Anda di halaman 1dari 8

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI KULIT BUAH RAMBUTAN


(Nephellium lappaceum L.) dalam MENGHAMBAT PERTUMBUHAN
BAKTERI E. coli PENYEBAB DIARE
Rusda ALINA1), Selvi Nuri HIDAYATI1), Dendy Andrea ANTARES1), Farikha Sitra
FUADAH1), Rina WIJAYANTI2)
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, Semarang
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112
Email: wijayanti@unissula.ac.id

ABSTRAK
Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh bakteri. Bakteri penyebab diare salah satunya adalah E. coli. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi kulit rambutan (Nephellium
lappaceum L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli penyebab diare. Metode yang
digunakan difusi agar cara sumuran yang dilakukan 3 kali pengulangan dengan konsentrasi
larutan uji 10%; 30%; 40%; 60%; 80%; dan 90%, menggunakan amoxicillin sebagai kontrol
positif dan etanol 70% sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
fraksi kulit buah rambutan konsentrasi 60%, 80%, dan 90% memiliki aktivitas antibakteri
terhadap bakteri E. coli yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif. Fraksi kulit buah
rambutan konsentrasi 60%, 80%, dan 90% memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli,
namun daya hambat belum bisa sama dengan kontrol positif.

Kata kunci : Buah Rambutan (Nephellium Lappaceum L), Tanin, Diare, Antibakteri, E. coli
ABSTRACT
Diarrhea is a disease caused by foods and beverages contaminated by bacteria.
Bacteria that cause diarrhea one of them is E. coli. The objective of the study was to
determine the antibacterial activity of rambutan skin fraction (Nephellium lappaceum L.) in
inhibiting the growth of E. coli bacteria causing diarrhea. The method used for the diffusion
so that the way of wells done 3 times repetition with the concentration of 10% test solution;
30%; 40%; 60%; 80%; And 90%, using amoxicillin as a positive control and 70% ethanol as
a negative control. The results of this study showed that the fraction of rambutan peel skin of
60%, 80%, and 90% concentrations had antibacterial activity against E. coli bacteria which
was significantly different with negative control. The conclusion of this research is rambutan
skin fruits concentration 60%, 80%, and 90% have antibacterial activity against E. coli, but
inhibitory power cannot equal with positive control

Keywords: Rambutan Fruit (Nephellium Lappaceum L), Tannin, Diarrhea, Antibacterial, E.


coly

PENDAHULUAN penyakit-penyakit tertentu atau gangguan


lainnya dengan keadaan buang-buang air,
Penyakit diare merupakan penyakit dan mengeluarkan banyak cairan (mencret)
yang banyak diderita masyarakat Indonesia dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24
sejak dulu. Diare adalah gejala dari jam. Diare disebabkan oleh makanan dan

