Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang dilakukan oleh seseorang tidaklah terbatas oleh tempat dan waktu.

Kegiatan pendidikan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Seperti tercantum dalam

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS bahwa pendidikan berlangsung

seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

Pada pasal 3 juga disampaikan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan

masa yang akan datang karena dengan pendidikan yang lebih baik dapat diharapkan

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sehingga mampu dalam mengembangkan taraf

hidupnya.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya

anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada

pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah

mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan

sektor yang sangat penting dan harus diutamakan demi tercapainaya tujuan nasional yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa, yang tentunya akan diikuti oleh peningkatan sumberdaya

manusia yang berkualitas menuju pembangunan nasional yang berkelanjutan.


Kelangsungan pendidikan seseorang tidaklah lepas dari faktor yang mempengaruhi di

sekitarnya. Salah satunya adalah di lingkungan keluarga. Keluarga merupakan tempat

pertama dan utama bagi seorang anak mendapatkan pendidikan. Disebut sebagai lingkungan

pendidikan pertama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain,

keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama, karena proses pendidikan

terjadi sejak manus ia lahir bahkan sejak masih dalam kandungan yang dapat mempengaruhi

karakter anak. Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah penting untuk mendukung

kelangsungan pendidikan anak baik dorongan moral maupun material sangatlah penting bagi

seorang anak untuk dapat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Kondisi sosial ekonomi

keluarga dan dorongan keluarga terhadap pendidikan akan berpengaruh pada pendidikan

seseorang. Tingkat pendidikan juga sebagai salah satu sector terpenting dalam pembangunan

nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya

meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Secara umum pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam memajukan tingkat

kesejatraan masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada masyarakat pada

khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka akan mengdongkrak tingkat

kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan berwira usaha dan pada gilirangnya

akan mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian akan membantu

program peme rintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran.

Pendidikan biasanya mempermudah menerima informasi yang lebih maju. Pendidikan

masyarakat merupakan sala satu indikator kesejatraan dan keberhasilan pembangunan suatu

daerah. Tingkat pendidikan masyarakat mempengaruhi cara berpikir seseorang, terutama

dalam menganalisis suatu masalah. Tingkat pendidikan masyarakat memungkinkan

masyarakat lebih cepat menerima dan memberikan respon terhadap hal-hal yang

membutuhkan kemampuan berpikir dari inovasi-inovasi baru yang di anjurkan kepadanya.


Kecendrungan yang ada, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin

responsive orang tersebut terhadap perubahan-perubahan. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat secara umum masih rendah. Rendahnya

tingkat pendidikan perlu mendapatkan perhatian khusus. Namun demikian, hal ini dapat

diatasi dengan kegiatan penyuluhan dan pelatihan secara intensif tercipta kesamaan presepsi

terhadap kegiatan yang di lakukan masyarakat.

Dari uraian tingkat pendidikan secara umum maka pendidikan masyarakat Provinsi

Maluku berdasarkan pengamatan penulis tingkat pendidikan masyarakat Maluku yang

berpendidikan pada jenjang/ tingkat SD, SLTP/SMP dan, SMA serta penduduk yang

melanjutkan sampai pada tingkat perguruan tinggi masi ada pada kriteria sedang. . tingkat

pendidikan masyarakat Maluku tersebut bisa jadi dapat di sebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu motivasi individu, kondisi sosial, kondisi ekonomi, motivasi orang tua, budaya dan

eksesibilitas. Hasil pengamatan menunjukan bahwa motivasi induvidu masyarakat

masyarakat Maluku untuk keinginan mencapai tingkat pendidikan lebih tinggi masih rendah,

hal ini di dasarkan pada kriteria pencapaian pendidikan tingkat tinggi masih rendah.

Masyarakat yang kebanyak minat sekolahnya rendah untuk di lanjutkan ke jenjang yang lebih

tinggi rata-rata adalah orang yang memiliki riwayat pendidikan yang hanya sampai pada

jenjang SD sampai tamatan SMA lebih memilih menggantungkan cita-citanya sebatas mimpi

untuk digapai semampunya dan menyerakan pada takdir disebabkan karena kemauan

kemauan mereka yang masih rendah ataupun karena faktor eksternal yaitu keadaan ekonomi

yang kurang mendukung menyebabkan mereka mudah putus asa dan memilih putus sekolah.

