesan asli
ini dinamakan dengan plaintext dan hal ini disebut dengan deskripsi.
B. Sejarah Kriptografi
Penulisan rahasia kriptografi ini dapat dilacak kembali ke 3000 tahun SM saat
digunakan oleh bangsa Mesir. Mereka menggunakan hieroglyphics untuk
menyembunyikan tulisan dari mereka yang tidak diharapkan. hieroglyphics
diturunkan dari bahasa Yunani hieroglyphica yang berarti ukiran rahasia. hieroglyphs
berevolusi menjadi hieratic, yaitu stylized script yang lebih mudah untuk digunakan.
Sekitar 7- SM, julius caesar, kaisar roma, menggunakan cipher substitusi untuk
mengirim pesan ke Marcus Tullius cicero. Pada cipher ini, huruf-huruf alfabet
disubstitusi dengan huruf-huruf yang lain pada alfabet yang sama. Karena hanya satu
alfabet yang digunakan, cipher ini merupakan substitusi monoalfabetik.
Secara umum sistem chipertext caesar bisa ditulis sebagai: ZiCn(Pi), dimana
Zi berupa karakter-karakter ciphertext dan Cn adalah transformasi substitusi alfabetik,
yang mengartikan jumlah huruf yang digeser, dan Pi adalah karakter plaintext. Pada
tahun 1460, di Italia, Leon Battista Alberti mengembangkan disk cipher untuk
enkripsi. Sistemnya terdiri dari dua disk konsentris. Setiap disk memiliki alfabet di
sekelilingnya, dan memutar satu disk dapat berhubungan dengan yang lainnya, huruf
pada satu alfabet dapat ditransformasi ke huruf pada alfabet yang lain, bangsa Arab
menemukan cryptanalysis karena kemahirannya dalam bidang matematika statistik,
dan linguistik. Pada tahun 815, Caliph al-Mamun mendirikan House of Wisdom di
Baghdad yang merupakan titik pusat dari usaha-usaha translasi. Pada abad ke 9 filsuf
arab al-Kindi menulis risalat yang diberi judul “a Manuscript on Deciphering
Cryptographic Messages”.
Pada tahun 1790, thomas jefferson mengembangkan alat enkripsi dengan
menggunakan tumpukan yang terdiri dari 26 disk yang dapat di putar secara
individual, pesan dirakit dengan memutar setiap disk ke huruf yang tepat dibawah
batang berjajar yang menjalankan panjang tumpukan disk, kemudian batang berjajar
diputar dengan sudut tertentu, A dan huruf-huruf dibawah batang adalah pesan yang
terenkripsi, penerima akan menjajarkan karakter-karakter cipher dibawah batang
berjajar, memutar batang kembali dengan sudut A dan membaca pesan asli atau
plaintext. Sistem disk digunakan pada saat selama perang sipil di US. Sistem Unix
menggunakan chiper substitusi yang disebut dengan ROT13 yang menggeser huruf
alfabet sebanyak 13 tempat, pergeseran 13 tempat alfabet yang lain membawa alfabet
kembali keposisi semula. Pada tahun 1920 Boris Hagelin membuat mesin kriptografi
mekanik yang disebut Hagelin machine di Stockholm, Swedia,
a. Berbasis karakter
a. Vigènere cipher
b. Autokey Cipher
Pada kriptografi kolom (column cipher), plaintext disusun dalam kelompok huruf
yang terdiri dari beberapa huruf. Kemudian huruf-huruf dalam kelompok ini
dituliskan kembali kolom per kolom, dengan urutan kolom yang bisa
berubah-ubah. Contoh Kriptografi Kolom –> Kalimat ‘ AYAH SUDAH TIBA
KEMARIN SORE ’,jika disusun dalam kolom 7 huruf, maka akan menjadi kolom
– kolom berikut :
AYAHSUD
AHTIBAK
EMARINS
OREAAAA
Untuk melengkapi kolom terakhir agar berisi 7 huruf, maka sisanya diisi dengan
huruf ‘A’ atau bisa huruf apa saja sebagai huruf pelengkap. Kalimat tersebut
setelah dienkripsi dengan 7 kolom huruf dan urutan kunci 6725431, maka hasil
enkripsinya:
DKSAATAEUANASBIAHIRAAAEOYHMR
d. Zig-Zag Cipher
f. Super Enkripsi
g. Enigma Machine
Enigma Machine adalah mesin yang digunakan Jerman selama Perang Dunia
II untuk mengenkripsi/dekripsi pesan-pesan militer yang bersifat rahasia. Enigma
menggunakan sistem rotor (mesin berbentuk roda yang berputar) untuk
membentuk huruf cipherteks yang berubah – ubah. Setelah setiap huruf
dienkripsi, rotor kembali berputar untuk membentuk huruf cipherteks yang baru.
