Anda di halaman 1dari 4

Penyebab Narsistik

Narsistik merupakan jenis kepribadian yang ditandai dengan merasa diri lebih penting
dari orang lain, kurang peduli terhadap lingkungan sekitar, dan mudah cemburu terhadap
keberhasilan orang lain. Dibalik topeng kepercayaan dirinya yang ekstrem, terdapat harga diri
yang rapuh terhadap kritik. Narsistik dapat berupa ciri kepribadian, dapat pula berupa gangguan
kepribadian. Hal yang membedakan adalah pada ciri kepribadian narsistik, orang yang
mengalaminya dan orang di sekitarnya tidak merasa terganggu dengan kepribadian tersebut.
Sementara itu, pada gangguan kepribadian narsistik, si penderita mengalami gangguan dalam
berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Para ahli hingga kini belum menemukan
penyebab utama yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan kepribadian narsistik pada
seseorang.

Seperti hal nya gangguan mental lainnya, penyebab gangguan kepribadian narsistik
sangat lah kompleks. Sebagai contoh, masa kanak-kanak yang disfungsional bisa saja memiliki
korelasi dengan gangguan kepribadian narsistik. Faktor disfungsional tersebut bisa saja karena
orangtua yang memanjakan anaknya terlalu berlebihan, memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap
anak, perlakuan kejam terhadap anak, ataupun anak sering diabaikan oleh orangtua. Meskipun
bisa jadi, gangguan kepribadian narsistik memiliki sebab dari faktor genetik yang membentuk
perilaku nasrsistik. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya hubungan antara otak dengan perilaku
serta kemampuan berpikir yang memainkan peran dalam perkembangan gangguan kepribadian
narsistik. Sikap dan cara orang tua memperlakukan anak pada masa kecilnya juga sangat
memengaruhi terbentuknya kepribadian narsistik saat anak dewasa. Selain itu, orang yang tidak
tahan dalam tekanan cenderung lebih rentan mengalami gangguan kepribadian ini.

Diagnosis Narsistik

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, seseorang diduga


mengalami gangguan narsistik bila didapatkan gejala berupa memiliki imajinasi atau perilaku
yang menunjukkan bahwa ia lebih superior daripada orang lain (merasa lebih cantik, lebih hebat,
lebih penting), ingin selalu dipuji dan dihargai, serta kurang mempedulikan orang lain. Diagnosis
gangguan kepribadian narsistik dipastikan bila setidaknya ditemukan lima atau lebih gejala
berikut ini:

 Memiliki sikap atau perilaku yang berlebihan dalam membesar-besarkan dirinya


sendiri. Misalnya, merasa sangat mahir menyanyi padahal suaranya tidak merdu.
 Memiliki pikiran terus menerus bahwa dirinya adalah orang yang sangat sukses,
memiliki pengaruh terhadap banyak hal, sangat pintar, dan disukai banyak orang
 Meyakini kalau dirinya sangat istimewa sehingga hanya mau berinteraksi dengan
orang-orang yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi.
 Selalu ingin dipuji secara berlebihan.
 Merasa berhak atas segala sesuatu melebihi orang lain.
 Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri,
 Kurang berempati terhadap orang lain, tidak mampu mempedulikan perasaan dan
kebutuhan orang lain.
 Mudah cemburu terhadap orang lain, atau meyakini bahwa banyak orang yang
cemburu terhadap dirinya.
 Arogan

Saat ini walaupun para ahli belum menemukan penyebab pasti terjadinya gangguan
kepribadian narsistik, namunv untuk mendiagnosis pasien dengan gangguan kepribadian seperti
ini biasanya dokter akan melakukan beberapa cara antara lain menanyakan riwayat yang dialami
oleh pasien, pola asuh keluarganya, serta hubungan pasien dengan keluarga maupun
lingkungannya. Para dokter juga bisa menggunakan suatu kuesioner Personality Inventory
Narcissistic, yang berisi daftar 40 pertanyaan yang mengukur hal-hal yang mengarahkan ke
narsistik, seperti berapa seseorang membutuhkan perhatian atau seberapa banyak seseorang haus
akan kekuasaan.
Pengobatan Narsistik

Orang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik jarang mencari pertolongan atau
pengobatan atas inisiatif sendiri. Hal ini disebabkan karena pada umumnya ia merasa tidak ada
masalah dengan dirinya. Biasanya, keluarga atau orang terdekat yang menganjurkan dan
membawanya berobat. Pengobatan narsistik membutuhkan waktu lama, dan kerjasama yang baik
dari pasien. Pengobatannya dilakukan oleh psikiater. Beberapa jenis pengobatan yang dilakukan
adalah:

 Psikoterapi
Orang yang mengalami narsistik umumnya meyakini bila dirinya sempurna dan
lebih unggul dari orang lain. Persepsi ini yang secara perlahan akan diubah melalui
psikoterapi. Secara perlahan, psikiater akan menolong penderita supaya berpikir
lebih realistis, menyadari bahwa setiap manusia memiliki kekurangan, dan
mengajarkan empati kepada orang lain
 Terapi kelompok
Pada terapi kelompok, pengobatan dilakukan oleh psikiater bersama dengan
beberapa pasien. Di sini, interaksi antar pasien diandalkan untuk ‘menghancurkan’
ego satu sama lain, dan bersikap suportif untuk bersama-sama mengatasi gangguan
kepribadian yang dialami.
 Obat-obatan tidak lazim digunakan untuk mengatasi gangguan kepribadian ini.
 Para narsistik juga bisa rutin melakukan aktivitas, seperti yoga dan meditasi untuk
mengurangi gangguan ini dan selalu berkomunikasi dengan keluarga dan orang
terdekat. Dengan sikap konsisten dan dukungan orang sekitar, tentu saja gangguan
kepribadian ini bisa diatasi asalkan dijalani dengan sikap konsisten.
 Pada anak-anak, disarankan agar orang tua jangan berlebihan dalam memberikan
pujian. Akan lebih baik jika pujian diberikan sewajarnya saja. Sedangkan untuk
orangtua yang kurang memerhatikan buah hatinya, perlu juga meningkatkan
perhatian agar anak memiliki kepribadian yang dapat diandalkan di masa depan.
Pencegahan Narsistik

Hingga saat ini belum ada pencegahan yang direkomendasikan untuk mencegah
terjadinya gangguan kepribadian narsistik. Namun mendidik anak dengan baik sejak kecil dapat
mengurangi risiko terjadinya gangguan kepribadian ini. Kebiasaan menempatkan anak sebagai
sosok yang paling hebat dan paling harus diutamakan harus dihindari agar ia tak tumbuh menjadi
orang narsistik. Terapi yang dilakukan bersama dengan keluarga juga seharusnya bisa membantu
keluarga untuk mempelajari cara sehat untuk berkomunikasi, mengurangi tekanan emosional,
dan menjaga keharmonisan antar anggota keluarga.

Anda mungkin juga menyukai