Anda di halaman 1dari 15

Kanji dan Keseharian Orang Jepang

Renny Anggraeny, S.S., M.Pd


Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana
Jl. P. Nias No. 13 Sanglah Denpasar 80114
anggraeny0309@yahoo.co.jp

Abstrak

Usaha penyatuan Negara Jepang mengalami kemajuan sekitar abad ke-4 sampai abad
ke-5, dan di bawah Dinasti Yamato berhasil menjadi sebuah negara kesatuan. Sebelum
adanya bukti-bukti sejarah yang tertulis, kontak dengan daratan Cina sudah terjalin. Pengaruh
kebudayaan Cina ini dapat kita lihat secara nyata pada acara pembuatan istana dan Undang-
Undang yang menjadi dasar Negara. Selain itu buku-buku diimpor banyak sekali, sampai-
sampai pada ujian saringan pegawai pemerintah, buku-buku yang dipakai adalah buku-buku
Cina. Agama Buddha juga masuk ke Jepang dan mendapat penganut yang tidak sedikit. Serta
banyak sekali di buat patung-patung dan kuil-kuil Buddha, antara lain Hooryuuji dan
Toodaiji. Di antara unsur-unsur kebudayaan Cina yang diimpor, yang sangat berpengaruh dan
membuka lembaran baru pada kesusastraan Jepang adalah Tulisan Kanji. Berkat adanya
tulisan kanji, orang Jepang mulai dapat menulis kesusastraannya. Begitu besar pengaruhnya
kebudayaan Cina terhadap Jepang, kemudian tulisan Kanji dikembangkan sampai
menghasilkan abjad Hiragana dan Katakana.
Makalah ini akan menguraikan bagaimana sejarah Negara Jepang, huruf-huruf dalam
bahasa Jepang, definisi dan berasalnya kanji sehingga huruf Kanji ini menjadi sangat
berpengaruh sekali dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang. Sebagai salah satu contohnya,
adalah tulisan Kanji ini banyak kita jumpai di bandara, stasiun-stasiun, serta pertokoan-
pertokoan di Jepang. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa dalam kehidupan keseharian
orang Jepang ini tidak dapat terlepas dari huruf kanji. Penelitian tentang sejarah dan
berasalnya "Huruf Kanji" dalam bahasa Jepang ini sangat berguna sekali dalam pengajaran
bahasa Jepang kepada pembelajar Indonesia. Sehingga penelitian dibidang ini perlu dan
sangat menarik untuk dilakukan oleh para pemerhati bahasa Jepang.

Kata Kunci: Sejarah Jepang, Kanji, Kehidupan sehari-hari orang Jepang


I. Pendahuluan
Pada abad ke-4 dan 5 M, bangsa Jepang mengadopsi budaya Cina secara besar-
besaran termasuk hurufnya. Hanzi yang diucapkan menjadi Kanji oleh orang Jepang, dipakai
dalam naskah-naskah resmi kerajaan maupun keagamaan. Ketika Jepang mulai membentuk
identitas nasionalnya, mereka menciptakan huruf Katakana dan Hiragana yang merupakan
modifikasi dari goresan Kanji. Pada perkembangan selanjutnya, Kanji yang digunakan dalam
bahasa Jepang berkembang secara tersendiri dan seringkali memiliki arti yang cukup berbeda
dengan aslinya (Ekalaya, 2015).
Asoo (1983: 2-3) mengatakan bahwa kontak dengan daratan Cina ini sudah terjalin
sebelumnya, sebelum adanya bukti-bukti sejarah yang tertulis. Hubungan tersebut telah
terjalin dari abad ke-3 sampai dengan abad ke--5, dan pengiriman utusan sering sekali terjadi.
Setelah itu, pada abad ke-7 dan 8, Jepang mengirim utusan yang disebut Kenzuishi dan
Kentooshi sebanyak 20 kali, untuk mengimpor kebudayaan Cina pada masa itu secara
sungguh-sungguh. Pengaruh kebudayaan Cina tersebut dapat terlihat secara nyata pada acara
pembuatan istana dan Undang-Undang yang menjadi dasar negara. Serta buku-buku yang
diimpor banyak sekali, sampai-sampai pada ujian saringan pegawai pemerintah, buku-buku
yang dipakai adalah buku-buku Cina. Di samping itu agama Buddha juga masuk ke Jepang
dan mendapat penganut yang tidak sedikit. Di antara unsur-unsur kebudayaan Cina yang
diimpor ini, yang sangat berpengaruh dan membuka lembaran baru pada kesusastraan Jepang
adalah Tulisan Kanji. Berkat adanya tulisan Kanji orang Jepang mulai dapat menulis
kesusastraannya. Selanjutnya tulisan kanji dikembangkan sampai menghasilkan abjad
Hiragana dan Katakana.
Dewasa ini pun, tulisan Kanji ini sangat berpengaruh dan tidak dapat terlepaskan dari
kehidupan sehari-hari orang Jepang, seperti dapat kita lihat secara nyata tulisan Kanji ini
banyak kita jumpai di bandara, stasiun-stasiun, pertokoan-pertokoan di Jepang serta situs-
situs pencarian di internet seperti google.co.jp, yahoo.co.jp dan MSN Japan. Sehingga kita
dapat menyimpulkan bahwa dalam kehidupan keseharian orang Jepang ini tidak dapat
terlepas dari huruf kanji.

