Anda di halaman 1dari 34

1.

Buatkan Hospital Bylaws meliputi :


a. Corporate Bylaws !
b. Medical Staf Bylaws (MSBL) !
2. Susun Kebijakan, Pedoman dan SPO sesuai dengan HBL yang saudara susun !

PERATURAN INTERNAL
(HOSPITAL BY LAWS)
RUMAH SAKIT .................

A. Latar Belakang
Adanya perubahan paradigma rumah sakit dari lembaga sosial menjadi lembaga sosio-ekonomi,
berdampak pada perubahan status rumah sakit yang dapat dijadikan sebagai subyek hukum, oleh
karena itu perlu diantisipasi dengan adanya kejelasan tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab
masing-masing pihak yang berkepentingan / berkaitan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
rumah sakit, yang selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Internal Rumah Sakit ............
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan dengan Sumber Daya Manusia yang multi
disiplin, syarat modal dan teknologi canggih, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya konflik
antara pihak, baik antara pelanggan/pasien dengan pemberi palayanan, maupun antara pemilik
dengan pengelola atau pengelola dengan stafnya.
Meningkatnya kesadaran serta kepekaan hukum masyarakat akhir-akhir ini, mendorong timbulnya
tuntutan hukum terhadap rumah sakit, sehingga adanya Hospital Bylaws sebagai aturan tertulis
di rumah sakit akan menjadi acuan yang sangat penting.
Peraturan Internal Rumah Sakit ............ merupakan salah satu bentuk aturan tertulis yang berlaku
di Rumah Sakit ......... dengan tujuan untuk melindungi semua pihak yang terkait. Dalam rumah
sakit pada dasarnya ditentukan oleh 3 (tiga) komponen atau pihak yang berperan besar yaitu
Pemilik yang dipimpin oleh seorang Ketua dan membawahi 3 (tiga) Deputi, kemudian Direktur
rumah sakit dan Staf Medis Fungsional (SMF) yang tergabung dalam Komite Medik.
Peraturan Internal (Hospital Bylaws) Rumah Sakit ................. ini meliputi "Peraturan Internal
Korporasi" dan "Peraturan Internal Staf Medik" yang disajikan secara berangkai.

B. Maksud dan Tujuan Hospital Bylaws


Secara umum, Peraturan Internal (Hospital Bylaws) Rumah Sakit.......... adalah merupakan
peraturan dasar yang bertujuan mengatur peran, tugas, dan tanggung jawab dari Pemilik melalui
perwakilannya, Direksi Rumah Sakit (selaku Pengelola) dan tenaga Staf Medis yang terhimpun
dalam Komite Medik, sehingga penyelenggaraan rumah sakit dapat berjalan secara efektif,
efisien, dan berkualitas.
Sedangkan secara khusus, dengan adanya Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws)
tersebut, diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan di Rumah
Sakit ............., baik yang berhubungan dengan kebijakan teknis operasional maupun pengaturan
Staf Medis.

C. Manfaat Hospital Bylaws


Adapun manfaat dari Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws), adalah:
a. Sebagai acuan Pemilik Rumah Sakit ………. dalam melakukan pengawasan.
b. Sebagai acuan bagi Direktur dan Para Direktur (Direksi) dalam mengelola dan menyusun
kebijakan teknis operasional.
c. Sebagai sarana menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu.
d. Sebagai sarana dalam perlindungan hukum.
e. Sebagai acuan penyelesaian konflik.
f. Sebagai persyaratan dalam akreditasi.

D. Landasan Hukum Penyusunan Hospital Bylaws


Landasan Hukum dalam penyusunan ini adalah antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang nomor 29 tahun 2004, tentang Praktek Kedokteran.
3. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen.
4. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan.
5. Keputusan Menkes No. 983/MENKES/SK/XI/1992, tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
Umum.
6. SK Menkes nomor 772/Menkes/SK/VI/2002, tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital By Laws).
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman
Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) di Rumah Sakit.
8. Surat Edaran Dirjen Yanmed Depkes No. YM.02.04.3.2504, tentang Hak dan Kewajiban
Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.
BUKU I
PERATURAN INTERNAL INSTITUSI
(CORPORATE BYLAWS)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama

Pasal 1
Nama, Visi, Misi, Nilai-Nilai, Logo, dan Tujuan

1) Nama Rumah Sakit ini adalah .............., yang beralamat di Jalan ............ milik ............ yang
didirikan berdasarkan Surat Keputusan Ketua ........ Nomor ........... menjadi ..............,
selanjutnya berkembang dan berubah menjadi Tipe B Non Pendidikan pada tanggal ........
sesuai SK Menkes No. .............

2) Visi Rumah sakit .......... :


Menjadi Rumah Sakit dengan unggulan dibidang pelayanan Trauma, kesehatan Ibu dan Anak
di wilayah Provinsi ............. tahun ...........

3) Misi Rumah Sakit .......... adalah :


a. Berperan dalam peningkatan taraf kesehatan masyarakat.
b. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan teknologi dan informasi di bidang
Traumatologi , kesehatan ibu dan anak.
c. Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas SDM yang professional.

4) Nilai-Nilai adalah sikap kerja pegawai Rumah Sakit .......... sebagai berikut :
a. Perhatian dan Komitmen : perhatian kami adalah kesejahteraan dan keselamatan sesama
manusia, kami bersimpati dengan mereka yang dilanda penyakit dan penderitaan, dimana
kami akan berbuat semaksimal mungkin untuk meringankan keadaan mereka.
b. Professional : kami bertekad menjadi terbaik dalam pekerjaan kami dan mencapai hasil
terbaik bagi pasien pasien kami.
c. Respek : kami memperlakukan semua orang dengan tulus ikhlas, sopan, adil dan penuh
rasa tanggung jawab.
d. Kolegilitas : kami memelihara sukses denganmengembangkan kerjasama, partisipasi dan
kepercayaan antara individu dalam lingkungan yang saling menghormati.
e. Tanggung jawab sosial : kami ambil bagian secara positif dalam kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
5) Logo Rumah Sakit ............ adalah :

LOGO

6) Tujuan Rumah Sakit ........... adalah :


a. Untuk mencapai Visi dan Misinya, RS........ harus melaksanakan dan menunjang
pelaksanaan Sistem Kesehatan Nasional dan termasuk Sistem Kesehatan Daerah yang
merupakan kebijakan dan program Pemerintah dibidang kesehatan, dengan
menyelenggarakan jasa pelayanan kesehatan terpadu.
b. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut pada ayat 6 huruf a diatas, Rumah
Sakit .......... melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan paripurna yang meliputi pelayanan medis, penunjang medis dan
keperawatan.
2. Pelayanan dibidang Farmasi dan Alat Kesehatan.
3. Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan bidang Kesehatan.
c. Menjadi rumah sakit yang mampu mewujudkan fungsinya sebagai tempat atauwadah
pelayanan kesehatan kepada pegawai dan masyarakat umum.

7) Motto Rumah Sakit ........ adalah :


Kesehatan Anda Adalah Keutamaan Kami

Pasal 2
Pengertian
Dalam Peraturan Internal (Hospital Bylaws) ini, yang dimaksud dengan :
1. Hospital Bylaws
Adalah Peraturan Internal yang mengatur tatacara penyelenggaraan rumah sakit, peran dan
hubungan Pemilik, Direksi dan Staf Medik Fungsional yang ditetapkan dan ditandatangani
oleh Pemilik yang dalam hal ini yang ditetapkan oleh Ketua .......

2. Medical Staff Bylaws


Adalah suatu peraturan organisasi Staf Medis dan Komite Medis di rumah sakit yang
ditetapkan oleh pemilik rumah sakit atas usulan dari Direksi dan Komite Medik.

3. Rumah Sakit
Adalah Rumah Sakit ......... yang selanjutnya disebut Rumah Sakit....... sebagai sarana
pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian.

4. Otorita Pengembangan Daerah Industri .........


Adalah Pemilik Rumah Sakit .........