Selain itu mereka yang mempunyai kemampuan ekonomin yang baik mencapai pendidikan

sampai pada perguruan tinggi hingga memiliki gelar-gelar yang besar dan pada posisi yang

baik namun tidak juga masih belum mencapai kriteria yang tertinggi karena masih kurang.
Berdasarkan gambaran umum tingkat pendidikan maka di uraikan pada pendidikan di

Kabupaten Maluku Barat Daya yang mana kualitas pendidikan di Kabupaten Maluku Barat

Daya saat ini sangat memprihatinkan. Hal tersebut terlihat bahwa di Maluku Barat Daya

kurang memperhatikan adanya pendidikan di Kabupaten tersebut. Pemerintah selalu sibuk

dengan urusan yang lainnya, sehingga acuh tak acuh dalam menghadapi permasalahan

pendidikan di Maluku Barat Daya. oleh karena itu, banyak masalah yang muncul akibat

rendahnya kualitas pendidikan di Maluku Barat Daya. seperti rendahnya kualitas sumber

daya manusia pada Kabupaten itu. Memasuki arus globalisasi dirasakan kuat saat ini yang

kita rasakan adalah adanya ketertinggalan dalam mutu pendidikan, baik pendidkan formal

maupun informal. Dan hal itu diperoleh setelah kita membandingkan pendidikan di Maluku

Barat Daya dengan kabupaten lainnya. Pendidikan memang telah menjadi penyokong dalam

meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Maluku Barat Daya untuk pembangunan

kabupaten tersebut. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat peningkatan sumber daya manusia

di Maluku Barat Daya yang tidak kala berkompetisi atau bersaing dengan sumber daya

manusia di kabupaten-kabupaten lain. Setelah di amati, terlihat jelas bahwa masalah yang

serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Maluku Barat Daya adalah rendahnya kualitas

pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan

informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan yang

menghambat penyedian sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan ketrampilan

untuk memenuhi pembangunan Kabupaten Maluku Barat Daya di berbagai bidang. Dalam

hal tingkat pendidikan ada faktor-faktor yang menyebab rendahnya kualitas pendidikan di

Maluku Barat Daya antara lain adalah masalah efektifitas, efesiensi dan standarisasi

pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Maluku Barat Daya pada

umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu rendahnya sarana

fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejatraan guru, rendahnya partisipasi masyarakat,
rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan

kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan.

Pendidkan secara tempat di bagi menjadi dua yaitu pendidikan di kota dan pendidikan

di desa. Sama-sama kita ketahui pendidikan di desa lebih rendah di bandingkan dengan di

kota, adapun mengapa pendidikan di desa lebih rendah dibandingkan dengan di kota. Dalam

hal ini kita akan membahas tingkat pendidikan masyarakat desa Esulit yaitu

1) Kemauan masyarakat di desa Esulit rata-rata kemauan untuk menempuh pendidikan

secara tinggi sangatlah minim mereka lebih memilih menikah jika perempuan, mereka

tidak memikirkan betapa pentingnya pendidikan untuk kehidupan kedepanya.

2) Dukungan orang terdekat sangat penting akan antusiasnya untuk menempuh

pendidikan yang tinggi, jika orang dekat tidak mendukung pendidikan akan semakin

menurun, bentuk dukungan tersebut bisa dari jasmani dan rohani, jasmani bisa berupa

pembiayaan keuangan dan rohani bisa berupa motivasi akan pentingnya pendidikan.

3) Dari segi infrastruktur, penulis melihat bagaimana bangunan-bangunan sekolah di

desa Esulit bangunan yang ada di desa tidak layak untuk di jadikan tempat sekolah,

fasilitas dan sarana prasarana juga tidak lengkap atau bisa di bilang sangat kurang.

4) Tenaga kerja, faktor ini juga berpengaruh dimana terkadang tenaga kerja atau guru

yang mengajar di desa Esulit sangatlah sedikit atau bisa di bilang kurang.

Itulah beberapa alasan mengapa tingkat pendidikan masyarakat Esulit lebih rendah dari pada

tingkat pendidkan masyarakat di kota, sebagai generasi selanjutnya untuk mementingkan

tentang tingkat pendidikan dengan cara mencari ilmu setinggi-tingginya, dan untuk

pemerintah perbaikalah sarana infrastruktur di desa yang belum di katakana layak untuk di

jadikan tempat untuk mencari ilmu agar generasi kedepan lebih antusias lagi untuk

mengeyam yang namanya pendidikan.


