Anda di halaman 1dari 58

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

OPTIMALISASI PELAYANAN PROLANIS PADA PASIEN


HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS
AJIBARANG II KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN
BANYUMAS

OLEH:
NAMA PESERTA : SISKA YULI ASTUTI S.KEP., NS.
NIP : 199107282019022002
NO. URUT : 26
JABATAN : PERAWAT AHLI PERTAMA
SKPD/INSTANSI : PUSKESMAS AJIBARANG II

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN VI/83


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI
JAWA TENGAH BEKERJA SAMA DENGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
DALAM OPTIMALISASI PELAYANAN PROLANIS PADA PASIEN HIPERTENSI
DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS AJIBARANG II KECAMATAN
AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

Banyumas, 11 Juli 2019


Penulis

SISKA YULI ASTUTI, S.Kep., Ns.


NIP. 19910728 201902 2002

Menyetujui,
COACH MENTOR

SODIKIN, S.S. M.Si. EDI HARTONO, SKM,MM.


Widyaiswara Ahli Muda Pembina
NIP. 19680324 199803 1002 NIP. 19670507 198903 1013
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA DALAM
OPTIMALISASI PELAYANAN PROLANIS PADA PASIEN HIPERTENSI DAN
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS AJIBARANG II KECAMATAN
AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

Pada Hari,Tanggal : Kamis,11 Juli 2019


Pukul : 13.40- 14.20 WIB
Tempat : Gedung Diklat Badan Kepegawain, Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Kabupaten Banyumas
Penulis

SISKA YULI ASTUTI, S.Kep., Ns.


NIP. 19910728 201902 2002

Telah mendapat pengujian/komentar/masukan/saran dari Penguji, Mentor dan Coach/Moderator.


COACH NARASUMBER MENTOR

SODIKIN, S.S. M.Si. DWIYONO, SE EDI HARTONO, SKM,MM.


Widyaiswara Ahli Muda Pembina
NIP. 19680324 199803 1002 NIP. 19670507 198903 1013

Mengetahui,
A.N Kepala Bidang Pengembangan,
Kompetensi Pengendalian Mutu Dan Diklat
Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Banyumas

TIMBUL SUTEJO,SE
Pembina
NIP. 196110101989031011
PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai
Dasar Aparatur Sipil Negara Optimalisasi Pelayanan Prolanis Pada Pasien Hipertensi dan
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten
Banyumas” dengan baik.
Program yang terdapat dalam rancangan aktualisasi ini adalah kegiatan di lingkungan
Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Penulis merasa perlu
adanya upaya optimaslisasi kegiatan pelayanan PROLANIS dan pemantauan kesehatan
pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam menginternalisasikan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA.

Penulis menyadari bahwa dalam membuat rancangan aktualisasi ini penulis


menemukan banyak hambatan dan kesulitan, namun berkat motivasi dan bimbingan dari
berbagai pihak maka kesulitan dan hambatan ini dapat teratasi. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah.
2. Dwiyono, SE, selaku narasumber yang telah memberikan saran dan masukan, sehingga
rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik.
3. Sodikin, S.S. M.Si selaku coach atas bimbingan, saran, dan masukannya dalam
penyusunan rancangan aktualisasi ini.
4. Edi Hartono, SKM.,MM selaku mentor sekaligus Kepala Puskesmas Ajibarang II atas
semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan bimbingannya.
5. Keluarga besar Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas atas
dukungan dan kerjasamanya
6. Para Widyaiswara yang telah berbagi pengetahuan, memberikan motivasi dan arahan
dalam penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi.
7. Keluarga besar peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan V dan VI.
8. Seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan motivasinya.
Semoga apa yang telah dihasilkan dari tulisan ini dapat bermanfaat bagi kebaikan
sesama.

Purwokerto, 11 Juli 2019


Penulis

Siska Yuli Astuti, S.Kep.,Ns


NIP. 19910728 201902 2002
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pelaksana kegiatan administrasi negara dilaksanakan oleh ASN sebagai
sumber daya manusia penggerak birokrasi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. PNS
merupakan bagian dari ASN (Aparatur Sipil Negara). Menurut UU no. 5 tahun 2014
bahwa ASN mempunyai 3 fungsi diantaranya pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia saat ini. ASN
memiliki 3 fungsi utama yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Selain memiliki tiga fungsi utama yang harus ada pada diri tiap ASN, seorang
ASN juga memiliki nilai-nilai dasar yang melekat pada diri tiap ASN. Melalui
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 maka nilai-nilai dasar itu dijabarkan melalui
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA). Nilai-nilai dasar ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik
yang sesuai dengan harapan masyarakat. Untuk membentuk ASN yang professional
maka diadakan pendidikan dan pelatihan dasar yang didasarkan pada lima nilai-nilai
dasar yang diaktualisasikan pada unit kerja masing-masing yang disesuaikan dengan
visi dan misi unit kerja.
Masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks yang merupakan hasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak, meskipun kadang bisa
dicegah atau dihindari. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan
universal karena ada faktor-faktor di luar kenyataan klinis yang mempengaruhi
diantaranya faktor sosial ekonomi dan budaya. Pada kasus di beberapa negara
berkembang seperti di Indonesia, masalah kesehatan yang marak terjadi pada kurun
waktu beberapa tahun kebelakang dan diperkirakan akan terus mengalami
peningkatan pada tahun tahun yang akan datang ialah masalah kesehatan penyakit
tidak menular atau penyakit degeneratif atau sering juga disebut penyakit
kronis.Menurut World Health Organization (WHO, 2008), masalah kesehatan utama
yang menjadi penyebab kematian pada manusia adalah penyakit kronis. Penyakit
kronis tersebut banyak macamnya, dua diantaranya ialah penyakit Hipertensi dan
Diabetes Melitus . (Sumber: http : //www.voaindonesia.com/a/penyakit-kronik-
penyebab-utamakematian-dunia-121735089/93151.html.)
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin
dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia
(Effendi, 2009). Sehingga walaupun sempat berada pada era yang berbeda (Era Askes
dan Era BPJS), Puskesmas tetap konsisten memberikan layanan kesehatan untuk
masyarakat, dan ditambah dengan keberadaan Puskesmas yang mudah untuk
dijangkau.
Pemerintah melalui BPJS Kesehatan mengupayakan salah satu program untuk
mengatasi permasalahan tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS). Tujuan dari kegiatan program pengelolaan penyakit kronis adalah
untuk mendorong peserta penyandang penyakit kronis khususnya Hipertensi
mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang
berkunjung ke fasilitas tingkat pertama memiliki hasil baik, pada pemeriksaan
spesifik terhadap Diabetes Mellitus, dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait
sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit (BPJS Kesehatan, 2014).
Perlu peran dari berbagai pihak, baik dari tenaga kesehatan yang hendaknya
mengupayakan program pengelolaan pemyakit kronis tersebut berjalan sehingga dapat
mengatasi kasus Hipertensi pasien, dengan menggunakan metode promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Di dalam mengupayakan kegiatan tersebut seringkali tidak
optimal karena faktor dari keterjangkauan akses pelayanan, dukungan keluarga dan
peran petugas kesehatan terhadap penurunan jumlah kunjungan peserta prolanis di
puskesmas. Hal ini dapat meningkatakan kualitas pelayanan kesehatan dan
memberikan motivasi kepada semua masyarakat serta melibatkan mayarakat aktif
disetiap program-program kesehatan guna meningkatkan kualitas kesehatan yang
lebih baik khususnya pada program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis).
Masalah- masalah lainnya yang ada di setiap program yang dilaksanakan
diPuskesmas memang beragam antara lain: Masih adanya Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ) yang belum berobat sesuai standar di puskesmas merupakan salah satu
masalah yang ada di Puskesmas Ajibarang II, karena masih ada pasien dengan ODGJ
yang belum terdeteksi oleh petugas puskesmas, kemudian Cakupan (Open Defecation
Free) ODF di wilayah Puskemas Ajibarang II masih belum tercapai karena masih
banyaknya masyarakat yang tidak melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
sehingga di wilayah Puskesmas Ajibarang II Masih kurangnya kunjungan rumah dan
pemantauan dari tenaga kesehatan khususnya pada pasien PROLANIS hipertensi
yang sudah tidak rutin berobat ke puskesmas di masing- masing desa binaan wilayah
kerja puskesmas Ajibarang II, Kedisiplinan pegawai masih kurang, Proses
Penyeterilan alat setelah Tindakan Keperawatan masih kurang.
Sebagai perawat di Puskesmas Ajibarang II, diharapkan mampu
mengaktualisasikan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen
mutu, Anti Korupsi) , nilai-nilai dasar ASN dapat terinternalisasi dalam tindakan dan
pekerjaan sehari-sehari, dan mampu mempengaruhi seluruh ASN di lingkungan kerja
Puskesmas Ajibarang II ke arah yang positif, dan mampu mempertanggungjawabkan
pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsinya, akhirnya mampu meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat serta mewujudkan visi misi Puskesmas Ajibarang II.

