Anda di halaman 1dari 13

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cagar budaya merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dilestarikan di era
modern ini, sebagai salah satu pengetahuan dasar bagi pembentukan karakter generasi muda
milenial. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1992 tentang benda-benda yang dianggap sebagai
cagar budaya, yang disempurnakan dengan UU No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
maka cagar budaya tidak hanya membicarakan seputar benda-benda yang dianggap
mempunyai nilai sejarah. Namun juga meliputi bangunan, strukutur, situs dan kawasan, baik
yang ada di darat dan maupun yang ada di laut.

Arti Penting Benda Cagar Budaya Bangsa Indonesia menghadapi tantangan


setelah Proklamasi Kemerdekaan yaitu berupa masalah pembangunan dan pembinaan
bangsa (nation and character Building).
Pembangunan dan pembinaan bangsa dapat dikembangkan dari
pembinaan kesadaran sejarah melalui belajar atau studi pada sejarah Nasional
Indonesia.Peningalan sejarah dan beda-benda cagar budaya sebagai warisan budaya
nenek moyang Bangsa Indonesia mempunyai nilai-nilai yang cukup tinggi, baik
ditinjau dari latar belakang sejarah maupun dari sudut arsitektur dan ragam
seninya.Oleh karena itu peninggalan sejarah dan benda-benda cagar budaya tersebut
perlu dilestarikan, dirawat dan dikembangkan lebih lanjut agar tetap lestari, sehingga
masih dapat dinikmati dan dilihat oleh generasi selanjutnya.

Pada umumnya masyarakat awam masih menganggap peninggalan sejarah dan


benda-benda cagar budaya tidk memiliki arti dan manfaat bagi kehidupan langsung
masyarakat.Masyarakat di sekitar lokasi tersebut sadar atau tidak, sebenarnya telah
menikmani hasil keberadaan peningalan sejarah dan benda-benda cagar budaya
tersebut. Perlu ada peningkatan kesadaran sejarah dan rasa memiliki bersama
terhadap situs sejarah mengingat pentingnya pelestarin sejarah dan benda-benda
cagar budaya termasuk bagi kehidupan social maupun ekonominya. Apabila dilihat
dari sudut pandang bidang ekonomi benda-benda cagar budaya memiliki nilai
ekonomi tinggi dan merupakan produk atau komoditas pariwisata yang strategis.
Upaya memberdayakan masyarakat untuk melestaikan lingkungan atau situs cagar
budaya sangat penting dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1992 tentang Benda Cagar Budaya maupun untuk menunjang program pemerintah di
bidang pariwisata.

Banyaknya kasus-kasus yang berupa pengrusakan, pencurian, penjualan ataupun


pengalihan fungsi dari benda-benda cagar budaya.Kondisi tersebut menggambarkan
bahwa kesadaran masyarakat dalam peran sertanya melestarikan lingkungan cagar
budaya msih belum maksimal. Oleh karenanya masyarakat sekitar situs benda cagar
budaya harus terus diberi pengertian dan pemahaman akan pentingnya benda cagar
budaya sebagai warisan bangsa yang tak ternilai sebagi sumber belajar dan
pariwisata.

Masyarakat di Sekitar Benda Cagar Budaya perlu peningkatkan kemampuan dan


peran serta di bidang ekonomi untuk mendukung pengembangan Situs Candi sebagai
Pariwisata, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pendidikan.

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tentu tidak terlepas


dari kegiatan pembangunan. Dewasa ini pembangunan di Indonesia meliputi
pembangunan di segala bidang dengan pemerataan hasil-hasilnya yang akan
dicapai keseluruh wilayah tanah air Indonesia. Pembangunan yang terus –
menerus meningkat, memerlukan modal yang besar jumlahnya.
Pengembangan kepariwisataan merupakan salah satu alternatif yang
dilaksanakan pemerintah untuk menambah pemasukan devisa. Peranan
pariwisata dalam pembangunan negara pada garis besarnya berintikan tiga
segi pokok, pertama segi ekonomi yaitu sebagai sumber devisa dan pajak,
kedua segi sosial adalah penciptaan lapangan kerja baru, dan ketiga segi
kebudayaan yaitu memperkenalkan kebudayaan Indonesia lebih luas lagi
kepada wisatawan – wisatawan asing atau mancanegara.