1210
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

minuman yang terkontaminasi oleh bakteri yang bertanggung jawab sebagai


(Wahyuni et al., 2012). Bakteri yang antioksidan (Reni et al., 2016). Kandungan
menjadi penyebab diare salah satunya terbanyak ekstrak kulit rambutan yaitu
adalah E. coli yang merupakan bakteri senyawa tanin dan saponin. Tanin yang
komensial pada usus manusia dan terhidrolisis serta kadar tanin total pada
umumnya bukan patogen penyebab rambutan adalah sebanyak 23,25%
penyakit, namun apabila di dalam air (Hawarima et al., 2016). Tanin merupakan
tersebut terkontaminasi oleh bakteri E. coli senyawa polifenol yang larut dalam air,
yang bersifat fecal jika dikonsumsi terus- gliserol, metanol, hidroalkoholik, dan
menerus dalam jangka panjang akan propilena glikol, tetapi tidak dapat larut
berdampak pada timbulnya penyakit seperti dalam kloroform, benzena, eter, karbon
radang usus, diare, infeksi pada saluran disulfida dan petroleum eter. Merusak
kemih dan empedu (Suriawiria, 2008). membran sel, inaktivasi enzim-enzim
Prevelensi diare di Indonesia esensial, dan dekstruksi fungsi material
berdasarkan survei morbiditas diare genetik, merupakan mekanisme kerjanya
semakin naik pada periode tahun 1996- sebagai antibakteri yang dapat menghambat
2010. Untuk angka kesakitan diare balita perkembangan bakteri E. coli (penyebab
Tahun 2000-2010 tidak menunjukkan pola penyakit diare) (Hawarima et al., 2016).
kenaikan maupun pola penurunan
(berfluktuasi) (Kemenkes RI, 2011). METODE PPENELITIAN
Tingginya angka kejadian diare akut
dan kronis serta efek samping obat sintetis a. Lokasi dan Waktu Penelitian
untuk antidiare yang sering digunakan Penelitian ini dilaksanakan di
seperti Loperamide yaitu terdapat efek Laboratorium Farmasi Universitas Islam
samping seperti kembung, kontsipasi, mual, Sultan Agung, dan Balai Laboratorium
muntah, nyeri abdomen, reaksi Kesehatan (BLK) Semarang pada bulan
hipersensifitas, mulut kering, mengantuk, Maret-Juli 2017
dan pusing (ISO vol 49, 2014-2015). b. Alat dan Bahan Penelitian
Pengobatan diare menggunakan antibiotik Alat
sebagai terapi kausatif mikroorganisme Peralatan yang digunakan dalam
penyebab diare di apotek dengan biaya penelitian ini adalah timbangan analitik,
yang relatif mahal dan biasanya oven, moisture tester, blender,
menyebabkan efek samping bagi penderita alumunium foil, corong, kertas saring,
diare (Fratiwi, 2015). vakum rotary evaporator, autoklaf,
Kulit buah rambutan merupakan salah incubator, kawat ose, jangka sorong,
satu limbah buah yang belum cawan petri, corong pisah, plat silica G
termanfaatkan secara maksimal namun 60 F254.
berpotensi sebagai alternatif pengobatan Bahan
diare. Berdasarkan penelitian Thitilertdecha Bahan yang digunakan dalam
et al., (2008), bahwa kulit rambutan penelitian ini adalah kulit buah
mengandung senyawa-senyawa golongan rambutan, etanol 70 %, aquades, n-
tanin, polifenol dan saponin. Kulit buah butanol, kertas saring, asam asetat, etil
rambutan mengandung senyawa flavonoid asetat, kloroform, HCL pekat, methanol,

