Anda di halaman 1dari 10

Masyarakat Madani dalam Persfektif Islam

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh :
Kelompok 7

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita curahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah
SWT, yang senantiasa memberikan rahmat, barokah, serta kasih
sayang-Nya kepada kita semua. Atas izin-Nya pula kami selaku
penyusun makalah ini dapat menyelesaikan tugas tanpa kurang suatu
apapun. Tak lupa sholawat serta salam kepada junjungan kita
Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah
menuju zaman islamiyyah seperti saat ini. Semoga kelak syafaatnya
sampai kepada kita hingga hari akhir.
Makalah ini dibuat untuk menunjang presentasi yang akan kami
bawakan pada mata kuliah pendidikan agama islam. Kami ucapkan
terimakasih kepada bapak Asep Saepulloh, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan kami kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini dan melakukan presentasi. Kami menyadari
bahwasannya makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Maka
dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini.
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat menambah
wawasan kita semua tentang masyarakat madani dalam perspektif
islam. Sehingga kita semua mengetahui tentang komparasi antara
hukum dan HAM yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.

Tasikmalaya, 14 Desember 2020

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………2


Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………3

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………5
C. Tujuan ………………………………………………………………………………………..5
Bab II Pembahasan
A. Konsep Masyarakat Madani………………………………………………………..6
B. Pengertian Masyarakat Madani…………………………………………………..7
C. Sejarah dan Perkembangan Masyarakat Madani…………………………7
D. Karakteristik Masyarakat Madani………………………………………………..8
E. Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani………..9
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………….10

3
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Akhir – akhir ini sering muncul ungkapan dari sebagian pejabat
pemerintah, politisi, cendekiawan, dan tokoh-tokoh masyarakat
tentang masyarakat madani. Tampaknya, semua potensi bangsa
indonesia dipersiapkan dan diberbudayakan untuk menuju
masyarakat madani yang merupakan cita-cita dari bangsa ini.
Masyarakat madani diprediksi sebagai masyarakat yang
berkembanga sesuai dengan potensi budaya, adat istiadat, dan
agama. Bangsa indonesia pada era reformasi ini diarahkan untuk
menuju masyarakat madani, untuk itu kehidupan manusia indonesia
akan mengalami perubahan yang fundamental yang tentu akan
berbeda dengan kehidupan masyarakat pada era orde baru.
Masyarakat madani merupakan konsep yang mengalami proses
yang sangat panjang. Masyarakat madani muncul bersamaan dengan
adanya proses modernisasi, terutama pada saat reformasi menuju
masyarakat modern. Dalam mendefinisikan masyarakat madani ini
sangat bergantung pada kondisi sosio-kultural suatu bangsa. Dalam
islam masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang taat pada
aturan Allah SWT, hidup dengan damai dan tentram dan tercukupi
kebutuhan hidupnya.
Kita juga harus meneladani sikap kaum muslim awal yang tidak
mendikotomikan antara kehidupan dunia dan akhirat. Mereka tidak
meninggalkan dunia untuk akhirat dan tidak meninggalkan akhirat
untuk dunianya. Mereka bersikap seimbang dalam mengejar
kebahagiaan dunia dan akhirat. Jika sikap yang melekat pada
masyarakat Madaniah mampu diteladani umat islam saat ini , maka

4
kebangakitan Islam hanya menunggu waktu saja. Oleh sebab itu,
kami membuat sebuah makalah dengan judul “Masyarakat Madani
dalam Perspektif Islam”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian konsep masyarakat madani ?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan masyarakat madani ?
3. Bagaimana karakteristik masyarakat madani ?
4. Bagaimana peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat
madani ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian konsep masyarakat madani
2. Untuk menjelaskan sejarah dan perkembangan masyarakat
madani
3. Untuk memahami karakteristik masyarakat madani
4. Untuk mengetahui peran umat islam dalam mewujudkan
masyarakat madani

5
Bab II
Pembahasan

A. Konsep Masyarakat Madani


Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau
pengislaman konsep “civil society”. Orang pertama kali mengungkapkan
istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia oleh
Nurcholis Madjid. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani
merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat madaniah yang dibangun
Nabi Muhammad. Masyarakat Madinah dianggap sebagai legitimasi
historis ketidakbersalahan pembentukan civil society dalam masyarakat
muslim modern.
Makna civil society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil
society. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah
pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama
menggunakan kata “societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep
civil society pertama kali dipahami sebagai negara. Secara historis,
istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, Jhon
locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan
masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan
monarchi-absolut dan ortodoksi gereja.
Antara masyarakat madani dan civil society sebagaimana yang telah
dikemukakan diatas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan
untuk menerjemahkan konsep diluar menjadi “Islam”. Menilik dari
substansi civil society lalu membandingkan dengan tatanan masyarakat
Madinah yang dijadikan pembenaran atas pembentukan civil society di
masyarakat Muslim modern akan ditemukan persamaan sekaligus
perbedaan diantara keduanya.