B. Identifikasi Isu dan Perumusan Masalah


1. Identifikasi Isu
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di Puskesmas
Ajibarang II, sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) dan sesuai dengan peran dan kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai
Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat diidentifikasi isu-isu
yang dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Identifikasi Isu

No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan

1 Masih adanya Pelayanan Di desa binaan Semua pasien Orang


Orang Dengan Publik wilayah Dengan Gangguan Jiwa
Gangguan Jiwa Puskesmas yang ada di desa diwilayah
(ODGJ) yang Ajibarang II kerja Puskesmas Ajibarang
belum berobat masih terdapat II diharapkan bisa berobat
sesuai standar pasien yang tidak sesuai standard
berobat

2 Belum ada desa Pelayanan Di Wilayah kerja Semua desa di wilayah kerja
yang berstatus public Puskesmas Puskesmas Ajibarang II
Open Defecation Ajibarang II menjadi desa ODF
Free (ODF) atau masih belum
Bebas buang air menjadi desa ODF
besar sehingga
cakupan Desa
STBM masih nol
3 Masih kurang Pelayanan Pelayanan Kegiatan prolanis dapat
optimalnya Publik Kegiatan dilakukan dengan lebih
kegiatan pelayanan PROLANIS optimal
PROLANIS dan masih kurang
pemantauan optimal khususnya
kesehatan pasien pada pasien yang
Hipertensi dan sudah tidak rutin
Diabetes Mellitus mengikuti
Tipe 2 kegiatan
4 Tingginya Manajemen Masih ada pasien Diharapkan pasien dan
kebiasaan merokok mutu dan keluarga yang keluarga yang berada di area
dan masih merokok di area puskesmas tidak merokok
kurangnya KTR di puskesmas
fasilitas pelayanan
kesehatan
5 Pembentukan Pelayanan Masih terdapat 2 Diharapkan dalam tahun
POSBINDU PTM publik desa di wilayah 2019 semua desa di wilayah
Desa/kelurahan Puskesmas Puskesmas Ajibarang II
masih kurang Ajibarang II yang semua desa sudah terbentuk
belum ada POSBINDU
POSBINDU

a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Analisis APKL (Aktual, Problematik,


Kekhalayakan dan Layak)
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat
bantu penetapan kriteria isu. Analisis isu bertujuan untuk menetapkan kualitas isu
dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan pendekatan APKL
yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak. Analisis APKL merupakan
alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan
tingkat aktual, problematik, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang ditemukan di
lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis APKL, maka dipilih isu yang
menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan diidentifikasi.
APKL memiliki 4 kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di kalangan
masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sedangkan
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Berikut ini beberapa isu yang ada pada Puskesmas Ajibarang II, yang akan
ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL, untuk lebih jelasnya lihat
tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2 Identifikasi Isu dengan Metode APKL

Kriteria
No. Isu Keterangan
A P K L
1. Masih adanya Orang Dengan + + + + Memenuhi
Gangguan Jiwa (ODGJ) Syarat
yang belum berobat sesuai
standar

2. Belum ada desa yang + + + + Memenuhi


berstatus Open Defecation Syarat
Free (ODF) atau Bebas
buang air besar sehingga
cakupan Desa STBM masih
nol

3. Masih kurang optimalnya + + + + Memenuhi


kegiatan pelayanan Syarat
PROLANIS dan pemantauan
kesehatan pasien Hipertensi
dan Diabetes Mellitus Tipe 2

4. Tingginya kebiasaan + + - + Belum


merokok dan masih Memenuhi
kurangnya KTR di fasilitas Syarat
pelayanan kesehatan
5. Pembentukan POSBINDU + + - + Belum
PTM Desa/kelurahan masih Memenuhi
kurang Syarat
Keterangan :
Tanda ( + ) : memenuhi
Tanda ( - ) : tidak memenuhi

b. Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)


Berdasarkan metode APKL dari tabel di atas diperoleh 3 (tiga) isu utama
yang terpilih, yaitu :

1. Masih adanya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang belum berobat
sesuai standar
2. Belum ada desa yang berstatus Open Defecation Free (ODF) atau Bebas buang
air besar sehingga cakupan Desa STBM masih nol
3. Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS dan pemantauan
kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2
Isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan menggunakan metode USG
menggunakan skala likert dengan rentang penilaian 1-5 dengan ketentuan nilai 1
berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar,
dan nilai 5 berarti sangat besar. kriteria analisis USG yaitu:
a. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
b. Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas yang dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
c. Growth didefinisikan sebagai seberapa besar memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani dengan segera.
Hasil analisis USG terkait isu-isu di Puskesmas Patikraja disajikan dalam
tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3. Identifikasi Isu dengan Metode USG
Kriteria

No. Isu Ket Peringkat


U S G

1. Masih adanya Orang Dengan Gangguan 4 5 4 13 3


Jiwa (ODGJ) yang belum berobat sesuai
standard

2. Belum ada desa yang berstatus Open 3 4 5 12 2


Defecation Free (ODF) atau Bebas buang
air besar sehingga cakupan Desa STBM
masih nol

3 Masih kurang optimalnya kegiatan 5 5 5 15 1


pelayanan PROLANIS dan pemantauan
kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes
Mellitus Tipe 2

Keterangan skor:
1 : Sangat kecil 4 : Besar
2 : Kecil 5 : Sangat besar
3 : Sedang
Setelah melalui tahap analisis dengan metode USG, maka dapat diidentifikasi isu
yang menjadi prioritas. Berdasarkan latar belakang dan hasil identifikasi isu yang telah
diperoleh, maka rumusan masalah rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut;
Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS dan pemantauan kesehatan
pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2. Dengan terpilihnya isu yang menjadi
prioritas penyelesaian laporan aktualisasi ini, maka diberi judul: “Optimalisasi
Pelayanan Prolanis pada Pasien Hipertensi dan Diabetes Melitus di unit Puskesmas
Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas”.

