Kelompok 1 :
2022
A. Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolodasi dan
terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,
dan benda-benda asing.
Pneumonia adalah infeksi di daerah paru-paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
Pneumonia didefinisikan sebagai penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, yang melibatkan
parenkim paru-paru, termasuk alveoli dan struktur pendukungnya.
B. Etiologi
Pneumonia disebabkan oleh virus pathogen yang masuk ke dalam tubuh melalui aspirasi,
inhalasi, atau penyebaran sirkulasi. Pneumonia terutama disebabkan oleh bakteri. Pneumonia
inhalasi disebarkan melalui droplet batuk dan bersin. Agen penyebabnya biasanya adalah virus.
Pneumonia bisa disebabkan oleh penyebaran hematogenous dalam diri pasien yang mengidap
septisemia. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh agen bacterial atau agen fungal. Pasien yang
berusia lanjut dan sakit kronis, pasien dengan terapi steroid jangka Panjang; pasien yang
mengidap AIDS, kekurangan gizi, atau masalah penyalahgunaan alcohol dan obat-obatan
terlarang dan pasien penderita immonusupressi, mereka itu lebih rentan terhadap penyakit
pneumonia.
C. Klasifikasi Pneumonia
Pneumonia bisa timbul melalui aspirasi kuman atau penyebaran langsung kuman dari
saluran respiratorik atas. Hanya sebagian kecil merupakan akibat sekundar dari viremia atau
bakterimia. Dalam keadaan normal saluran respiratorik bawah mulai dari sublaring hingga
unit terminal adalah steril. Paru terlindungi dari infeksi melalui beberapa mekanisme
termasuk barier anatomi dan barier mekanik, juga sistem pertahanan tubuh lokal maupun
sistemik. Barier anatomi dan mekanik diantaranya adalah filtrasi partikel dihidung,
pencegahan aspirasi dengan reflek epiglotis, ekspulsi benda asing melalui refleks batuk dan
upaya menjaga kebersihan jalan napas oleh lapisan mukosiliar.
Sistem pertahanan tubuh yang terlibat yaitu sekresi lokal oleh imunoglobulin A, resons
inflamasi oleh sel-sel leukosit, komplemen, sitokin, imunoglobulin, alveolar dan cell
mediated immunity. Pneumonia terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas mengalami
gangguan yang menjadikan kuman patogen bias mencapai saluran napas bagian bawah.
Inokulasi patogen penyebab di saluran napas akan menimbulkan respons inflamasi akut
yang berbeda sesuai patogen penyebabnya.
Virus akan menginvasi saluran napas kecil dan alveoli, umumnya mengenai banyak
lobus. Pada infeksi virus ditandai lesi awal berupa kerusakan silia epitel dengan akumulasi
debris ke dalam lumen. Respons inflamasi awal adalah infiltrasi sel-sel mononuklear ke
dalam submukosa dan perivaskuler. Sebagian sel polymorponukleus (PMN) akan didapatkan
dalam saluran napas kecil. Bila proses inflamasi meluas maka sel debris, mukus serta sel-sel
inflamasi yang meningkat dalam saluran napas kecil akan menyebabkan obstruksi baik
parsial maupun total. Respons inflamasi didalam alveoli sama seperti yang terjadi dalam
ruang interstisial yang terdiri dari sel-sel monokuklear. Proses infeksi yang berat akan
mengakibatkan terjadinya pengelupasan epitel dan akan terbentuk aksudat hemoragik.
Inflamasi ke interstisial sangat jarang menimbulkan fibrosis.
Pneumonia bakterial terjadi dikarenakan akibat inhalasi atau aspirasi patogen, kadang
terjadi melalui penyebaran hematogen. Terjadi tidaknya proses pneumonia bergantung pada
interaksi antara bakteri dan sistem imunitas tubuh. Ketika bakteri dapat mencapai alveoli,
beberapa mekanisme pertahanan tubuh akan ditangkap oleh lapisan cairan epitel yang
mengandung opsonin dan akan terbentuk antibodi imunoglobulin G spesifik. Selanjutnya
terjadi fagositosis oleh makrofag alveolar (alveolar tipe II), sebagian kecil kuman akan
dilisis melalui perantara komplemen. Mekanisme tersebut sangat penting terutama pada
infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang tidak berkapsul seperti Streptococcus
pneumoniae. Ketika mekanisme ini gagal merusak bakteri dalam alveolar, leukosit PMN
dengan aktivitas fagositosis akan dibawa oleh sitokin sehingga muncul respons inflamasi.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mutaqin (2008), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada orang
dengan masalah pneumonia adalah:
A. Pengkajian Keperawatan
a. Indentitas klien : Nama, usia, jenis kelamin, Agama, pendidkian, suku bangsa,
alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medis, dan
identitas penanggung jawab.
c. Pemeriksaan fisik
Paru:
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
2. Gangguan pertukaran gas berhuungan dengan ketidak seimbangan ventilasi-perfusi,
perubahan membrane alveolus kapiler
3. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
C. Intervensi keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Bersihan jalan nafas
meningkat dengan Kriteria hasil:
a) Produksi sputum menurun
b) Mengi menurun
c) Wheezing menurun
d) Frekuensi napas membaik
e) Pola napas membaik
Intevensi : latihan batuk efektif
Observasi
a) Identifikasi kemampuan batuk
b) Monitor adanya retensi sputum
c) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
d) Monitor inut dan out put cairan
Terapeutik
a) Atur posisi semi fowler atau fowler
b) Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
c) Buang secret pada tempat sputum
Edukasi
a) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
b) Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8
detik
c) Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
d) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke 3
DAFTAR PUSTAKA
Edward, Martin. (2000). Penyakit anak sehari-hari dan tindakan darurat. PT Elex Media
Komputindo: Jakarta
Muttaqin, Arif.(2008). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem pernafasan. Salemba
Medika: Jakarta
Nurarif A.H & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic-Noc ed 1. Jogjakarta : Penerbit Mediaction
http://eprints.umpo.ac.id/5023/3/BAB%202.pdf