1211
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

toluene, FeCl3, Nutrient Agar (NA), etanol sampai terlarut, kemudian


Bakteri E. coli, Kaplet Amoxicillin sebanyak 1 ml larutan dipindahkan
c. Metode kedalam tabung reaksi dan ditambahkan
Preparasi Sampel 2-3 tetes larutan FeCl3 1 %, hasil positif
Sampel utama dari penelitian ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna
adalah kulit buah rambutan yang diambil hitam kebiruan atau hijau. Analisis
dari Desa Trangkil Kecamatan Tayu, kromatografi lapis tipis dilakukan
Pati. Dibersihkan dengan air mengalir dengan cara penotolan fraksi dan
hingga bersih, dipotong-potong kecil, standart asam galat sebagai pembanding
pengeringan dengan suhu tidak lebih dari pada plat silica G 60 F254,
60ºC (BPOM RI, 2014) sampai kadar air menggunakan campuran fase gerak etil
kurang dari 10 %, kemudian diblender asetat : metanol : asam asetat (6:14:1),
hingga menjadi serbuk dan diayak noda yang terbentuk diperiksa dengan
Ekstraksi kulit buah rambutan lampu UV-Vis pada panjang gelombang
Kulit buah rambutan yang telah 254 nm dan 366 nm, hasil positif
menjadi serbuk ditimbang 1200 gram ditunjukkan dengan noda fraksi memiliki
kemudian dimaserasi dengan nilai Rf yang sama dan memiliki
menggunakan pelarut etanol 70 % warna yang sama dengan standart asam
sebanyak 12000 mL (1:10) selama 6 hari galat.
dengan sesekali diaduk, pelarut diganti Sterilisasi Alat dan Bahan
setiap 2 hari, kemudian disaring dengan Alat dan bahan yang digunakan
kertas saring dan dievaporasi dengan dalam penelitian aktivitas antibakteri
vakum rotary evaporator suhu 40-50°C disterilkan terlebih dahulu menggunakan
sehingga diperoleh ekstrak kental kulit autoklaf pada suhu 121ᴼ C selama 15
buah rambutan. menit atau dengan menggunakan oven
Fraksinasi pada suhu 170ᴼ C selama ± 2 jam untuk
Ekstrak kental diekstraksi dengan alat-alat gelas, jarum ose dan pinset
kloroform (4x25 mL) menggunakan dibakar dengan pembakaran diatas api
corong pisah sehingga terbentuk dua langsung.
lapisan. Lapisan bawah (kloroform) Pembuatan Larutan Kontrol Negatif
dipisahkan dan lapisan atas (air) Kontrol negative menggunakan
diekstraksi dengan etil asetat (1x25 mL) larutan etanol 70 %.
dan terbentuk dua lapisan. Lapisan etil
asetat (atas) dan lapisan air (bawah) Pembuatan Larutan Kontrol Positif
dipekatkan kembali dengan Kontrol positif dibuat dari sediaan
menggunakan vacum rotary evaporator obat amoxicillin kaplet 500 mg. satu
(Makkar, 1998). kaplet digerus, ditimbang dan
Analisis Senyawa Tanin disetarakan dengan 500 mg. kemudian
Analisis senyawa tanin dilakukan serbuk amoxicillin dilarutkan dalam
dengan dua cara, analisis fitokimia dan aquadest untuk memperoleh larutan
analisis kromatografi lapis tipis. Analisis amoxicillin 15 μg / 100 μl.
fitokimia dilakukan dengan cara
Sebanyak 2 gram sampel ditambah

