Anda di halaman 1dari 5

PENDEKATAN STM

1. Pengertian STM
Isitlah STM diterjemahkan dari akronim bahasa inggris STS (Science-
Technology-Scociety) yang pertama kali diciptakan oleh John ZIman dalam bukunya
“Teaching and Learning About Scince and Society” Ia mengemukakan bahwa konsep-
konsep dan proses sains seharusnya sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Pendekatan SainsTeknologi-Masyarakat (S-T-M) merupakan suatu strategi
pembelajaran yang memadukan pemahaman dan pemanfaatan sains, teknologi dan
masyarakat dengan tujuan agar konsep sains dapat diaplikasikan melalui keterampilan
yang bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat. STM dipandang sebagai
proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia.
Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatkan kreativitas, sikap ilmiah,
menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bahasa aslinya (Bahasa Inggris), pendekatan Sains Teknologi
dan Masyarakat (STM) dikenal sebagai Science Technology and Society
Approach  (Science = sains; Technology = teknologi; Society = masyarakat; dan
Approach =  pendekatan). Di Indonesia, pendekatan STM ini mulai diperkenalkan di
tahun 1990. Di negara pengembangnya, yaitu Inggris dan Amerika, pendekatan STM atau
STS ini telah banyak digunakan dalam pembelajaran sejak tahun 1970-an.
Pendekatan S-T-M pada awalnya merupakan salah satu pendekatan yang
ditujukan untuk pendidikan ilmu alam (natural science education). Pertama kali
berkembang di Amerika Serikat, selanjutnya di Inggris dengan nama SATIS (Science
Technology in Society), di Eropa dikembangkan EU-SATIS. Sedangkan di Israel dengan
istilah (Science Technology Environment Society) dan di negara-negara Afrika dengan
nama Science Policy. Sedangkan istilah Sains-Teknologi-Masyarakat (S-T-M atau
SATEMAS) sendiri pertama kali dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya
Teaching and Learning About Science and Society.
Sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat khususnya dunia pendidikan
mempunyai hubungan yang erat. Hal ini dapat dipahami karena ilmu pengetahuan pada
dasarnya menjelaskan tentang konsep. Sedangkan teknologi merupakan suatu
seni/keterampilan sebagai perwujudan dari konsep yang telah dipelajari dan dipahami.
Dengan kata lain untuk memahami sains dan teknologi berarti harus memiliki
kemampuan untuk mengatasi masalah dengan menggunakan konsep-konsep ilmu,
mengenal teknologi yang ada di masyarakat serta dampaknya, mampu menggunakan dan
memelihara hasil teknologi, kreatif membuat hasil teknologi sederhana, dan mampu
mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakatnya.
Definisi S-T-M menurut The National Science Teachers Association (NSTA)
adalah belajar dan mengajar sains dalam konteks pengalaman manusia. Sedangkan
Poedjiadi (2005:47) mengatakan bahwa pembelajaran S-T-M berarti menggunakan
teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan S-T-M
merupakan suatu strategi pembelajaran yang memadukan pemahaman dan pemanfaatan
sains, teknologi dan masyarakat dengan tujuan agar konsep sains dapat diaplikasikan
melalui keterampilan yang bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat
2. Tujuan STM
Tujuan pendekatan STM adalah menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki
bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masaah-
masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan
yang telah diambilnya.
Tujuan utama pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) yaitu agar
dihasilkan siswa-siswa yang memiliki bekal ilmu dan pengetahuan agar nantinya mampu
mengambil keputusan-keputusan terkait masalah-masalah dalam masyarakat. Pendekatan
Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) berlandaskan 3 hal yaitu:
a. Hubungan erat antara sains, teknologi dan masyarakat.
b. Proses belajar-mengajar didasarkan kepada teori konstruktivisme, dimana siswa
membangun sendiri pengetahuannya saat berinteraksi dengan lingkungan.
c. Ada 5 ranah pembelajaran, yaitu: 1) Ranah kognitif 2) Ranah afektif 3) Ranah proses
sains 4) Ranah kreativitas, dan 5) Ranah hubungan dan aplikasi.
3. Ciri-ciri STM
STM adalah sebuah model dalam proses belajar-mengajar yang mengaitkan antara
sains-teknologi dalam konteks kehidupan. Ciri-ciri khas pembelajaran dengan model
STM adalah sebagai berikut:
1. siswa mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di daerahnya dan dampaknya,
2. menggunakan sumber-sumber setempat (nara sumber dan bahan-bahan) untuk
memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah,
3. keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah,
4. penekanan pada keterampilan proses sains, agar dapat digunakan oleh siswa dalam
mencari solusi terhadap masalahnya, dan
5. sebagai perwujudan otonomi setiap individu dalam proses belajar.