Sesuai dengan perkembangan yang terjadi di Indonesia, pariwisata


menjadi hal yang cukup penting karena sektor pariwisata bukan hanya
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan – wisatawan dari
Indonesia saja, tetapi diarahkan pula untuk dapat memenuhi kebutuhan
wisatawan – wisatawan mancanegara. Adanya kenyataan tersebut, secara
lebih lanjut sektor pariwisata dapat dikembangkan untuk dipergunakan
sebagai salah satu sumber pemasukan bagi kas Negara, bahkan pemasukan dari sektor non–
migas ini diharapkan dapat menjadi pengganti dari pemasukan sektor
minyak dan gas yang jumlahnya kian menipis. Selain manfaat ekonomi,
pariwisata diharapkan pula peranannya dalam vitalitas dunia seni dan
budaya nasional dan daerah serta peranannya dalam meningkatkan
hasrat cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam
percaturan Dunia Internasional.

Kegiatan pariwisata pada dewasa ini yang semakin gencar


dilaksanakan lebih cenderung bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
yang dilatarbelakangi masalah – masalah yang menyangkut pendidikan,
kreativitas, eksperimen, dan sebagainya sehingga wisata budaya dan
pelestarian benda cagar budaya merupakan suatu alternatif penting
dalam menarik wisatawan.

Wisata budaya merupakan wujud kebudayaan sebagai hasil


karya manusia secara fisik yang berupa benda baik besar maupun kecil
yang dapat dilihat, diamati, dan diraba oleh panca indera seperti benda –
benda bersejarah (monumen bersejarah dan sisa – sisa peradaban masa
lampau), museum sanggar seni, perpustakaan, kesenian rakyat, kerajinan
tradisional, rumah ibadah (masjid, gereja, pura dan lain – lain).
Selanjutnya wisata budaya juga dapat berupa tatanan hidup masyarakat,
seperti tata cara hidup tradisional, adat istiadat dan kebiasaan hidup
misalnya, upacara pembakaran mayat di Bali dan Toraja, upacara
sekaten di Yogyakarta dan berbagai kebiasaan masyarakat adat yang
tersebar di seluruh Indonesia.

Cagar budaya mempunyai pengertian yang serupa seperti cagar


alam yang sudah sering didengar oleh masyarakat. Cagar alam adalah
sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora dan fauna yang ada
didalamnya, sedangkan cagar budaya yang dilindungi bukan suatu
daerah yang bersifat alamiah melainkan hasil kebudayaan manusia,
misalnya sebuah candi dan kawasan yang ada disekitarnya.
Upaya perlindungan terhadap benda cagar budaya telah
difokuskan, namun hingga saat ini masih sering terjadi gangguan
terhadap benda-benda cagar budaya. Salah satu kerugian dari industri
pariwisata adalah pencurian benda – benda kuno termasuk para
wisatawan banyak pula yang ingin memiliki benda – benda tersebut
karena bernilai seni dan menarik namun karena benda – benda tersebut
tidak dijual, maka terjadi banyak pencurian.

Gangguan terhadap benda cagar budaya sebagai warisan budaya


nasional yang mempunyai arti penting bagi pemahaman dan
perkembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sebagian
besar disebabkan karena ulah dan manusia itu sendiri yang kurang
kesadaran kebangsaannya, sehingga tidak menghargai nilai – nilai
penting yang terkandung dalam benda cagar budaya tersebut. Demi
kepentingan pribadi dan golongannya, mereka melakukan penggalian,
pengrusakan, atau pencurian benda cagar budaya yang kemudian
dilelang dan dijual kepada kolektor – kolektor barang antik dengan
harga yang sangat tinggi. Hal ini apabila dibiarkan berlarut – larut akan
menyebabkan benda cagar budaya yang ada di Indonesia akan rusak,
berkurang atau mungkin musnah. Oleh karena itu agar generasi yang
akan datang masih mengetahui peninggalan sejarah bangsanya, maka
benda cagar budaya perlu mendapatkan perlindungan, baik dari aparat
pemerintah maupun dari masyarakat.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai berbagai


