Anda di halaman 1dari 3

Pajak dengan Bentuk yang Berbeda

Selain pajak, terdapat beberapa pungutan lain yang serupa/mirip dengan pajak, tetapi memiliki
sifat dan perlakuan yang berbeda dengan pajak. Pungutan lain dilakukan oleh negara terhadap
rakyatnya, pungutan lain tersebut diantaranya adalah:

1. Bea Materai
Pungutan yang dikenakan atas dokumen yang menggunakan benda materai. Bea materai
biasanya dapat dibeli di kantor pos, toko atk, dll.
2. Bea Masuk dan Bea Keluar
Bea Masuk merupakan pungutan terhadap barang-barang impor yang dilakukan oleh negara
berdasarkan undang-undang pabean. Misalnya, ketika mengimpor barang/produk dari
negara lain, maka diwajibkan membayar biaya pungutan yaitu bea masuk.
Bea Keluar merupakan pungutan terhadap barang-barang ekspor yang dilakukan oleh
negara berdasarkan undang-undang pabean. Barang yang dikenakan bea keluar biasanya
berupa produk setengah jadi/ barang mentah seperti minyak kelapa sawit, jenis kayu, dll.
3. Cukai
Pungutan resmi yang dikenakan pada barang-barang tertentu sesuai peraturan pemerintah.
Barang yang dikenai cukai biasanya bersifat perlu dikendalikan penyebarannya karena dapat
menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Contohnya adalah tembakau, minuman
keras, dll.
4. Retribusi
Pemungutan yang dibebankan sehubungan dengan jasa atau fasilitas yang diberikan
pemerintah kepada masyarakat secara nyata dan langsung.
5. Iuran pembangunan daerah
Iuran yang dipungut oleh negara untuk membiayai pembangunan dan renovasi sarana
umum.
6. Pungutan lain yang sah/ sumbangan wajib

Pajak Daerah

Berdasarkan UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 tahun 2009, Pajak Daerah adalah
kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah merupakan salah satu
penerimaan daerah yang berfungsi untuk membiayai pelaksanaan pemerintah daerah, sehingga
pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan. Pajak daerah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Pajak
Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Berikut contoh dari masing-masing pajak daerah tersebut:

 Pajak Provinsi
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) :
- Kepemilikan kendaraan bermotor pertama sebesar 2%, lalu untuk kendaraan bermotor
yang kedua sebesar 2,5% serta akan meningkat sebanyak 0,5% untuk kepemilikan dari
tiap-tiap kendaraan bermotor seterusnya.
- Kepemilikan kendaraan bermotor oleh badan, tarif pajaknya sebesar 2%.
- Kepemilikan kendaraan bermotor oleh pemerintah pusat serta daerah tarif pajaknya
sebesar 0,50%
- Kepemilikan kendaraan bermotor alat berat tarif pajaknya sebesar 0,20%

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB):


- Untuk penyerahan pertama yakni sebesar 10%, penyerahan kedua serta seterusnya
sebesar 1%.
- Khusus untuk kendaraan bermotor alat-alat berat yang tidak menggunakan jalan umum,
untuk penyerahan pertama ialah sebesar 0,75% serta seterusnya sebesar 0,075%.

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor


Tarif pajak normalnya yakni sebesar 5% kecuali jika terjadi suatu peningkatan harga
minyak dunia sehingga untuk tarifnya sesuai keputusan presiden.

4. Pajak Air Permukaaan


Tarif pajak air permukaan yakni sebesar 10%, tarif tersebut dihitung dengan
mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya jenis, lokasi, tujuan pengambilan,
volume, kualitas air, dll.

5. Pajak Rokok
Tarif pajak rokok ditetapkan sebesar 10% dari cukai rokok.

 Pajak Kabupaten/Kota
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak sarang Burung Walet
10. Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan
11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
Sumber:
Pengertian Pajak Daerah, Fungsi, Ciri, Tujuan, Unsur & Jenis (pendidikan.co.id)

Anda mungkin juga menyukai