12/Des/201
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU jera merampas uang rakyat, menindas, dan
TINDAK PIDANA WHITE COLLAR CRIME1 mendurhakai rakyat ditandai dengan lemahnya
Oleh : Clinten Trivo Laoh2 tampilan penegak hukum di tanah air.
Kejahatan kerah putih (white collar crime) yang
ABSTRAK endemik dan sistemik di negara kita adalah
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk produk dari lemahnya tampilan penegak
mengetahui tindak pidana apa yang tergolong hukum. Hukum dengan mudah diperjualbelikan
sebagai tindak pidana white collar crime dan dengan harga kompromi.3
bagaimana penegakan hukum terhadap pelaku White collar crime (kejahatan kerah putih)
tindak pidana white collar crime. Dengan merupakan suatu kejahatan yang dilakukan
menggunakan metode peneltian yuridis oleh orang yang mempunyai status sosial
normatif, disimpulkan: 1. Tindak pidana-tindak ekonomi yang tinggi dan mempunyai
pidana yang tergolong dalam white collar crime kedudukan yang terhormat di masyarakat.
atau kejahatan kerah putih berdasarkan 3 (tiga) White collar crime ini sangat berbeda dengan
tipologi pelakunya yaitu dilihat dari status sosial kejahatan konvensional pada umumnya,
pelaku, apakah berasal dari status ‘terhormat’ dimana pelakunya adalah orang-orang yang
atau tidak; tindak kejahatan yang dilakukan berasal dari kelas sosial ekonomi yang rendah.
memerlukan keahlian di bidang ‘komputerisasi’ Pelaku white collar crime meliputi kalangan
atau tidak; tindak kejahatan yang dilakukan pengusaha, pejabat dan kalangan profesional.
pelaku bertujuan untuk menguntungkan Contoh-contoh dari white collar crime antara
individu atau kelompok, maka kejahatan kerah lain malpraktek oleh dokter, pengacara atau
putih (white collar crime) itu banyak jenisnya notaris, korupsi di kalangan pejabat, kolusi
antara lain: Korupsi; Penyuapan; penguasa dengan pengusaha, iklan yang
Penghindaran/penggelapan Pajak; Penipuan menyesatkan, persaingan curang, manipulasi
dan Terorisme. 2. Penegakan hukum terhadap pajak, makanan dan obat-obatan yang
pelaku white collar crime adalah sesuai dengan membahayakan lingkungan.4 Modus operandi
tindak pidana yang dilakukan yang pada dari kejahatan kerah putih atau white collar
umumnya terdapat pengaturannya di dalam crime, dilakukan secara terselubung,
KUHP dan peraturan perundang-undangan terorganisir dan berdasarkan suatu keahlian
lainnya yang terdapat di luar KUHP. Apabila yang dimiliki oleh seseorang.
kejahatan korupsi maka akan ditindaki sesuai Munir Fuady mengatakan bahwa suatu
dengan UU No. 31 Tahun 1999 yang diubah white collar crime dapat juga terjadi di sektor
dengan UU No. 20 Tahun 2001. Apabila publik, yakni yang melibatkan pihak-pihak
kejahatan profesi akan diterapkan UU No. 29 pemegang kekuasaan publik atau pejabat
Tahun 2004 untuk profesi dokter, UU No. 48 pemerintah, sehingga sering disebut juga
Tahun 2009 untuk profesi Hakim, KUHP untuk dengan kejahatan jabatan (occupational
profesi Pengacara dan Wartawan, kejahatan crime). White collar crime ini seperti banyak
individual sesuai dengan KUHP. terjadi dalam bentuk korupsi dan penyuapan,
Kata kunci: Penegakan Hukum, Pelaku, Tindak sehingga terjadi penyalahgunaan kewenangan
Pidana, White Collar Crime publik. Korupsi dan suap menyuap yang terjadi
di kalangan penegak hukum, seperti polisi,
PENDAHULUAN jaksa dan hakim adalah hal yang sangat gencar
A. Latar Belakang dibicarakan di mana-mana, di samping korupsi
Di negara kita, yang namanya kejahatan di kalangan anaggota legislatif dan eksekutif.5
kerah putih atau white collar crime sudah
menjadi berita biasa yang sering didengar, 3 Fransiska Novita Eleanora, White Collar crime Hukum
dilihat dan dialami. Kejahatan kerah putih atau Dan Masyarakat, Jurnal Online Universitas Esa Unggul,
white collar crime di negara yang tidak pernah diakses dari https://ejurnal.esaunggul.ac.id pada tanggal
25 Agustus 2019.
4 Hanafi, Politik Kriminal Terhadap White Collar Cime,
1 Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Frans Maramis, diakses dari www.researchgate.net pada tanggal 24
SH,MH; Adi Tirto Koesoemo, SH, MH Agustus 2019
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. 5 Jawade Hafidz Arsyad, Korupsi Dalam Perspektif HAN,
82
Lex Crimen Vol. VIII/No. 12/Des/2019
7 alfariqnut.blogspot.com, Op-Cit.
8 Dwita Komala Santi, Kejahatan Kerah Putih (white Collar
6 Kejahatan Kerah Putih (white collar crime), diakses dari crime) di Asia, diakses dari medium.com pada tanggal 18
alfariqnut.blogspot.com pada tanggal 18 Agustus 2019, Agustus 2019.
hlm 1. 9 Ibid.
83
Lex Crimen Vol. VIII/No. 12/Des/201
84
Lex Crimen Vol. VIII/No. 12/Des/2019
sesuatu kepadanya, atau supaya kerah putih, maka harus diperhatikan beberapa
memberi hutang maupun menghapuskan syarat/hal sebagai berikut:16
piutang, diancam karea penipuan dengan a. Adanya suatu perubahan dan reformasi
pidana penjara paling lama empat yang spesifik;
tahun.15 Berdasar bunyi pasal ini, secara b. Tindakan manajerial yang nyata dan kasat
yuridis delik penipuan harus memenuhi mata;
unsur-unsur pokok sebagai berikut: c. Penegakan hukum;
1. Unsur Subyektif delik, berupa d. Bentuk penghukuman yang keras dan
kesengajaan pelaku untuk menipu terpublikasikan kepada masyarakat luas
orang lain yang dirumuskan dalam bagi setiap terdakwa pelaku tindak
pasal UU dengan kata-kata: ‘dengan kejahatan white collar crime.
maksud untuk menguntungkan diri Di atas sudah disebutkan tentang
sendiri atau orang lain secara pembagian white collar crime oleh beberapa
melawan hukum’ dan ahli, untuk setiap bentuk-bentuk white collar
2. Unsur Obyektif delik, yang terdiri atas: crime itu maka ada sanksinya sebagai bentuk
a. Unsur barang siapa, unsur penegakan hukum terhadap pelakunya dan
menggerakkan orang lain agar pada umumnya terdapat atau diatur dalam
orang lain tersebut menyerahkan KUHP dan peraturan perundang-undangan
suatu benda/memberi khusus yang terdapat di luar KUHP. Ada
hutang/menghapuskan piutang, hukuman untuk siapa saja yang melakukan
dan kejahatan kerah putih, karena menentang
b. Unsur cara menngerakkan orang adanya prinsip-prinsip demokrasi Pancasila.
lain, yakni dengan memakai nama Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
palsu/martabat atau sifat (KUHP) dalam Pasal 10, ada hukuman seumur
palsu/rangkaian kebohongan. hidup yang siap untuk mengancam para pelaku
4. Terorisme tindakan white collar crime sebagai bentuk
Berkaitan dengan tindak white collar penegakan hukum.
crime, maka didalam UU No. 15 Tahun Untuk kejahatan di kalangan pengusaha,
2003 tentang Terorisme disebutkan baik yang dilakukan secara individual maupun
bahwa perbuatan-perbuatan yang diatur secara kelembagaan/korporasi, seperti suap-
antara lain dalam Pasal 11, Pasal 12, menyuap, berkolusi dengan penguasa,
Pasal 13, Pasal 16, Pasal 17 adalah manipulasi pajak, persaingan curang,
merupakan tindak pidana terorisme pemalsuan dokumen dan sebagainya
sebagai tindak white collar crime, karena nampaknya tidak ada perbedaan bila tindak
perbuatan-perbuatan terorisme tersebut pidana tersebut dilakukan oleh yang bukan
dilakukan oleh orang-orang yang berasal penguasa, namun tetap mendapatkan
dari golongan sosial ekonomi yang tinggi hukuman sebagaimana diatur dalam KUHP dan
kepada golongan sosial yang lebih rendah peraturan perundangan lainnya.
dan suatu kejahatan profesional dalam Mengenai kejahatan jabatan, di dalam KUHP
suatu bisnis yang pada umumnya selalu diatur dalam satu bab tersendiri yakni Bab
melibatkan unsur finansial atau XXXVIII Pasal 415 sampai dengan Pasal 436,
keuangan. Berikut pengaturan pasal- dengan ancaman hukuman pidana penjara
pasal tersebut paling cepat satu tahun empat bulan dan paling
lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda
B. Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pidana White Collar Crime Didalam peraturan perundang-undangan di luar
Dalam rangka mewujudkan sanksi dan KUHP, seperti UU No 20 Tahun 2001 tentang
penghukuman yang efektif bagi pelaku tindak perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang
kejahatan white collar crime atau kejahatan
16Dewantara Nanda Agung, Kemampuan Hukum Pidana
Dalam Menanggulangi Kejahatan-Kejahatan Baru Yang
Berkembang Dalam Masyarakat, Liberty, Yogyakarta,
15 KUHAP dan KUHP, Op-Cit, hlm. 127 2005.
85
Lex Crimen Vol. VIII/No. 12/Des/201
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima
disebutkan bahwa ‘tindak pidana korupsi yang puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
merugikan keuangan negara, tetapi juga telah rupiah); Pasal 7 tentang ‘pemborong, orang
merupakan pelanggaran terhadap hak-hak yang bertugas mengawasi bangunan, an
sosial dan ekonomi masyarakat luas, sehingga meyerahkan barang keperluan TNI atau Polisi
tindak pidana korupsi perlu digolongkan RI’ di pidana denagn pidana penajara paling
sebagai kejahatan yang pemberantasannya singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh)
harus dilakukan secara luar biasa.17 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
Sebagai perbuatan yang dilakukan oleh 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling
orang-orang yang berpendidikan dan status banyak Rp. 350.000.000,00 (tiga ratus lima
sosial menengah ke atas, dilakukan oleh orang- puluh juta rupiah); Pasal 8 tentang pegawai
orang yang mempunyai kedudukan dalam negeri arang selain pegawai negeri yang
penyelenggaraan negara pantaslah para pelaku ditunjuk menjalankan suatu jabatan umum
tindak pidana korupsi untuk di pidana secara terus menerus dengan sengaja
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 ayat (1) menggelapkan uang atau surat berharga’ di
UU No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas pidana dengan pidana penjara paling singkat 3
UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas)
Tindak Pidana Korupsi yaitu pidana penjara tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
seumur hidup atau pidana penjara paling 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah)
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 dan paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh
(dua puluh) tahun dan denda paling sedikit ratus lima puluh juta rupiah); Pasal 9 tentang ‘
Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan pegawai negeri atau orang lain selain pegawai
paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar negeri yang diberi tugas menjalankan suatu
rupiah), juga pidana mati dapat dijatuhkan jabatan umum secara terus menerus dengan
apabila perbuatan tindak pidana korupsi itu sengaja melakukan pemalsuan buku-buku atau
dilakukan dalam keadaan tertentu (Pasal 2 ayat daftar yang khusus untuk pemeriksaan
(2). administrasi’ di pidana dengan pidana penjara
Ancaman pidana yang disebutkan dalam paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
Pasal 2 ini merupakan ancaman hukuman (lima) tahun dan pidana denda paling sidikit Rp.
paling tinggi dari antara bunyi Pasal 3 tentang 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan
‘penyalahgunaan kewenangan’ yang di pidana paling banyak Rp. 250.000.000,00 (dua ratus
dengan ancaman pidana seumur hidup atau lima puluh juta rupiah); Pasal 10 tentang
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun ‘pegawai negeri atau orang selain pegawai
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan negeri yang dengan sengaja menggelapka,
denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima menghancurkan, merusakkan barang, akta,
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. surat atau daftar’ di pidana dengan pidana
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); Pasal 5 penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling
tentang ‘memberi atau menjanjikan sesuatu lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling
kepada pegawai negeri atau penyelenggara sedikit Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
negara’ yang di pidana dengan pidana penjara dan paling banyak Rp. 350.000.000,00 (tiga
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama5 ratus lima puluh juta rupiah); Pasal 11 tentang
(lima) tahun dan denda paling sedikit Rp. ‘pegawai negeri atau penyelenggara negara
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan yang menerima hadiah atau janji” di pidana
paling banyak Rp. 250.000.000,00 (dua ratus dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
lima puluh juta rupiah); Pasal 6 tentang tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan
‘memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pidana denda paling sedikit Rp.50.000.000,00
hakim dan advokat’ di pidana dengan pidana (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta
lama 15 (lima belas) tahun dan pidan denda rupiah); dan Pasal 12 tentang ‘pegawai negeri,
penyelenggara negara, hakim, advokat dan lain-
17 Ermansyah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama KPK, lain yang menerima hadiah atau janji, meminta
Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm. 494.