obyek wisata yang menarik. Banyak tempat peninggalan bersejarah
berupa candi yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
salah satunya adalah Candi Gebang. Candi Gebang terletak di dusun
Gebang, Kelurahan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, lebih kurang 11
Kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Penemuan candi Hindu ini
berawal dari ditemukannya patung Ganesha oleh penduduk setempat
pada bulan November 1936. Berdasarkan penemuan itu, para arkeologis
mulai melakukan penelitian tentang kemungkinan adanya sebuah candi
di lokasi penemuan patung tersebut. Patung Ganesha tersebut
merupakan bagian dari sebuah bangunan, setelah dipastikan tentang
adanya sebuah candi di lokasi tersebut, selanjutnya dilakukan
penggalian, rekonstruksi dan pemugaran, yang dilangsungkan tahun
1937 sampai tahun 1939 di bawah pimpinan Van Romondt.
Bangunan bersejarah itu sebagai kekayaan cagar budaya bangsa
perlu dilestarikan, baik secara fisik maupun nilai – nilainya. Hal ini
mengingat peninggalan sejarah tersebut sebagai salah satu aspek warisan
budaya yang penting artinya, khususnya untuk memupuk kebanggaan
nasional serta memperkokoh kesadaran sejarah sebagai jati diri bangsa.
Pemeliharaan dan pemugaran terhadap Candi Gebang sebagai
Benda Cagar Budaya juga belum dilaksanakan secara maksimal.
Didorong oleh hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Peran Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Melestarikan Candi
Gebang Sebagai Benda Cagar Budaya Berdasarkan Undang – Undang
Nomor 11 Tahun 2010.”

B. Rumusan Masalah
 Jelaskan manfaat dari benda cagar budaya
 Jelaskan struktur-struktur cagar budaya
 Sebut dan jelaskan arti penting cagar budaya
 Sebut dan jelaskan cara sederhana melestarikan cagar budaya
 Memahami makna pelestarian cagar budaya

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka


tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui beberapa hal tentang cagar budaya


2. Untuk mengetahui kendala – kendala apa saja yang menyebabkan Benda Cagar
Budaya menjadi kurang pemeliharaan dan pemugarannya.

D. Manfaaat
1. Untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang upaya yang
dilakukan dalam melestarikan kawasan Benda Cagar Budaya.
2. Untuk menambah pengetahuan di bidang ilmu hukum dan
hukum pertanahan dan lingkungan hidup.
E. Batasan Konsep
1. Peran dalam Kamus Bahasa Indonesia disebukan sebagai
seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem2.
2. Candi adalah sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah
peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu –
Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa
– dewi ataupun memuliakan Buddha, akan tetapi istilah candi
tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat
ibadah saja, banyak situs – situs purbakala non – religius dari
masa Hindu – Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana
(kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya juga
disebut dengan istilah candi.
3. Benda cagar budaya dalam Undang – undang Nomor 11 Tahun
2010 Tentang Cadar Budaya adalah benda buatan manusia,
bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau
kelompok, atau bagian – bagian atau sisa – sisanya, yang
berumur sekurang – kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau
mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap
mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Manfaat Benda Cadar Budaya

Pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah


memberikan makna tersendiri bagi peserta didik, pelibatan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik dalam diri peserta didik dapat optimal. Dengan
melihat langsung benda-benda cagar budaya yang ada akan timbul rasa bangga
dan percaya diri peserta didik dalam menghargai dan mencintai derahnya.
Pembelajaran sejarah terutama dalam kurikulum 2013 atau K13, memberikan
keleluasaan bagi guru untuk menyusun silabus, rencana pembelajaran serta
sumber-sumber yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam rencana
pembelajaran guru menetapkan metode yang digunakan, sehingga metode
yang tepat untuk digunakan dalam memanfaatkan benda cagar budaya adalah
metode karya wisata, atau beberapa kombinasi metode yang ada.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam kurikulum 2013 Mata


pelajaran sejarah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA)
menjelaskan bahwa antara lain; Pembelajaran sejarah bertujuan
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mengenai perjalanan
kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia serta dunia, mengembangkan
rasa kebangsaan, cinta tanah air dan penghargaan terhadap hasil dan prestasi
bangsa di masa lalu. Pembelajaran sejarah dapat mengembangkan kemampuan
berpikir sejarah (historical thingking), keterampilan sejarah (historical skill) dan
wawasan terhadap isu sejarah (historical issues), serta menerapkan kemampuan,
keterampilan dan wawasan tersebut dalam kehidupan masa kini.

Struktur Cagar Budaya adalah susunana binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau
benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam,
sarana, dan prasarana, untuk menampung kebutuhan manusia. Bangunan Cagar
Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk
memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.

Ciri yang paling dapat membedakan antara Bangunan dan Struktur Cagar Budaya adalah
atapnya. Struktur Cagar Budaya tidak memiliki atap. Contoh Struktur Cagar Budaya
antara lain Jembatan Merah Surabaya, Kolam Segaran di Trowulan, punden berundak,
Batu Lompat di Nias, Candi Borobudur, dan Monumen Pembebasan Irian Barat.

Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung
benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, dan/atau struktur cagar budaya, sebagai hasil
kegiatan atau bukti kejadian pada masa lalu. Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang
geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih, yang letaknya berdekatan dan/atau
memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.

Contoh Situs Cagar Budaya adalah Situs Ratu Boko di Yogyakarta, Situs Megalitik
Tinggihari di Sumatera Selatan, Situs Kutai Purba di Kalimantan Timur, Situs Penjara
Boven Digul di Papua dan Lapangan IKADA (Lapangan Banteng) di Jakarta. Sedangkan
Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar
Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang
luas. Contoh Kawasan Cagar Budaya antara lain Kota Tua Yogyakarta, Kawasan Pura
Besakih di Bali, Daerah Aliran Sungai Kali Cemoro di Desa Krikilan sebagai bagian dari
Kawasan Sangiran, Kawasan Manusia Purba Sangiran dan Kawasan Pengasingan Tokoh-
Tokoh Kemerdekaan di Banda, Maluku.

B. Arti Penting Cagar Budaya

Keberadaan cagar budaya memiliki fungsi penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama dan /atau kebudayaan dengan proses penetapan.(uu republik indonesia
no.11 tahun 2010).

 cagar budaya ini sangat penting bagi siapapun, baik masa lalu, masa kini maupun
masa depan, harus dijaga dan di lestarikan supaya ada warisan yang berguna bagi
generasi penerus. Dan juga para kaum muda harus tau arti nilai pentingnya suatu
sejarah masa lalu itu yang harus tertanam dalam diri.
 Dalam al-qur’an juga telah di terangkan secara jelas yaitu diciptakan manusia
sebagai khalifah di muka bumi, khalifah (pemimpin) sejatinya tidak memimpin saja
melainkan kita di tuntut merawat, menjaga, dan memelihara lingkungan sekitar, lebih-
lebih suatu kawasan situs cagar budaya yang sangat penting dalam memberikan ilmu
pengetahuan bagi saat in maupun masa depan.
 Selanjutnya jikalau kita berbicara guna dan manfaatnya tentunya sangat banyk
manfaat dari cagar budaya ini, perlu di ketahui manfaat ini merupakan salah satu
aspek dari pelestarian yaitu aspek pemanfaatan, jadi sangat banyak selain untuk
mengenal peninggalan sejarah masa lalu juga, tentunya menjadi icon suatau
masyarakat setempat maupun daerah, icon tidak hanya pusat kota yang mewah tetapi
suatu cagar budaya juga menjadi suatu yang sangat penting untuk icon.
 Selain itu cagar budaya juga mampu menunjang kehidupan masyarakat sekitar.
Sebagai contoh masyarakat di sekitar kawasan situs percandian muaro jambi, yang
mayoritas masyarakatnya bertani dan berkebun, juga dengan adanya kawasan situs ini
masyarakat menjadi terbantu ntuk mengisi sela-sela waktu berjualan dll. Dengan pasti
turut ikut serta dalam melestarikan cagar budaya.

