Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang membahas tentang nilai-
nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang di kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang di harapkan. Di dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon- calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai imu pengetahuaan dan teknologi serta seni. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan kewarganegaraan baru-baru ini mendapatkan perhatian khusus dari mahasiswa. Namun beberapa mahasiswa menerangkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang membosankan, karena sumber buku terlalu banyak tulisan dan cerita sehingga beberapa mahasiswa malas mendengarkan dan membaca tulisan di buku. Beberapa dosen ada yang menuntut mahasiswa untuk menulis metode dengan cara yang sama tanpa adanya ilustrasi dan gambar yang kurang variatif. Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan tanpa adanya alat peraga yang variatif akibatnya banyak mahasiswa kurang fokus dan mengobrol sendiri. Pada saat presentasi seharusnya tim yang presentasi memberikan materi dengan jelas jangan hanya membaca, tidak memberikan ilustrasi/alat peraga, dan tidak memberikan fotocopy dari materi tersebut. Banyak mahasiswa saling menyela sama lain dan akhirnya menjadi kacau, kadang – kadang ada mahasiswa memiliki pertanyaan diluar materi yang didiskusikan. Dosen hanya memberikan materi secara lisan tanpa adanya ilustrasi atau peraga, akhirnya beberapa mahasiswa tidak paham apa materi tersebut dan beberapa pemateri tidak tau jawaban yang dari para penanya. Para pemateri harus memberikan audience sebuah fotocopy dari materi tersebut, pemateri diharuskan memiliki ilustrasi dan alat peraga yang menarik perhatian mahasiswa agar tidak membosankan, misalnya memberikan materi yang berhubungan dengan lambang negara dapat digunakan alat peraga yang berhubungan dengan lambang pancasila. Pemateri sudah menguasai materi yang dipersentasikan. Dosen seharusnya memberikan materi dengan bercerita menggunakan ilustrasi agar tidak membosankan. Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pentingnya pendidikan kewarganegaraan agar terciptanya keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi setiap warga negra. Di dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan perlu dijelaskan dengan menggunakan alat peraga, agar siswa dan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang pendidikan kewarganegaraan. Sehingga akan terbentuk rasa cinta pada pendidikan kewarganegaraan dan dapat diterapkan dalam lingkungan masyarakat.