2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar profesi ASN bagi
peserta Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2019, diharapkan :
a. Melaksanakan aktualisasi dan habituasi ASN sesuai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
b. Untuk membentuk sumber daya manusia ASN yang memiliki karakter sesuai dengan
nilai-nilai dasar profesi ASN
c. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat yang bersifat akuntabel,
berjiwa nasionalisme, memiliki etika publik yang baik, berorientasi pada komitemen
mutu serta pribadi yang anti korupsi berlandaskan spiritual accountability.
d. Untuk menyelesaikan persyaratan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan VI di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas.

3. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan yang didapatkan dalam rancangan aktualisasi ini yaitu:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Menambah wawasan bagi peserta mengenai aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS
b. Dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN pada saat menjalankan tugas di
Puskesmas Ajibarang II
c. Meningkatkan profesionalitas kerja perawat melalui aktualisasi nilai-nilai
dasar profesi PNS
2. Bagi Puskesmas Ajibarang II :
a. Membantu mewujudkan visi dan misi Puskesmas Ajibarang II
b. Meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
Ajibarang II.
c. Meningkatkan profesionalisme ASN di Puskesmas Ajibarang II
3. Bagi pasien :
a. Memberikan kepuasan pada pasien
b. Menambah pengetahuan tentang pentingnya kesehatan
4. Bagi masyarakat Desa binaan wilayah Puskesmas Ajibarang II, yaitu menambah
pengetahuan tentang penyakitnya dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang
baik dan bermutu.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada hakikatnya terkait dengan
pembangunan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah
laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan negara dari
ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Selain itu menumbuhkan rasa patriotisme dan
nasionalisme di dalam diri PNS. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan
penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa.

2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis


Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang statis
(trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh pada
pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan lingkungan strategis ini bertujuan
membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi perubahan lingkungan
strategis sebagai wawasan strategis PNS. Sehingga PNS dapat memahami modal
insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis, dapat mengidentifikasi
isu-isu kritikal, dan dapat melakukan analisis isu-isu kritikal dengan menggunakan
kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu PNS dapat mengambil keputusan yang
terbaik dalam tindakan profesionalnya.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada semua
komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan
syarat-syarat tentang pembelan negara. Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian
dari warga masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945
tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi
warga negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan
segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang secara
fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta secara
kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja
keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab
tiu dalam pelaksanaan latihan dasar bagi ASN dibekali dengan latihan-latihan
seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan (LAN, 2015)

B. Nilai Dasar ASN

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya
sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN
maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga
dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir .(Kusumasari,Bevaola, dkk: 2015)

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap politik masyarakat yang mempunyai cita-cita
dan tujuan yang sama sehingga suatu bangsa merasakan kecintaan dan kesetiaan pada
bangsa tersebut. Nasionalisme Indonesia yaitu nasionalisme yang berlandaskan pada
Pancasila, yang memuliakan kemanusiaan universal dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat manusia. Nilai-nilai nasionalisme
Indonesia sesuai dengan nilai-nilai sila-sila dalam Pancasila, antara lain sebagai
berikut.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Nilai yang terkandung dalam sila pertama antara
lain jujur dan mempunyai integritas, menghormati hak orang lain, menghormati
aturan dan hukum masyarakat, beretika, tidak korupsi, sabar, berjiwa besar,
berprasangka baik, menghormati kepercayaan dan agama orang lain, serta tidak
memaksakan agama dan kepercayaan terhadap orang lain.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Nilai yang terkandung dalam sila
kedua meliputi sikap toleran, berlaku adil, menghormati hak asasi orang lain,
tidak dzalim, berlaku sopan santun, serta saling tolong-menolong.
c. Sila Persatuan Indonesia Nilain yang terkandung dalam sila ketiga meliputi sikap
siap sedia membela negara, kehormatan bangsa, kesatuan dan persatuan
Indonesia, menjaga kerukunan dan kedamaian, memajukan persatuan Indonesia
atas dasar bhineka tunggal ika, serta memjukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa.
d. Sila Kerakyakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan Nilai yang terkandung dalam sila keempat meliputi
tidak mau menang sendiri, tidak ngotot, tidak menghalalkan segala cara, tidak
berbuat merugikan orang/kelompok lain, mau mendengar pendapat orang lain,
sportif, siap menang tapi juga siap kalah, serta selalu mematuhi aturan yang
berlaku.
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Nilai yang terkandung dalam
sila kelima antara lain tidak mementingkan diri sendiri, kelompok, atau golongan,
memperhatikan nasib orang lain, gotong royong, tidak serakah, tepat waktu, mau
bekerja keras, saling membantu, serta senang menabung dan berinvestasi.
Seorang PNS harus memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dalam menjalankan
tugasnya. Seorang PNS harus selalu berorientasi pada kepentingan publik dengan
selalu memberikan pelayanan prima serta berintegritas tinggi dalam menjalankan
setiap tugasnya sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan publik serta sebagai
pemberi pelayanan publik.

3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu
pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila (keteguhan)
b. Setia dalam mempertahankan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
(setia)
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak (professional)
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian (keahlian)
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif (adil, non diskriminatif)
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir (Kumorotomo, Wahyudi, dkk: 2015)

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah kebulatan tekad, tanggung jawab yang terdiri dari
kegiatan perbaikan berkelanjutan yang melibatkan setiap orang dalam organisasi
melalui usaha yang terintegrasi secara total untuk meningkatkan kinerja pada setiap
level oranisasi. Kinerja aparatur dalam memberikan layanan publik yang bermutu
harus berlandaskan prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi (LAN RI, 2016). Nilai-
nilai dasar (Pasal 4) dan kode etik (Pasal 5) layanan publik sebagaimana dituangkan
dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tenang ASN, secara keseluruhan mencerminkan
perlunya komitmen mutu dari setiap aparatur dalam memberikan layanannya dan
kepada siapapun. Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan msyarakat yang menerima layanan (customer satisfaction).
Uraian di atas menunjukkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu
yaitu:
a. Efektivitas
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (dalam LAN RI, 2016) mendefinisikan
efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang dikerjakan. Efektivitas organisasi
tidak hanya diukur dari performan untuk mencapai target mutu, kuantitas,
ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan
dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilakukan, sehingga tidak terjadi pemborosan,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar
alur. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa. Karakteristik yang ideal dari tindakan efektif dan
efisien yaitu: penghematan, ketercapaian target, pekerjaan dapat diselesaikan
dengan cepat dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua pihak. Sedangkan,
konsekuensi jika suatu pelaksanaan pekerjaan tidak efektif dan efisien adalah
ketidakcapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak, menurunkan kredibilitas
instansi, bahkan kerugian finansial.
c. Inovasi
Pengertian inovasi menurut Richard L. Daft (dalam LAN RI, 2016) menyatakan
bahwa inovasi barang dan jasa adalah cara suatu organisasi beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan. Inovasi dalam layanan
publik mestinya mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin. Inovasi muncul karena dorongan
kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan. Dorongan
untuk melakukan perubahan dapat berasal dari dalam, ataupun dari pihak luar.
Inovasi dalam pelayanan publik merupakan sebuah keniscayaan. Khususnya
dalam rangka meningkatkan kepuasan publik atas layanan aparatur. Upaya
peningkatan produktivitas PNS sebagai aparatur penyelenggara pemerintah dapat
dilakukan melalui banyak cara, misalnya peningkatan kompetensi, motivasi,
penegakan disiplin, dan pengawasan profesional untuk mengawal kinerja PNS
agar tetap berada di jalur yang tepat dan tidak melakukan penyimpangan.
d. Mutu
Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis (dalam LAN RI, 2016),
mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan pengguna.
Keberhasilan institusi pemerintah memberikan layanan kepada masyarakat akan
sangat bergantung pada mutu sumberdaya manusia serta bagaimana potensi
mereka diberdayakan oleh pimpinannya (LAN RI, 2016). Pelayanan publik yang
berorientasi mutu adalah pelayanan yang diarahkan untuk meningkatkan
kepuasan masyarakat sebagai pelanggan, baik menyangkut layanan producer
view maupun costumer view. Zeithmalh, dkk (dalam LAN RI, 2016) menyatakan
bahwa terdapat sepuluh ukuran dalam menilai mutu pelayanan yaitu: 1) tangible
(nyata/berwujud); 2) reliability (kehandalan); 3) responsiveness (cepat tanggap);
4) competence (kompetensi); 5) access (kemudahan); 6) courtesy (keramahan); 7)
communication (komunikasi); 8) credibility (kepercayaan); 9) security
(keamanan); dan 10) understanding the customer ( pemahaman pelanggan).
5. Anti Korupsi
Nilai seorang PNS yang anti korupsi berarti bahwa tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi terdiri
dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Jujur
Kejujuran merupakan landasan utama bagi penegakan integritas diri. Sikap jujur
terhadap diri sendiri maupun orang lain dapat membentengi diri dari perbuatan
curang.
b. Peduli
Sikap peduli terhadap orang lain menjadikan seseorang memiliki rasa kasih sayang
antar sesama. Pribadi berjiwa sosial tinggi tidak akan tergoda untuk memperkaya
diri dengan cara yang salah.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter seseorang agar tidak mudah bergantung kepada
pihak lain, sehingga dapat terhindar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan.
d. Disiplin
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Pekerja keras akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi
terwujudnya kemanfaatan publik yang maksimal.

