Kota
2
Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Tata Ruang
Kota
Ditinjau dari latar belakang di atas, Penataan ruang adalah proses perencanaan
maka Penyusun merumuskan diperlukan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
sebuah penelitian untuk mengetahui pengendalian pemanfaatan ruang.
pengaruh perubahan tata ruang kota yaitu Sehingga dapat didimpulkan tata
berupa peralihan tata guna lahan yang ruang kota adalah penataan stuktural kota
semula difungsikan sebagai lahan hijau yang dibagi per area sesuai dengan
atau daerah resapan beralih menjadi area fungsinya dan pemanfaatan lahannya
perumahan, pengaruh tersebut ditinjau dari sehingga kota menjadi lebih
aspek-aspek arsitektur berkelanjutan. terarah dalam
Sesuai permasalahan diatas maka perkembangannya.
tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh peralihan fungsi LAHAN TERBUKA HIJAU
ruang hijau menjadi kawasan perumahan,
Lahan/ruang terbuka hijau adalah
Sehingga muncul konsep arsitektur
ruang dalam suatu kota yang lebih
berkelanjutan yang sesuai dengan
menekankan pada fungsi lansekapnya.
pengembangan perumahan di Kota
Ruang terbuka hijau sangat dibutuhkan
Semarang.
dalam struktur tata ruang sesuah kota,
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
Tanpa terkecuali Semarang, regulasi yang
guideline dalam rangka rencana
tertera adalah ruang terbuka hijau
pengembangan perumahan di kota
hendaknya 30% dari luas wilayah kota,
Semarang, memberikan sumbangan
dan proposisi ruang terbuka hijau public
pemikiran-pemikiran untuk mempertegas
pada wilayah kota sedikitnya 20%
kebijakan pemerintah akan Tata ruang kota
(Darmawan, 2003)
Semarang dalam hal ini pengembangan
Ketersediaan ruang terbuka kota
perumahan khususnya sehingga sesuai
sangat penting dalam perencanaan kota.
konsep Arsitektur berkelanjutan.
Seiring dengan perkembangan dan
Meningkatkan pemahaman akan pengertian
pertumbuhan penduduk kota, ketersediaan
tata ruang kota, perumahan, lingkungan
lahan untuk permukiman masyarakat
dan Arsitektur Berkelanjutan sehingga
semakin sempit, sehingga penyediaan ruang
tercipta sebuah kota dengan tata ruang yang
terbuka hijau sering diabaikan. Faktor
baik dan sesuai Arsitektur berkelanjutan.
penting dalam kerusakan lingkungan adalah
besarnya tingkat populasi manusia.
TATA RUANG KOTA Pertambahan penduduk merupakan
Pengertian Tata Ruang menurut murtopo pengaruh terbesar dari meningkatnya
dalam Adisasmita (2010) adalah pengaturan jumlah kebutuhan
susunan ruang suatu wilayah atau daerah permukiman.
sehingga terciptanya persyaratan yang Ruang terbuka hijau selain sebagai
bermanfaat bagi segi ekonomi, social, fungsi komoditi (penghasil buah-buahan,
budaya dan politik yang sangat kayu, dll) juga memiliki fungsi non komoditi
menguntungkan bagi perkembangan di (pencegah banjir, tanah longsor, penghasil
wilayah atau daerah tersebut, Sedangkan O2). Fungsi komoditi kawasan terbuka
batasan dan pengertian menurut UU No. 24 hijau ada dengan sendirinya akibat wujud
tahun 1992 tentang penataan ruang kawsan tersebut. Produk komoditi akan
adalah sebagai berikut : diperoleh dengan membayar sejumlah
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang uang, tetapi fungsi non komoditi akan
daratan, ruang lautan dan ruang udara diperoleh secara gratis walaupun memiliki
sebagai suatu kesatuan wilayah, tempat nilai ekonomi. Nilai komoditi kawasan
manusia dan mahluk lainnya melakukan terbuka hijau adalah sebagai fungsi
kegiatan serta memelihara kelangsungan komoditi dan non komoditi.
hidupnya.
Tata ruang merupakan wujud structural PERUMAHAN
dan pola pemanfaatan ruang baik yang Menurut Abraham (1964) perumahan
direncanakan maupun tidak. adalah tempat individu saling berinteraksi
3
ISSN : 0853- MODUL Vol.13 No.2 Juli-Desember
2877 2013
4
Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Tata Ruang
Kota
6
Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Tata Ruang
Kota
8
Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Tata Ruang
Kota
10
Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Tata Ruang
Kota
12
Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Tata Ruang
Kota
13
ISSN : 0853- MODUL Vol.13 No.2 Juli-Desember
2877 2013
Gb. 4.
Pembangunan Perumahan di Lereng yang seharusnya sebagai area resapan
KESIMPULAN
Zonasi di Kota Semarang tidak
terlaksana sesuai dengan peraturan,
fungsi kawasan menjadi bercampur, bahkan
fungsi lahan sebagai area hijau atau
peresapan berubah menjadi perumahan,
hal ini beralasan untuk memenuhi
kebutuhan akan tempat tinggal yang
semakin meningkat di kota Semarang.
Misalnya saja dikawasan meteseh, pudak
payung, mijen, manyaran yang diatur
sebagai area hijau atau resapan telah
banyak berkembang perumahan.
Perkembangan perumahan yang
terus dilakukan saat ini beralih kekawasan
pinggiran kota Semarang, Perumahan
banyak dibangun dikawasan yang memiliki
hawa sejuk seperti Mijen, Pudak payung,
Meteseh, Ungaran. Pada wilayah tersebut
dulunya sebagai aera hijau yang
dipertahankan untuk mencegah bencana
alam, namun saat ini telah berkembang
menjadi perumahan dikawasan pinggir kota
yang sangat diminati masyarakat.
Pembangunan perumahan yang sesuai
dengan prinsip pembangunan ialah
perumahan yang dibangun guna
memenuhi kebutuhan masyarakat akan
kebutuhan tempat tinggal, dengan
membangun tanpa harus merusak alam,
membangun perumahan sesuai dengan
peraturan yaitu memberikan ruang terbuka
hijau dalam perumahan, tidak
mementingkan keuntungan semata, namun
14
Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Tata Ruang
Kota
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Charles, 1964, Man’s
Strunggle For Shelter In A
Urbanizing World, London :
Cambridge
Adisasmita Rahardjo, 2010,
Pembangunan Kawasan dan Tata
Ruang, Yogyakarta : Graha Ilmu
Budihardjo Eko, 2009, Perumahan dan
Permukiman di Indonesia, Bandung:
PT Alumni
Budihardjo Eko, 2009, Kota
Berkelanjutan, Bandung: PT
Alumni
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi
Penelitian Kuantitatif. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
Darmawan Edy, 2003, Teori dan Kajian
Ruang Publik Kota, Badan Penerbit
UNDIP, Semarang
P. Hadi Sudharto, 2005, Dimensi
Lingkungan Perencanaan
Pembangunan, Yogjakarta: Gajah
Mada University Press
P. Hadi Sudharto, 2009, Manusia dan
Lingkugan, Semarang: Universitas
Diponegoro
Salim Emir, Sustainable Development :
An Indonesian Prespective. Paper
presented at AISEC. Jakarta, 1989
Sonny Keraf, 2002, Etika Lingkungan,
Jakarta : Kompas
Yusohusodho, Siswono, 1991, Rumah
Untuk Seluruh Rakyat, Jakarta :
Yayasan Seluruh Negri
www.suaramerdeka.com Alih Fungsi
Lahan, diakses 26 Maret 2012,
15