Menurut Fajar (2003:108), mengemukakan pada umumnya S-T-M memiliki
karakteristik/ciri-ciri sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan dan dampak.
2. Penggunaan sumber daya setempat (manusia, benda, lingkungan) untuk mencari
informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
3. Keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi yang dapat diterapkan
untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Perpanjangan belajar di luar kelas dan sekolah.
5. Fokus kepada dampak sains dan teknologi terhadap siswa.
6. Suatu pandangan bahwa isi dari pada sains bukan hanya konsep-konsep saja yang
harus dikuasai siswa dalam tes.
7. Penekanan pada keterampilan proses dimana siswa dapat menggunakannya dalam
memecahkan masalah.
8. Penekanan pada kesadaran karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi.
9. Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara dimana ia mencoba
untuk memecahkan isu-isu yang telah diidentiflkasikan.
10. Identifikasi sejauhmana sains dan teknologi berdampak di masa depan.
11. Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.
4. Pendekatan STM Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam pandangan ilmu-ilmu
sosial dan humaniora, pada dasarnya memberikan pemahaman tentang kaitan antara sains
teknologi dan masyarakat, melatih kepekaan penilaian peserta didik terhadap dampak
lingkungan sebagai akibat perkembangan sains dan teknologi.
Sains merupakan suatu tubuh pengetahuan (body of knowledge) dan proses
penemuan pengetahuan. Teknologi merupakan suatu perangkat keras ataupun perangkat
lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah bagi pemenuhan kebutuhan manusia. 
Sedangkan masyarakat adalah sekelompok manusia yang memiliki wilayah, kebutuhan,
dan norma-norma sosial tertentu. Sains, teknologi dan masyarakat satu sama lain saling
berinteraksi (Widyatiningtyas, 2009). 
Menurut Widyatiningtyas (2009), pendekatan STM dapat menghubungkan
kehidupan dunia nyata anak sebagai anggota masyarakat dengan kelas sebagai ruang
belajar sains. Proses pendekatan ini dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak
dalam mengidentifikasi potensi masalah, mengumpulkan data yang berkaitan dengan
masalah, mempertimbangkan solusi alternatif, dan mempertimbangkan konsekuensi
berdasarkan keputusan tertentu.
Pendidikan sains pada hakekatnya merupakan upaya pemahaman, penyadaran,
dan pengembangan nilai positif tentang hakekat sains melalui pembelajaran. Sains pada
hakekatnya merupakan ilmu dan pengetahuan tentang fenomena alam yang meliputi
produk dan proses. 
Pendidikan sains merupakan salah satu aspek pendidikan yang menggunakan
sains sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum dan tujuan
pendidikan sains secara khusus, yaitu untuk meningkatkan pengertian terhadap dunia
alamiah (Amien, 1992 dalam Widyatiningtyas, 2009).
Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam pandangan ilmu-ilmu
sosial dan humaniora, pada dasarnya memberikan pemahaman tentang kaitan antara sains
teknologi dan masyarakat, melatih kepekaan penilaian peserta didik terhadap dampak
lingkungan sebagai akibat perkembangan sains dan teknologi (Poedjiadi, 2005). 
Menurut Raja (2009), keputusan yang dibuat oleh masyarakat biasanya
memerlukan penggunaan teknologi untuk melaksanakannya. Bahkan, masyarakat dan
ilmu pengetahuan menggunakan teknologi sebagai sarana untuk menyimpan informasi.
Peranan penting yang dimiliki oleh teknologi dapat berfungsi sebagai sarana tindakan dan
penyidikan dalam pendekatan STM. Data juga menyiratkan sifat ilmu pengetahuan
sebagai sebuah bidang di semua masyarakat.
SUMBER :
Budiarti Yesi Dan Siti Suprihatin. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Sain Teknologi
Masyarakat (Stm) Terhadap Kemampuan Soft Skill Mahasiswa. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Um Metro. 5 (2) : 132-133.
Lestari Hidayah, Dkk. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat (Stm) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Viii
Smpn 3 Mataram. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi. 2 (3) : 112-113.
Poedjiadi, Anna (2005). Sains Teknologi Masyarakat. Model Pembelajaran Kontekstual
Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai