Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

            Di Indonesia terutama di kota besar prevalensi obesitas pada anak dari tahun
ke tahun semakin bertambah. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas pada Balita baik di daerah pedesaan
maupun perkotaan. Perubahan gaya hidup karena pengaruh globalisasi mempengaruhi
pola makan dan perkembangan teknologi menurunkan aktifitas anak. Berbagai macam
makanan siap santap yang mengandung tinggi energy, tinggi lemak dipertokoan dan
berbagai sarana elektronik yang menyebabkan kurang aktifitas tersedia di sekitar kita.
            Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di
masyarakat kita dewasa ini. Di Amerika, Obesitas Pada Anak dikatakan telah
meningkat sebesar 3 kali lipat selama 30 tahun terakhir. Sedangkan di Indonesia
sendiri masalah ini juga meningkat tajam sebesar 2 kali lipat dalam sepuluh tahun
terakhir.  Keadaan ekonomi yang membaik membuat orang tua cenderung bangga
mempunyai anak yang gemuk. Persepsi orang tua yang keliru tersebut akan membuat
masalah yang besar dan memprihatinkan karena obesitas merupakan keadaan
penyebab terjadinya resiko resiko yang berhubungan dengan berbagai macam
penyakit pada anak dan remaja dan dapat berlanjut pada masa tua. Obesitas pada anak
dapat dihubungkan dengan hiperinsulin, hiperlipid, hipertensi dan intoleransi
karbohidrat. Bahkan obesitas pada anak berhubungan dengan penyakit jantung
koroner di masa usia lanjut.

           Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, hal ini disebabkan
oleh etiologinya yang kompleks dan multi faktor. Penanganan obesitas anak haruslah
terpadu antara semua aspek etiologi.Semakin dini penanganan obesitas pada anak
akan memberikan hasil yang lebih baik. Penanganan obesitas pada anak lebih sulit
dari pada obesitas dewasa. Pengaturan makan untuk penurunan berat badan anak arus
memperhatikan bahwa anak masih dalam proses tumbuh dan berkembang. Anjuran
makanan untuk mendapatkan berat badan yang stabil atau turun secara bertahap harus
mencukupi kebutuhan semua zat gizi meskipun seringkali anak mempunyai jenis
makanan yang disukai atau tak disukai sehingga membatasi variasi makanan yang
dapat dikonsumsi.

B. TUJUAN PENULISAN

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini, yaitu:

1. Memahami konsep dan karakterisitik Obesitas


2. Mengetahui etiologi Obesitas

1
3. Mengetahui patofisiologi obesitas
4. Mengetahui komplikasi obesitas
5. Mengetahui pemekrisaan penunjang obesitas

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A.    PENGERTIAN OBESITAS

     Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi


badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
       Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan
terdapat di seluruh tubuh. Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight,
walaupun tidak selalu identik oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
       Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda
dan gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher
relatif pendek, dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung
jaringan lemak, perut membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x.
Pada anak laki laki penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak
supra-pubik, pada anak perempuan indikasi menstruasi dini.
        Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak
menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam
kesehatan anak tersebut.
     Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang
memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar
dari rata-rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa
pertunbuhanya. jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu
diketahui obesitas pada anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak
tersebut.dalam hali ini dokter berperan penting untuk memeriksa apakah anak itu
termasuk anak yang memiliki obesitas.
           
B.   PENYEBAB DAN PENANGANAN OBESITAS PADA ANAK
     Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat
berlebih. Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu Anda
untuk mencari solusi dan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang
dihadapi anak Anda.

Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari:

1. Kebiasaan Makan yang Buruk

Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur dan biji-
bijian (grains) dan lebih memilih fast food, minuman manis maupun makanan
kemasan, memiliki kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena
makanan tersebut merupakan makanan yang tinggi lemak dan kalori tetapi
memiliki nilai gizi yang rendah.

3
Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat. Batasi
tingkat konsumsi fast food dan semacamnya. Perbanyak konsumsi sayur, buah
dan menu bergizi lainnya.

2. Faktor Keturunan

       Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki
orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk
mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan tidak
lantas membuat seseorang memiliki berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si
anak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang seharusnya ia konsumsi.

      Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak maupun


zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap harinya dan tidak
berlebihan.

3. Tidak Aktif Secara Fisik

     Teknologi modern banyak memaksa anak-anak kita untuk lebih banyak


duduk diam menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer maupun
televisi sehingga mereka tidak banyak bergerak. Jika konsumsi kalori dan
lemak mereka berlebih, padahal tubuh tidak membakarnya, maka obesitas pada
anak akan terjadi pada mereka.

Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game


atau nonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan
olahraga yang mereka sukai.

C.     TATA LAKSANA OBESITAS ANAK

1.      TUJUAN

   Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah
menyadarkan tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang
serta memberikan motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua.
Tujuan jangka panjang adalah perubahan gaya hidup yang menetap.

2.      PENGATURAN MAKAN.

a.     Pada bayi.


-   Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula perhatikan
takaran dan volume pemberian susu.
-      makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai
diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai
dihilangkan umur 1 tahun.

4
-      Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.

b.    Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).


-    Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak untuk
memasak. (mi sal : santan, minyak, margarine)
-      Pilih daging yang tidak berlemak.
-      Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
-      Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis buatan
(mis : aspartame) bisa digunakan bila perlu.
-      Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain sejenis.
-      Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
-      Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.

Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari
kebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai
dengan pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak
dirancang dengan baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang mungkin dapat
menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat terutama tumbuh kembang
otak.

c.    Anak usia sekolah (4 - 6 th).


Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi diberikan
sesuai kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasan terganggu,
susah bergerak diberikan pengurangan kalori dengan pengawasan yang ketat.

d.    Anak usia remaja.


Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan, biasanya 1 - 2
kg/ bulan. Penurunan asupan kalori diberikan bertahap sekitar 300 - 500 Kalori
dari asupan makanan sehari-hari .
Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat abdan
karena pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan berat badan cukup
sampai berat badan berada 20 % diatas berat badan ideal.

3.    MODIFIKASI PERILAKU.

a.  Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan aktivitas
fisik, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan keluarga
terhadap gizi dan kegiatan fisik
b.    Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan makan
atau makan berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV, Makanan
dihidangkan di meja. Strategi: TV tidak dipasang di kamar makan, makanan
disimpan di lemari untuk meminimalkan penglihatan terhadap makanan.

5
c. Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan lahan,
mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi sedang dan
meminimalkan snack.
d.    Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e.  Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan masalah,
seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada waktu
liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan agar tidak makan
berlebihan.

4.    AKTIFITAS FISIK DAN OLAH RAGA.

a.    Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu.


b.    Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.
c.    Jenis olah raga : jalan, berenang.
d.    Sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
e.   Menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki, lebih
baik naik tanga dari pada menggunakan lift.
f.   Mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain videogame,
membaca buku, dll. (maksimal 2 jam sehari).

5.      PARTISIPASI ORANG TUA

         Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak. Sekurang kurangnya salah
satu orang tua ikut secara intesif dalam program perawatan anak. Penelitian
menapatkan bahwa kelompok anak yang orang tua ikut berpartisipasi, berat
badannya turun lebih banyak dan tetap stabil.

D.    CARA MENCEGAH OBESITAS ANAK


 Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan
gula yang tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es krim.dengan
mengganti buah-buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur
dan susu rendah lemak.
 Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau
dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan cara ini makanan anda akan terlihat enak namun
juga rendah lemak.
 Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan
memberi contoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
 Mengajarkan anak  untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena
makan dengan pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat
kenyang dan tidak akan makan berlebihan.
 melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
 Makanan cepat  saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi
jangan jadikan makanan cepat  saji sebagai rutin mingguan.

6
 Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan
sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
 ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya
pada saat membeli  makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada
membeli sate kambing.
 berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain
komputer.melatih anak untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap
hari.
 Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda
bisa juga berenang.
 Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke
toko.
Jika anda berniat untuk tidak menambah berat badan atau terhindar
dari obesitas .maka fokuslah pada gaya hidup aktif yang mencakup  makanan
yang enak tapi tetap sehat dan rendah kalori.

7
BAB III

PENUTUP

A.   KESIMPULAN

Pertumbuhan adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan


dengan bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural
dalam arti sebagian atau menyeluruh. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill), struktur, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun
demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor dimulai dari
faktor internal (genetik), prenatal, sampai postnatal. Untuk mendapatkan tumbuh
kembang anak yang optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua anak
diharapkan mengetahui faktor-faktor tersebut.

B.   SARAN

Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda
melakukannya, kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang
akan terbawa hingga dewasa.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suryo. (1990). Obesitas Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

http://ridwanamiruddin.wordpress.com/tumbuh-kembang-anak/

http://marlinalamid.wordpress.com/obesitas pada anak//

Anda mungkin juga menyukai