g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya
dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Karakter yang kuat akan membentuk pribadi yang berani untuk menyatakan
kebenaran dan menolak kebathilan.
i. Adil
Adil yaitu kemampuan untuk memperlakukan orang lain sesuai hak dan
kewajibannya, sehingga akan menyadari bahwa apa yang diterima sesuai dengan
jerih payahnya.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga
menjadi tidak bergantung terlalu bnyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak
akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi
mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari suatu
pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non
materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika
mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang
mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan
dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa yang
telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan
saat memutuskan peristiwa yang terjadi (Tim Penulis Pemberantasan Korupsi: 2015).

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan-
tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara
yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional
dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat. (Fatimah, Elly dan
Erna Irawati: 2017)
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
n. Kesejahteraan. (Fatimah, Elly dan Erna Irawati: 2017)

2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan
dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka
butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan
karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan
untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam
arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di
sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media
publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat ( Purwanto, Erwan
Agus, dkk: 2017)

3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak;
 dialog atau pertukaran informasi;
 joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 joint working, atau kolaborasi sementara;
 joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
 satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme
integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
 union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak; merger,
yaitu penggabungan ke dalam struktur baru (Suwarno, Yogi dan Tri Atmojo
Sejati: 2017)

A. Definisi Prolanis
Definisi Prolanis menurut BPJS Kesehatan ialah suatu sistem pelayanan
kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang
melibatkan peserta, Faskes (Fasilitas Kesehatan) dan BPJS Kesehatan dalam rangka
pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis
untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang
efektif dan efisien (Buku panduan praktis PROLANIS BPJS Kesehatan, 2014).
Penyakit kronis yang dimaksud dalam program Prolanis BPJS ialah penyakit diabetes
melitus tipe II dan penyakit hipertensi, dengan bentuk aktivitas pelaksanaan yang
meliputi konsultasi medis/ edukasi, homevisit, aktivitas klub dan pemantauan status
kesehatan dengan penanggungjawab program ada pada Kantor Cabang BPJS
Kesehatan Bagian Manajemen Pelayanan Primer (BPJS Kesehatan, 2014).
Kegiatan kunjungan rumah khususnya pada pasien prolanis Hipertensi dan
Diabetes Melitus di Puskesmas Ajibarang II masih belum berjalan optimal,
disebabkan karena jadwal kunjungan dan tenaga kesehatan yang melakukan
kunjungan belum diatur dengan jelas. Angka kunjungan pasien prolanis di Puskesmas
Ajibarang II, khususnya pasien Hipertensi dan Diabetes Melitus juga masih kurang
sehingga berimbas pada pendapatan besaran kapitasi berdasarkan pencapaian target.
Salah satu Indikator yang mempengaruhi besaran pembayaran kapitasi adalah
indikator Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPPB) yaitu ≥ 50%, dan
Rasio Kunjungan Rumah (RKR) 8.33 % sebulan atau 100% setahun.
Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah Peserta
PROLANIS untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi
peserta PROLANIS dan keluarga Sasaran: Peserta PROLANIS dengan kriteria :

a. Peserta baru terdaftar


b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek Perorangan/Klinik/Puskesmas 3
bulan berturut-turut
d. Peserta dengan GDP/GDPP di bawah standar 3 bulan berturut-turut (PPDM)
e. Peserta dengan Tekanan Darah tidak terkontrol 3 bulan berturut-turut (PPHT)
f. Peserta pasca opname
Langkah – langkah:
a. Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu dilakukan Home Visit
b. Memfasilitasi Faskes Pengelola untuk menetapkan waktu kunjungan
c. Bila diperlukan, dilakukan pendampingan pelaksanaan Home Visit
d. Melakukan administrasi Home Visit kepada Faskes Pengelola dengan berkas
sebagai berikut:
1) Formulir Home Visit yang mendapat tanda tangan Peserta/Keluarga
peserta yang dikunjungi
2) Lembar tindak lanjut dari Home Visit/lembar anjuran Faskes
Pengelola
e. Melakukan monitoring aktifitas Home Visit (melakukan rekapitulasi jumlah peserta
yang telah mendapat Home Visit)
f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat Home Visit
dengan jumlah peningkatan angka kunjungan dan status kesehatan peserta
g. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/Kantor Pusat.
B. Tujuan PROLANIS

Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup


optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat
Pertama memiliki hasil baik pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM
(Diabetes Mellitus) Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat
mencegah timbulnya komplikasi penyakit. Selain itu tujuan dibuatnya PROLANIS
adalah untuk mendorong kemandirian peserta, meningkatkan kepuasan peserta,
meningkatkan kualitas kesehatan peserta, dan mengendalikan biaya pelayanan
kesehatan dalam jangka panjang.

C. Sasaran dan Bentuk Pelaksanaan PROLANIS


Seluruh Peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis terutama DM

Tipe 2 dan Hipertensi. Aktifitas dalam PROLANIS meliputi aktifitas konsultasi medis

atau edukasi, Home Visit, Reminder, aktifitas klub, pelayanan obat secara rutin, dan

pemantauan status kesehatan.


