Anda di halaman 1dari 2

PHI – Pertemuan ke-2

(25 Oktober 2019)


Sistem Tata Hukum
 Eropa Continental atau Civil Law : sumber hukum utamanya yaitu UU yang dibentuk
oleh badan legislative. diambil dari eropa daratan. semula system hukum ini dari
kodifikasi hukum yang berlaku di kekaisaran romawi pada masa kaisar Yustinianus.
Kodifikasi merupakan kumpulan berbagai kaedah hukum yang ada sebelum kaisar
yustianus yang disebut “corpus yuris civilis” (merupakan dasar dalam kodifikasi hukum
di Negara eropa daratan)
 Indonesia menganut plurasime, karena plurasime agama sosial, ekonomi, maka system
hukum yang digunakan juga pluralism.
 Hukum public itu hukum yang sifatnya netral. Hukum perdata hukum yang sensitive.
 Anglo saxon (common law) didasarkan pada hukum adat yang menjadi yurisprudensi
menjadi patokan. Tujuan hukumnya yaitu keadilan.
 Indonesia menganut civil law, maka yang menjadi dasar adalah Kodifikasi
 hukum public : HTN, HAN, HPidana
 hukum perdata : H perdata, Hukum dagang
 legisme patokannya UU
 pengadilan itu yudikatif
 eksekutif : kementrian dalam negeri dibawah presiden (KTP), kepolisian (SIM), ijin
usaha (IMB putusannya bersifat individu) , migrasi, itu semua yang ditujuan kepada
individu.
 Legislatif : peraturan perundang2an
 Namun, perkebangan persat di bidang hukum dan masyrakat sekarang ini mengakibatkan
batas2 anatara hukum public dan privat semakin kabur. Disebut ddengan border.
 Pajak hukum public karena pajak itu kewenangan Negara kepada warga negaranya. Ada
hukum public yang mengandung unsur perdata, maka dari itu disebut kabur di dalamya.
Pajak tu HAN.
 Negara juga subyek hukum dibidang hukum public.
 Hukum tenanga kerja itu hukum public dibidang HAN tapi ada unsur perdata karena ada
perjanjian dibidang hukum harta kekayaan.
 Pertamina itu bisa public bisa perdata, karena dia juga perusahaan dan sekaligus punya
pemerintah.
 Hukum public kaitannya dengan negra, pejabat Negara, lembaga Negara.
 Diluar tanah itu benda lepas dalam hukum adat.
 System hukum anglo saxon bersumber pada putusan hakim yang menunjukkan kepastian
hukum. Dari situ prinsip2 dan kaidah hukum dibentuk dan mengikat umum.
 Hakim berperan besar dalam menciptakan kaidah hukum yang mnegatur tata hukum yang
mengatur. Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan2 hukum
dan menciptakan prinsip2 hukum baru yang berguna sebagai pegangan bagi hakim2 lain
dalam memutuskan perkara sejenis. Dalam siding itu yang menetukan keputusannya itu
juri. Hukum nasional : hukum adat, islam, hukum yang dibuat peemerintah, eropa
continental.
 Pluarisme hukum : berlakunya berbagai system hukum di indoneis adalam waktu yang
sama. Misalnya ada system h islam, adat, barat dan dibuat oleh pemerintah ind. \
 Haki terikat pada prinsip hukum dalam putusan pengadilan yang sudah ada dari perkara2
sejenis
 Fiksi hukum : dianggap ada dan dianggap tidak ada.
 System anglo-amerika disebut case law

 System hukum adat bersumber dari peraturan hukum tidak tertulis s

 Sifat hukum adat : tradisional berpangkal pada kehendak nenek moyang, tolok ukur
keinginan yang akan dilakukan oleh manusia adalah kehendak suci dari nenek moyang.
Hukum adat berubah2 karena pengaruh kejadian dari keadaan sosial yang silih berganti.
Karena sifatnya yang mudah berubah dan mudah menyesuaikan dengan perkembangan
situasi sosial, hukum adat elastis sifatnya. Arena sumbernya tidak tertulis, hukum adat
tidak kaku dan mudah menyesuaikan diri.

 System hukum islam


 Berasal dari arab, kemudian berkembang ke negara2 lain sperti Negara asia afrika eropa
amerika secara individual maupun secara kelompok system hukum islam bersumber pada
al quran, sunnah nabi, ijma, kiyas, fiqih.
 Hukum duniawi : hukum muamalah, jinayat (hukum pidana yang meliputi ancaman
hukuman terhadap hukum Allah dan tindak pidana kejahatan.) , dan pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai