Anda di halaman 1dari 3

Praktik pbb

PBB (Pajak Bumi & Bangunan) merupakan pajak yang ditanggung sang orang eksklusif atau badan yang
menerima laba &/atau kedudukan sosial ekonomi yg lebih baik lantaran hak atas tanah & bangunannya.

Lalu siapa saja yang harus membayar PBB? Tentu saja misalnya pengertian menurut PBB itu sendiri,
maka yang harus membayar pajak merupakan orang eksklusif atau badan yang memperoleh manfaat
menurut hak atas tanah & bangunannnya. Orang ataupun badan yang termasuk harus pajak wajib
melunasi pembayaran pajaknya paling lambat 6 bulan semenjak lepas diterimanya SPPT.

Apa itu SPPT? SPPT merupakan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang berisi mengenai
pemberitahuan besaran pajak terutang yang wajib dibayarkan pada satu tahun bagi orang atau badan
yang termasuk pada harus pajak.

Dasar Pengenaan Pajak PBB

Setelah kita mengetahui apa itu PBB, kita juga p9k memahami darimana asalnya besaran nominal PBB
yang wajib dibayarkan. Dasar pengenaan PBB merupakan NJOP atau Nilai Jual Objek Pajak.

NJOP merupakan harga homogen-homogen atau harga pasar dalam transaksi jual beli, pada hal ini objek
pajaknya merupakan bumi & bangunan. NJOP umumnya ditetapkan setiap tahunnya oleh Menteri
Keuangan (Menkeu). NJOP masing-masing daerah berbeda.

Lalu apa dasar penetapan NJOP buat Bumi & Bangunan? Mari kita simak satu persatu:

1. Beberapa Faktor yang Menentukan Dasar Penetapan NJOP Bumi:

Letak

Pemanfaatan

Peruntukan

Kondisi Lingkungan

2. Beberapa Faktor yang Menentukan Dasar Penetapan NJOP Bangunan:

Bahan yang dipakai pada bangunan

Rekayasa

Letak

Kondisi lingkungan

Nah, itulah dasar pada penetapan NJOP buat bumi & bangunan oleh Menkeu apabila terjadi transaksi
jual beli atas tanah & bangunan.
Lalu bagaimana penetapan NJOP ketika nir terdapat transaksi jual beli, contohnya saja secara hibah,
warisan, & lain sebagainya? Penetapan NJOP bila tidak terdapat transaksi jual beli, mampu dilakukan
menggunakan:

BNI KPR Griya Mobile

1. Perbandingan Harga menggunakan Obyek Lain

Penetapan NJOP apabila tidak terdapat transaksi jual beli, keliru satunya mampu dilakukan
menggunakan membandingkan harga dalam obyek lain. Obyek lain yang dimaksud merupakan obyek
yang masih sejenis, lokasinya berdekatan, mempunyai fungsi yang sama & obyek lain yang telah
diketahui nilai jualnya.

Mengapa menggunakan obyek lain? Hal itu lantaran obyek lain bisa menaruh citra yg lebih kurang
mendekati menggunakan obyek yang dibandingkan, sebagai akibatnya NJOP yang ditetapkan
mempunyai hitungan yang benar.

2. Nilai Perolehan Baru

Berbeda menggunakan penetapan NJOP yang dilakukan menggunakan cara membandingkan harga
menggunakan obyek lain, penetapan NJOP menggunakan nilai perolehan baru maksudnya merupakan
menggunakan menghitung biaya yang dimuntahkan buat memperoleh objek pajak. Penilaian tersebut
akan dikurangi menggunakan penyusutan yang terjadi dalam kondisi fisik objek pajak.

3. Nilai Jual Pengganti

NJOP juga mampu ditetapkan menggunakan nilai jual pengganti. Nilai jual pengganti pada sini
merupakan tetapkan NJOP dari output produk objek pajak. Jadi bukan menggunakan membandingkan
obyek lain atau menggunakan menghitung biaya yg dimuntahkan, tetapi berdasarkan dalam keluaran
yang didapatkan objek pajak.

Cara Menghitung PBB

Setelah mengetahui pengertian PBB & dasar pengenaannya, Anda perlu memahami juga cara
menghitung PBB. Cara menghitung PBB ini krusial buat dipahami, agar Anda mengerti darimana saja
nilai-nilai yang dikenakan pada PPB tadi.

Pertama kita wajib mengetahui terlebih dahulu, apa saja komponen-komponen nilai yang sebagai dasar
perhitungan pajak.Dasar perhitungan PBB adalah perkalian tarif 0,5% dengan NJKP (Nilai Jual Kena
Pajak), sedangkan NJKP diperoleh 20% dari NJOP. Bagaimana masih bingung?

Sebagai contohnya diketahui bahwa NJOP suatu objek pajak Rp2.000.000. Maka berapakah PBB-nya?

Langkah awal, kita harus mengetahui terlebih dahulu NJKP-nya:


NJKP: 20% x Rp2.000.000 = Rp400.000

Kemudian baru menghitung PBB-nya:

PBB: 0,5% x Rp400.000 = Rp2.000

Itulah contoh sederhananya, mari kita praktikkan kembali menghitung PBB dengan ilustrasi sebagai
berikut:

Pak Azmi emiliki rumah seluas 50 meter persegi yang berdiri di atas sebidang tanah seluas 100 meter
persegi. Diketahui harga bangunan tersebut adalah Rp500.000, sedangkan harga tanah tersebut adalah
Rp1.000.000. Jadi berapakah PBB yang harus dibayarkan oleh Pak Azmi?

Danamon D-Save

Begini tahapannya:

1. Hitung terlebih dahulu nilai bangunan dan tanahnya:

Bangunan= 50 x Rp500.000 = Rp25.000.000

Tanah= 100 x Rp 1.000.000 = Rp100.000.000

2. Hitung NJOP-nya dengan menjumlahkan nilai bangunan dan tanah:

Nilai Bangunan: Rp25.000.000

Nilai Tanah:   Rp100.000.000

--------------------------------------- +

      Rp 125.000.000

3. Setelah diketahui NJOP-nya, kita bisa langsung menghitung PBB-nya:

NJKP= 20% x Rp125.000.000 = Rp25.000.000

PBB= 0,5% x Rp 25.000.000 = Rp125.000

Demikian cara menghitung PBB, bagaimana? Mudah bukan? Anda bisa mencoba mempraktikkannya di
rumah.

Anda mungkin juga menyukai