1212
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

Pembuatan Larutan Uji kapas lidi steril dicelupkan pada tabung


Dibuat larutan uji 10%; 30%; 40%; kuvet yang berisis bakteri E. coli
60%; 80% dan 90% b/v dengan cara kemudian ditiriskan didinding kuvet.
ditimbang 1 g; 3 g; 4 g; 6 g; 8 g; dan 9 g Kemudian di oleskan di media uji steril.
fraksi kulit buah rambutan kemudian Pemakaian kapas lidi steril yang
masing-masing dilarutkan dalam 10 ml dibutuhkan hanya satu untuk 6 cawan
larutan etanol 70 %. petri. Kemudian membuat sumuran
Pembuatan Media dengan menggunakan silinder cup steril.
Media untuk uji aktivitas Dibuat 4 lubang tiap media uji dengan
antibakteri menggunakan media Nutrien cara di tancapkan di media uji.
Agar. Media dibuat dengan 28 gram Kemudian potongan lubang dicongkel
Nutrien Agar dimasukan ke Erlenmeyer, dengan ose jarum yang dibengkokan.
kemudian dilarutkan dalam 1 liter Kemudian di lakukan pelabelan. Setelah
aquadest. Untuk menjaga dalam keadaan itu dilakukan inokulasi sampel, yaitu
steril dimasukan ke autoklaf 20 menit inokulasi hasil fraksinasi kulit buah
pada suhu 121 ºC. Setelah itu rambutan dengan menggunakan pipet
dikeluarkan dan ditunggu hingga suhu mikro. Sampel di homogenkan,
50º untuk dimasukan ke savecabinet. kemudian dipipet. Klinipet yang
Kemudian dituang kedalam petri steril digunakan 100 µl, untuk 1 konsentrasi 1
25-30 cc. masukan ke inkubator selama tipe. Setelah itu dilakukan inkubasi
24 jam pada suhu 37ºC untuk melakukan selama 24 jam pada suhu 37ᴼ C dengan
kontrol supaya media dapat digunakan posisi Nutrient Agar dibawah.
dalam keadaan steril atau tidak Penentuan Aktivitas Bakteri
terkontaminasi. Media berisi bakteri E. coli yang
Pembuatan Standar Kekeruhan telah diinkubasi, terbentuk zona hambat
Larutan (Larutan Mc. Farland) pada tiap sumuran yang sudah di beri
Bakteri E. coli yang berumur 24 sampel berbagai konsentrasi.
jam dimasukan kedalam tabung kuvet Pengukuran dilakukan dengan cara zona
steril. Kemudian ditambah ± 4 cc hambat pertumbuhan kuman diukur
aquadest steril. Setelah itu divortex dan diameternya dengan alat jangka sorong.
dibaca pada nephelometer yang sudah Pengukuran dari diameter sumuran
dikalibrasi dalam keadaan nol ditambah zona hambat yang terbentuk.
menggunakan aquadest. Pembacaan Diameter sumuran berukuran 8 mikron.
dilakukan sampai menunjukan angka ± Analisis Data
0.5. Jika angka menunjukan lebih dari Data hasil pengujian aktivitas
0.5 ditambah aquadest, dan jika angka fraksi kulit buah rambutan terhadap
menunjukan kurang dari 0.5 ditambah diameter zona hambat pertumbuhan
bakteri E. coli. bakteri Eschericia coli dianalisa secara
Penanaman Bakteri Uji statistik menggunakan metode One way
Bakteri E. coli yang sudah anova (analisa varians satu arah), uji
menunjukan angka 0.5 pada Non parametric Kruskal Wallis dan
nephelometer diambil menggukan kapas dilanjutkan dengan uji Mann Whitney
lidi steril. Pengambilan dengan cara dengan menggunakan tingkat

1213
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

kepercayaan 95 % atau α = 0,05 pada Ekstrak kental yang selanjutnya dilakukan


program Statistical Product Services uji fitokimia.
Solution (SPSS).

Analisis Senyawa Tanin


HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis fitokimia tanin dilakukan
dengan cara 2 gram sampel ditambah etanol
Ekstraksi sampai terlarut. Kemudian sebanyak 1 ml
Ekstraksi dilakukan dengan metode larutan dipindahkan kedalam tabung reaksi
maserasi menggunakan pelarut etanol 70 % dan ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1
dengan perbandingan 1200 gram ekstrak %. Hasil positif fraksi mengandung
kedalam 12000 mL pelarut (1:10), senyawa tanin ditunjukkan dengan
menghasilkan filtrate berwarna coklat tua terbentuknya warna hitam kebiruan.
sebanyak 8630 ml., kemudian diuapkan Analisis kromatografi lapis tipis
menggunakan vacum rotary evaporator menunjukkan hasil positif fraksi
menghasilkan ekstrak kental berwarna mengandung senyawa tanin yang
coklat tua sebanyak 189,06 gram. ditunjukkan dengan niai Rf dan warna noda
Pemilihan pelarut etanol 70 % yang sama antara noda fraksi dan standart
dikarenakan etanol merupakan pelarut yang asam galat sebagai pembanding, masing-
bersifat polar sehingga dapat digunakan masing memiliki nilai Rf 0.81 dan noda
untuk mengekstraksi tanin. warna ungu.

Fraksinasi Uji Aktivitas Antibakteri


Proses fraksinasi dilakukan dengan Menggunakan metode difusi agar
cara ekstraksi cair-cair. Tujuan fraksinasi (sumuran) dilakukan uji antibakteri fraksi
adalah untuk memisahkan komponen- kulit buah rambutan terhadap bakteri E.
komponen senyawa aktif dari ekstrak yang coli. Hasil positif jika terbentuk zona
telah dihasilkan. Prinsip dari proses hambat disekitar sumuran. Setelah
fraksinasi adalah didasarkan pada diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC,
perbedaan tingkat kepolaran dan perbedaan hasil dilihat dengan membandingkan
bobot jenis antara dua fraksi (Pratiwi et al., ekstrak dengan kontrol positif dan kontrol
2016). Menggunakan dua pelarut yang negatif.
mempunyai tingkat kepolaran berbeda yaitu Hasil pengujian menunjukkan
kloroform dan etil asetat. Kelompok terbentuknya zona hambat disekitar
senyawa yang kepolarannya rendah larut sumuran, selanjutnya dilakukan pengukuran
dalam kloroform, kelompok senyawa yang untuk mengetahui diameter zona hambat
kepolarannya sedang larut dalam etil asetat dari masing-masing sampel fraksi dan
dan yang kepolaranya tinggi ke air, larutan kontrol, dari 3 kali pengulangan
sehingga memudahkan untuk mendapatkan didapat hasil yang bisa dilihat pada Tabel 1.
senyawa tanin. Hasil dari fraksinasi berupa

1214
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat fraksinasi kulit buah rambutan
(Nephellium Lappaceum L.)
Fraksinasi Zona daya hambat Bakteri E. coli Replikasi
Konsentrasi 1 2 3
10% 9.5 9 9
30% 11 11 12
40% 12 12 12.5
60% 15 14 14
80% 16 16 18
90% 17 17.5 19
+
23 23 22
(Amoxicillin)
-
12 12.5 13
(Etanol 70%)

Data SPSS diameter zona hambat dengan kloramfenikol tetap menunjukkan


bakteri E. coli menunjukkan nilai adanya zona hambat terhadap bakteri E.
Normalitas 0,000 (<0,05) yang berarti tidak coli.
normal, dan Homogenitas 0,051 (>0,05) Terbentuknya zona hambat disekitar
yang berarti homogeny. Karena syarat uji sumuran disebabkan oleh keberadaan
parametric tidak terpenuhi maka dilakukan metabolit sekunder tanin sehingga
uji secara non parametric yaitu uji Kruskal memberikan pengaruh terhadap
Wallis yang hasilnya 0,002 (<0,05) yang pertumbuhan bakteri uji. Hal ini didukung
berarti terdapat perbedaan bermakna. oleh hasil positif terhadap uji fitokimia.
Uji lanjut yang digunakan adalah uji Mekanisme kerja tanin sebagai
Mann Whitney yang menghasilkan bahwa antibakteri adalah tanin mempunyai target
Fraksi kulit buah rambutan mempunyai pada polipeptida dinding sel sehingga
aktivitas antibakteri terhadap E. coli pada pembentukan dinding sel menjadi kurang
konsentrasi 60%, 80%, dan 90% yang sempurna, sehingga menyebabkan sel
ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang bakteri menjadi lisis karena tekanan
bermakna dengan kontrol negatif. Terdapat osmotic maupun fisik sehingga sel bakteri
perbedaan bermakna pula dengan kontrol akan mati (Sari dan Sari, 2011). Tanin juga
positif, menunjukkan jika fraksi konsentrasi bekerja sebagai antibakteri dengan cara
60%, 80%, dan 90% mempunyai aktivitas merusak membran sel, inaktivasi enzim-
antibakteri yang belum sama dengan enzim esensial, dan dekstruksi fungsi
amoxicillin. material genetik sehingga dapat
Berdasarkan penelitian yang menghambat perkembangan bakteri E. coli
dikakukan Yuanita N. K. (2012) Daya (penyebab penyakit diare) (Hawarima et al.,
hambat ekstrak etanol dan ekstrak air kulit 2016).
rambutan pada bakteri E. coli dengan Menurut Davis and Stout (1971),
konsentrasi 100, 90, 80,70, 60, 50, 40, 30, criteria kekuatan daya antibakteri sebagai
20, 10, 5, 1, 0.5, 0.2, dan 0.1 mg/mL tidak berikut: daerah hambatan 5 mm atau kurang
menunjukkan adanya zona hambat sampai berarti lemah, daerah hambatan 5-10 mm
pada konsentrasi ekstrak terbesar yakni 100 berarti sedang, daerah hambatan 10-20 mm
mg/mL. Namun perlakuan kontrol positif berarti kuat, dan daerah hambatan 20 mm

1215
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

atau lebih berarti sangat kuat. Berdasarkan Penetapan Kadar Tanin Daun
criteria tersebut, maka fraksi kulit buah Rambutan (Nephelium lappaceum. L)
rambutan pada konsentrasi 60%, 80%, Secara Spektrofotometri Ultraviolet
90% memiliki pengaruh antibakteri yang Visibel. Fakultas Farmasi Universitas
kuat terhadap bakteri E. coli, karena rata- Muhammadiyah Purwokerto.
rata diameter berada di kisaran 10-20 mm. Pharmacy, Vol.07 No. 02 Agustus
Namun konsentrasi daya hambat tersebut 2010
belum bisa seefektif kontrol positif Baker, De., 2007, Loperamide : A
(Amoxicillin). Pharmacological Review, Rev
Gastroenterol Disord 7 Suppl, 3:S11-
Simpulan 8
Berdasarkan hasil penelitian dari Baldi, F., Bianco, M.A., Nardone, G.,
fraksi kulit buah rambutan (Nephellium Pilotto, A., and Zamparo, 2009,
Lappaceum L.) terhadap bakteri E. coli, Focus On Acute Diarrhoeal Disease,
dapat disimpulkan bahwa fraksi dari kulit World J Gastroenterol, 3341–3348
buah rambutan memiliki kandungan 15(27)
senyawa tanin dan berpengaruh kuat BPOM RI. 2014, Peraturan Kepala Badan
sebagai antibakteri terhadap bakteri E. coli Pengawas Obat dan Makanan
dengan konsentrasi 60%, 80%, dan 90% Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat
Saran Tradisional.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Cahaya, Noor., Izma, Hayatun., Sari,
untuk mengetahui fase gerak yang cocok Destria Indah, 2015, Pengaruh Sirup
untuk memisahkan senyawa dari hasil Ekstrak Daun dan Batang Kajajahi
fraksinasi kulit kulit buah rambutan, dan uji (Leucosyke capitellata wedd)
aktivitas antibakteri terhadap bakteri lain terhadap Diare Pada Mencit. Program
untuk mengetahui aktivitas daya hambat Studi Farmasi, Fmipa Universitas
dari hasil fraksinasi kulit buah rambutan, Lambung Mangkurat Kalimantan
juga uji pra-klinis dan toksisitas LD50 Selatan, 70714
untuk mengetahui dosis fraksi kulit buah Davis, W.W., dan Stout, T. R.., 1971, Disc
rambutan yang tepat dan aman dalam Plate Method of Microbiological
penggunaan. Antibiotic Assay. Applied
Microbiology. 22: 659-665.
UCAPAN TERIMA KASIH Elok Kamilah., Fasyah, A. Ghanaim.,
Sa’adah, Lailis., 2010, Fraksinasi dan
Penulis mengucapkan terima kasih Identifikasi Senyawa Tanin Pada
kepada Dirjen Dikti yang telah mendanai Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
pada program PKM-P tahun 2017 sehingga Bilimbi L.). Jurnal Kimia 4 (2) 193-
penelitian ini dapat terselesaikan 200
Faure, C., 2013, Role Of Antidiarrhoeal
DAFTAR PUSTAKA Drugs As Adjunctive Therapies For
Andriyani, Dewi., Utami, Pri Iswati., Acute Diarrhoea In Children,
Dhiani, Binar Asrining, 2010,

