Nama Kelas : Agribisnis A 1. Hasil analisis data Sensus Pertanian 2013 menunjukkan bahwa subsidi pupuk berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi dan peningkatan kesejahteraan petani sehingga pengaturan subsidi pupuk menjadi salah satu instrument kebijakan pembangunan pertanian. Jelaskan mekanisme kerja subsidi input terhadap peningkatan produktivitas? Jawab : Mekanisme kerja subsidi input terhadap peningkatan produktivitas yaitu bila biaya input rendah, maka biaya produksi akan turun, sehingga petani dapat menggunakan input dengan cukup, akibatnya jumlah produksi akan meningkat. Misalnya adalah kebijakan subsidi pupuk yang telah dilakukan sejak tahun 2003 sampai sekarang. Kebijakan subsidi pupuk dimaksudkan membantu petani untuk pengadaan dan penggunaan pupuk dalam usahataninya agar dapat menerapkan pemupukan berimbang, sesuai kondisi spesifik lokasi, sehingga memperoleh hasil pertanian yang optimal serta meningkatkan produktivitas. Pupuk merupakan kebutuhan sarana produksi penting dan strategis dalam rangka peningkatan produktivitas,, karena itu pupuk dipandang perlu untuk disubsidi. Pupuk bersubsidi akan memiliki harga yang lebih terjangkau bagi petani. Sehingga dengan modal petani yang terbatas, petani tetap bisa membeli kebutuhan pupuk untuk usahataninya. Kebutuhan pupuk petani dapat terpenuhi sehingga usahataninya akan berjalan dengan lancar dan produktivitas usahataninya akan meningkat. 2. Pembangunan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya dalam mewujudkan ketahanan pangan. Permasalahan pangan antara lain kebutuhan pangan masyarakat lebih besar dari kapasitas sektor pertanian untuk memproduksi pangan. Jelaskan tentang kebijakan peningkatan produksi pangan strategis (padi-jagung-kedelai-daging-gula) yang dilakukan pemerintah untuk penguatan ketahanan pangan dan menghindari rawan pangan ? Jawab : Kebijakan peningkatan produksi pangan strategis (padi-jagung-kedelai- daging-gula) yang dilakukan pemerintah untuk penguatan ketahanan pangan dan menghindari rawan pangan yaitu bertujuan untuk koordinasi upaya memantapkan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri sekaligus pengurangan jumlah penduduk rawan pangan. Output kegiatan berupa meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam dan menurunnya jumlah penduduk rawan pangan. Penguatan ketahanan pangan dan menghindari rawan pangan terdiri dari 6 sub kegiatan yaitu analisis neraca bahan makanan, penguatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi, kajian responsif dan antisipatif ketersediaan dan Kerawanan pangan, peta ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA), pengembangan korporasi usahatani, dan pemantauan ketersediaan dan kerawanan pangan. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya swasembada lima komoditas strategis (padi-jagung-kedelai-daging-gula) dan menghindari rawan pangan yaitu : a. Pengembangan lahan abadi 15 juta ha lahan sawah beririgasi dan 15 juta ha lahan kering. b. Pengembangan konservasi dan rehabilitasi lahan. c. Pengembangan dan penyediaan benih, bibit unggul, dan alsintan. d. Pengembangan skim permodalan bagi petani/peternak. e. Peningkatan produksi dan produktivitas (perbaikan genetik dan teknologi budidaya). f. Penyediaan insentif investasi di bidang pangan termasuk industri gula, peternakan dan perikanan. g. Pengembangan isyarat dini dan penanggulangan keadaan rawan pangan. h. Peningkatan keluarga sadar gizi melalui penyuluhan dan bimbingan sosial dengan menyempurnakan sistem komunikasi,informasi dan edukasi (KIE). i. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga. j. Pemberdayaan Ketahanan Pangan Masyarakat Pedesaan. k. Lumbung Pangan sebagai Cadangan Pangan Masyarakat 3. Salah satu permasalahan dalam bidang Sumberdaya Manusia di Pertanian adalah regenerasi petani akibat kurangnya minat generasi muda di pertanian. Kebijakan apa yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut? Jawab : Kebijakan yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan kurangnya minat generasi muda di pertanian yaitu dengan pengoptimalan fungsi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Arah kebijakan dari BPPSDMP ini yaitu penumbuhan petani milenial berorientasi ekspor dan berdaya saing yang mampu merespons dinamika kebutuhan pasar kerja. Kebijakan menumbuhkan wirausaha milenial dengan Program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) dari Kementan dan Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) dari International Fund for Agricultural Development (IFAD). Strategi dari BPPSDMP untuk mengatasi kurangnya minat generasi muda di bidang pertanian yaitu : a. Restrukturisasi kelembagaan dan pengembangan program studi pendidikan tinggi kedinasan pertanian b. Pengembangan kelembagaan pendidikan menengah kejuruan pertanian. c. Penumbuh kembangan wirausahawan muda di bidang pertanian. Untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap bidang pertanian menurut saya yaitu : a. Mendekatkan generasi muda kepada usaha pertanian melalui pendidikan sejak dini. Misalnya murid sekolah dasar, diberikan praktek pelajaran menanam sayuran di pekarangan sekolah, disertai penjelasan oleh guru bagaimana pentingnya penyediaan makanan sebagai kebutuhan pokok yang paling mendasar bagi manusia. Bagi murid sekolah menengah dan mahasiswa Fakultas Pertanian perlu dilakukan penguatan praktek pada kurikulum, sehingga bisa memberikan gambaran riil usaha pertanian dengan cara-cara pengelolaan modern dan memberikan profit yang bagus. Rekomendasi ini ditujukan kepada Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan Nasional, Pemerintah Daerah dan Asosiasi Profesi di sector produksi pertanian dan Perusahaan besar di sector pertanian baik BUMN, Swasta Nasional maupun PMA . b. Perlu diciptakan iklim bisnis yang memungkinkan petani memperoleh imbal hasil bersaing dengan profesi lain. Kemudahan akses modal yang berbunga rendah atau melalui skim syariah (bagi hasil), penerimaan pasar terhadap produk pertanian dengan harga yang stabil dan terjamin, Apabila bisnis pertanian menjanjikan maka generasi muda tentu akan tertarik untuk terjun di bidang pertanian. Maka rekomendasi yang disampaikan ialah agar petani dibantu dalam menyediakan input yang murah dan ramah lingkungan. Rekomendasi ini disampaikan kepada Kementerian Pertanian, Kemenristek Dikti, Kementerian Koperasi dan UKM, Bank Indonesia dan Kementerian Perindustrian. c. Generasi milenial akrab dengan alat komunikasi dan suka membentuk komunitas. Oleh karena itu untuk meningkatkan minat bertani dan menambah kepercayaan diri petani muda perlu digunakan media komunitas. Bertani sebagai pengusaha, tidak terbatas hanya dengan mengolah lahan yang dimiliki keluarga secara turun temurun, dengan teknologi tradisional dan hasil yang paspasan. Usaha tani juga bisa maju sebagaimana usaha di sector non pertanian. Untuk itu, Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu mendorong pembentukan komunitas petani muda. Melalui komunitas anak-anak muda yang telah tertarik bertani akan naik kepercayaan dirinya, mudah berbagai pengalaman, saling membantu dan juga bagi pemerintah akan lebih mudah dalam pembinaannya. Rekomendasi ini ditujukan kepada. Kementerian terkait seperti, Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Kementerian Pertanian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Perindustrian, BUMN dan Kementerian Komunikasi dan Informasi.