5. Dewan Pembina
Adalah Dewan yang mewakili Pemilik, yang terdiri dari OB, PERSI, Unsur Kesehatan dan
Unsur Intelektual yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Rumah Sakit
yang dilakukan oleh Direksi dan memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan
kegiatan pengelolaan Rumah Sakit.

6. Direksi
Adalah Pimpinan Rumah Sakit yang bertugas dalam pengelolaan rumah sakit yang terdiri dari
Direktur dan Wakil Direktur sesuai dengan bidang tugasnya.

7. Direktur
Adalah pimpinan tertinggi Rumah Sakit, yang bertanggung jawab sepenuhnya dalam
pengelolaan Rumah Sakit.

8. Staf Medik Fungsional (SMF)


Adalah kelompok dokter dan/atau dokter spesialis serta dokter gigi dan/atau dokter gigi
spesialis yang memiliki STR, SIP dan Surat Penugasan untuk melakukan pelayanan di RS......
dan telah disetujui serta diterima sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menjalankan
profesi masing-masing di Rumah Sakit ........

9. Komite Medik
Adalah wadah non-struktural yang keanggotaannya berasal dari Ketua-ketua Staf Medik
Fungsional (SMF) atau yang mewakili secara tetap, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur.

10. Komite Etik dan Hukum


Adalah wadah non-struktural yang bertugas memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam
hal menyusun dan merumuskan medico-etikolegal serta etika pelayanan rumah sakit,
penyelesaian masalah etika rumah sakit dan pelanggaran terhadap kode etik pelayanan
rumah sakit, pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, kebijakan yang terkait
dengan ”hospital bylaws” dan ”medical staf bylaws”, gugus tugas bantuan hukum dalam
penanganan masalah hukum di Rumah Sakit ...........

11. Satuan Pemeriksaan Intern (SPI)


Adalah wadah non struktural yang bertugas melaksanakan pemeriksaan intern di Rumah Sakit
.........

12. Rapat Rutin


Adalah setiap rapat terjadwal yang diselenggarakan oleh Direksi Rumah Sakit ........ yang
bukan termasuk rapat struktural, rapat tahunan, rapat khusus, rapat koordinasi, rapat komite
medik.

13. Rapat Struktural/Rapat Direktur


Adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direktur Rumah Sakit ............ yang dihadiri oleh
segenap jajaran struktural Rurnah Sakit .............

14. Rapat Tahunan


Adalah rapat yang diselenggarakan oleh Ketua Dewan Pembina setiap akhir tahun.
15. Rapat Khusus
Adalah rapat yang diselenggarakan oleh Ketua Dewan Pembina diluar jadual rapat rutin untuk
mengambil keputusan hal-hal yang dianggap khusus atau mendesak (urgent).

16. Rapat Koordinasi


Adalah rapat yang diselenggarakan oleh Ketua Dewan Pembina yang dihadiri oleh anggota
Dewan Pembina dan Direksi Rumah Sakit ......... serta seluruh staf Komite Medik.

17. Rapat Komite Medik


Adalah rapat internal non struktural seluruh Staf Medik Fungsional (SMF) dalam rangka
menjaga mutu, etika dan profesi kedokteran.

18. Dokter dan dokter gigi


Adalah dokter dan/atau dokter spesialis serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang
melakukan pelayanan di Rumah Sakit ............

19. Dokter tetap atau dokter purna waktu


Adalah dokter dan/atau dokter spesialis serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang
sepenuhnya bekerja di Rumah Sakit ...........

20. Dokter tidak tetap atau paruh waktu


Adalah dokter dan/atau dokter spesialis serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang
bekerja di Rumah Sakit ........... pada waktu tertentu, yang disepakati bersama antara Komite
Medik dan Direksi serta mendapat izin tertulis dari Direktur untuk melaksanakan pelayanan
medis di Rumah Sakit .............

21. Dokter Tamu


Adalah dokter yang bukan berstatus sebagai pegawai Rumah Sakit ........., yaitu dokter
dan/atau dokter spesialis serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang
diundang/ditunjuk karena kompetensinya untuk melakukan atau memberikan pelayanan medis
dan tindakan medis di Rumah Sakit ....... untuk jangka waktu tertentu.

22. Dokter Kontrak dan/atau Dokter Honorer


Adalah dokter, baik dokter dan/atau dokter spesialis serta dokter gigi dan/atau dokter gigi
spesialis yang diangkat dengan status tenaga kontrak dan/atau tenaga honorer di Rumah Sakit
..........., yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur dengan masa kerja untuk jangka waktu
tertentu.

23. Dokter Konsultan


Adalah Dokter Spesialis tertentu yang karena kompetensinya diminta membantu pelayanan
medis di Rumah Sakit ..............

24. Dokter Muda


adalah Mahasiswa yang telah lulus sarjana kedokteran yang sedang mengikuti kepaniteraan
klinik di Rumah Sakit .......... setelah adanya kerjasama antar institusi yang bersangkutan
dengan RS........

25. Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)


Adalah dokter dan dokter gigi yang sedang mengikuti pendidikan Dokter Spesialis di Rumah
Sakit ............. setelah adanya kerjasama antar institusi yang bersangkutan dengan RS......

26. Sub Komite


Adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh Komite Medik, yang bertugas untuk mengatasi
masalah khusus, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur atas usul Komite Medik.

27. Tim Klinis


Adalah Tim yang dibentuk oleh Komite Medik, yang bertugas menangani kasuskasus
pelayanan medik tertentu/khusus yang memerlukan koordinasi lintas profesi, yang ditetapkan
dengan Keputusan Direktur atas usul Komite Medik.

28. Hak Klinis (Clinical Privilege)


Adalah kewenangan yang diberikan kepada Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan
Dokter Gigi Spesialis oleh Direktur atas rekomendasi dari Komite Medik untuk melakukan
pelayanan medik di rumah sakit yang diatur dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit ..........

BAB II
DEWAN PEMBINA

Pasal 3
1) Dewan Pembina adalah Dewan yang mewakili BADAN ........ sebagai pemilik Rumah
Sakit ........

2) Anggota Dewan Pembina adalah Pejabat ......... dan unsur lain yang ditunjuk oleh Ketua ........
sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.

3) Anggota Dewan Pembina dapat menunjuk pejabat struktural yang berada dibawahnya sesuai
tugas dan fungsi masing-masing.

4) Anggota Dewan Pembina terdiri dari ; .........., Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
(PERSI), Unsur Kesehatan dan Unsur Intelektual.

Pasal 4
Ketua dan Sekretaris Dewan Pembina
1) Ketua Dewan Pembina adalah Ketua ....... atau Pejabat yang ditunjuk oleh Ketua .....

2) Tugas Ketua Dewan Pembina adalah :


a. Memimpin semua pertemuan Dewan Pembina.
b. Memutuskan berbagai hal yang berkaitan dengan prosedur dan tata cara yang tidak diatur
dalam Peraturan Internal Rumah Sakit ...........
c. Memberikan wewenang kepada salah satu anggota Dewan Pembina sesuai dengan tugas
dan fungsinya untuk mengambil segala tindakan yang perlu sesuai situasi saat itu.

3) Dalam membantu kelancaran tugas Dewan Pembina, Ketua .......... dapat mengangkat seorang
Sekretaris Dewan Pembina.

4) Sekretaris Dewan Pembina diusulkan oleh Direksi Rumah Sakit ......... dan bukan termasuk
anggota Dewan Pembina.