6
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah
civil society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas
adalah buah dari gerakan Renaisans, yakni gerakan masyarakat sekuler
yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil society mempunyai moral-
transendental yang rapuh karena meninggalkan Tuhannya. Sedangkan
masyarakat madani lahir dari buaian dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari
alasan ini, Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah
masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai
etik-moral transcendental yang bersumber dari wahyu Allah.
Masyarakat madani merupakan konsep yang berwahyu wajah:
memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang berbeda
beda. Bila merujuk kepada bahasa inggris. Ia berasal dari kata civil
society atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari masyarakat
militer.
B. Pengertian Masyarakat Madani
Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjungjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Allah SWT memberikan gambaran dari
masyarakat madani dengan firman-Nya dalam Q.S.Saba’ ayat 15 yang
artinya :
“sesungguhnya bagi kaum saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan)di
tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan
di sebelah kiri.(kepada mereka dikatakan ):”Makanlah olehmu dari
rezeki yang (dianugrahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-
Nya.(Negerimu) adalah negri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan
yang Maha Pengampun””
C. Sejarah dan Perkembangan Masyarakat Madani

7
Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi
sebagai masyarakat madani, yaitu:
1. Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman
2. Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjian Madinah
antara Rasullullah SAW beserta umat islam dalam penduduk
Madinah yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum
Aus dan Kharaz.
D. Karakteristik Masyarakat Madani
Ada beberapa karakterisitik masyarakat madani diantaranya :
1. Terintegrasinya individu dan kelompok ekslusif kedalam
masyarakat melalui kontak social dan aliansi social.
2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan yang
mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan
alternative.
3. Dilengkapinya program pembangunan yang didominasi oleh
negara dengan program pembangunan yang berbasis masyarakat.
4. Terhambataninya kepentingan individu dan negara karena
keanggotaan organisasi volunteer mampu memberikan masukan
terhadap keputusan pemerintah
5. Tumbuh kembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat
oleh rezim rezim totaliter
6. Meluasnya kesetiaan dan kepercayaan sehingga individu
mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak
mementingkan diri sendiri.
7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga social
dengan berbagai ragam perspektif
8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat
yang beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan
hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan social.

8
9. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara
individu maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara
adil.
Dari berberapa ciri tersebut, dapat dikatakan bahwa masyarakat
madani adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para
anggotanya menyadari akan hak hak dan kewajibannyadalam
menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingannya, dimana
pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi
kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program program
pembangunan wilayahnya
E. Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
Dalam sejarah islam, realisasi keunggulan normative atau
potensial umat islam terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu
umat Islam menunjukan kemajuan di bidang kehidupan seperti ilmu
pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik dan kemajuan
bidang-bidang lainnya. Umat islam menjadi kelompok umat
terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuan besar dunia lahir pada
masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, dan yang
lainnya.

9
Bab III
Penutup

Kesimpulan dalam materi ini yaitu :


1. Masyarakat madani merupakan sistem yang subur berdasarkan
prinsip moral yang menjamin keseimbangan taraf kebebasan
individu dengan kestabilan masyarakat
2. Masyarakat madani tidak muncul dengan sendirinya. Ia
membutuhkan unsur-unsur social yang menjadi prasyarat
terwujudnya tatanan masyarakat madani. Factor-faktor tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling mengikat dan menjadi
karakter khas masyarakat madani.
3. Karakteristik dari masyarakat madani yaitu wilayah public yang
bebas, demokrasi, toleransi, pliralisme, keadilan.
4. Dalam sejarah islam, realisasi keunggulan normative atau
potensial umat islam terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu
umat islam menunjukan kemajuan di bidang kehidupan seperti
ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik, dan
kemajuan bidang lainnya
5. Tujuan tujuan tersebut tidak hanya mencakup masalah
kesejahteraan ekonomi, melainkan juga mencakup permasalahan
persaudaraan manusia dan keadilan social-ekonomi, kesucian
kehidupan, kehormatan individu, kehormatan harta, kedamaian
jiwa dan kebahagiaan, serta keharmonisan kehidupan keluarga
dan masyarakat. Ajaran islam sama sekali tidak pernah melupakan
unsur materi dalam kehidupan dunia. Materi penting dalam
kemakmuran, kemajuan umat islam, realisasi kehidupa yang baik
bagi setiap manusia, dan membantu manusia melaksanakan
kewajiban kepada Tuhan.

10

Anda mungkin juga menyukai