86
Lex Crimen Vol. VIII/No. 12/Des/2019
atau menerima pekerjaan atau penyerahan penjara paling lama 12 (dua belas)
barang, menggunakan tanah negara, dengans tahun.
sengaja turut serta dalam pemborongan, Dalam pasal di atas jelas bahwa pengacara
pengadaan atau persewaan’ di pidana dengan yang menerima hadiah atau janji dengan
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun maksud untuk mempengaruhi nasihat tentang
dan paling lama 20 (dua puluh) tahn dan pidana perkara yang harus diputus oleh pengadilan,
denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua diancam dengan pidana penjara 9 (sembilan)
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. tahun, bahkan jika hadih atau janji itu diterima
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). dengan ssdar maka akan dikenakan pidana
Untuk kejahatan yang dilakukan oleh penjara 12 (dua belas) tahun.
kalangan profesional juga mendapat tempat di Mengenai kejahatan profesi yang dilakukan
dalam KUHP di samping ketentuan di luar oleh wartawan, KUHP tidak mengatur secara
KUHP yang berupa kode etik dari masing- spesifik, namun ada beberapa pasal yang dapat
masing profesi, seperti profesi pengacara, dikenakan terhadap wartawan yang dalam
profesi dokter yang terdapat dalam UU Praktik hukum pidana dikenal dengan ‘delik pers’.
Kedokteran No. 29 Tahun 2004, profesi hakim Pasal-pasal tersebut adalah:20
di dalam UU No. 48 Tahun 2009 tentang 1) Pasal 153 KUHP: Penyiaran penawaran
Kekuasaan Kehakiman, profesi wartawan dan bantuan untuk melakukan tindak
profesi-profesi lainnya walaupun masih belum pidana;
memadai.18 2) Pasal 137 KUHP: Penyiaran penghinaan
Bagi seorang dokter akan mendapatkan terhadap Presiden dan Wakil Presiden;
ancaman pidana penjara lebih berat yaitu 3) Pasal 155 KUHP: Penyiaran pernyataan
ditambah sepertiga dari ancaman pidana permusuhan terhadap golongan
apabila dokter melakukan aborsi dan pemerintah;
euthanasia dan menyebabkan orang tersebut 4) Pasal 157 KUHP: Penyiaran pernyataan
mati atau luka berat, dimana ancaman pidana permusuhan terhadap rakyat;
penjaranya antara 5 (lima) tahun sampai 10 5) Pasal 161 KUHP: Penghasutan;
(sepuluh) tahun apabila orang tersebut luka 6) Pasal 144 KUHP: Penyiaran penghinaan
berat dan 15 (lima belas) tahun apabila orang terhadap kepala negara sahabat;
tersebut meninggal dunia. 7) Pasal 208 KUHP: Penyiaran penghinaan
Kejahatan profesi yang dilakukan oleh terhadap penguasa umum;
profesi pengacara diatur dalam Pasal 420 KUHP 8) Pasal 282 KUHP: Penyiaran yang
ayat (1) angka 2 dan ayat (2) yang berbunyi:19 melanggar kesusilaan;
(1) Di ancam dengan pidana penjara paling 9) Pasal 310 KUHP: Penyiaran penghinaan
lama 9 (sembilan) tahun: terhadap seseorang.
2. barangsiapa menurut ketentuan Pidana yang dijatuhkan terhadap pelaku
undang-undang ditunjuk menjadi white collar crime sebagai bentuk penegakan
penasihat untuk menghadiri sidang hukum terhadap pelakunya mempunyai tujuan
pengadilan, menerima hadiah atau prevensi khusus dan prevensi umum. Prevensi
janji, padahal diketahui bahwa khusus ditujukan agar seseorang yang
hadiah atau janji itu diberikan untuk mempunyai niat jahat supaya menimbang-
mempengaruhi nasihat tentang nimbang resiko pidana yang akan diterimanya.
perkara yang harus diputus oleh Sedangkan prevensi umum, mempunyai tujuan
pengadilan itu. agar orang tidak melanggar aturan hukum.
(2) Jika hadiah atau janji itu diterima Penjatuhan sanksi terhadap kasus-kasus
dengan sadar bahwa hadiah atau janji tertentu membuat orang berpikir bahwa sanksi
itu diberikan supaya di pidana dalam itu dapat juga diberlakukan terhadap mereka
suatu perkara pidana, maka yang apabila mereka melakukan kejahatan serupa.
bersalah diancam dengan pidana Oleh karena itu prevensi umum mengandung
pengaruh moral dan pendidikan sosial.
87
Lex Crimen Vol. VIII/No. 12/Des/201
88
Lex Crimen Vol. VIII/No. 12/Des/2019
89