1216
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

International Journal Of Pediatrics Journal of Pharmaceutical Science


Volume 2013 (2013) and Clinical Research, 01, 71 – 82.
Hawarima, Victoria., Apriliana, Ety., 2016, Roslizawaty, Nita Yulida Ramadani,
Kandungan Buah Rambutan Fakhrurrazi, dan Herrialfian., 2013,
(Nephelium Lappaceum L.) Sebagai Aktivitas Antibakterial Ekstrak
Antibakteri terhadap E. coli Penyebab Etanol dan Rebusan Sarang Semut
Diare, Fakultas Kedokteran, (Myrmecodia sp.) terhadap Bakteri
Universitas Lampung Escherichia coli, Jurnal Medika
Makkar, H. P. S., dan Becker, K., 1998, Do Veterinaria Vol. 7 No. 2.
Tannins In Leaves Of Trees And Sari, F.P., dan S. M. Sari., 2011, Ekstraksi
Shrubs From African And Himalayan Zat Aktif Antimikroba dari Tanaman
Regions Differ In Level And Yodium (Jatropha multifida Linn)
Acactivity, Argoforestry Systems, h. sebagai Bahan Baku Alternatif
59-68. Antibiotik Alami, Fakultas Teknik
Mercy Ngajow, Jemmy Abidjulu, Vanda S. Universitas Diponegoro, Semarang.
Kamu. 2013, Pengaruh Antibakteri Suriawiria, U., 2008, Mikrobiologi Air, Pt
Ekstrak Kulit Batang Matoa Alumni, Bandung
(Pometia pinnata) terhadap Bakteri Umarudin, R. Susanti., Ari, Yuniastuti.
Staphylococcus aureus secara In 2012, Efektivitas Ekstrak Tanin
vitro. Jurnal MIPA UNSRAT ONLINE Seledri Terhadap Profil Lipid Tikus
2 (2) 128-132. Putih Hiperkolesterolemi. Unnes
Murti, Reni Widaya., Praditia, Nabila Journal of Life Science 1 (2) (2012).
Annisa., Hadifa, Hanuriza Umi., Wahyuni, Tri Hidayat, Saeful, Narko,
Kurniasih, Ratna., Naqi, Fahmi., Tedjo., 2012, Uji Aktivitas Antidiare
Wijayanti, Rina., 2016, Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Teratai Putih
Antioksidan dan Uji Iritasi Sediaan (Nymphaea Pubescens Willd)
Masker Gell Peel-Off Ekstrak Terhadap Mencit dengan Metode
Metanol Kulit Buah Rambutan Transit Intestinal. Sekolah Tinggi
(Nephelium Lappaceum L.). Prodi Farmasi Indonesia, Lembaga Farmasi
Farmasi Fakultas Kedokteran Angkatan Udara (Lafi Au), Bandung
Universitas Islam Sultan Agung Yuanita Nugrahani Kusumaningrum.,
Semarang. 2012, Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Nurhalimah, dkk., 2015, Efek Antidiare Kulit Rambutan (Nephelium
Ekstrak Daun Beluntas Pada Mencit. Lappaceum) terhadap Staphylococcus
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. Aureus & Escherichia coli. Skripsi
3 No 3 P.1083-1094, 1084. Departemen Biokimia Fakultas
Pratiwi, Liza., Fudholi, Achmad., Martien, Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Ronny., Pramono, Suwidjiyo., 2016, Alam Institut Pertanian Bogor.
Ekstrak Etanol, Ekstrak Etil Asetat,
Fraksi Etil Asetat, dan Fraksi n-
heksan Kulit Manggis (Garcinia
mangostana L.) Sebagai Sumber Zat
Bioaktif Penangkal Radikal Bebas.

1217

Anda mungkin juga menyukai