Pasal 5
Tugas Dewan Pembina
1) Dewan Pembina bertugas untuk :
a. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Rumah Sakit ........., yang meliputi
pelaksanaan Rencana Kegiatan dan Anggaran, Rencana Strategis Jangka Panjang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Memberikan pendapat dan saran kepada Ketua Dewan Pembina mengenai Rencana
Kegiatan dan Anggaran yang diusulkan oleh Direksi Rumah Sakit ........
c. Memberikan pengarahan, bantuan dan petunjuk kepada Direktur Rumah Sakit ..........
dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pengelolaan dan pengusahaan Rumah
Sakit...........
d. Mengikuti perkembangan kegiatan Rumah Sakit .......... dan memberikan pendapat dan
saran setiap masalah yang dianggap penting bagi Direksi Rumah Sakit .......;
e. Memberikan laporan kepada Ketua Dewan Pembina apabila terjadi gejala menurunnya
kinerja Rumah Sakit .........
2) Dewan Pembina melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
kepada Ketua Dewan Pembina secara berkala dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Pasal 6
Kewajiban Dewan Pembina
Dewan Pembina dalarn melakukan tugasnya berkewajiban :
1) Memberikan pendapat dan saran kepada Ketua Dewan Pembina mengenai Rencana Kegiatan
dan Anggaran Rumah Sakit ....... yang diusulkan oleh Direksi.

2) Mengikuti perkembangan kegiatan Rumah Sakit, memberikan pendapat dan saran


kepada Ketua Dewan Pembina mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi
pengurusan Rumah Sakit .........

3) Memberikan nasehat dan bimbingan kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Rumah
Sakit ..........

4) Meminta keterangan kepada Direksi terhadap hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas
Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) Rumah Sakit .............
5) Melaporkan dengan segera kepada Ketua Dewan Pembina apabila terjadi gejala menurunnya
kinerja Rumah Sakit ........

6) Melakukan tugas pengawasan lain yang ditetapkan dalam Peraturan Internal Rumah
Sakit.

7) Melakukan hal-hal lain yang dianggap perlu sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-
undangan dan Peraturan Pendirian Rumah Sakit.

Pasal 7
Wewenang Dewan Pembina
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Dewan Pembina mempunyai wewenang sebagai
berikut:
1) Menetapkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Rumah Sakit.

2) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Direksi Rumah Sakit.

3) Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk


keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan rumah sakit.

4) Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direktur
mengenai segala persoalan yang menyangkut pengurusan Rumah Sakit .........
5)
6) Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direktur untuk menghadiri
rapat Dewan Pembina.

7) Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang


dibicarakan.

8) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum
tertentu.
Pasal 8
Rapat Rutin
1) Rapat rutin adalah setiap rapat terjadual yang diselenggarakan oleh Direktur Rumah
Sakit .........yang bukan termasuk rapat struktural, rapat tahunan, rapat khusus, rapat
koordinasi dan rapat komite medik.

2) Rapat rutin merupakan rapat antara Dewan Pembina baik bersama-sama maupun sendiri-
sendiri dengan Direktur rumah sakit dan atau komite medik untuk mendiskusikan, mencari
klarifikasi, atau opsi berbagai masalah pengelolaan dan pengusahaan Rumah Sakit ..........

3) Rapat rutin diadakan / dilaksanakan paling sedikit 10 (sepuluh) kali dalam setahun dengan
interval tetap pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh Dewan Pembina baik secara
bersama-sama atau sendiri sesuai tugas dan fungsi Anggota Dewan Pembina.
4) Sekretaris Dewan Pembina harus sampaikan undangan pada Dewan Pembina, Direktur dan
Komite Medik.

5) Setiap undangan rapat rutin yang disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pembina sebagaimana
dimaksud ayat (4) pasal ini harus melampirkan :
a. satu salinan data agenda rapat.
b. satu salinan risalah/berita acara rapat rutin yang lalu.
c. satu salinan risalah/berita acara rapat khusus yang lalu.

6) Dalam hal-hal tertentu peserta rapat rutin dapat dihadiri oleh pihak lain yang berkaitan dengan
Rumah Sakit ........... berdasarkan undangan yang diterbitkan oleh Direktur Rumah
Sakit ..............

Pasal 9
Rapat Struktural/Rapat Direksi
1) Rapat Struktural/Rapat Direktur diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.

2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dibicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan Rumah Sakit ............ sesuai dengan tugas dan kewajibannya.

3) Keputusan rapat Struktural/Rapat Direktur diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.

4) Untuk setiap rapat harus dibuat risalah rapat/berita acara rapat.

Pasal 10
Rapat Tahunan
1) Rapat tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Ketua Dewan Pembina setiap akhir
tahun, dengan tujuan untuk rnenetapkan kebijakan tahunan operasional penyelenggaraan
pengelolaan dan pengusahaaan Rumah Sakit .........

2) Rapat tahunan diselengarakan sekali dalam setahun.

3) Anggota Dewan Pembina melalui Direksi Rumah Sakit .......... menyiapkan dan menyajikan
laporan umum keadaan Rumah Sakit termasuk laporan keuangan yang telah di analisis sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 11
Rapat Khusus
1) Rapat khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh Ketua Dewan Pembina untuk
mengambil keputusan hal-hal yang dianggap khusus/mendesak.

2) Ketua Dewan Pembina mengundang rapat khusus dalam hal :


a. Ada permasalahan penting yang harus segera diputuskan; atau
b. Ada permintaan oleh salah satu dari Anggota Dewan Pembina sesuai tugas dan fungsinya.
3) Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pembina kepada peserta rapat
paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum rapat tersebut diselenggarakan.

4) Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan pertemuan secara spesifik.

5) Rapat khusus yang diminta oleh anggota Dewan Pembina sebagaimana diatur dalam ayat (2)
huruf b pasal ini, harus diselenggarakan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat
permintaan tersebut.

Pasal 12
Rapat Koordinasi
1) Rapat Koordinasi adalah. rapat yang diselenggarakan oleh Ketua Dewan Pembina yang
dihadiri oleh anggota Dewan pembina dan Direksi Rumah Sakit ……. serta seluruh Kelompok
Staf Medis (KSM).

2) Rapat Koordinasi diselenggarakan setiap 6 (enam) bulan sekali.

3) Ketua Dewan Pembina mengundang untuk rapat koordinasi dengan tujuan memecahkan
permasalahan dalam penyelenggaraan, pengelolaan, pengembangan, maupun pengusahaan
Rumah Sakit ……….

Pasal 13
Pejabat Ketua
Dalam hal Ketua Dewan Pembina berhalangan hadir dalam suatu rapat, maka Ketua dapat
menunjuk salah satu anggota Dewan Pembina sebagai pejabat sementara Ketua untuk memimpin
rapat.

Pasal 14
Risalah / Berita Acara Rapat
1) Penyelenggaraan setiap risalah / berita acara rapat Dewan Pembina menjadi tanggung jawab
sekretaris Dewan Pembina.

2) Risalah/berita acara rapat Dewan Pembina harus disahkan dalam waktu paling lama 7 (tujuh)
hari setelah rapat diselenggarakan.

3) Semua putusan yang tercantum dalam risalah/berita acara rapat tidak boleh dilaksanakan
sebelum disahkan oleh salah satu Dewan Pembina sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini.

BAB III
DIREKSI RUMAH SAKIT ...............
Pasal 15
Direksi
1) Pelaksanaan dan penanggung jawab seluruh kegiatan rumah sakit dilakukan Direksi Rumah
Sakit ............

2) Direksi Rumah Sakit .......... bertanggung jawab di dalam dan ke luar sesuai hukum yang
berlaku.

3) Direksi Rumah Sakit ........... terdiri dari Direktur dan dibantu 2 (dua) orang Wakil Direktur yaitu
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan serta Wakil Direktur Umum dan Keuangan.

Pasal 16
Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi Rumah Sakit
1) Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Ketua ...........

2) Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

3) Anggota Direksi dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya apabila berdasarkan
kenyataan :
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik.
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit.
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan dan atau
kesalahan yang bersangkutan dengan pengurusan Rumah Sakit.

4) Pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diberitahukan secara
tertulis oleh Ketua ........ kepada anggota Direksi yang bersangkutan.

5) Keputusan pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf
a, huruf b, dan huruf c, ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri.

6) Pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), dilakukan secara tertulis kepada Ketua
.......... dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak anggota Direksi yang bersangkutan
diberitahu secara tertulis, sebagaimana dimaksud dalam ayat (4);

7) Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) masih dalam proses,
maka anggota Direksi yang bersangkutan dapat melanjutkan tugasnya.