Tingkat rendahnya pendidikan masyarakat Maluku barat daya,(MBD) terkususnya di

Desa Esulit merupakan sebuah Desa yang berada di Kecamatan Wetar Utara Kabupaten

Maluku Barat Daya yang memiliki potensi besar dalam bidang petani.

Tabel 1.1

data penduduk desa Esulit

Jenis kelamin Jumblah Presentas (%)

Laki Laki 290 62 %

Perempuan 181 38 %

TOTAL 471 100%

Suber : kantor desa Esulit

Berdasarkan data pada tabel 1.1 di atas jelas terlihat bahwa data kependududkan laki laki

berjumblah 290 atau setara dengan 62 % jiwa dan perempuan berjumblah 181 atau setara

dengan 38 % jiwa maka jumblah total pendududk desa esulit 471 atau setara dengan 100 %.

Tabel 1.2

perkerjaan Penduduk Desa Esulit

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)

1 Petani 434 92 %

2 PNS 15 3%

3 TNI 5 1%

4 Pedagang 17 4%

Total 471 100%

Sumber : kantor Desa Esulit

Berdasarkan data tabel 1.2 di atas jelas terlihat bahwa pekerjaan sebagai petani 434 jiwa

atau setara dengan 92%, pekerjaan sebagai pns sebanyak 15 jiwa atau setara dengan 3%,
pekerjaan sebagai tni sebanyak 5 jiwa atau setara dengan 1% dan pekerjaan sebagai pedagang

17 jiwa atu setara dengan 4% .

Tabel 1.3.

Tingkat Pendidikan Di Desa ESunlit

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 TK 49 21 %

2 SD 83 36 %

3 SMP 35 15 %

4 SMA 46 20 %

5 Perguruan Tinggi 16 8%

Jumlah 229 100 %

Sumber : Kantor Desa Esulit

Pekerjaan orang tua sebagai petani juga sangat menyita banyak waktu untuk anak-

anaknya. Keberadaan kondisi sosial ekonomi mempunyai dampak yang sangat luas dalam

berbagai sendi kehidupan baik pada diri sendiri maupun pada anggota keluarga termasuk

anak-anaknya baik berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan primer berupa pangan, maupun

kebutuhan sekunder termasuk didalamnya pendidikan. Kesibukan orang tua sebagai petani

tentunya akan banyak menghabiskan tenaga dan pikiran mereka di tempat mereka bekerja,

sehingga mereka kurang dapat meluangkan waktu untuk mendampingi anak-anak belajar,

bahkan hanya sekedar bermain dan bercengkrama. Kurangnya perhatian orang tua yang

kurang pada pendidikan anak-anaknya juga disebabkan oleh tingkat pendidikan orang tua

sendiri yang sangat rendah, sehingga mereka merasa kesulitan dan tidak bisa untuk mengajari

anak-anak mereka saat belajar. Terkadang orang tua justru mengajak berbicara anak-anak

mereka tentang pekerjaan mereka sebagai petani, hal ini menyebabkan semakin tertanamnya
budaya petani pada anak-anak mereka yang akan membawa mereka tertarik untuk mengikuti

jejak orang tuanya dibandingkan dengan menggapai pendidikan setinggi mungkin.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian

dengan judul “Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat Di

Desa Esulit Kecamatan Wetar Utara Kabupaten Maluku Barat Daya”;

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan yaitu:

1. faktor apakah yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Desa

Esulit Kecamatan Wetar Utara Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD)

2. Bagaimana caranya megatasi rendahnya tinggat pendidikan masyarakat di desa

Esunlit Kecamatan Wtar Utara Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD)

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apakah

yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Desa Esulit Kecamatan

Wetar Utara Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD)

D. Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Manfaat dari

penelitian ini antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sebagai

penambah ilmu pengetahuan serta dapat menjadi masukan bagi semua pihak yang ingin
mempelajari lebih lanjut mengenai permasalahan pendidikan di Desa Esulit Kecamatan

Wetar Utara Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar da

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003: pasal 1).

Menurut Langeveld, pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan

yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu

anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari

orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup

sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa (Hasbullah,

2009).