II. Pembahasan
2.1 Sejarah Negara Jepang
Sejarah Negara Jepang ini sangat menarik perhatian bagi bangsa-bangsa di dunia,
bangsa Jepang ini pertama kali menjadi terkenal karena sebagai bangsa Asia pertama yang
sanggup meniru bangsa-bangsa Eropa dalam perkembangan industri. Jepang juga merupakan
bangsa Asia pertama yang dalam permulaan abad ke-20 telah mampu menghadapi bangsa
Eropa dalam perang dengan menggunakan alat-alat dan senjata hasil teknologi modern,
terbukti dengan mengalahkan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang (1904-1905), dan
sebelumnya telah mengalahkan Cina dalam Perang Cina-Jepang I (1894-1985).
Dengan kemenangan-kemenangan yang diraihnya tidak membuat Jepang menjadi
puas dengan apa yang dicapainya, akan tetapi justru sebaliknya membuat Jepang semakin
agresif. Hal ini dapat terlihat dari tindakan Jepang selanjutnya, yaitu baik Jepang ikut terjun
Perang Dunia I maupun kegiatan-kegiatan Jepang sesudahnya. Bahkan lebih jauh Jepang
bercita-cita untuk membentuk negara Asia Timur Raya. Adanya cita-cita inilah yang
menyeret Jepang dalam Perang Dunia II dan yang mengakibatkan hancurnya Jepang. Setelah
hancur dalam Perang Dunia II, dalam waktu yang relatif singkat Jepang telah bangkit kembali
menjadi negara industri yang maju melebihi sebelum perang. Hingga dewasa ini Jepang
menjadi negara industri besar dunia yang mampu bersaing dengan Amerika Serikat
(Ardiansyah, 2015).

2.2 Huruf-huruf dalam Bahasa Jepang


Sutedi (2003:7-8) mengatakan bahwa dalam bahasa Jepang digunakan empat macam
huruf, yaitu: Hiragana, Katakana, Kanji dan Romaji. Huruf Hiragana dan Katakana sering
disebut dengan huruf Kana. Hiragana digunakan untuk menulis kosakata bahasa Jepang asli,
apakah secara utuh atau digabungkan dengan huruf Kanji. Huruf Katakana digunakan untuk
menulis kata serapan dari bahasa asing (selain bahasa Cina), dalam telegram, atau ketika
ingin menegaskan suatu kata dalam kalimat. Jumlah huruf Hiragana dan Katakana yang
sekarang digunakan masing-masing 46 huruf, kedua jenis huruf ini digunakan untuk
melambangkan bunyi yang sama. Dari huruf tersebut, ada yang dikembangkan dengan
menambahkan tanda tertentu untuk membentuk bunyi lainnya yang jumlahnya masing-
masing mencapai 56 bunyi. Huruf-huruf tersebut berbentuk suku kata, sehingga bunyi dalam
bahasa Jepang secara total terdiri dari sekitar 102 suku kata. Jumlah ini sangat terbatas jika
dibandingkan dengan bahasa Indonesia yang menggunakan 26 huruf alphabet (latin dari A
sampai dengan Z) yang bisa melahirkan beberapa suku kata yang lebih banyak daripada
bunyi dalam bahasa Jepang.
Huruf Kanji yaitu huruf yang merupakan lambang, ada yang berdiri sendiri, ada juga
yang harus digabung dengan huruf Kanji yang lainnya atau diikuti dengan huruf Hiragana
ketika digunakan untuk menunjukkan suatu kata. Huruf Kanji berasal dari Cina yang
jumlahnya cukup banyak. Dewasa ini, huruf Kanji yang dijadikan sebagai bahan pendidikan
wajib (SD sampai dengan SMP) sekitar 1945 huruf yang disebut dengan Jouyou Kanji.
Dalam pendidikan bahasa Jepang (bahasa Jepang untuk orang asing) dikatakan bahwa dengan
menguasai 2000 huruf Kanji, pembelajar bisa berkomunikasi serta bisa membaca surat kabar
bahasa Jepang, atau bisa disejajarkan dengan masyarakat umum.
Huruf Kanji dalam bahasa Jepang ada dua cara membacanya, yaitu: (1) ala Jepang (kun-
yomi) dan (2) ala Cina (on-yomi). Satu huruf terkadang bisa melambangkan satu arti atau satu
kata, atau bisa juga melambangkan kosakata yang lainnya dengan arti yang bermacam-
macam. Sebagian besar kosakata dalam bahasa Jepang merupakan hasil perpaduan dari 2000
huruf Kanji dan 46 huruf Hiragana. Hal ini menjadi alasan kenapa bahasa Jepang sulit
dipelajari oleh orang asing seperti orang Indonesia. Misalnya, huruf Kanji 「生/ nama」bisa
membentuk beberapa kosakata dengan cara baca yang berlainan, seperti berikut:
1. 生きる i-kiru (hidup)
2. 生む u-mu (mengandung)
3. 生まれる u-mareru (lahir)
4. 生 nama (mentah)
5. 生活 seikatsu (kehidupan)
6. 学生 gakusei (mahasiswa)
Masih banyak contoh lainnya yang menggunakan huruf tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa untuk mempelajari satu huruf saja memerlukan waktu yang cukup banyak, di samping
banyak huruf yang serupa yang sering membuat pembelajar seperti orang Indonesia terkecoh
dalam membedakannya. Mengenai definisi dan berasalnya kanji ini diuraikan lebih dalam
pada pembahasan selanjutnya.
Terakhir, yaitu huruf Romaji atau huruf Alfabet (latin). Huruf ini pun (termasuk angka)