BAB III

PROFIL ORGANISASI

1. IDENTITAS
A. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Nama Instantsi : PUSKESMAS AJIBARANG II
Alamat : Jln. Desa Kalibenda RT 002 RW 001
Kecamatan : Ajibarang
Kabupaten : Banyumas
Propinsi : Jawa Tengah
No Telpon : 0281 (572372)

7. PROFIL ORGANISASI
Puskesmas Ajibarang II Kabupaten Banyumas yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Bupati Nomor 32 tahun 2006 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi,

Tugas Pokok, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja Puskesmas Ajibarang II pada

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, yang mempunyai tugas pokok memberikan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh, meliputi upaya kesehatan promotif,


preventif, kuratif dan rehabilitatif guna mewujudkan masyarakat Banyumas yang

sehat.

Dengan makin berkembangnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan

yang lebih baik lagi, maka Puskesmas Ajibarang II berusaha mengantisipasi tuntutan

masyarakat dengan memberikan pelayanan sesuai tuntutan masyarakat yang

disesuaikan dengan standar-setandar pelayanan yang ada. Sesuai dengan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyumas tahun 2019

– 2024 dimana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pemerintah kabupaten

memantapkan pusat-pusat pelayanan kesehatan maka dipandang perlu untuk bisa

menerapkan pola pengelolaan umum Badan Pelayanan Umum Daerah yang diatur

dalam Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Keuangan . Inilah landasan hukum yang mendasari operasional Puskesmas Ajibarang

II adalah :

a. Keputusan Bupati Banyumas No. 900/758/2014 tentang Penerapan di


Puskesmas/UPTD Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
b. Peraturan Bupati Banyumas Nomor 89 Tahun 2014 tentang Tata Kelola Badan
Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Banyumas
c. Peraturan Bupati Banyumas Nomor 30 Tahun 2014 tentang Remunerasi Pada
Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas
d. Perbup Tarif di Puskesmas/UPTD Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
e. Keputusan Bupati Banyumas No. 900/999/2014 tentang Pemimpin di
Puskesmas/UPTD Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

1. Karakteristik Bisnis

Bisnis mempunyai karakteristik dalam indikator kinerja pelayanan, indikator

kinerja keuangan dan indikator kinerja operasional dan indikator manfaat. Bisnis
bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui kegiatan

promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif secara proaktif kepada masyarakat di

wilayah Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas.

Layanan di Puskesmas Ajibarang II yang mengacu Permenkes No. 75 Tahun

2014 tentang Puskesmas adalah :

a. Layanan Upaya Kegiatan Perorangan (UKP)


Diantaranya Pelayanan Rawat Jalan (Ruang Pemeriksaan Umum, Gigi, KIA, KB,
Imunisasi, Laboratorium dan Tindakan), Rawat Inap, Persalinan, Gawat Darurat
dan Ambulance.
b. Layanan Upaya Kegiatan Masyarakat (UKM)
Diantaranya Kesehatan Ibu dan Anak (termasuk Imunisasi), Gizi, Layanan UKS,
Kesehatan Lingkungan, Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular
serta Promosi Kesehatan Layanan UKGM, Lansia, Jiwa, Kesehatan Indera,
Pengobatan tradisional dan Kesehatan Kerja dan Olahraga.

B. VISI DAN MISI PUSKESMAS AJIBARANG


1. Visi Puskesmas Ajibarang
Visi Puskesmas Ajibarang II adalah “ Pelayanan Kesehatan Dasar
Paripurna Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri”.
Masyarakat yang sehat merupakan suatu hal yang ingin diwujudkan dalam
penyelenggaraan pembangunan dalam bidang kesehatan, yaitu kondisi dimana
individu, keluarga, masyarakat kecamatan Ajibarang tidak mengalami gangguan
penyakit yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari baik secara jasmani,
rohani dan sosial.
Selain memiliki masyarakat yang sehat, diharapkan masyarakat Kecamatan
Ajibarang juga mandiri yaitu mampu untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri,
keluarga, dan masyarakat baik dalam pembiayaan kesehatan maupun pemanfaatan
fasilitas kesehatan.
2. Misi Puskesmas Ajibarang II

a. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat


Memberdayakan masyarakat untuk berupaya berperilaku hidup sehat dimaksudkan

agar tercipta kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan

baik individu dan masyarakat.

b. Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan


Kinerja dan mutu pelayanan kesehatan diupayakan dapat melayani semua lapisan
masyarakat sehingga perlu adanya pengembangan dan peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan.
c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya dapat menjamin terlaksananya
sistem pelayanan kesehatan yang bermutu.

d. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral


Misi ini dimaksudkan agar setiap kebijakan, program, kegiatan dan penelitian
kesehatan semaksimal mungkin melibatkan semua pihak.
e. Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan
Misi ini dimaksudkan agar penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang bebas
dari KKN, transparan dan akuntabel.
3. Motto

“ Sehat Untuk Semua Sejahtera Bersama ”


4. Rencana Kerja Puskesmas Ajibarang
Rencana Kerja Puskesmas Ajibarang II sesuai program Permenkes No. 75
tentang Puskesmas Tahun 2014 dan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas yaitu
sebagai berikut :
a. Meningkatkan umur harapan hidup
b. Menurunkan angka kematian bayi
c. Menurunkan angka kematian ibu
d. Menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk
e. Menurunkan angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular
f. Meningkatkan mutu sanitasi lingkungan
g. Meningkatkan mutu dan akses pelayanan kesehatan
h. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan secara berkualitas
i. Meningkatkan peran dan fungsi desa siaga
j. Meningkatkan dan pemerataan mutu pelayanan jaminan pelayanan kesehatan
masyarakat miskin

C. BUDAYA PUSKESMAS AJIBARANG


Nilai-nilai luhur yang menjadi inti dari pengembangan budaya kerja Puskesmas
Ajibarang II adalah:
1. Sopan;
2. Senyum;
3. Sapa;
4. Simpatik;
5. Sayang.
Yang selanjutnya disingkat dan disebut dengan “LIMA “S”
1. Sopan :
 Adalah ciri utama yang melekat pada setiap petugas kami
2. Senyum :
 Selalu senyum dengan keramah-tamahannya dari petugas
3. Sapa :
 Selalu menyapa dengan manis setiap pasien yang dating
4. Simpatik :
 Tindakannya tidak kaku, luwes tidak dibuat-buat,tulus dari hati yang paling dalam
5. Sayang :
 Petugas tidak membedakan status sosial, jenis ras dan golongan pasien, semua
pasien harus diberi pelayanan yang memuaskan

D. Tata Nilai Dasar


Nilai-nilai dasar Puskesmas Ajibarang II adalah “ CETAR MEMBAHANA” yang
meliputi :
a. CEKATAN
Cepat dan tepat dalam pelayanan.
b. PINTAR
SDM sesuai kwalifikasi pendidikan yang dibutuhkan.
c. MEMADAI
Fasilitas pelayanan sesuai standar
d. BERKUALITAS
Pelayanandilaksanakan sesuai standar
e. HARMONIS
SDM memiliki dan melaksnakan komitmen bersama
f. MEMPESONA
Gedung Puskesmas indah dipandang mata

A. Letak Geografis
Puskesmas Ajibarang II merupakan salah satu bagian dari 39 Puskesmas yang ada di Kabupaten
Banyumas, dan merupakan unit 2 dari Kecamatan Ajibarang. Dengan luas wilayah mencapai
2.676 km, mempunyai 7 desa wilayah kerja yang meliputi Desa Pancasan, Lesmana ,
Pancurendang , Kalibenda , Banjarsari , Sawangan dan Jingkang ,sedangkan wilayah desa yang
terluas desa Jingkang tersempit desa Kalibenda.