Daoed Joesoef menegaskan, bahwa pengertian pendidikan mengandung dua aspek yakni

sebagai proses dan sebagai hasil/produk. Proses yang dimaksud adalah proses bantuan,

pertolongan, bimbingan, pengajaran, dan pelatihan. sedangkan yang dimaksud dengan

hasil/produk adalah manusia dewasa, susila, bertanggung jawab, dan mandiri (Munib, 2007)

Ki Hajar Dewantara menyatakan, bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk

memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh
anak (Munib, 2007). Di dalam buku yang lain, Ki Hajar Dewantara juga menyatakan bahwa

pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya

pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka

sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan

kebahagiaan stinggi-tingginya (Hasbullah, 2009).

Dari beberapa pengertian pendidikan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yaitu berupa pengaruh, perlindungan,

bantuan, bimbingan dan pelatihan yang diberikan kepada anak untuk pengembangan potensi

diri di dalam proses pendewasaannya.

B. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh seseorang yang

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (UU Sisdiknas No.

20 Tahun 2003: pasal 13). Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada bab

VI menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi.

1 Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar dijabarkan dalam pasal 17 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

No. 20 tahun 2003. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan

menengah. Bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarkan program pendididkan 6

tahun terdiri atas Sekolah Dasar (SD) sedangkan bentuk satuan program pendidikan 3 tahun

setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP)

2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan menengah adalah lanjutan pendidikan dasar yang
terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Bentuk satuan

pendidikan menengah terdiri atas Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah umum adalah

pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan

dan peningkatan keterampilan siswa. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada

jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk

melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.

3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20 Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan

setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister

spesialis, doktor yang disediakan oleh pergururan tinggi. Satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidiakn tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk

akademik, politeknik, sekolah tinggi, institute atau universitas.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

1. Kondisi Ekonomi Keluarga

Dalam dunia pendidikan memegang peranan yang cukup menentukan. Karena tanpa

ekonomi yang memadai dunia pendidikan tidak akan bisa berjalan dengan baik. ini

menunjukkan bahwa meskipun ekonomi bukan merupakan pemegang peranan utama dalam

pendidikan, namun keadaan ekonomi dapat membatasi kegiatan pendidikan (Made Pidarta,

2007).

Faktor Ekonomi keluarga banyak menentukan dalam belajar anak. Misalnya anak dalam

keluarga mampu dapat membeli alat-alat sekolah lengkap, sebaliknya anak-anak dari

keluarga miskin tidak dapat membeli alatalat itu. Dengan alat serba tidak lengkap inilah maka
hati anak-anak menjadi kecewa, mundur, putus asa sehingga dorongan belajar mereka kurang

(Ahmadi, 2007).

Menurut Gerungan (2009), keadaan ekonomi keluarga tentulah berpengaruh terhadap

perkembangan anak-anak, apabila diperhatikan bahwa dengan adanya perekonomian yang

cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di keluarganya itu lebih luas, ia akan

mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan

yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada prasarananya.

2. Motivasi Orang Tua

Menurut Slameto (2003), orang tua yang kurang/tidak memperhatikan dan memberikan

dorongan atau motivasi terhadap pendidikan anaknya, misalnya acuh tak acuh terhadap

belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan

kebutuhan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak

menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau

tidak, tidak mau tau kemajuan belajar anaknya, kesulitankesulitan yang dialami dalam belajar

dan lain-lain dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin hasil

yang didapatkan tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Hal ini dapat

terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan

mereka atau hal yang lain. Ini menunjukkan bahwa motivasi yang berasal dari orang tua

sangatlah dibutuhkan oleh seorang anak dalam menempuh pendidikannya.

Motivasi pada orang tua dapat kita ketahui dari hal-hal sebagai berikut:

A. Kesadaran orang tua akan arti penting pendidikan

Arti penting pendidikan seharusnya sudah dipahami oleh orang tua, hal ini karena dapat

berpengaruh pada pendidikan anak-anak mereka. Kesadaran orang tua yang baik akan arti

penting pendidikan akan mengarahkan anak-anak mereka untuk menempuh jenjang

pendidikan setinggi-tingginya. Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak
secara terus-menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua, sehingga pendidikan yang

dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tetapi telah di dasari

oleh teori-teori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman (Hasbullah, 2009)

B. Tujuan Orang Tua Menyekolahkan Anak

Munib (2007), mengatakan bahwa setiap kegiatan pendidikan baik di dalam lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat tentu memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai.