digunakan dalam bahasa Jepang, terutama dalam buku-buku pelajaran bahasa Jepang tingkat
dasar yang diperuntukkan bagi pembelajar yang ingin mempelajari percakapan tanpa baca
tulis.
Takashima (1992:152-157) mengatakan bahwa ketika para mahasiswa asing menuliskan
namanya dengan huruf “katakana”, terdengar pengucapannya masih banyak yang asing
ditelinga. Misalnya ketika mendengar nama 「 ジ ャ オ さ ん /Jaosan 」 atau 「 ザ オ さ ん
/Zaosan」khah dituliskannya dalam katakana walaupun sudah beberapa kali didengarkannya
tetapi tetap masih membingungkan untuk menuliskan nama tersebut. Karena tidak
diungkapkannya latihan pengucapan bunyi dalam bahasa Jepang maupun bahasa Cina
sehingga ketika memanggil nama 「ワンさん/Wansan」tidak dipanggil menjadi「ワン
/Wan」karena lebih mirip ke bunyi “wan yang berarti anjing” maka lebih baik dipanggil「オ
ウ/Ou」.
Penulisan huruf “romaji” dalam bahasa Jepang untuk penulisan bahasa asing tersebut
dalam pengucapan bunyi bahasa Jepang ditulis secara terbalik. Misalnya untuk penulisan
nama 「 松 下 さ ん 」 maka ditulis “Matsushita” atau kah “matusita” ? Untuk lebih
mengungkapkan pada pengucapan bunyi bahasa Jepang maka ditulis “Matsushita”,
sedangkan untuk “matusita” pelafalannya akan terdengar menjadi 「 マ ト ウ ス イ タ 」 .
Dalam bahasa Jepang dewasa ini penulisan secara fonetik seperti pada “matsushita” tersebut
digunakan juga lebih luas selain nama orang juga untuk nama tempat. Hanya saja, yang
menjadi bahan pertimbangan adalah untuk golongan orang asing yang berbahasa Inggris
tidak ada yang bersifat universal pada waktu mengatakan “bunyi secara benar”, sedangkan
untuk golongan yang berbahasa Perancis ketika menyebutkan nama “Hayashi” lebih
terdengar kepada bunyi “Ayashi”.
Dilihat dari sejarahnya, pada masa pemerintahan „Meiji‟ tahun 18 “Toyama Masakazu”
dalam 「 羅 馬 字 会 /Roomajikai 」 meresmikan prinsip penulisan fonetik, karena
menggunakan kamus „J.C. Hepburn‟ maka disebut menjadi „The Hepburn System‟. Di lain
pihak, pada tahun 19 selanjutnya, “Tanaka Date Aikitsu” mengeluarkan bentuk yang
mengimbangi „The Hepburn System‟ yaitu yang lebih bersifat „ala Jepang‟ yang
mengungkapkan secara lebih cermat mengenai „struktur fonem‟. Kemudian setelah itu, „The
Hepburn System‟ direvisi dan menjadi „sistem standar‟ yang lebih mendekati pada bunyi
bahasa Jepang dewasa ini. Di lain pihak kebijaksanaan yang diutamakan dalam aturan
penulisan fonem untuk mengimbangi prinsip fonetik tersebut, mewarisi cara penulisan yang
lebih terkenal disebut dengan „sistem instruksi‟ karena berdasarkan instruksi kabinet yang
dikeluarkan pada tahun 12 masa pemerintahan „Showa‟.
Penulisan huruf romaji yang berlaku sekarang adalah „sistem Instruksi‟ dengan
mementingkan peraturan „kana 50 bunyi‟ dan apabila mengalami kesulitan dalam mengubah
kelaziman yang berlaku sampai saat ini seperti misalnya pada hubungan diplomasi, dll, maka
dapat menggunakan „sistem Hepburn‟ berdasarkan prinsip fonetiknya, dengan demikian
disebut sebagai bentuk yang dipergunakan secara berdampingan.
Daftar perbandingan „sistem Instruksi‟, „sistem Jepang‟ dan „sistem Hepburn‟

ア行 a i u e o

カ行 ka ki ku ke ko kya kyu kyo

[kwa]*

サ行 sa si su se so sya syu syo

sho Shi sha shu sho


Shi sha shu sho

タ行 ta ti tu te to tya tyu tyo

tsu
Chi
Chi tsu
tsu cha
cha chu
chu cho
cho

ナ行 na ni nu ne no nya nyu nyo

ハ行 ha hi hu he ho hya hyu hyo

fu

マ行 ma mi mu me mo mya myu myo

ヤ行 ya yu yo

ラ行 ra ri ru re ro rya ryu ryo

ワ行 wa [wo]*
が行 ga gi gu ge go gya gyu gyo

[gwa]*

ザ行 za zi zu ze zo zya zyu zyo

JiJi ja
ja ju
ju jojo

ダ行 da zi zu de do zya zyu zyo

[di] [du] [dya] [dyu] [dyo]

Ji ja ju jo
Ji ja ju jo

バ行 ba bi bu be bo bya byu byo

パ行 pa pi pu pe po pya pyu pyo

Ket : „sistem Hepburn‟, [ ] „sistem Jepang‟ dan [ ]* „sistem Instruksi‟

2.3 Definisi dan berasalnya Kanji

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa huruf kanji merupakan huruf yang yang
berasal dari bangsa Cina dan terus berlangsung pemakaiannya untuk mencatat bahasa Cina
dari sejak zaman kuno. Huruf kanji telah tumbuh dari sejak zaman dahulu yaitu pada zaman
batu baru sebelum 3000 tahun zaman kristen, dengan ditandai dengan pemunculan peradaban
seperti penemuan benda-benda arkeologi. Huruf ini merupakan sejenis huruf per suku kata,
masing-masing kanji menunjukkan satu suku kata bahasa Cina. Huruf kanji juga dapat
dikatakan betul-betul huruf yang sesuai untuk menulis dalam bahasa Cina, karena kata-kata
dasarnya adalah kata bersuku kata satu, jadi bahasa Cina adalah sebagai basis kata bersuku
kata satu. Huruf ini memiliki semua 字音 jion (ucapan Cina ‘on’ dari sebuah karakter)
dan arti harfiah. Karena huruf-hurufnya memiliki semua bentuk huruf maka dapat
disimpulkan bahwa huruf kanji memiliki tiga buah karakter, yaitu : 1) memiliki bentuk huruf,
2) ucapan Cina „on‟ dari sebuah karakter dan 3) memiliki arti harfiah. Di Dunia, huruf ini
dikatakan sebagai tulisan ideografis karena memiliki arti harfiah. Akan tetapi, sebagaimana
telah diuraikan sebelumnya, karena memiliki bunyi, panggilan tersebut tidaklah tepat. Maka
huruf ini lebih tepat dikatakan sebagai 「表語文字 hyougomoji」dan huruf yang mencatat
kata-kata tunggal bahasa Cina.
Huruf kanji merupakan tulisan Cina, bersamaan dengan tingginya peradaban bangsa Cina
pada zaman kuno, mereka mewariskan huruf tersebut ke bangsa-bangsa lain, seperti Korea
dan Vietnam. Hal tersebut memberikan pengaruhnya yang sangat besar terhadap penulisan
masing-masing bahasa pada waktu itu. Permulaan bisa sampai ke Jepang sendiri adalah
karena melalui semenanjung Korea dan disebabkan pula ada hubungan istimewa dengan
Jepang pada zaman kuno. Berdasarkan catatan sejarahnya disebutkan bahwa, huruf kanji
diwariskan sejak zaman „kerajaan Korea kuno‟ yang ditandai dari hasil penggalian kembali
kuburan, puing-puing peninggalan sejarah dan ditemukannya makam-makam kuno pada
tahun-tahun terakhir ini, adanya tulisan pada kayu dan prasasti-prasasti serta pedang sebelum
„sejarah kuno Jepang‟ dan „catatan tulisan Jepang‟ ditambah lagi dengan dibuktikannya
pewarisan huruf kanji pada zaman kuno tersebut. Sampai dengan abad ke-3 Jepang secara
langsung berhubungan dengan Cina dan melakukan pertukaran pada zaman „漢‟ Han. Huruf
kanji tidak hanya memberikan tata cara menulis bahasa kepada orang Jepang yang buta huruf,
akan tetapi mengusahakan pertukaran penggunaan bahasa Jepang terhadap huruf kanji yang
biasa di pakai bahasa Cina serta melalui 「略体化/ryakutaika」dan「草体化/soutaika」
menghasilkan suku kata tulisan fonetik yang disebut dengan „hiragana‟ dan „katakana‟. Tentu
saja penemuan huruf tersebut hingga sampai fiksasi memerlukan pengumpulan usaha yang
baik dan waktu yang lama untuk menelitinya. Kedua buah huruf ini sesuai dipakai untuk
mencatat seperti pada pemakaian 語尾∙助詞∙感動詞∙擬音語∙擬態/gobi, joshi, kandoushi,
giongo, gitaigo dan lain-lain, yang di dalam kanji tidak dapat diuraikan.
Meskipun telah muncul huruf „仮名‟ kana, huruf kanji tetap menduduki sebagai huruf
yang utama di Jepang. Sampai dengan sekarang, orang-orang Jepang sendiri pun masih
beranggapan bahwa kanji memang merupakan karakter huruf yang benar. Hal tersebut
ditunjukkan dengan simbolik dengan panggilan 「真名/mana」terhadap「仮名/kana」.
Sampai dengan permulaan zaman „Heian‟ semua catatan surat resmi di tulis dengan satu-
satunya huruf yaitu huruf kanji. Jika huruf kanji tidak masuk ke Jepang atau orang Jepang
segera melakukan politik isolasinya, maka dalam sejarah bahasa Jepang tidak akan berubah
besar seperti sekarang ini. Yang pertama adalah tidak ada penumpukkan kosakata meskipun
jumlah kanji yang tak terbilang jumlahnya, yang kedua posisi bagian pertama dari sebuah
kata yang menempel pada bunyi ラ行 ragyou, muncul bunyi bersama, diftong, bunyi panjang,
konsonan yang disamakan (double konsonan „っ‟). Suara dari kana „n‟ tidak ada bentuk
penambahan termasuk pada bahasa dan frasa. Serta yang ketiga adalah bahasa Jepang asli
mendorong perkembangan yang lebih murni. Adapun sisi baik maupun kelemahannya, huruf
kanji memberikan sedikit banyak pengaruh terhadap bahasa Jepang. Terutama pengaruhnya
sangat besar terhadap pengungkapan (ekspresi) dan kosakata. Huruf kanji besar pengaruhnya
terhadap orang Jepang sendiri, dan pemakai bahasa Jepang (Takashima, 1992:160-162).
Dewasa ini, seperti telah kita ketahui bahwa huruf kanji ini sangat besar pengaruhnya
terhadap orang Jepang dapat kita lihat dalam kehidupan keseharian orang Jepang yang tidak
bisa terlepas dari kanji dapat terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Huruf Kanji dalam Keseharian Orang Jepang

III. Simpulan

Huruf kanji merupakan huruf yang yang berasal dari bangsa Cina dan terus
berlangsung pemakaiannya untuk mencatat bahasa Cina dari sejak zaman kuno.
Di Jepang meskipun telah muncul huruf „仮名‟ kana, huruf kanji tetap menduduki
sebagai huruf yang utama. Sampai dengan sekarang, orang-orang Jepang sendiri pun masih
beranggapan bahwa kanji memang merupakan karakter huruf yang benar. Pengaruh
kebudayaan Cina terhadap Jepang sangat besar sekali, jika huruf kanji tidak masuk ke Jepang
atau orang Jepang segera melakukan politik isolasinya, maka dalam sejarah bahasa Jepang
tidak akan berubah besar seperti sekarang ini. Huruf kanji memberikan banyak pengaruhnya
terhadap bahasa Jepang. Terutama pengaruhnya sangat besar terhadap pengungkapan
(ekspresi) dan kosakata. Sebagai salah satu contohnya, adalah tulisan Kanji ini banyak kita
jumpai di bandara, stasiun-stasiun, serta pertokoan-pertokoan di Jepang. Sehingga kita dapat
menyimpulkan bahwa dalam kehidupan keseharian orang Jepang ini tidak dapat terlepas dari
huruf kanji.

Daftar Pustaka
Asoo, Isoji dkk. 1983. Sejarah Kesusastraan Jepang (Nihon Bungakushi). UI-Pres.
Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Humaniora utama
Press.
Takashima, Kunio. 1992. Nihongogaku O Manabu Hito No Tameni. Japan : Sekai Shisousha.

Daftar Unduhan
Ardiansyah, Rahmad. 2015. Sejarah Terbentuknya Negara Jepang,
http://www.idsejarah.net/2015/09/sejarah-terbentuknya-negara-jepang.html
Ekalaya, Gugun. 2015. Mengenal Kanji dalam Bahasa Jepang,
http://www.tukarcerita.com/2015/03/mengenal-kanji-dalam-bahasa-jepang-dan.html

http://google.co.jp

Anda mungkin juga menyukai