Tabel 1 : Luas wilayah kerja Puskesmas Ajibarang II kecamatan Ajibarang


LUAS
JUMLAH
NO DESA WILAYAH JUMLAH KK JUMLAH RW
RT
(HA)
1 PANCASAN
198 41 6
2,654

2 LESMANA
208 41 12
2,279

3 PANCURENDANG
289 35 7
2,157

4 KALIBENDA
134 11 2
765

5 BANJARSARI
399 48 7
2,498

6 SAWANGAN
710 52 11
1,894

7 JINGKANG
738 43 8
2,320

KECAMATAN 2676
Batas wilayah kerja Puskesmas Ajibarang II kecamatan Ajibarang, disajikan pada
gambar 1.
Batas Wilayah Puskesmas II Ajibarang

Lesmana

Pancurendang
Kalibenda Banjarsari

Ajibarang ii.shp
Pancasan Banjarsari
Jingkang
Sawangan Kalibenda
Lesmana
Pancasan
Pancurendang
Jingkang Sawangan

W E
1 0 1 2 Miles
S

Organisasi dan Sumber Daya Manusia


Pegawai penunjang pelayanan kepada masyarakat sudah memadai dan
memperoleh pendidikan dan pelatihan yang cukup. Namun pegawai yang
menangani urusan status rekam medik yang berlatar belakang pendidikan D3
rekam medik belum ada masih diampu oleh tenaga SMA . Oleh karena itu,
perlu pengadaan tenaga dibidang rekam medik. Sebagai gambaran inilah
tenaga kerja dan SDM di wilayah kerja Puskesmas Ajibarang II seperti pada
tabel 4.
Selain tenaga atau SDM juga didukung oleh organisasi yang ada di
Puskesmas Ajibarang, Puskesmas Ajibarang II terdiri dari 7 desa dengan
rincian Puskesmas Pembantu ada 1 buah, PKD/ POSKESDES ada 7 buah,
Posyandu Balita 45 buah, UKBM ada 7 buah Posbindu. Puskesmas Ajibarang
II merupakan puskesmas non rawat inap dan ada layanan persalinan 24 jam.
Kekuatan :
 Tersedianya jumlah SDM yang professional sesuai dengan kompetensi
 Sebagian besar SDM masih berusia produktif
 Memiliki SPI sebagai alat kontrol

Tabel Data Ketenagaan di Puskesmas Ajibarang s.d. Januari Tahun 2019


No Jenis Ketenagaan Jenis Pegawai
Jumlah
PNS PTT Kontrak

1. Dokter Umum 1 0 1 2

2. Dokter Gigi 1 0 0 1

3. Apoteker 0 0 1 1

4. Bidan 15 0 4 19

5. Perawat 6 0 2 8

6. Perawat Gigi 1 0 0 1

7. Asisten Apoteker 0 0 1 1

8. Tenaga Gizi 1 0 1 2

9. Pelaksana Hygiene Sanitasi 1 0 1 2

10. TenagaKesehatan Masyarakat 0 0 3 3

11. Analis Kesehatan 0 0 1 1

12 Administrasi 2 0 2 4

13 Tenaga IT/ TIK 0 0 0 0


14 Tenaga Akuntansi 0 0 1 1

15 Pengemudi 0 0 2 2

16 Petugas kebersihan 0 0 2 2

17 Petugas Keamanan/Satpam 0 0 2 2

Jumlah 28 0 24 52
A. Tugas Jabatan Peserta Diklat
Struktur organisasi Puskesmas II Ajibarang terdiri dari :
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala sub bagian Tata Usaha
c. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
d. Penanggung jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium
e. Penanggung jawab jejaring pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayana
kesehatan.

1. Tugas Aparatur Sipil Negara


Menurut Undang-undang Aparatur Sipil Negara Nomor 5 Tahun 2014, ASN
merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. aparatur sipil negara memiliki
tugas-tugas diantaranya:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.
Perawat sebagai salah satu ASN tentu memiliki tugas pokok profesi yang di atur
dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional Perawat Dan
Angka Kreditnya Rincian kegiatan Perawat kategori keahlian sesuai dengan jenjang
jabatan, sebagai berikut:
a. Perawat Ahli Pertama:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
10. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
11. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif;
12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif;
13. Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
14. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya;
17. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
18. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
19. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya
promotif;
20. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
21. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
22. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
23. Melakukan upaya membuat pasien tidur;
24. Melakukan relaksasi psikologis;
25. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan risiko
trauma/injury;
26. Melakukan manajemen febrile neutropeni;
27. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
28. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah;
29. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
30. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
31. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka
tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;
32. Merawat pasien dengan WSD;
33. Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi;
34. Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
35. Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra,
post)
36. Melakukan perawatan luka kanker;
37. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi;
38. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
39. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana dalam rangka
melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga;
40. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
41. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian;
42. 42) melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
43. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
44. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
45. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
46. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
47. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
48. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
49. Melakukan preseptorship dan mentorship;
50. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai
ketua tim/perawat primer;
51. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
52. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
53. Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan
54. Melakukan supervisi lapangan.
B. Role Model
Secara sederhana arti dari kata “role model” adalah teladan. Menurut Wikipedia,
role model adalah sesorang yang memberikan teladan dan berperilaku yang bisa di
ikuti oleh orang lain.
Pada kesempatan ini, penulis akan mengambil role model yang berada di sekitar
penulis yaitu Kepala Puskesmas Ajibarang II, Bapak H. Edi Hartono, SKM.,MM,
Alasannya adalah sebagai berikut :
1. Sebagai manajer di puskesmas, beliau telah berhasil mengkoordinasikan tugas dan
fungsi khususnya perawat secara adil dan sebagai mana mestinya.
2. Sebagai fasilitator beliau selalu menjembatani khususnya perawat untuk
melaksanakan kegiatan dengan penuh inovatif dan tanggung jawab.
3. Sebagai seorang Kepala Puskesmas, beliau sangat layak dijadikan contoh dan
panutan karena dalam setiap pengambilan keputusan selalu bijaksana.
Oleh karena itu, penulis mengambil role model yaitu Bapak H. Edi Hartono,
SKM.,MM. karena dapat memberikan inspirasi pada diri sendiri orang lain supaya
meniru perilaku teladannya, khusunya bagi diri penulis sendiri.
BAB IV
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar PNS

Kegiatan yang ada pada rancangan ini adalah kegiatan yang bersumber dari
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sebagai Perawat Ahli Pertama atau penugasan khusus
dari atasan. Kegiatan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang terdiri atas
nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi
(ANEKA) diperoleh tujuh kegiatan untuk sarana aktualisasi ANEKA pada Puskesmas
Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas dengan pertimbangan bahwa
kegiatan tersebut dapat dilaksanakan selama masa aktualisasi nilai dasar di tempat tugas.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, peserta Diklat Latsar dituntut
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS sebagai tindak lanjut dari proses
internalisasi nilai-nilai dasar selama masa pembelajaran.
Kegiatan akan diterapkan di Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang,
Kabupaten Banyumas selama 30 hari efektif pelayanan, yang dilaksanakan pada tanggal
12 juli 2019 sampai tanggal 10 agustus 2019.