Misalnya supaya pandai berbicara, membaca dan menulis, berhitung dan sebagainya,

bertambah cerdas, rajin, teliti, berani dan sebagainya, bahkan ada orang tua yang

mengarahkan anak mereka untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Tujuan orang tua

menyekolahkan anak mereka tentunya bermacam-macam. Hal ini dapat berpengaruh pada

tingkat pendidikan yang dapat ditempuh oleh anaknya.

C. Kesediaan Orang Tua Menyekolahkan Anak

Kesedianan orang tua untuk menyekolahkan anaknya merupakan sarat mutlak bagi

terlaksananya pendidikan bagi anak. Karena secara material dan moral orang tua

mempengaruhi tingkat pendidikan anak-anaknya. Seperti yang disampaikan oleh Hasbullah

(2009), salah satu tanggung jawab orang tua dan keluarga terhadap anak-anak mereka adalah

memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak,

sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.

3. Budaya

Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

kehidupan masyarakat yang dapat dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Ini artinya

bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan, karena hanya sedikit tindakan

manusia dalam kehidupan masyarakat yang tidak dibiasakan dengan belajar

(Koentjaraningrat, 2009).
Slameto (2003) mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam

keluarga dapat mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. Di dalam

menempuh jenjang pendidikan, seseorang juga akan mempelajari keadaan yang ada pada

dirinya dan lingkungannya. Sehingga ketika lingkungan di sekitarnya memiliki budaya

dengan pendidikan yang rendah dan sudah merasa cukup, maka hal tersebut akan dilakukan

kembali ke generasi berikutnya. Hal semacam ini dapat belangsung secara turun-temurun

bahkan dapat berkembang menjadi suatu tradisi dalam masyarakat.

E Kerangka Pemikiran

Masyarakat Usia Sekolah


Faktor Yang Mempengaruhi
Rendahnya Tingkat Pendidikan
Masyarakat

Pendidikan di Kondisi Ekonimi Motivasi Orang Budaya


Keluarga Tua
keluarga

1) Pendapatan a. Kesadaran Orang 1) BUdaya


Keluarga Tua akan arti pendidikan di
1. Kurangnya perhatian pentingnya dalam
2) Jumlah anggota
ayak pada pendidikan Keluarga pendidikan keluarga
b. Tujuan Orang
anak TUa
2. Kurangnya perhatian menyekolahkan
anak
ibu pada pendidikan c. Kesadaran Orang
anak TUa
menyekolakan
anak

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dan Pendekatan Pcnelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam peneiitian ini mengunakan penelitian kualitatif, yang dimaksud dengan penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang, apa yang

di alami oleh objek penelitian prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada saat konteks

khusus yang alamiah dan dengan manfaat berbagai metode alamiah.

Penelitian ini berusaha memecahkan beberapa masalah sesuai dengan problematika yang

terjadi di lapangan melihat hal ini peneliti ingin mengetahui, memahami dan mengkaji lebih

dalam mengenai rendahnya pendidikan masyarakat di desa Esulit dalam mengembangkan

usaha dan ekonomi untuk mengembangkan pendidikan di desa Esulit kecematan wetar utara

kabupaten Maluku barat daya.(MBD). Dalam membantu peningkatan pendidikan didesa

Esulit partsipasi masyarakat, dewan guru dan peranan pemerintah sangatlah diperlukan, hal

ini dapat kita lihat pada partisipasi masyarakat yang berbondong-bondong untuk membantu

menyelesaikan bangunan fisik sekolah atau bantuan secra moril atau uang dan barang.

Berdasarkan penjelasan tersebut sangat diharapkan oleh peneliti untuk mendapatkan

gambaran mengenai tema yang dibahas, maka dari itu peneliti berusaha untuk mendapatkan

data berdasarkan fakta yang terjadi tepat di lokasi penelitian berlangsung.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk

mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu nalar

yang berkelompok khusus. Unluk mendapatkan pemahaman secara Iebih mendalam maka

peneliti membutuhkan bantuan orang lain yang merupakan alat pengumpul data utama.

