OLEH KELOMPOK 4
ANGGOTA :
1. MUHAMMAD SIRAJUDIN MAULANA/23
2. RACHEL ANGELIQUE S/28
3. LALU MUHAMMAD DZULFIQAR AL FIKRI/21
4. MARSYA SULASTRI/22
5. RISYA HISANI DAVINA PUTEH/30
KATA PENGANTAR
Akhirnya, kalian telah sampai pada materi pembelajaran bab terakhir
di kelas IX.Tentunya pengalaman belajar sudah semakin lengkap
setelah mempelajari lima bab sebelumnya. Selain itu, tentunya juga
semakin kompeten. Semua itu harus kalian jadikan modal untuk
mempelajari materi pembelajaran pada bab terakhir ini. Perlu diingat,
bab ini merupakan akhir dari semua rangkaian proses pembelajaran
PPKn yang diikuti di jenjang SMP/MTs. Dengan demikian, kalian
akan menyelesaikan seluruh program pembelajaran dari sekolah
masing-masing serta diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Supaya kalian dipermudah dalam
memahami materi pembelajaran pada bab ini, alangkah baiknya
berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta jangan
lupa senantiasa bersyukur atas setiap anugerah yang diterima.
Pada bab ini, kalian akan diajak untuk memahami ruang lingkup
materi mengenai bela negara, ketentuan konstitusional tentang bela
negara, serta perwujudan bela negara dalam berbagai dimensi
kehidupan.
Atas rahmat Tuhan Yang Mahakuasa, bangsa Indonesia dapat
memproklamasikan kemerdekaannya. Saat Jepang mengalami
kekalahan menghadapi Sekutu, sementara itu Sekutu belum datang ke
wilayah Indonesia. Para pendiri bangsa, termasuk kaum pemuda,
menggunakan kesempatan untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia.
DAFTAR ISI
COVER ..................……………………………………………….…………………………. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2. Bagaimana semangat dan komitmen persatuan dan kesatuan nasional dalam mengisi dan
mempertahankan negara kesatuan republik indonesia …………..……………….………...…7
A. Simpulan …………………………..…………………………………………………..… 11
B. Saran …………………………..………………………………………………………… 12
A. LATAR BELAKANG
a. Bagaimana peraturan peruandang undangan yang mengatur
bela negara
1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Ketetapan MPR
3. Undang-Undang
b. Pasal 30 ayat (1) yang berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
c. Pasal 30 ayat (2) yang berbunyi: “Usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai
kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.
d. Pasal 30 ayat (3) yang berbunyi: “Tentara Nasional Indonesia terdiri atas
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara
bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara”.
f. Pasal 30 ayat (5) yang berbunyi: “Susunan dan kedudukan Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam
menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal terkait dengan pertahanan dan
keamanan diatur dengan undang-undang”.
b. Ketetapan MPR
a. Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Ketetapan MPR tersebut,
TNI dan Polri secara kelembagaan terpisah dengan peran dan fungsi masing-
masing
1) TNI merupakan alat negara yang berperan sebagai alat pertahanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Pasal 30 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dijelaskan bahwa setiap warga negara juga mempunyai hak dan
kewajiban dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Usaha
pertahanan keamanan negara itu dilaksanakan melalui sistem pertahanan
keamanan rakyat semesta (sishankamrata), yang dilaksanakan oleh TNI
dan Polri sebagai kekuatan utama serta rakyat sebagai kekuatan
pendukung. TNI yang terdiri atas angkatan darat, laut, dan udara
merupakan alat negara yang bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan serta kedaulatan negara. Sementara itu, Polri
merupakan alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat yang bertugas mengayomi, melindungi, dan melayani
masyarakat serta menegakkan hukum.
d. Sosial budaya
Masyarakat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke,
memiliki keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan golongan.
Oleh karena itu, kita dituntut untuk mewujudkan kehidupan
masyarakat yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dengan: mempererat
hubungan baik antarwarga masyarakat dengan mengembangkan sikap
toleransi antar suku bangsa, agama, ras, dan antargolongan;
memberikan bantuan kepada warga masyarakat yang tertimpa
musibah bencana alam, mengalami kemiskinan, anak-anak jalanan,
orang-orang cacat, orang-orang lanjut usia/jompo; mengembangkan
bakat dan kemampuan masing-masing seperti dalam bidang seni atau
olahraga sehingga dapat meningkatkan prestasi yang membanggakan.
e. Pertahanan dan Keamanan
Dalam mewujudkan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta,
diperlukan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat. Misalnya,
melakukan kegiatan sistem keamanan lingkungan (siskamling) di
wilayahnya masingmasing. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(PPBN) dapat diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan nasional
yang diselenggarakan di sekolah atau di luar sekolah. Kegiatan
pembelajaran dalam semua mata pelajaran, maupun dalam upacara
bendera serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti Pramuka, PKS, PMR,
penghijauan, Karya Ilmiah Remaja, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara.
b. Ketentuan konstitusional bela negara di antaranya sebagai berikut.
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Pasal 27 ayat (3)
tentang pembelaan negara, Pasal 30 tentang pertahanan negara.
2) TAP MPR RI Nomor VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
3) TAP MPR RI Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional
Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia.
4) Undang-Undang, yang meliputi:
a) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
b) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
c) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia; Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 183
d) Pasal 68 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia;
e) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
c. Bentuk-bentuk upaya bela negara menurut Pasal 9 ayat (2) UU Nomor
3 Tahun 2002 adalah:
1) pendidikan kewarganegaraan;
2) pelatihan dasar kemiliteran;
3) pengabdian sebagai anggota TNI/Polri;
4) pengabdian sesuai profesi.
d. Perwujudan bela negara dapat dilakukan dalam berbagai aspek
kehidupan, baik aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
pertahanan keamanan
B. SARAN
Saran yang bisa penulis berikan:
Laporan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
buku_siswa_ppkn_kelas_ix_