C. Cara Sederhana Melestarikan Budaya

Berikut 4 cara sederhana melestarikan Cagar Budaya yang dapat dilakukan:

1. Berkunjung
Trend mengunjungi suatu tempat dan dibagikan melalui media sosial sedang tinggi.
Banyak anak muda berbekal kamera dari smartphone mengabadikannya. Cagar
Budaya selain menyampaikan pesan luhur juga merupakan tempat yang eksotis
sehingga juga dapat dikunjungi. Tentu selain berkunjung tentu saja Cagar Budaya ini
sayang jika informasinya dilewatkan atau tidak dibaca.
2. Tidak Melakukan Vandalisme
Cagar Budaya tidak dapat diperbaharui sehingga perlu dijaga kelestariannya. Salah
satu menjaga kelestariannya adalah dengan tidak melakukan vandalisme. Jika
mengetahui seorang melakukan vandalisme, kita juga wajib mencegahnya.
3. Membagikan di Media Sosial
Media sosial telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak
muda sekarang. Hampir semua mempunyai akun di media sosial seperti facebook,
twitter, instagram dan masih banyak lagi. Mengunjungi dan membagikan di media
sosial tentang Cagar Budaya dan menyertakan informasinya merupakan upaya ikut
serta dalam pelestarian Cagar Budaya.
4. Ikut dalam Kegiatan Kerelawanan
Beberapa komunitas, lsm, sekolah, intansi swasta dapat melaksanakan kegiatan nyata
dalam usaha pelestarian Cagar Budaya. Beberapa kelompok masyarakat pernah ikut
melakukan kegiatan pembersihan Cagar Budaya Candi Plaosan secara bersama-sama
dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya. Mereka ikut membersihkan sampah di sekitar
candi dan lumut di dinding candi.

D. Makna Pelestarian Cagar Budaya

Untuk memahami makna pelestarian cagar budaya kiranya perlu ditegaskan prinsip-
prinsip umum yang melandasinya. Pertama, setiap upaya pelestarian dilakukan
berdasarkan studi kelayakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis,
teknis dan administratif; kedua, kegiatan pelestarian harus dilaksanakan atau
dikoordinasikan oleh Tenaga Ahli Pelestarian dengan memperhatikan etika
pelestarian; ketiga, tata cara pelestarian harus mempertimbangkan kemungkinan
dilakukannya pengembalian kondisi awal seperti sebelum kegiatan pelestarian; dan
keempat pelestarian harus didukung oleh kegiatan pendokumentasian sebelum
dilakukan kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan keasliannya.
Secara lebih khusus pelestarian kawasan cagar budaya perlu memperhatikan
permasalahan utama yang melandasi ketiga unsurnya, yaitu pelindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan.
MAKALAH

TENTANG PENINGGALAN SEJARAH (CAGAR BUDAYA)

GURU PEMBIMBING:

Sri Wahyuni S.Pd

DISUSUN OLEH:

Risma Agustina (27)

KELAS:

XI IPS 2

SMA NEGERI 1 SUMBAWA BESAR


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan, pengetahuan serta apresiasi kita tentang peninggalan sejarah (cagar budaya).
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang di harapkan. Untuk itu, diharapkan untuk
memberi kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Sumbawa, Februari 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Batasan Konsep

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….2

A. Manfaat Benda Cadar Budaya


B. Struktur Cagar Budaya
C. Cara Sederhana Melestarikan Budaya
D. Makna Pelestarian Cagar Budaya

Anda mungkin juga menyukai