8) Jika dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penyampaian pembelaan diri
sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Ketua ........ tidak memberikan keputusan
pemberhentian anggota Direksi tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut batal.

9) Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf d, merupakan
pemberhentian tidak dengan hormat.
10)Kedudukan sebagai Direksi berakhir dengan dikeluarkannya keputusan pemberhentian oleh
Ketua .......
Pasal 17
Kriteria dan Persyaratan menjadi Direksi
Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang-perorangan yang :
1) Memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman di bidang
perumahsakitan.

2) Berkelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan kinerja guna kemajuan
rumah sakit.

3) Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi
anggota Direktur atau Dewan Pembina yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu rumah
sakit dinyatakan pailit.

4) Warga Indonesia.

5) Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Ketua ...... atas usul Dewan Pembina.

6) Direksi bertangggung jawab kepada Ketua ........ melalui Dewan Pembina dalam hal
pengelolaan dan pengusahaan Rumah Sakit .......... beserta fasilitasnya, personil dan sumber
daya lain yang terkait di lingkungan Rumah Sakit ............

Pasal 18
Tugas dan Wewenang Direksi
Direksi bertugas dan berwenang untuk :
a. Memimpin, mengelola dan menyelenggarakan segala kegiatan sesuai tujuan Rumah
Sakit ...........
b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan / aset Rumah Sakit ..........
c. Mewakili Rumah Sakit .......... di dalam dan diluar pengadilan.
d. Melaksanakan kebijakan teknis operasional pengelolaan dan penyelenggaraan Rumah
Sakit ...........
e. Menetapkan kebijakan teknis operasional (Pedomand Operating Prosedur / Protap) Rumah
Sakit ...........
f. Menyiapkan rencana jangka panjang dan rencana kerja dan anggaran Rumah Sakit ........
g. Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi Rumah Sakit ........
h. Mengangkat dan memberhentikan karyawan di lingkungan Rumah Sakit ...... sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
i. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban karyawan di lingkungan Rumah
Sakit .......... sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
j. Menyiapkan laporan berkala dan laporan tahunan.
k. Menetapkan mutasi karyawan di lingkungan Rumah Sakit ........
l. Menetapkan uraian tugas seluruh karyawan di lingkungan Rumah Sakit ........
m. Melaksanakan pembinaan, pendelegasian wewenang sesuai ketentuan berlaku.
n. Melaksanakan / membuat rujukan pasien untuk segera berobat lanjut sesuai ketentuan yang
berlaku.
o. Melaksanakan kerjasama dengan institusi lain baik pemerintah maupun swasta sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
p. Melaksanakan penyusunan tarif RSOB yang akan diusulkan kepada Dewan Pembina.

Pasal 19
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan
1) Wakil Direktur Medik dan Keperawatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang.
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Direktur Medik dan
Keperawatan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana sistem pelayanan medis, keperawatan, penunjang dan sarana rumah
sakit;
b. Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan medis, keperawatan, utilisasi peralatan medis dan
keperawatan, penunjang dan sarana rumah sakit;
c. Pengendalian, pengawasan dan evaluasi mutu pelayanan medis, keperawatan, penunjang
dan sarana rumah sakit secara berkesinambungan.

Pasal 20
Wakil Direktur Umum dan Keuangan
1) Mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan keuangan.

2) Wakil Direktur Umum dan Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.

3) Wakil Direktur Umum dan Keuangan menyelenggarakan fungsi :


a. Koordinasi dan penyusunan rencana stratejik dan rekam medik.
b. Koordinasi dan pelaksanaan administrasi umum dan keuangan.
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perencanaan stratejik dan rekam medik, serta
administrasi umum dan keuangan.

Pasal 21
Satuan Pengawas Intern (SPI)
1) Satuan Pengawas Intern adalah Kelompok Fungsional yang bertugas melaksanakan
pengawasan terhadap pengelolaan sumberdaya rumah sakit.

2) SPI berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.

3) SPI ditetapkan dan dibentuk oleh Direktur sesuai kebutuhan.

Pasal 22
1) Dalam melaksanakan tugasnya SPI tidak boleh mencampuri atau melakukan intervensi
operasional secara langsung.

2) SPI memberikan laporan dan masukan kepada Direktur sekaligus memberikan masukan solusi
atau pemecahan masalahnya.

Pasal 23
Hubungan Direksi dengan Dewan Pembina
1) Pengelolaan Rumah Sakit hanya dilakukan oleh Direksi dan bertanggung jawab sepenuhnya
kepada Pemilik melalui Dewan Pembina.

2) Dewan Pembina melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan Rumah Sakit,
dengan menetapkan kebijakan pelaksanaan, baik di bidang pelayanan kesehatan, pendidikan
dan latihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan untuk tercapainya visi, misi,
falsafah dan tujuan rumah sakit.
3) Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengurusan Direksi dan pembinaan serta
Pengawasan dari Pemilik melalui Dewan Pembina sehingga dalam pertanggungjawaban tugas
dan kewajiban antara Pengelola dan Pemilik adalah bersifat tanggung renteng.

Pasal 24
Hubungan Direksi dengan Komite Medik
1) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur RS......

2) Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medik dilaporkan secara tertulis kepada Direktur dalam
bentuk rekomendasi.

3) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah
berdasarkan penugasan dari Direktur.

Pasal 25
Hubungan Direksi dengan Komite Etik dan Hukum
1) Komite Etik dan Hukum berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur RS.........

2) Tugas secara terperinci dari Komite Etik dan Hukum adalah :


a. Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun dan merumuskan
medicoetikolegal dan etika rumah sakit serta penyelesaian masalah etika rumah sakit dan
pelanggaran terhadap etika pelayanan RS.........
b. Membantu Direktur dalam menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait medico-legal dan
etikolegal.
c. Pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, yang meliputi kebijakan yang
terkait dengan hospital bylaws dan medical staf bylaws;
d. Gugus bantuan hukum dalam penanganan masalah hukum di Rumah Sakit .......
3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Komite Etik dan
Hukum berfungsi:
a. Menyelenggarakan dan meningkatkan komunikasi medikoetikolegal, baik internal maupun
eksternal RS........
b. Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan etika dan hukum bagi petugas di
RS........
c. Menyelenggarakan dan meningkatkan kemampuan risk manajemen terhadap masalah-
masalah etika dan hukum di RS.........

4) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) disampaikan secara tertulis
kepada Direktur dalam bentuk rekomendasi.

5) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), adalah
berdasarkan penugasan dari Direktur.

BAB IV
KOMITE MEDIK

Bagian Pertama
Nama dan Struktur Organisasi

Pasal 26
Komite Medis
1) Nama organisasi : Komite Medik adalah wadah profesional medis yang anggotanya terdiri dari
Ketua-ketua Staf Medis Fungsional dan atau yang mewakili disiplin ilmu tertentu, serta panitia
komite medik.

2) Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi dalam pengorganisasian staf medis.

3) Susunan kepengurusan Komite Medik terdiri :


a. Ketua merangkap anggota.
b. Wakil Ketua rnerangkap anggota
c. Sekretaris merangkap anggota
d. Anggota

4) Masa bakti kepengurusan Komite Medik adalah 3 (tiga) tahun.


5) Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih ketua Komite Medik dan
selanjutnya diusulkan oleh Direktur RS....... untuk ditetapkan dengan SK oleh Ketua Dewan
Pembina.

6) Pemilihan dilaksanakan sesuai prosedur tetap yang telah diatur di dalam Medical Staf Bylaws.

Bagian Kedua
Tugas, Fungsi dan Wewenang

Pasal 27
Tugas
Tugas Komite Medik :
1) Membantu Direksi Rumah Sakit ........... menyusun Pedoman pelayanan medis dan pemantau
pelaksanaannya.

2) Membantu Direksi Rumah Sakit ............ menyusun medical staff bylaws dan memantau
pelaksanaannya.

3) Membantu Direksi Rumah Sakit ……….. menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait
medico-legal dan etiko-legal.,

4) Melakukan koordinasi dengan direksi dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan


pelaksanaan tugas SMF.