B. Penetapan Isu Yang Terpilih

Unit Kerja Puskesmas Ajibarang II

Identifikasi Isu 1. Masih adanya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang belum
berobat sesuai standar
2. Belum ada desa yang berstatus Open Defecation Free (ODF) atau
Bebas buang air besar sehingga cakupan Desa STBM masih nol
3. Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS
dan pemantauan kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes
Mellitus Tipe 2
4. Tingginya kebiasaan merokok dan masih kurangnya KTR di
fasilitas pelayanan kesehatan
5. Pembentukan POSBINDU PTM Desa/kelurahan masih kurang
Isu yang : Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS dan
diangkat pemantauan kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

Gagasan : Optimalisasi Pelayanan Prolanis Pada Pasien Hipertensi Dan Diabetes

pemecahan isu Melitus tipe 2 di Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang


Kabupaten Banyumas

Kegiatan yang 1. Mengefektifkan kegiatan skrining faktor resiko Hipertensi dan


akan dilakukan Diabetes Mellitus
antara lain: 2. Menyusun SOP tentang kunjungan rumah pasien PROLANIS
3. Membuat leaflet dan Banner mengenai PROLANIS untuk diberikan
kepada pasien
4. Melakukan penyuluhan pendidikan kesehatan pada pasien di kegiatan
PROLANIS
5. Mengaktifkan kembali kegiatan senam PROLANIS yang diikuti oleh
lansia
6. Membuat group Informasi berbentuk group Whatsapp (WA) untuk
meningkatkan kepatuhan peserta PROLANIS
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Analisis
Kontribusi Terhadap Penguatan
Output/ Hasil Substansi Dampak Jika
No Kegiatan Tahapan kegiatan Visi dan Misi Unit Nilai
Kegiatan Mata Kegiatan tidak
Kerja Organisasi
Pelatihan Dilaksanakan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Mengefektifkan 1. Melakukan 1. Didapatkannya Akuntabilitas Dengan melakukan Nilai 1. Akan
kegiatan konsultasi persetujuan Konsultasi kegiatan ini akan organisasi menghambat
skrining faktor dengan Kepala dari pimpinan dilakukan Mempermudah proses yang ke satu kegiatan
resiko Puskesmas untuk dengan sopan, pendataan , dimana hasil yaitu :Cekata berikutnya
Hipertensi dan
pelaksanaan santun dan pendataan tersebut dapat n karena
Diabetes
Mellitus
kegiatan penuh rasa diajdikan acuan untuk langkah awal
(lembar hormat, serta peningkatan mutu harus
persetujuan) mengikuti pelayanan keperawatan mendapat
masukan dari yang juga berakibat pada persetujuan
atasan peningkatan mutu dari atasan
pelayanan hal ini sesuai terlebih
(Etika dengan misi Puskesmas dahulu.
Publik :Horma Ajibarang II yang ke 2
2. Melakukan t, santun, taat yaitu :
2. Mendapatkan perintah,
pengkajian atau - Meningkatkan kinerja
data dan
anamnesa dan mutu pelayanan
identitas Komitmen 2. Tidak
pasien yang kesehatan
pasien yang Mutu: mendapatka
berobat dirawat terindikasi Kegiatan n data
jalan mempunyai dilaksanakan rekam medis
faktor resiko agar mencapai pasien
Hipertensi hasil sesuai
dan Diabetes dengan target: 3. Tidak ada
Mellitus Efektif dan dokumen
3. Mencatat efisien tertulis
pasien yang 3. Mendapatkan
mempunyai data pasien
faktor resiko Hipertensi
Hipertensi dan dan Diabetes
Diabetes Mellitus
Mellitus untuk
selanjutnya di
arahkan untuk
mengikuti
kegiatan
Prolanis.

2. Menyus 1. Melakukan 1. Mendapat Konsultasi Dengan membuat SOP Kegiatan ini 1. Kegiatan
un SOP konsultasi persetujuan dilakukan tentang kunjungan rumah dilakukan tidak berjalan
tentang dengan atasan pelaksanaan dengan sopan, pasien prolanis maka hal sebagai sesuai alur
kunjung kegiatan santun dan ini sesuai dengan visi dan bentuk atau prosedur
an penuh rasa misi organisasi : pengabdian yang sesuai
rumah 2. Koordinasi 2. Adanya hormat, serta - Mendorong dan tanggung
pasien dengan tim kesepakatan mengikuti kemandirian jawab 2. Tidak adanya
PROLA untuk bersama masukan dari masyarakat untuk pekerjaan kesepakatan
NIS merancang atasan (Etika hidup sehat sesuai
SOP Publik :Horma dengan nilai : 3. Tidak ada
t, santun, taat - Meningkatkan (Memadai ) alur yang
Sumber 3.Membuat 3. Terbentuknya perintah, kinerja dan mutu yaitu jelas dalam
kegiatan susunan SOP SOP pelayanan ketersediann kegiatan
: tentang kunjungan kesehatan; ya Standar
INOVA kunjungan rumah Akuntabilitas Operasional 4. Petugas tidak
SI rumah adanya SOP Prosedur mengetahui
yang dapat alur SOP
4.Petugas medis/ dipertanggung yang
4. Melakukan paramedis jawabkan semestinya.
sosialisasi SOP mampu
kepada petugas melakukan SOP Nasionalisme
Medis dan yang sudah terjadinya
Paramedis di disepakati musyawarah
Puskesmas bersama antar tenaga
Ajibarang II kesehatan
untuk
kesepakatan
pelaksanaan
kegiatan
kunjungan
rumah yang
terjadwal.
Etika Publik
melaksanakan
tugas dengan
professional

Komitmen
Mutu bekerja
dengan efektif
dan efisien
terbentuknya
kesepakatan
untuk
melakukan
upaya promotif
dan preventif
bagi pasien.
Anti Korupsi
bekerja dengan
jujur dengan
konsep yang
jelas
3. Membuat 1. Mengajukan 1. Disetujuinya Akuntabilitas Dengan membuat Leaflet Dengan 1. Atasan tidak
leaflet dan proposal tentang proposal adanya dan Banner/MMT membuat mengetahui
Banner pembuatan pembuatan kejelasan mengenai PROLANIS, Leaflet dan tentang
mengenai Leaflet dan Banner dan informasi maka hal ini sesuai Banner/MM rencana
PROLANIS Banner kepada leaflet dengan visi organisasi : T mengenai
untuk kepala TU Nasionalisme, -Mendorong kemandirian PROLANIS 2. Tidak
diberikan seluruh lapisan masyarakat untuk hidup hal ini terbentuknya
kepada pasien masyarakat sehat. menguatkan rencana
2. Membuat desain 2. Terbentuknya yang datang ke nilai
leaflet dan leaflet dan puskesmas adil organisasi : 3. Tidak ada
Sumber Banner banner mendapatkan Memadai yang melihat
kegiatan: mengenai informasi hasil askhir
INOVASI PROLANIS tentang dari suatu
PROLANIS kegiatan
3. Evaluasi
kegiatan 3. Terpasangnya Etika Publik
Banner dan melaksanakan
leaflet tentang tugas dengan
PROLANIS professional
diPuskesmas
Komitmen
Mutu
terciptanya
inovasi sarana
informasi
mengenai
PROLANIS
Anti Korupsi
desain yang
sederhana dan
mudah
dipahami
masyarakat