Pada dasarnya, algoritma kriptografi klasik sudah digunakan sejak sebelum era
komputerisasi yang menggunakan teknik kunci simetris. Contoh algoritma klasik, yaitu :
a. Caesar Cipher
Di dalam cipher substitusi setiap unit plainteks diganti dengan satu unit cipherteks. Satu
“unit” di sini berarti satu huruf, pasangan huruf, atau dikelompokkan lebih dari dua huruf.
Algoritma substitusi tertua yang diketahui adalah Caesar cipher yang digunakan oleh
kaisar Romawi, Julius Caesar (sehingga dinamakan juga caesar cipher), untuk
mengirimkan pesan yang dikirimkan kepada para panglimanya. Teknik ini adalah teknik
yang paling sederhana dan paling banyak digunakan.
b. Hill Cipher
Penemu Hill Cipher ini pertama kali menjelaskan Hill Cipher yang pertama pada tahun
1929 yang dinamai dengan Cipher Polygraphic. Teknik ini dibuat untuk menciptakan
kode atau cipher yang tidak bisa dipecahkan menggunakan teknik analisis frekuensi.
Algoritma ini juga dapat sebagai block cipher karena teks yang akan diproses dibagi
menjadi blok-blok dengan ukuran tertentu. Tiap-tiap karakter yang berada dalam blok
tersebut saling berpengaruh pada karakter lainnya, sehingga karakter yang sama tidak
akan dipetakan menjadi karakter yang sama juga.
Berdasarkan bagaimana cara dan posisi seseorang mendapatkan pesan-pesan dalam saluran
komunikasi,
Serangan dilakukan secara aktif bilamana penyerang mengintervensi komunikasi dan ikut
mempengaruhi sistem untuk keuntungan dirinya atau penyerang mengubah aliran pesan
seperti menghapus sebagian cipherteks, mengubah cipherteks, menyisipkan potongan
cipherteks palsu, me-replay pesan lama, mengubah informasi yang tersimpan, dan
sebagainya. Man-in-the-middle, replay attack, dan spoofing termasuk jenis serangan ini.
Serangan dilakukan secara pasif, terjadi bilamana penyerang tidak terlibat dalam komunikasi
antara pengirim dan penerima atau penyerang hanya melakukan penyadapan untuk
memperoleh data atau informasi sebanyak-banyaknya.
Namun ini tidak berarti bahwa password cracker membutuhkan decrypt. Pada prakteknya,
mereka kebanyakan tidak melakukan itu. Umumnya, kita tidak dapat melakukan dekripsi
password-password yang sudah terenkripsi dengan algoritma yang kuat.
Proses-proses enkripsi modern kebanyakan hanya memberikan satu jalan, di mana tidak
ada proses pengembalian enkripsi. Namun, umumnya, tool-tool simulasi yang
mempekerjakan algoritma yang sama yang digunakan untuk mengenkripsi password
orisinal, dipakai. Tool-tool tersebut membentuk analisa komparatif. Program password
cracker tidak lain adalah mesin-mesin ulet. Ia akan mencoba kata demi kata dalam
kecepatan tinggi. Mereka menganut "Asas Keberuntungan", dengan harapan bahwa pada
kesempatan tertentu mereka akan menemukan kata atau kalimat yang cocok.
2. Analytical attack
Pada jenis serangan ini, kriptanalis tidak mencoba-coba semua kemungkinan kunci tetapi
menganalisis kelemahan algoritma kriptografi untuk mengurangi kemungkinan kunci
yang tidak mungkin ada. Analisis dilakukan dengan dengan memecahkan
persamaan-persamaan matematika (yang diperoleh dari definisi suatu algoritma
kriptografi) yang mengandung peubah-peubah yang merepresentasikan plainteks atau
kunci. Asumsi yang digunakan: kriptanalis mengetahui algoritma kriptografi.
Untuk menghadapi serangan ini, kriptografer harus membuat algoritma kriptografi yang
kompleks sedemikian rupa sehingga plainteks merupakan fungsi matematika dari
chiperteks dan kunci yang cukup kompleks, dan tiap kunci merupakan fungsi matematika
dari cipherteks dan plainteks yang cukup kompleks. Metode analytical attack biasanya
lebih cepat menemukan kunci dibandingkan dengan exhaustive attack.
DAFTAR PUSTAKA
- Anton, 2014, Pengertian kriptografi.
- Alferd J. Menezes, 1996, Tujuan kriptografi
- Dony Ariyus, Awal Sejarah Kriptografi di Dunia, Jurusan Teknik Informatika,
STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman,
Yogyakarta - Indonesia
- Onno W.P., Aang Arif Wahyudi, 2000, Mengenal eCommerce. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
- Ricky Gilbert Fernando, 2007, PENGGUNAAN FUNGSI HASH DALAM
KRIPTOGRAFI, MAKALAH IF2153, Program Studi Teknik Informatika
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
- Rudianto, 2008, Jenis Penyerangan Kriptografi.
- Sumandri, 2017, Studi Model Algoritma Kriptografi Klasik dan Modern,
Program Studi Pascasarjana Pendidikan Matematika, Universitas Yogyakarta