5) Mengatur kewenangan profesi dan SMF

6) Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.

7) Melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan medis.

8) Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan


pengembangan dalam bidang medis,

9) Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam penerimaan tenaga medik.

Pasal 28
Fungsi
Fungsi Komite Medik adalah sebagai pengarah dalam pemberian pelayanan medis, sedangkan
SMF adalah pelaksana pelayanan medis.

Pasal 29
Wewenang
Wewenang Komite Medik :
1. Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga medis.

2. Meberikan pertimbaringan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan


peralatan pelayanan medis clan peralatan penunjang medis serta pengembangan pelayanan
medis.

3. Membentuk Tim Klinis yang mempunyai tugas menangani kasus-kasus pelayanan medis yang
memerlukan koordinasi lintas profesi.

4. Memantau dan mengevaluasi penggunaan obat di Rumah Sakit.

5. Memantau dan mengevaluasi efesiensi dan efektivitas penggunaan alat kedokteran di Rumah
Sakit.

6. Melaksanakan pembinaan Etika Profesi serta mengatur kewenangan profesi anggota Staf
Medik Fungsional.

7. Memberikan rekomendasi tentang kerjasama antara Rumah Sakit dan Fakultas


Kedokteran/Kedokteran Gigi / Instalasi pendidikan lain.

8. Menetapkan tugas dan kewajiban Sub Komite/Panitia dalam lingkungan Komite Medik.

Pasal 30
Sub Komite / Panitia
1. Sub Komite / Panitia adalah kelompok kerja khusus yang bertugas membantu pelaksanaan
tugas -tugas Klinik Bidang Medis.

2. Sub Komite / Panitia dibentuk sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

3. Sub Komite / Panitia kepengurusannya ditetapkan oleh Komite Medik clan disahkan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit.

4. Keanggotaan Sub Komite / Panitia terdiri dari anggota tetap staf medis fungsional dan tenaga
lain secara ex officio,

5. Susunan Kepengurusan Sub Komite / Panitia terdiri :


a. Ketua Merangkap Anggota.
b. Sekretaris merangkap Anggota
c. Anggota

6. Tata Kerja Sub Komite / Panitia


a. Sub Komite / Panitia membuat kebijakan, program clan prosedur operasional.
b. Sub Komite I Panitia membuat laporan berkala clan laporan tahunan kepada Komite Medik.
Laporan tahunan berisi evaluasi kegiatan clan rencana kegiatan berikutnya.
c. Biaya operasional dibebankan pada anggaran rumah sakit.
7. Sub Komite / Panitia yang ada di Rumah Sakit ......... ada tujuh.

8. Jumlah panitia / sub kornite dapat ditambah atau di kurang sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 31
Rapat Komite Medik
1) Rapat Komite Medik adalah rapat internal non struktural medis dalam rangka menjaga mutu,
etika dan profesi kedokteran.

2) Rapat Komite Medik diselenggarakan oleh Ketua Komite Medik sebagai forum diskusi dan
koordinasi antar anggota komite medik tentang sesuatu permasalahan medis yang dialami /
diderita oleh pasien.

3) Rapat Komite Medik diselenggarakan oleh Ketua Komite Medik dua kali dalam seminggu.

Pasal 32
Tim Klinis
1) Tim Klinis Rumah Sakit .......... dibentuk untuk menangani kasus-kasus pelayanan medis yang
memerlukan koordinasi lintas profesi di bidang medis.

2) Tim Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:


a) Tim Klinis Penanggulangan HIV/AIDS.
b) Tim Klinis Pelayanan Geriatri.
c) Tim Lainnya, yang dipandang perlu.

3) Jumlah Tim Klinis dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan.

4) Anggota Tim Klinis ditentukan oleh Komite Medik.

BUKU II
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BYLAWS)

BAB V
NAMA DAN TUJUAN ORGANISASI

Pasal 33
Nama
1) Nama kelompok Dokter dan Dokter Gigi yang berhak memberikan pelayanan medik di Rumah
Sakit ini adalah Staff Medik Fungsional ( SMF ) Rumah Sakit ...........
2) Pengelompokan anggota SMF berdasarkan bidang spesialisasi medik yang ada di Rumah
Sakit .........., kecuali bagi dokter spesialis yang sendiri.

3) Untuk Kelompok Dokter Umum masuk dalam SMF dokter umum dan untuk Kelompok Dokter
gigi dan dokter gigi speasialis masuk dalam SMF dokter gigi.

4) Nama wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari ketuaketua staf medis
fungsional dan atau yang mewakili disiplin ilmu tertentu adalah Komite Medik Rumah
Sakit ........... serta panitia-panitia Komite Medik.

Pasal 34
Tujuan
Tujuan dari pengorganisasian Staf Medis Fungsional adalah agar staf medis di Rumah Sakit
…….. dapat lebih mengutamakan kepentingan pasien sehingga rnenghasilkan pelayanan medis
yang berkualitas dan bertanggung jawab.

Pasal 35
Tanggung Jawab
Secara administrasi, staf Medis Fungsional berada di bawah Direktur Rumah Sakit …….. namun
secara Fungsional sebagai profesi, anggota Staf Medis Fungsional bertanggung jawab kepada
Komite Medik melalui ketua SMF.

BAB VI
PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN
DAN PENUGASAN STAF MEDIK FUNGSIONAL

Pasal 36
Pengangkatan dan Pemberhentian Staf Medik Fungsional (SMF)
1) Direktur Rumah Sakit ......... atas saran Komite Medik mengusulkan melalui Dewan Pembina
pengangkatan/pemberhentian Staf Medik Fungsional (SMF) dan untuk selanjutnya ditetapkan
oleh Ketua Dewan Pembina sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Direktur Rumah Sakit ............. atas saran Komite Medik dapat mengangkat/memberhentikan
sub komite medik/sub seksiItingkat urusanI panitia yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan
teknis operasional medis dan non teknis medis di lingkungan Rumah Sakit ...........

Pasal 37
Penugasan Staf Medik Fungsional
1) Direktur menetapkan kriteria dan syarat penugasan setiap staf medik fungsional untuk sesuatu
tugas atau jabatan klinis tertentu dan akan menyampaikan hal tersebut kepada setiap tenaga
medis yang rnenghadiri penugasan klinis di Rumah Sakit .............
2) Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini,
ditetapkan oleh Direktur setelah disepakati bersama Komite Medik.
3) Staf Medik Fungisonal yang telah mendapat penugasan klinis di Rumah Sakit ........ dapat
berstatus sebagai dokter tetap atau tidak tetap.
4) Jangka waktu penugasan tenaga medis adalah 1 (satu) tahun, kecuali ditetapkan lain oleh
Direktur Rumah Sakit .......... dengan memperhatikan kondisi yang akan menyebabkan
penugasan di Rumah Sakit ........ akan berakhir karena sebab – sebab sebagai berikut dibawah
ini :
a. Ijin praktik yang bersangkutan tidak berlaku lagi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang ada atau;
b. Kondisi fisik dan mental tenaga medis tidak mampu lagi melakukan kegiatan medis secara
menetap atau;
c. Tenaga medis yang usianya lebih 60 tahun, kecuali tenaganya masih dibutuhkan dan
masih layak untuk kegiatan medis dan dapat diangkat kembali berdasarkan pertimbangan
Ketua Dewan Pembina atas usul Direktur Rumah Sakit ........ melalui Dewan Pembina atau;
d. Tenaga medis yang tidak memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam
kontrak atau ;
e. Tenaga medis yang ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak profesional atau
melakukan perilaku yang menyimpang sebagaimana yang diusulkan oleh Komite Medik
atau;
f. Tenaga medis diberhentikan oleh Ketua Dewan Pembina atas usul Direktur Rumah
Sakit ............ melalui Dewan Pembina karena hal-hal lain.