Peneliti melakukan hubungan interaksi dengan responden atau objek lainnya karena mereka
yang Iebih mengerti dan memahami keadaan dari fenomena yang lerjadi di lokasi dimana

penelilian berlangsung.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam

penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci oleh karena itu, peneliti harus memiliki

bekal teori dan wawasan yang luas agar dapal bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi

objek yang diteliti menjadi lebih jelas. peneliti ini lebih menekankan pada makna dan terikal

nilai.

Hakikat penelitian kualitalif adalah mengamati orang dalam lingkungan hidup

berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka lentang dunia

sekilarnya, mendekati atau berinteraksi dengan orang-orang yang berhubungan dengan data

yang diperlukan.

B. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah Desa Esulit Kecamatan Wetar Utara Kabupaten Maluku Barat

Daya. Terpilihnya lokasi tersebut dikarenakan tidak hanya berdasarkan ketertarikan peneliti

secara pribadi tapi melaikan permasalhan koseptual perlu kita teliti lebih dalam dan

diharapkan bisah memberikan solusi terhadap malasalah tersebut.

C. Data Dan Sumber Data

Menurul lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah katakata dan

tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data menurut The

Liang Gie adalah hal atau peristiwa atau kenyataan lainnya apapun yang mengandung

suatu pengetahuan unluk menjadikan dasar guna penyusunan, pembuatan kesimpulan atau

penetapan keputusan. Sumber data adalah sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data.

Berdasarkan sumber data yang terdapat dalam penelitian di deşa Esulit yaitu data primer.

1. Data Primer
Yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan

yang sedang ditangani. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama

atau tepat objek penelitian dilakukan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada satu teknik (latar yang Inzin di gunakan dalam penelitian kualitatif yaitu atau ini

pada penelitiatl ini menggunakan teknik observasi secara langsung,

Observasi

Obsevaasi merupakan matode pengumpulan data melalui mengamati perilaku dalam

situasi tertentu kemudian mencatat peristiwa yang diamati dengan sistentatis dan memaknai

peristiwa yang observasi dapat menjadi metode pengumpulan data yang dapat di

pertanggung jawabkan tingkat validitas dan rebilitasnya asalkan dilakukan oleh observasi

yang telah rnelewati latihan-latihan khusus, sehingga hasil dari observasi tersebut dapat

dijadikan sumber data yang akurat dan terpercaya sehingga dapat digunakan untuk menjawab

permasalahan. Dalam hal ini penulis melakukan observasi di kantor desa, Esulit kecamatan

wetar utara kabupaten Maluku barat daya(MBD) sekitarnya.

E. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan kegiatan mengumpulkan data-data tersebut dilakukan proses

analisis data dengan menggunakan teknik modal Miles dan Iluberman yakni sebagai

berikut

1. Reduksi Data

Reduksi data menunjukan kepada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanan,

pemisahan dan data mentah yang terlihat dalam catatan tertulis di lapangan oleh karna

produksi data berlangsung selama kegiatan penelitian dilaksanakan. Ini diarti pula

produksi data telah ditakukan sebelum pengumpulan data yaitu penyusunan proposal

penelitian, pada satu menentukan konseptual. perumusan pertanyaan penelitian dan


pemelihan pendekatan pengumpulan data, juga dilakukan dalarn pengumpulan data seperti

membuat kesimpulan langsung membuat proposal hasil wawancara setiap selesai suatu

wawancara berdasarkan responden. Selain itu peneliti juga membuat catatan lain berdasarkan

proposal tersebut dan mencoba melihat permasalahan di sudut pandang penulis sendiri.

Melalui cara ini dapat mempermudah peneliti dalam mempertajam fokus masalah penelitian.

Member check

Tahap member check merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengecek kebenaran

dari informasi-informasi yang telah dikumpulkan agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya.

Proses pengecekan dilakukan setiap kali peneliti melakukan wawancara, yakni dengan

mengkonfirmasi kembali catatan-catatan hasil wawancara yang kemudian diakhiri dengan

dliakukan proses hasil penulisan laporan.

PROPOSAL

ANALISIS PENYEBAB RENDAHNYA TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT


DI DESA ESULIT KECAMATAN WETAR UTARA KABUPATEN MALUKU

BARAT DAYA (MBD)

NAMA : MARTHEN MAJEKE

NIM : 2015-29-094

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2021

Anda mungkin juga menyukai