4. Melakukan 1. Menyiapkan 1. Tersusunnya Akuntabilitas Dengan melakukan Dengan 1. Tidak


penyuluhan Undangan, undangan, adanya materi Sosialisasi dan Melakukan tersusunya
pendidikan Kerangka Acuan Kerangka yang dapat penyuluhan di kegiatan Sosialisasi suatu
kesehatan pada Kegiatan Acuan dipertanggung - ROLANIS, di wilayah bagi peserta tindakan yang
pasien di (KAK), materi Kegiatan jawabkan Kelurahan Bendungan, PROLANIS akan
kegiatan sosialisasi dan (KAK), dan maka hal ini sesuai di Puskesmas dilakukan
PROLANIS daftar hadir Materi Nasionalisme dengan misi organisasi : Ajibarang II
peserta Sosialisasi bersatunya - Mendorong hal ini 2. Peserta tidak
untuk lansia pemahaman kemandirian menguatkan mengetahui
Sumber pelaksanaan masyarakat untuk nilai tentang isi
kegiatan: PROLANIS hidup sehat organisasi : materi
INOVASI & Cekatan,dan
SKP 2. Melakukan 2. Dipahaminya Etika Publik berkualitas 3. Materi yang
kegiatan penyuluhan melaksanakan disampaikan
sosialisasi oleh peserta tugas dengan tidak dapat
penyuluhan professional dipahami
peserta.
3. Melakukan Komitmen
evaluasi 3.Peserta Mutu bekerja
kegiatan memahami dan dengan efektif
sosialisasi menerapkan dan efisien
tentang apa terbentuknya
yang sudah kerjasama
disampaikan untuk
penanganan
PTM

Anti Korupsi
bekerja dengan
jujur dengan
materi yang
jelas

5 Mengaktifkan 1. Konsultasi 1. Mendapatkan Akuntabilitas Dengan mengaktifkan Dengan 1. Tidak


kembali dengan kepala persetujuan adanya materi kembali kegiatan senam melakukan tersusunya
kegiatan senam puskesmas tentang rencana yang dapat dilakukan bersama koordinasi suatu
PROLANIS tindakan yang dipertanggung - dengan misi organisasi : dan tindakan
yang diikuti akan jawabkan pembuatan yang akan
oleh lansia dilaksanakan - Mendorong jadwal dilakukaTida
Nasionalisme kemandirian kunjungan k adanya
2. Koordinasi 2. Mendapat bersatunya masyarakat untuk pasien kesepakatan
Sumber dengan petugas
kegiatan:
kesepakatan pemahaman hidup sehat PROLANIS dengan
PROLANIS dan bersama pembuatan yang perawat
INOVASI instruktur senam jadwal - Meningkatkan kinerja dilakukan
kunjungan dan mutu pelayanan bersama akan 2. Tidak adanya
3. Menentukan 3. Ada jadwal kesehatan menguatkan kesepakatan
waktu dilaksanakann Etika Publik nilai bersama
pelaksanaan ya kegiatan melaksanakan - Meningkatkan organisasi :
kegiatan senam senam tugas dengan profesionalismesumbe - Memadai 3. Tidak adanya
PROLANIS professional daya manusia - Berkuaitas kejelasan
waktu dan
4. Melaksanakan 4. Kegiatan Komitmen tempat untuk
senam bersama senam Mutu bekerja kegiatan
bersama dengan efektif
pasien dan efisien
prolanis terbentuknya
kerjasama
untuk
penanganan

6 Membuat 1. Mendata nomor 1. Nomor ponsel Akuntabilitas Dengan melakukan Dengan 1. Petugas
group ponsel dan peserta dapat adanya materi pembuatan grup melakukan kesulitan
Informasi membuat grup terdata yang dapat informasi berbentuk koordinasi untuk
WA peserta dipertanggung - dan membuat grup
berbentuk Grup informasi WA
yang mengikuti jawabkan pembuatan informasi
group kegiatan Merupakan misi jadwal
Whatsapp PROLANIS Nasionalisme organisasi : kunjungan
(WA) untuk bersatunya pasien
pemahaman - Mendorong
meningkatkan PROLANIS
2. Memberikan pembuatan kemandirian
kepatuhan 2. Peserta yang
informasi yang jadwal masyarakat untuk
peserta PROLANIS dilakukan
berkaitan kunjungan hidup sehat 2. Peserta
dapat bersama akan
PROLANIS dengan PROLANIS
kesehatan di memperoleh Etika Publik - Meningkatkan kinerja menguatkan tidak
didalam grup informasi melaksanakan dan mutu pelayanan nilai mengetahui
sewaktu- organisasi :
tersebut tugas dengan kesehatan apabila ada
waktu - Memadai
professional info terbaru
- Berkualitas
3. Melakukan - Harmonis
evaluasi tentang 3. Mengetahui Komitmen
pembuatan grup manfaat di Mutu bekerja 3. Petugas tidak
WA untuk bentuknya dengan efektif mengetahui
meningkatkan grup WA dan efisien bagaimana
kepatuhan terbentuknya dampak yang
peserta kerjasama dirasakan
PROLANIS untuk oleh peserta
penanganan PROLANIS
C. JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI
Program/Kegiatan : Optimalisasi kegiatan pelayanan PROLANIS dan pemantauan kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

Waktu Pelaksanaan : 30 Hari

JULI AGUSTUS
N
KEGIATAN 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
O
2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0
1 Mengefektifka
n skrining
faktor resiko
Hipertensi dan V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Diabetes
Mellitus

2 Menyus
un SOP
tentang
kunjung
an V
rumah
pasien
PROLA
NIS

3 Membuat V
leaflet dan
Banner
mengenai
PROLANIS
untuk
diberikan
kepada pasien

4 Melakukan
Kunjungan V V V V V V V V
rumah
5 Melakukan
penyuluhan
pendidikan
kesehatan pada V V
pasien di
kegiatan
PROLANIS
6 Mengaktifkan
kembali
kegiatan senam
PROLANIS V
yang diikuti
oleh lansia

7 Membuat V V
group
Informasi
berbentuk
Whatsapp
(WA)
meningkatkan
kepatuhan
peserta
PROLANIS
BAB V

PENUTUP

1. Rancangan aktualisasi di Puskesmas Ajibarang II terdiri dari 6 kegiatan


2. Kegiatan yang direncanakan dengan mengaktualisasikan nilai–nilai dasar PNS sebagai
seorang perawat di puskesmas Patikraja meliputi:
a. Mengefektifkan kegiatan skrining faktor resiko Hipertensi dan Diabetes
Mellitus
b. Menyusun SOP tentang kunjungan rumah pasien PROLANIS
c. Membuat leaflet dan Banner mengenai PROLANIS untuk diberikan kepada
pasien
d. Melakukan penyuluhan pendidikan kesehatan pada pasien di kegiatan
PROLANIS
e. Mengaktifkan kembali kegiatan senam PROLANIS yang diikuti oleh lansia
f. Membuat group Informasi berbentuk group Whatsapp (WA) untuk
meningkatkan kepatuhan peserta PROLANIS

3. Rancangan aktualisasi akan dilaksanakan pada saat off campus selama 30 hari yaitu
tanggal 12 Juli– 10 Agustus 2019 bertempat di Puskesmas Ajibarang II
4. Indikator nilai dasar yang digunakan dalam kegiatan yang dirancang meliputi :
a. Nilai Akuntabilitas, yaitu kepemimpinan, transparansi, pertanggungjawaban,
integritas, kejelasan dan konsistensi.
b. Nilai Nasionalisme, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradap, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Nilai Etika Publik, yaitu standard etika luhur, sopan santun, dan empati.
d. Nilai Komitmen Mutu, yaitu orientasi mutu, efektif, efisiensi, serta menghargai
komunikasi dan konsultasi.
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015.Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015.Komitmen Mutu.Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015.Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan I/II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Anda mungkin juga menyukai