5) Penugasan klinis di Rumah Sakit ...........pada seorang tenaga medis hanya dapat ditetapkan
bila yang bersangkutan menyetujui syaratsyarat sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan peraturan perundang-undangan
kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Internal Rumah Sakit ..........
b. Manangani pasien dalam batas-batas kemanusiaan dan kewajaran setelah
mempertimbangkan daya dukung fasilitas Rumah Sakit ........... dan bila diperlukan segera
merekomendasikan untuk berobat lanjut.
c. Mencatat segala tindakan yang diperlukan untuk menjamin agar rekam medis tiap pasien
yang ditanganinya dalam keadaan lengkap, terpelihara dengan baik dan bersifat rahasia.
Rekam medis tersebut hanya untuk keperluan pasien dan dokter yang merawatnya.
d. Memperhatikan segala permintaan Rumah Sakit .......... yang dianggap wajar, sehubungan
dengan tindakan dengan mengacu pada ketentuan pelayanan yang berlaku di Rumah Sakit
...........
e. Mematuhi etika kedokteran yang berlaku baik yang berkaitan dengan kewajiban terhadap
masyarakat, pasien, pegawai, teman sejawat dan diri sendiri.
f. Memperhatikan syarat-syarat umum praktik medis yang berlaku di Rumah Sakit ...........

Pasal 38
Persyaratan Penerimaan Calon anggota SMF
1) Usia 50 tahun atau kurang bagi tenaga medik spesialis dan 35 tahun atau kurang bagi tenaga
medik bukan spesialis.
2) Mempunyai kualifikasi pendidikan yang telah diakui oleh Institusi resmi di Indonesia sesuai
dengan bidang pendidikannya.
3) Sehat jasmani dan rohani.

Pasal 39
Prosedur Penerimaan Calon Anggota
Prosedur penerimaan calon anggota dilakukan sesuai dengan Pedoman Prosedur operasional
penerimaan Staf Medis Fungsional yang disusun oleh Komite Medik.

Pasal 40
Penerimaan kembali anggota SMF
1) Apabila seorang anggota SMF dengan alasan cuti diluar tanggungan negara / mengikuti
pendidikan sehingga tidak bisa menjalankan tugas sebagai anggota SMF.
2) Apabila yang bersangkutan akan kembali menjadi anggota SMF maka yang bersangkutan
diharuskan untuk mendaftar ulang sesuai dengan peraturan yang berlaku
3) Bagi anggota SMF yang pensiun bila ingin bekerja kembali di Rumah Sakit .......... maka 3
(tiga) bulan sebelum SK pensiun keluar yang bersangkutan diharuskan untuk mengajukan
permohonan untuk bekerja di Rumah Sakit .......... sebagai dokter tidak tetap.
4) Bagi anggota SMF yang ijin belajar bila ingin bekerja kembali di Rumah Sakit ........... maka
setiap 6 (enam) bulan harus melaporkan perkembangan pendidikan kepada Direktur melalui
Komite Medik.

Pasal 41
Pemberhentian Anggota SMF
Tenaga Medik anggota staf Medik Fungsional di Rumah Sakit ........ dapat diberhentikan
keanggotaanya oleh Direktur bila :
a. Meninggal dunia.
b. Memasuki masa pensiun.
c. Pindah bertugas dari lingkungan Rumah Sakit .........
d. Melakukan tindakan indisipliner terhadap peraturan internal rumah sakit dan direkomendasi
Komite Medik.
e. Atas permintaan sendiri.
BAB VII KEANGGOTAAN
Pasal 42
Syarat Anggota SMF
Syarat untuk menjadi anggota Saf Medis Fungsional (SMF) :
1) Mempunyai Ijazah dari Fakultas Kedokteran / Kedokteran gigi Pemerintah / swasta yang diakui
Pemerintah dan memilki surat penugasan yang masih berlaku dari Departemen Kesehatan,
serta telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia, Surat Izin
Praktik (SIP) dan Surat Tugas yang dikeluarkan oleh Direktur rumah sakit.

2) Telah melalui proses penerimaan calon anggota SMF Rumah Sakit ......... yang dilaksanakan
oleh Komite Medik dan Direksi Rumah Sakit ............

3) Memiliki surat keputusan penugasan sebagai anggota SMF dari Direksi Rumah Sakit .............

4) Mengikuti program orientasi di lingkungan kerja Rumah Sakit .......... sesuai SOP yang berlaku.

5) Bersedia hanya bekerja di Rumah Sakit ........... pada jam kerja yang ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit .........., kecuali dalam keadaan emergensi dimana tenaga yang bersangkutan
sangat dibutuhkan oleh institusi pelayanan kesehatan lain.

Pasal 43
Keanggotaan SMF (1) Kategori keanggotaan SMF
1) Anggota tetap SMF, adalah semua dokter yang bekerja di Rumah Sakit .......

2) Anggota tidak tetap SMF adalah Adalah dokter dan/atau dokter spesialis serta dokter gigi
dan/atau dokter gigi spesialis yang bekerja di Rumah Sakit ........ pada waktu tertentu, yang
disepakati bersama antara Komite Medik dan Direksi serta mendapat izin tertulis dari Direktur
untuk melaksanakan pelayanan medis di Rumah Sakit ............

3) Masa berlaku Keanggotaan berlaku 1 (satu) tahun sejak keputusan Direktur dikeluarkan
sampai seluruh hak klinik anggota dicabut sesuai dengan kategori keanggotaannya.

Pasal 44
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab SMF
1) Tugas Staf Medik Fungsional :
a. Memberikan pelayanan Medik yang bermutu kepada penderita sesuai dengan Pedoman
pelayanan medik yan telah ditentukan oleh SMF dan disahkan oleh Direktur, dan
menghormati hak pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik yang ada dalam program SMF
dan Rumah Sakit.

2) Tanggung Jawab Staf Medis Fungsional


a. Menyelesaikan dan melengkapi rekam medis penderita yang menjadi tanggung jawabnya
dalam tempo 2 x 24 jam.
b. Bertanggung Jawab atas pelayanan medis yang dilaksanakan oleh mahasiswa kedokteran
yang sedang menjalani pendidikan dibawah bimbingannya.

3) Kewajiban Staf Medis Fungsional


a. Mentaati Peraturan Internal Staf Medis/Medical Staf ByLaws.
b. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
c. Mengindahkan kode etik Kedokteran Indonesia dan Etika Rumah Sakit Indonesia.
d. Mempunyai STR, SIP dan Surat Penugasan untuk melakukan pelayanan di Rumah
Sakit .........
e. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan pedoman profesi dan prosedur operasional
yang berlaku di Rumah Sakit ............
f. Mematuhi kebijakan Rumah Sakit ............ tentang penggunaan obat dan formularium RS,
Informed Consent dan Rekam Medis Rumah Sakit .........
g. Merujuk ke staf medis yang mempunyai kemampuan/ keahlian sesuai dengan
kompetensinya melakukan pemeriksaan atau pengobatan.
h. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan juga setelah pasien
itu meninggal dunia.
i. Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang bertugas dan mampu melakukannya.
j. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya secara terus menerus dengan ikut serta
secara aktif dalam program pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang berkesinambungan
dan program-program pengembangan medik lainnya yang diatur SMF dan Rumah Sakit.
k. Membangun dan membina kerjasama yang baik dengan sesama sejawat anggota SMF,
paramedis dan pegawai rumah sakit lain demi kelancaran pelayanan medik.
l. Bersedia ikut dalam panitia atau sub komite di Rumah Sakit ...........
m. Ikut dan aktif pada kegiatan-kegiatan dan penelitian yang telah diprogram oleh SMF,
Komite Medik dan Rumah Sakit.
n. Tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang patut diduga dapat merugikan penderita dan
rumah sakit.

Pasal 45
Hak-hak Anggota SMF
1) Menggunakan hak klinik di Rumah Sakit ..........

2) Mendapatkan gaji dan tunjangan lain, hak cuti serta hak lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

3) Mendapatkan imbalan jasa pelayanan sesuai dengan peraturan Rumah Sakit ........ dan
peraturan lain yang berlaku.

4) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesinya sesuai


dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

5) Memperoleh hak pemeriksaan kesehatan secara cuma-cuma minimal sekali setahun.

6) Jika sakit, yang bersangkutan berhak mendapatkan perawatan rawat jalan dan rawat inap
sesuai peraturan yang berlaku di ...........
7) Memperoleh pembiayaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan wawasan dibidang
keilmuan sesuai dengan kompetensi masing-masing minimal 1 kali dalam setahun.
BAB VIII
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL

Pasal 46
Struktur Organisasi SMF
1) Anggota SMF dikelompokkan dalarn masing-masing Staf Medik Fungsional ( SMF ) sesuai
dengan profesi dan keahliannya.

2) SMF yang ada di Rumah Sakit ........... adalah kelompok dokter yang bekerja dibidang medis
dalam jabatan fungsional.

3) Susunan Kepengurusan SMF terdiri dari :


a. Ketua SMF merangkap anggota.
b. Sekertaris merangkap anggota.
c. Koordinator Pelayanan merangkap anggota
d. Koordinator Penelitian dan Pemgembangan merangkap anggota (4) Masa bakti
kepengurusan SMF adalah 3 tahun.

Pasal 47
Ketua Staf Medis Fungsional (SMF)
1) Pemilihan Calon Ketua SMF dilakukan dalam rapat pleno SMF dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh Komite Medik.
2) Ketua SMF disahkan oleh Direktur sesuai dengan hasil rapat pleno SMF
3) Dalam menentukan ketua SMF tersebut, bila dianggap perlu Direktur dapat meminta pendapat
Komite Medik.
4) Bila anggota SMF kurang dari 3 orang, maka penentuan ketua SMF dilakukan oleh Direktur
setelah mendapat saran/masukan dari Komite Medik.
5) Ketua SMF terpilih menjadi anggota Komite Medik.
6) Tugas Ketua SMF adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota SMF serta menyusun
uraian tugas, wewenang dan tata kerja anggota SMF dalam SMF yang dipimpinnya.
7) Ketua SMF mempunyai kewenangan mengatur anggota SMF yang mempunyai jabatan
rangkap di struktural. Bila dianggap perlu maka ketua SMF dapat membebas tugaskan yang
bersangkutan dari kegiatan rutin di SMF dan menerima kembali setelah yang bersangkutan
selesai dengan tugas jabatan strukturalnya.
8) Ketua SMF mempunyai kewajiban membuat Pedoman Pelayanan Medik dan Pedoman
Pelayanan Profesi di SMF masing-masing.

Pasal 48
Sekretaris Staf Medis Fungsional
1) Sekretaris dipilih oleh Ketua SMF dari anggota tetap SMF.

2) Sekretaris SMF bertugas mernbantu Ketua SMF dalam bidang administrasi dan manajemen.

Pasal 49
Koordinator Staf Medis Fungsional
1) Koordinator Pelayanan dipilih oleh Ketua SMF dan anggota tetap SMF.

2) Koordinator Pelayanan SMF bertugas rnembantu Ketua SMF dalam mengkoordinir kegiatan
pelayanan medis.

3) Koordinator Penelitian dan Pengembangan dipilih oleh Ketua SMF dan anggota tetap SMF.

4) Koordinator Penelitian dan Pengembangan SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam
mengkoordinasikan kegiatan penelitian, pengembangan dan pelatihan anggota SMF.

Pasal 50
Tugas
SMF mempunyai tugas untuk melakukan pelayanan medis, penelitian pengembangan pelayanan
medis sesuai dengan kemajuan ilmu kedokteran, meningkatkan keterarnpilan dan perlu
pengetahuan serta memberikan pendidikan dan pelatihan kepada mahasiswa kedokteran dan
tenaga kesehatan lain.

Pasal 51
Kewajiban Staf Medis Fungsional
1) SMF wajib menyusun Pedoman Prosedur Operasional yang terdiri dari :
a. Pedoman Pedoman Pelayanan Medis dan Pedoman PelayananProfesi yang terdiri dari
Pedoman Pelayanan Medis dan Pedoman Prosedur Operasional Tindakan Medis,
Penyusunan Pedoman Prosedur Opersional ini dibawah koordinasi Komite Medik.
b. Pedoman Prosedur Operasional bidang administrasi / manajerial yang meliputi pengaturan
tugas dan wewenang anggota staf medis, jadual rapat kelompok SMF, pengaturan
perternuan klinik I presentasi kasus, pengaturan prosedur konsultansi dan peraturan lain
yang dianggap perlu Penyusunan Pedoman Prosedur Operasional bidang Administrasi ini
dibawah koordinasi Direksi Rumah Sakit.

2) SMF wajib menyusun indikator kinerja mutu klinis, mutu pelayanan medis dan indikator mutu
yang disusun adalah indikator output atau outcome.

Pasal 52
Kewenangan Staf Medis Fungsional
1) Memberikan rekomendasi tentang penempatan anggota SMF baru dan penempatan ulang
anggota SMF kepada Direksi melalui Ketua Komite Medik.
2) Melakukan evaluasi kinerja anggota SMF didalam kelompoknya dan bersama-sama dengan
Komite Medis menentukan kompetensi dan anggota SMF tersebut.

3) Melakukan evaluasi dan revisi ( bila diperlukan ) terhadap perturan internal staf medis,
Pedoman pelayanan medis, Pedoman prosedur operasional tindakan medis dan Pedoman
prosedur operasional administrasi dan manejerial.

BAB IX
KEWENANGAN KLINIS
(CLINICAL PREVILEGES)

Pasal 53
Hak Klinik
1) Hak Klinik adalah kewenangan dari anggota SMF untuk melaksanakan pelayanan medik
sesuai dengan profesi dan keahliannya di Rumah Sakit ...........

2) Hak Klinik diberikan oleh Direktur atas Rekomendasi Komite Medik, sesuai dengan prosedur
penerimaan anggota SMF.

3) Hak Klinik diberikan kepada seorang anggota SMF untuk jangka waktu 1 (satu) tahun bagi
yang memiliki STR dan SIP dan sepanjang masa tugas yang diberikan.

4) Pemberian Hak Klinik ulang dapat diberikan setelah yang bersangkutan mendapat resertifikasi
dari organisasi profesi.

5) Bagi tenaga medis yang memperoleh penugasan tertentu sesuai aturan yang berlaku diberikan
hak klinis sesuai masa penugasan.

Pasal 54
Pembatasan Hak Klinik
1) Komite Medik bila memandang perlu dapat memberi rekomendasi (atas usul dari Sub Komite
Kredensial) kepada Direktur agar anggota SMF dibatasi hak kliniknya.

2) Pembatasan hak klinik ini dapat dipertimbangkan bila anggota SMF tersebut dalam
pelaksanaan tugasnya di Rumah Sakit ........... dianggap tidak melaksanakannya sesuai
dengan Pedoman pelayanan medis yang berlaku, dapat dipandang dari sudut kinerja klinik,
sudut etik profesi dan sudut hukum.

3) Sub Komite Kredensial berkoordinasi dengan Sub Komite terkait untuk membuat rekomendasi
pembatasan hak klinik anggota SMF setelah terlebih dahulu :
a. Ketua SMF mengajukan surat untuk mempertimbangkan pencabutan hak klinik dari
anggota SMF nya kepada ketua Komite Medik.
b. Komite Medik meneruskan permohonanan tersebut kepada Sub Komite Kredensial untuk
meneliti kinerja klinis dan etika profesi dari anggota SMF yang bersangkutan.
c. Sub Komite Kredensial berhak memanggil anggota SMF yang bersangkutan untuk
memberikan penjelasan dan membela diri setelah sebelumnya diberi kesempatan untuk
membaca dan mempelajari buktibukti tertulis tentang pelanggaran yang dibuatnya.
d. Berdasarkan rapat pleno Komite Medik atas usulan Sub Komite Kredensial dapat meminta
pendapat dari pihak lain yang terkait.

Pasal 55
Pencabutan Pembatasan Hak Klinik
1) Pencabutan pembatasan hak klinik dilaksanakan oleh Direktur atas usul Komite Medik bila
anggota SMF tersebut telah menjalankan sanksinya sesuai waktu yang telah ditentukan.

2) Pencabutan pembatasan hak klinik dilaksanakan oleh Direktur dengan atau tanpa persetujuan
Komite Medik bila anggota SMF terdapat pelanggaran administratif yang mengakibatkan
terganggunya pelayanan di Rumah Sakit ............

Pasal 56
Pelimpahan Hak Klinik
1) Pelimpahan kewenangan dari tenaga medis kepada tenaga medis yang lain dapat dilakukan
dalam keadaan darurat/mendesak (emergensi) serta membutuhkan pertolongan demi
penyelamatan jiwa.

2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur secara tegas dalam
Pedoman Prosedur Operasional yang dibuat oleh Komite Medik.

3) Pelimpahan kewenangan terhadap tenaga kesehatan lainnya diatur dalam Pedoman Prosedur
Operasional Rumah Sakit ……….

4) Pelimpahan kewenangan diberikan oleh Direktur atas usul Komite Medik dan harus dilakukan
secara tertulis dan dicatat dalam Rekam Medis.

Pasal 57
Pencabutan Hak Klinik
Pencabutan Hak Klinik dilaksanakan apabila :
1. Pindah dari lingkungan Rumah Sakit ............

2. Meninggal dunia
3. Terbukti melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku

4. Melanggar kesepakatan ikatan kerjasama dengan Rumah Sakit ..........

5. Berakhirnya masa berlaku STR dan SIP

BAB X
KERAHASIAN INFORMASI MEDIS

Pasal 58
Informasi Medis
1) Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang terdapat didalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI

2) Informasi medis yang harus diungkapkan dengan jujur dan benar adalah mengenai :
a. Keadaan kesehatan pasien.
b. Rencana terapi dan alternatif nya.
c. Manfaat dan resiko masing-masing alternatif tindakan.
d. Prognosis.
e. Kemungkinan Komplikasi.

Pasal 59
Kerahasian Pasien
Pengungkapan kerahasian pasien dimungkinkan pada keadaan :
a. Atas ijin / otorisasi pasien, yaitu persetujuan diberikan langsung oleh pasien atau oleh keluarga
pasien atas sepengetahuan pasien.

b. Menjalankan undang-undang (Pasal 50 KUHP ”Barang siapa melakukan perbuatan untuk


menjalankan peraturan undang-undang tidak boleh dihukum”).

c. Perintah jabatan (Pasal 51 KUHP ayat (1) ”Barang siapa melakukan perbuatan untuk
menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh kuasa yang berhak akan itu, tidak boleh
dihukum”).
d. Bela diri (Pasal 49 KUHP ayat (1) ”Barang siapa melakukan perbuatan, yang terpaksa
dilakukannya untuk mempertahankan dirinya atau diri orang lain, mempertahankan
kehormatan atau harta benda sendiri atau kepunyaan orang lain, dari pada serangan yang
melawan hak dan mengancam dengan segera pada saat itu juga, tidak boleh dihukum”).

e. Daya paksa (Pasal 48 KUHP ”Barang siapa melakukan perbuatan karena terpaksa oleh
sesuatu kekuasaan yang tak dapat dihindarkan tidak boleh dihukum”)

f. Pendidikan dan penelitian untuk kepentingan Negara.

BAB XI
HAK DAN KEWAJIBAN DALAM RUMAH SAKIT

Pasal 60
Hak dan Kewajiban Pasien
1) Hak pasien meliputi :
a) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan dilakukan,
sekurang-kurangnya mencakup:
1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis.
2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan.
3. Alternatif tindakan lain dan risikonya.
4. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

b) Meminta pendapat kedua dari dokter dan dokter spesialis serta dokter gigi dan dokter gigi
spesialis lain;

c) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

d) Menolak tindakan medis;

e) Mendapatkan isi rekam medis, dalam bentuk “resume medis”.

2) Kewajiban Pasien meliputi :


a) Mentaati segala peraturan dan tata tertib di Rumah Sakit ...........;

b) Mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam pengobatannya;


c) Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita
kepada Dokter yang merawat;

d) Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan Rumah Sakit dan/atau Dokter;

e) Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.

Pasal 61
Hak dan Kewajiban Dokter
1) Hak dokter meliputi :
a) Hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
Pedoman Profesi dan Pedoman Prosedur Operasional.

b) Hak memberikan pelayanan medis sesuai dengan Pedoman Profesi dan Pedoman
Prosedur Operasional.

c) Hak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien.

d) Hak menerima imbalan jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit ..........

2) Kewajiban Dokter meliputi :


a) Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Pedoman Profesi dan Pedoman Prosedur
Operasional serta kebutuhan medis.
b) Merujuk ke dokter lain, bila tidak mampu.

c) Merahasiakan informasi pasien, meskipun pasien sudah meninggal.

d) Melakukan pertolongan darurat, kecuali bila yakin ada orang lain yang bertugas dan
mampu.

e) Menambah IPTEK dan mengikuti perkembangan.

Pasal 62
Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
1) Hak Rumah Sakit meliputi :
a) Membuat Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By laws) dan Pedoman-Pedoman yang
berlaku dalam memberikan pelayanan medis kepada pasien.

b) Mensyaratkan bahwa pasien dan keluarga/penanggungjawab harus mentaati segala


peraturan yang berlaku di Rumah Sakit .........

c) Mensyaratkan bahwa pasien dan keluarga/penanggungjawab harus mentaati segala


instruksi yang diberikan dokter.

d) Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di Rumah Sakit .........

e) Menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi, baik Pasien, Pihak Ketiga dan
lain-lain.
2) Kewajiban Rumah Sakit meliputi :
a) Mematuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku
bagi Rumah Sakit ........

b) Memberikan pelayanan kepada pasien tanpa diskriminasi.

c) Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan.

d) Menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas perawatan.

e) Memberikan pertolongan pertama di Instalasi Gawat Darurat.

f) Menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang dibutuhkan.

g) Menjaga agar sarana, prasarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap pakai.

h) Merujuk pasien ke rumah sakit lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana, dan peralatan
serta tenaga yang diperlukan.

i) Mengusahakan sistem, sarana, dan prasarana pencegahan kecelakaan dan


penanggulangan bencana.

j) Melindungi dokter dan tenaga lainnya dengan memberikan bantuan administrasi dan
hukum bilamana dalam melaksanakan tugas ternyata petugas yang bersangkutan
mendapat perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien/keluarga pasien maupun
pihak ke 3 (tiga).

k) Mengadakan perjanjian tertulis dengan Dokter dan Dokter Spesasilis serta Dokter Gigi dan
Dokter Gigi Spesialis yang bekerja di Rumah Sakit ……..

l) Membuat Pedoman dan Prosedur tetap, baik untuk pelayanan medis, pelayanan penunjang
medis, maupun non medis.
BAB XII
AMANDEMEN/PERUBAHAN

Pasal 63
1) Perubahan terhadap Peraturan Internal Rumah Sakit dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan.

2) Perubahan dapat dilakukan, apabila ada permohonan secara tertulis dari salah satu Pihak
yang terkait dengan Peraturan Internal Rumah Sakit, yaitu Dewan Pembina, Direksi dan
Komite Medis.

3) Usulan untuk merubah sebagaimana dimaksud pada ayat hanya dapat dilaksanakan apabila
ada pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak kepada pihak lainnya, yang disampaikan
paling lambat 3 (tiga) minggu sebelumnya.

4) Perubahan dilakukan dengan mengaddendum Peraturan Internal Rumah Sakit ini.


5) Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (4),merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Internal Rumah Sakit .

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 64
Ketentuan Penutup
1) Hospital Bylaws ini berlaku sejak tanggal ditetapkan..

2) Semua peraturan rumah sakit yang dilaksanakan sebelum berlakunya statuta ini dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan statuta ini.
Ditetapkan :
Pada tanggal :
Ketua,

_____________

Anda mungkin juga menyukai